Brug. Alina Mustofa menahan seseorang wanita berpakaian seksi hendak masuk ke ruangan bos nya. Dengan mendorongnya pelan. Alina sudah menguasai ilmu beal diri tidak dapat dikalahkan para wanita itu.
"Maafkan saya, Anda tak dapat masuk tanpa konfirmasi atau janji temu. Mohon tinggalkan tempat ini atau saya paksa Anda keluar? " Alina Mustofa menatap wanita cantik sexy dihadapan nya.
Ekspresi muka datar dan tak ada ramah tamah ataupun sekedar kata-kata basa basi. Wajahnya sinis meremehkan. "Tahu apa kau, hanya sekretaris belagu! "
Wanita itu hendak menerobos namun di cekal dengan sekali sentakan. "Akh.. Sakit. " Teriaknya. "Aku peringatkan tadi apa tidak dengar? " Bisik Alina.
"Ok.. " wanita itu berhenti dan balik badan namun itu hanya ke cogan belaka, wanita itu berbalik hendak menerus aksinya menerobos. Bruq. Alina dengan santainya menarik dan menghempaskan nya sekali gerak.
"Auw.. Kau! ' Wanita itu mendelik marah. " Mau kasar atau halus? " Lagi ekspresi muka datar nya terlihat jelas dengan kalimat dingin.
"Fine." Ia bangkit dengan tersungut-sungut karena emosi.
"Apa dia kerja rangkap? Sekretaris plus bodyguard? " Omel nya berlalu. Alina Mustofa mendial phone interkom. "Pastikan jika tamu memiliki janji yang ada di daftar yang boleh naik."
"Jika tidak, bersiap lah untuk keluar dari perusahaan tanpa saku pesangon." Kata Alina Mustofa memperingatkan orang yang berjaga di lantai resepsionis di lantai dasar.
Kedua wanita itu saling memandang dengan pucat. Karena mereka sudah hafal siapa yang menghubungi mereka. Sengaja mengangkat dengan mode speaker aktif.
"Alina, bawakan kopi. " Suara dari interkom terdengar saat Alina Mustofa mengetik laporan di laptopnya. "Segera Pak. " Jawabnya ia pun berdiri dan berjalan ke pantry.
Tak lama ia masuk ke ruang si bos. Tok. Tok. " Masuk! " Alina Mustofa melangkah dengan secangkir kopi hitam pesanan bos.
" Terimakasih. " Ucap Samuel setelah menerima kopinya setelah menyesapnya beberapa kali.
"Ada yang lainnya Pak? " Tanya Alina. "Ada apa ribut di depan tadi? " Tanya Samuel. "Salah satu kekasih Anda datang. Tanpa appointment. " Jawab Alina.
"Bagus.Terima kasih. Kau boleh kembali. Nanti malam temani aku ke perjamuan. Kau mengerti tugasmu. " Lanjut Samuel sambil mengambil berkas di depan nya.
"Baik Pak. " Alina Mustofa mengangguk pelan dan balik badan.
Huff. Samuel menarik nafas setelah pintu besar itu tertutup. Ia bersandar di kursinya. "Sekretaris ku cantik namun wajahnya begitu datar dan bicara juga irit. "
"Seperti ibu suri saja. Pantas saja ayah mempercayai nya. " Samuel pun melanjutkan pekerjaannya.
"Paling tidak aku sedikit terbantu mengatur para wanita-wanita yang menjengkelkan. Tapi aku suka jika mereka mendesah saja. " Batin Samuel terkekeh kecil.
"Alina pertemuan dengan pak Han jam makan siang kan? Kita berangkat sekarang saja. Lagipula aku sudah lapar. " Samuel sudah berdiri di depan gadis cantik itu.
"Baik Pak. " Alina langsung meng-klik save dan mematikan komputer nya. Ia mengambil tas juga berkasnya.
"Ish. Ekspresi muka apa itu? Senyuman ramah tidak, seperti robot saja. Dia beneran cewek ga sih? " Batin Samuel.
Lelaki itu memperhatikan setiap pergerakan Alina Mustofa yang tenang tak ada grogi atau kikuk di depan bos nya. Samuel pun mengalihkan pandangan bergegas berjalan ke lift. Takutnya kepergok Alina karena memperhatikan setiap geriknya.
Alina mengambil langkah di samping Samuel sedikit di belakangnya. Wanita itu lempeng saja mengikutinya. Samuel melirik sepintas saat mereka dalam mobilnya, lelaki itu yang menyetir sendiri.
"Sudah berapa lama kamu kerja di sini. " Akhirnya lelaki itu menyerah, karena keinginan tahunya.
"Lima tahun. " Singkat padat jelas, batinnya kesal. Sekretaris ini benar-benar irit bicara dan tak pernah melirik menggodanya.
Benar seorang yang profesional dalam pekerjaannya. Ayahnya begitu puas dengan kinerjanya. Sering memuji jika mereka bersama dalam satu kali kesempatan.
Sekarang ia mengakuinya jelas, bagaimana dia menertibkan para wanita nya itu. Tegas datar dan seperti ibu suri yang berkuasa.
"Kau memiliki kekasih? Atau sedang pedekate mungkin? " Tanya Samuel penasaran.
"Tidak ada. " Jawab Alina.
"Tak satu pun? " Ulang Samuel.
"Tak satupun. " Lagi nada dingin terdapat setiap jawabannya.
"Sulit untuk dipercaya? Wanita secantik ini? " Batin Samuel.
Mereka sampai pada restoran tempat janjinya dengan client. Dan Samuel memesan desert dahulu untuk mengganjal perut nya, sedangkan Alina hanya segelas coklat panas.
"Apa kau diet? Takut gemuk? " Goda Samuel saat memakan makanan nya.
"Tidak. Saya hanya malas saja dengan makanan pendamping. Saya ingin hidup sehat tanpa penyakit. " Jawaban dengan nada yang sama.
"Terserah lah. " Samuel mulai kesal karena sang sekretaris tak ada manis-manis nya saat di dekatnya.
Kebanyakan wanita dekat dengan nya selalu menempel dan merayu setiap kali ada kesempatan. Dan berakhir di ranjang dengan imbalan belanja sebagai kompensasi nya.
Mereka kebanyakan merengek minta pertemuan lagi dan lagi. Sekarang ini ia sudah hampir tiga bulan bersama Meisya. Model majalah dewasa ternama.
"Baby... Kau disini? " Sebuah suara manja dan langsung duduk di sisi Samuel.
"Kita terakhir bertemu beberapa bulan lalu. Kau janji akan telpon. Mengapa tak kau hubungi aku? " Rajuknya manja.
Wanita berambut nude dengan sedikit curly dengan pakaiannya sexy dengan high heels tinggi. " Maaf, aku sedikit sibuk akhir-akhir ini sweetie. " Jawab Samuel acuh.
Tubuh mereka berdekatan bahkan wanita itu sengaja menempelkan paha ke paha Samuel. Alina melirik nya sepintas. "Apa dia tak malu di kalangan publik seperti ini? " Batin Alina.
Ia melihat jam tangan nya dan kurang lima menit lagi client akan tiba. Ia memutuskan untuk berdiri.
"Maaf, nona. Bisakah Anda meninggalkan kita. Kami ada pertemuan penting. " Ucap nya sopan.
"Kau siapa? Mengganggu orang saja! Apa kau tak mengerti kami butuh privasi. " Jawabnya jutek.
"Nona saya mohon maaf, namun saya mohon tolong jangan paksa saya. " Ucap Alina Mustofa menatap wanita itu.
"Pergilah! " Sembur wanita itu tak kalah lantang. Alina langsung menarik nya sekali sentak.
"Jangan bikin keributan jika kau tak mau celaka! Pergilah dengan tenang atau kau yang akan malu sendiri! " Bisik Alina dengan menekan tangan wanita itu.
Sehingga ia meringis menahan sakitnya karena dipelintir. "Ok aku akan pergi. " Sahut nya. "Gadis pintar. Menjauh lah! Jika kau mau kau bisa kontak dia. Atau menemukan lainnya di klub malam. " Bisik Alina Mustofa.
"Selamat datang tuan Han. Maafkan merepotkan mu untuk datang kemari. " Seru Alina Mustofa dengan senyuman tipis dan hormat.
Lelaki bernama Han melirik Alina Mustofa dan wanita itu dengan sedikit memicing mata. "Hanya kenalan sedang menyapa Hai. Ia akan pergi ya kan? " Kata Alina Mustofa.
Samuel menahan tawa nya karena lagi Alina Mustofa berperan sebagai bodyguard nya lagi. Wanita itu hanya tersenyum dan meninggalkan mereka di tempat tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments