My Husband Is A Ketos

My Husband Is A Ketos

Pertemuan

Waktu telah menunjukan pukul 07.30 WIB, tapi Emely masih setia berada di alam mimpinya.

Sedangkan Syela a.k.a Bunda Emely pun mendengus kesal saat melihat anak gadisnya masih bergelung di dalam selimut.

Berulang kali Syela mencoba membangunkan anaknya itu, tapi semua sia-sia, karena Emely sama sekali tidak terganggu dengan suara bahkan pukulan yang diberikan oleh sang Bunda. Hingga kesabarannya habis Syela pun pergi lalu kembali dengan membawa gayung yang penuh dengan air.

"Dasar kebo udah dibangunin dari tadi gak bangun-bangun,giliran telat ke sekolah aja nyalahin gue!" omel Syela yang sebal dengan sikap anaknya itu.

Syela yang memang Ibu gaul dan terbiasa menggunakan kata 'lo-gue' saat berbicara kepada anaknya meski sudah dilarang oleh Dante sang suami, tapi Syela tetap saja melanggarnya.

Syela yang memang sudah niat untuk menyiram anaknya pun langsung menumpahkan seluruh air yang ia bawa ke wajah Emely.

Byurrr

"Bundaaa ... atapnya bocor!!" teriak Emely sambil meloncat kalang kabut dengan mata yang terpejam hingga tak sengaja ia tersandung oleh kakinya sendiri dan membuat dirinya jatuh tersungkur.

Syela yang melihat anaknya jatuh pun hanya terkikik geli lalu pergi meninggalkan anaknya yang mengaduh kesakitan.

"Aww!" ringis Emely saat merasakan kakinya sakit dan sepertinya terkilir.

'Sial bener, sih, gue! Udah badan basah kuyup pake kaki keseleo pula.' Ucap Emely dalam hati.

Emely pun berjalan tertatih ke arah kamar mandi, tapi pandangannya tak sengaja melihat jam yang menunjukan pukul 07.45 WIB dan itu sukses membuatnya teriak histeris.

"Bundaaaa! kenapa gak bangunin Emely sih jadi telat kan!" teriak Emely yang dibalas juga dengan teriakan yang tak kalah menggelegar oleh Syela.

"Udaaahhh tapi kamunya aja yang kebo!" teriak Syela sambil terkikik geli.

Emely yang mendengar itu pun mendengus kesal, ia tidak buru-buru untuk berangkat sekolah, karena menurutnya itu percuma karna ia akan tetap dihukum karna sudah terlambat.

Tiba di gerbang belakang sekolah Emely pun memanjatnya dengan dengan hati-hati, karena kakinya yang masih terkilir ditambah dengan rok yang ia pakai itu cukup mempersulit upayanya untuk memasuki sekolah.

"Hey siapa itu?" teriak pria yang tak jauh dari tempat Emely memanjat.

Emely yang kaget mendengar teriakan seseorang pun akhirnya tergelincir lalu jatuh tepat di atas pria yang tak ia kenal.

Brukk

"Lah kok ga sakit sih?" heran Emely saat tak merasakan sakit sedikit pun di anggota tubuhnya.

Sedangkan pria yang dibawahnya pun merutuk kesal atas kebodohan gadis di atasnya itu.

"Minggir dari tubuh gue!!" ucap ketus pria itu yang tak lain adalah Nathan sang ketua osis di SMA Andershon.

Emely yang masih tak sadar bahwa dirinya berada di atas seseorang pun tiduran dengan santainya hingga ia mendengar suara besar pria tepat di bawahnya yang membuatnya membulatkan mata.

Emely pun mencoba berdiri tetapi kesialannya tak sampai disitu.

Dengan tak sengajanya Emely minginjak kaki Nathan dan jatuh terduduk tepat di atas perut Nathan.

"Akhh!!" teriak Nathan saat kakinya terinjak dan tubuh Emely yang terduduk di perut Nathan pun sontak membuat sang empunya teriak kesakitan untuk kedua kalinya.

Emely yang sadar akan posisinya pun membulatkan matanya lebar hingga suara bentakan membuatnya kembali sadar.

"MINGGIR DARI TUBUH GUE!!" bentak Nathan dengan rahang yang mengeras serta wajahnya yang memerah menahan amarahnya yang siap meletus kapan saja.

Emely pun langsung menyingkir dari tubuh Nathan, lalu ia pun membalik kan tubuhnya untuk melihat siapa yang telah membentaknya.

Emely pun menaikan alisnya bingung melihat pria dihadapannya, ia merasa bahwa selama 2 tahun bersekolah ia tak pernah melihatnya atau bahkan bertemu dengannya pun tidak sama sekali, lantas siapa pria dihadapannya itu?

Nathan yang sudah bangun pun langsung menatap tajam gadis dihadapannya itu, tapi tatapannya tak bertahan lama setelah melihat wajah gadis yang ingin ia marahi itu begitu cantik bahkan tanpa polesan make up sedikit pun.

'cantik,' gumam Nathan didalam hati.

Menyadari apa yang ada dipikirannya Nathan pun menggelengkan kepalanya, lalu menatap lagi gadis dihadapannya dengan tatapan menghunus, tetapi tak membuat Emely ketakutan ia malah merasa terhibur saat melihat wajah merah Nathan yang sedang menahan amarah, bahkan Emely tak segan segan untuk tertawa keras saat melihat wajah pria yang tak dikenalnya itu.

"Hahahaha ... wajah lo kayak cabe tau gak? Apa jangan-jangan lo temennya cabe-cabean ya ... hahahaha," tawa Emely masih berlanjut dan membuat Nathan mengeram kesal.

"DIAM!!" bentak Nathan yang habis kesabarannya saat melihat tawa Emely yang tak kunjung berhenti.

Emely yang kaget mendengar bentakan Nathan pun tersedak air liurnya sendiri dan membuat Nathan yang selama ini tak pernah tertawa dapat tertawa dengan lepasnya untuk pertama kali.

"Hahah ... uhuk uhuk" tawa Emely tergantikan oleh batuknya yang cukup menyakitkan hingga membuatnya meneteskan air mata.

Sedangkan Nathan masih setia menertawai kesialan gadis dihadapannya itu.

"Hahahaha," tawa Nathan yang membuat wajahnya berkali kali lipat lebih tampan dari sebelumnya.

Menyadari akan sikapnya Nathan pun meredekan tawanya lalu berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.

Batuk Emely seketika berhenti saat melihat tawa pria dihadapannya itu yang membuatnya terpaku. Sampai deheman Nathan membuatnya sadar, lalu mengerjapkan matanya lucu.

"Kenapa terlambat?" tanya Nathan dengan wajah datarnya.

"Bangun kesiangan," jawab Emely dengan santai.

"Ngapain manjat gerbang?" tanya Nathan lagi kepada Emely.

"Biar bisa masuk sekolah," ucap Emely yang masih setia dengan nada santainya.

"Kalo mau masuk sekolah ya jangan terlambat!" ucap Nathan dengan nada yang meninggi.

"Lo ngerti bahasa manusia gak sih? Gue kan udah bilang, gue bangun kesiangan jadi terlambat!" kesal Emely mendengar bentakan pria yang tak dikenalinya.

"Karena lo ngelakuin pelanggaran jadi lo harus dihukum untuk itu," ucap Nathan dengan senyum miringnya yang membuat Emely yang melihatnya pun bergidik ngeri.

"Lo ikut gue." Ucap Nathan lalu pergi mendahului Emely.

Emely pun mengikuti Nathan dengan kaki terpincang pincang.

"Pelan dong kalo jalan kaki gue sakit nih!!" teriak Emely yang ketinggalan jauh oleh Nathan.

Sedangkan Nathan yang dipanggil pun tetap melanjutkan langkahnya dan mengabaikan teriakan gadis di belakangnya.

Emely yang melihat Nathan tetap berjalan pun mendengus kesal.

'Bakal gue bales lo besok,' batin Emely dengan senyum miringnya (smirk).

___________________________________

Sorry ya kalo gaje ceritanya.

Maklumi aja masih pemula soalnya hehe:D

Jangan lupa tinggalin jejak dengan cara like and comment ya guys:^

Klik jempol jangan lupa😉

Jempol !!

Jempol !!

Jempol !!

Jempol !!

Salam sayang,

 

😍

 

Author Cans:^

Terpopuler

Comments

Ayura

Ayura

mampir kak

2021-03-29

1

Psyche Poli

Psyche Poli

mampir

2020-07-28

2

Agathaa ⟭⟬⟬⟭ ⁷

Agathaa ⟭⟬⟬⟭ ⁷

wah suka kak

2020-04-13

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!