4. Tragedi

Alina Mustofa baru saja mengirim email yang diperlukan bis nya ia hendak mengambil berkas di depannya tiba-tiba telpon nya berbunyi.

"Halo." Sapa Alina Mustofa.

" Alina kakak mu masuk ke rumah sakit" Jawab orang di seberang telepon.

"Bukannya dia baik-baik saja? Kerja dan sering lembur, bu? " Tanya Alina Mustofa.

Rupanya yang menghubunginya adalah sang ibu.

"Iya. Namanya juga sakit, pulanglah. Dan lihat kesini. " Jawabnya.

"Apa yang dikatakan dokter? Sakit apa? " Tanya Alina.

"Sudah cepat datang saja kau harus melihat nya. " Dan telepon pun terputus dari seberang.

Ia meminta Alina Mustofa ke rumah sakit, mengabarkan jika Aluna sang kakak masuk ke rumah sakit. Saat ditanya penyakitnya pun tak juga ia jelaskan.

Alina mutusin nanti pas jam siang ia ke sana untuk menjenguknya. Perasaannya tidak nyaman, beberapa kali ingat sang kakak. Dia pikir itu hanya rasa kangen saja kerena sudah lama tak bertemu.

Alina memutuskan keluar rumah saat ia mengetahui sang ibu meminta ijin untuk kembali rujuk dengan suaminya dulu.

Lelaki yang dia benci dan hampir merenggut kesuciannya. Untung sewaktu itu ibunya memergokinya. Dan mengatakan sebaliknya bahwa ia lah yang menggodanya. Namun ibu tak memperdulikan alasannya.

Seketika ia diusir dari rumah, rumah yang mereka tempati peninggalan ayah Alina dan Aluna. Ayah mereka meninggal dunia karena kecelakaan. Sejak itu ibu bekerja penuh dengan mengurus minimarket peninggalan sang ayah juga butik miliknya.

Aluna juga tidak mengetahui apa yang terjadi karena ibu merahasiakannya. Sejak itu Alina mengikuti ekstra beladiri tanpa sepengetahuan ibunya Juga ia lebih banyak diam dan menyalurkan rasa benci nya pada gambar.

Alina mengikuti jalanan koridor yang diberikan oleh suster ia akhirnya tiba di rawat inap Aluna. "Bu, apa yang terjadi pada Aluna? " Tanya nya saat bertemu ibunya lagi yang duduk bersama dengan lelaki itu.

Alina sudah berbulan-bulan lamanya tak pulang semenjak sang ibu memutuskan untuk rujuk. Biasanya setiap weekend ia pulang namun sekarang ia sama sekali tidak menjenguk nya.

Belum Sarah ibunya Alina menjawab keluar lah seorang dokter lelaki yang merawat Aluna. "Maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimalnya pada pasien namun nampaknya Tuhan berkehendak lain. Kami turut berduka. " Kemudian sang dokter meninggalkan ibu yang tadi tangannya di genggam oleh dokter.

Lelaki itu pun melangkah meninggalkan kami aku terkejut dan melihat beberapa dokter keluar dari ruang khusus tersebut. Memberikan ucapan pada Sarah.

Alina terdiam menatap sang ibu yang menangis secara diam. Lelaki itu menundukkan kepalanya dan tak bereaksi. "Apa yang sebenarnya terjadi? " Tanya Alina menarik pundak Sarah. Agar wanita itu menatapnya memberikan penjelasan.

"Kakakmu mencoba untuk bunuh diri. Di kamar mes nya. Dan rekan sekamar nya menemukan nya, dia kritis dan dokter juga mengeluarkan bayinya. " Jawab Sarah terisak.

Alina terperanjat mendengar penjelasannya. Sepengetahuannya kakaknya tidak memiliki kekasih. Atau ia merahasiakan dari keluarga. "Siapakah lelaki itu yang tak bertanggungjawab jawab padanya? " Tanya Alina menatap Sarah tajam.

"Maafkan ibu. Ibu juga tidak tahu jika dia hamil. Maafkan ibu yang mengabaikan kalian. Ibu juga wanita yang juga memerlukan orang yang menjaga ku dan ibu juga kesepian. " Sarah berkata meracau membuat Alina jengah.

"Bagaimana dengan bayinya? " Tanya Alina menatap sang ibu dengan tajam.

"Bayinya masih di inkubator karena lahir prematur. " Lanjut Sarah.

"Aku akan mengurus administrasi nya dan keperluannya. Ibu ke rumah beres kan yang ada nantinya ada para pelayat yang datang. " Perintah Alina tanpa menatapnya lagi.

Alina memutuskan melihat keponakannya terlebih dahulu. Dibantu suster yang jaga melihat bayi itu begitu kecil dengan bantuan pernafasan.

Kemudian ia mengurus administrasi dan prosedur untuk membawa Aluna pulang ke rumah. "Ada apa kak? Kenapa kau tak cerita padaku mengatakan kesulitanmu? " Batin Alina.

Usai pemakaman Alina memutuskan ke mes sang kakak mengambil barang miliknya. Juga ke kantor nya. Kakaknya bekerja di instansi pemerintah, sejak kapan kakaknya tinggal di mes dia bahkan sangat manja dengan ibunya.

Segala sesuatu berkecamuk di pikiran nya memikirkan nya. Dan saat ia mengambil barang yang ada di kantor ia menemukan notebook. Berisi tentang catatannya.

"Ini seperti diary. " Alina memasukan ke dalam slim bag. Wanita itu melihat barang nya di dalam perjalanannya ke rumah dengan taksi online.

"Ibu?" Alina memanggilnya namun rumah terlihat sepi ia melangkah ragu naik ke atas. Dan sepertinya tukang kebun juga tak ada apakah dia cuti? Pikir Alina.

Alina masuk ke kamar Aluna dan menaruh box yang berisi alat-alat tulis, hiasan meja kakaknya yang di kantor di atas meja kamar nya. Ia perlahan menyisir tempat itu mencari petunjuk tentang lelaki itu.

Ia juga membuka laci di bufet dan almari pakaian. "Tidak ada petunjuknya. " Batin Alina kesal. Dia tak menyadari jika ada seseorang di belakangnya mengunci pintu dan hendak menyergap.

Set. Ayah tirinya, memeluk Alina dan melecehkan nya lagi. Alina mencoba melawannya membanting tubuh lelaki itu. Pergumulan menyerang dan bertahan terjadi. Alina mencoba menendangnya sesaat setelah ia membanting lelaki itu. Bug. Badannya membentur di lantai. Bug. Tendangan itu dia tahan sambil menarik kaki Alina. Brak. Alina bertahan berpegangan pada meja rias namun sia-sia. Dan terjatuh karena diseret nya. Ia mencoba menendangnya namun tak bisa.

Ketakutan dari sisa traumanya menyergap menghilangkan ingatan nya. Lelaki itu berhasil menguncinya dan merobek bajunya. Dan meninggalkan jejaknya di dadanya.

Alina mencari celah tetap meronta dan melawannya. Bug ia berhasil menendangnya tepat di selakangan nya. Alina bangkit dan berlari ke pintu.

Ayah tirinya mengejar nya menarik rambut panjangnya. Ia dicekal dengan sekuat tenaga. Membuat Alina oleng hampir jatuh ia melihat vas di samping nya secepat kilat ia sambar dan bruk.

Menghempaskan ke kepalanya dan ditambah dengan tendangannya berulang kali. Alina tak puas wajahnya juga kena sasaran kakinya. "Akh... Tuan. " Suara asing tak dikenalnya memekik dari arah dapur berdiri wanita muda seusianya menjatuhkan nampan berisi gelas minuman.

Alina langsung kabur detik berikutnya sedang wanita itu menghampiri ayah tirinya. Alina berlari sekuat tenaga menghadang taxi yang lewat. "Jalan Asia cepat pak. " Titahnya gugup.

Lelaki itu melirik nya sepintas karena rambut panjang acak-acak, noda darah di baju yang robek kanan kiri. "Nona baik-baik saja? " Tanyanya ragu sesaat. "Iya, cepat pak. " Ucap nya gusar.

Ia menuju apartemen sang bos yakni Samuel, hanya dia yang dipikirkan nya. Ia tak memiliki tempat, teman untuk curhatan. Atau sekedar hangout.

Suatu bel memekakkan telinga mengganggu aktivitas panas Reynold yang sedang menuju puncak. Sedikit lagi ia akan mendapatkan pelepasannya.

Saat akan menghentikan nya sang wanita mencengkram pantatnya dan menekankan e atas. "Akh.. Tanggung beib.. Akhh.. " Si wanita tak terima ditinggalkan.

Lelaki itu bergerak beberapa kali dengan kasar.. "Akh.. " Ia melepaskan dan melemparkan benih nya ditubuh wanita yang terkulai lemas.

Ia pun keluar setelah mengenakan bathrob menghampiri pintu. Klik. Matanya memicing menatap Alina yang dalam keadaan mengenaskan. "Samuel? " Tanyanya lirih.

"Dia sedang pergi dengan temannya. Masuklah kau berantakan banget. " Kata Reynold memerintah. Ragu Alina masuk dengan curiga dan waspada. Terlebih lelaki itu setengah naked.

"Aku dengan teman kencan ku. " Kata Reynold menjelaskannya. Dia tahu wanita itu waspada padanya karena serangan nya beberapa waktu lalu.

"Duduk! " Reynold menyuruh duduk menunjukan ke arah pantry dan memberikan air putih. Alina meneguk sebotol mineral hingga tandas. Ia setengah melamun cemas lelaki itu mati dan ada saksi.

"Aku membunuh nya. Aku bisa di penjara. Dimana Samuel? Seharusnya ia membantu aku, aku sudah sering menjaganya dari kesulitan dalam mengatasi perempuan nya. " Gumamnya.

Yang jelas dapat didengar Reynold, senyuman miring tercetak diwajahnya yang tampan. "Tenang. Cerita ke aku aku akan membantu mu! " Lelaki itu duduk di depannya menggenggam tangannya kuat.

Alina menatap mata biru itu dengan tajam. "Apa yang kau inginkan? " Tanya nya langsung ke inti. "Rupanya kau mengerti tentang itu. Dirimu, aku ingin kamu! " Jawab nya tegas.

"Rupanya nasibku tragis keluar dari kandang buaya masuk ke kandang harimau. " Ucap Alina melengos kesal. Reynold tersenyum karena tebakan nya benar wanita itu sedang dalam masalah.

"Fine. Aku habis menghajarnya, ayah tiriku. Ia mencoba memperkosa ku lagi. Sayang kali ini ia soal karena aku memukul nya hingga berdarah-darah. "

"Sialnya ada CCTV-nya dan saksi. " Jelas Alina menatap Reynold dengan amarahnya.

"Baik. Serahkan pada ku. Pergilah ke kamar ujung aku akan memberimu baju ganti. Tenang kan dirimu. Aku akan mengurusnya. " Reynold memerintah dengan tenang.

Lelaki itu begitu tenang dan dominannya sangat terlihat jelas. Bahkan setelah penyerangan itu ia terlihat biasa aja seolah mereka tidak terlibat insiden.

Alina mengunci kamar begitu masuk sudah kebiasaannya dan langsung ke kamar mandi di bawah shower ia menangis sesegukan dan marah akan keteledoran nya berujung pidana.

Lelaki itu pasti akan memanipulasi lagi dan menyalahkan diri nya sama seperti dulu. Kini semuanya tinggal ibunya apakah dia akan membela sang suami atau anak.

"Aluna maafkan aku membuat kacau semuanya. Seharusnya aku mencari bukti tentang sebab musabab kau bunuh diri. "

"Kenapa sih ibu tak mencari pelakunya yang membuat kakak seperti ini. " Batinnya.

Aluna keluar dari kamar mandi mengenakan bathrob putih nampak kebesaran di tubuhnya yang mungil. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia pun tiduran di ranjangnya.

Sementara itu Reynold menghubungi pengacaranya dan konsultasi tentang masalah itu. Dan pengacaranya menyarankan untuk lapor ke pihak yang berwenang. Sebagai itikad baik tidak kabur dari tindakan kriminal. Maka saja pengacaranya bertindak sebagai pembela dan membawa polisi sebagai mencatatkan pernyataan pembelaan nya.

Reynold juga menyuruh asisten nya membeli pakaian untuk Alina agar wanita itu tidak terlihat menyedihkan seperti awal datang ke apartemen.

Ia juga memesan makanan ringan dan makan malam untuk mereka. "Pergilah aku ada urusan mendadak! " Usir nya pada wanita bayaran nya tadi.

Reynold banyak dikelilingi wanita namun ia hanya bermain dengan wanita bayaran yang bersih. Tidak seperti adiknya yang berkencan dengan siapa saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!