Bel pulang sekolah telah berbunyi. Para murid pun berhamburan keluar untuk pulang ke rumahnya masing-masing tak kercuali Emely cs dan Nathan cs.
''Keadaan lo gimana?'' tanya Ulfa dengan menenteng tas milik Emely yang telah sobek.
''Agak lemes aja, sih. Gue capek banget, asli. Gara-gara sambelnya Ayah nih.'' Keluh Emely dengan tangan yang mengelus perutnya karena masih terasa sedikit panas.
Ponsel Emely berdering di dalam tasnya menandakan ada seseorang yang menelponnya.
''Halo Bunda,''
''......''
''Hah? Ihh kok gitu sih, Bun. Aku pulang sama siapa dong?''
''......''
''Ckk!! Iya, iya.''
''......''
''Yaudah, miss you.''
Wajah Emely berubah lesu,'' Fa, lo pulang bareng Wahyu nggk?''
''Iya, udah janjian ini gue. Makanya gue ke sini mau liat keadaan lo bentar,''
''Bunda lo kemana, Em?'' tanya Intan.
''Bunda gue ada urusan jadi nggk bisa jemput gue,'' ucap Emely.
''Pesen ojol aja, gue yang bayarin deh.'' Mendengar perkataan Ulfa, Emely mengembangkan senyumnya.
''Lah, si kambing. Hiliran dibayarin aja senyam senyum.'' Intan menggelengkan kepalanya herman eh heran maksudnya.
Mereka bertiga pun berjalan beriringan dengan Emely yang berjalan sedikit pincang karena kakinya yang masih sedikit sakit. Tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Nathan cs yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah.
''Hai Emely!'' sapa Dion dengan senyuman mautnya.
''Cielah, Emely doang yang disapa. Kita nggk ya, Tan,'' Ulfa cengengesan sendiri memandang wajah datar Nathan. Ya, Ulfa sepertinya sudah mempunyai insting bahwa si pria galak itu tertarik dengan sahabatnya.
Dion menggaruk tengkuknya karena merasa canggung dengan pertanyaan Ulfa yang tanpa sengaja memojokkan dirinya.
''Lo berdua pendek jadi kagak keliatan,'' ucap Edward dengan tangan yang masuk ke dalam saku celananya.
Berbanding dengan Nathan yang sedang menyender ditembok sembari memainkan game di ponselnya.
''Kampret lo, Ed! Gue ini masih masa pertumbuhan ya jadi lo tenang aja, suatu saat gue tinggi bahkan lebih tinggi dari lo.'' Dengan sengaja Ulfa mengibaskan rambutnya hingga tak sengaja mengenai wajah Intan.
''Bwuahh--rambut lo bau apek ****.'' Perkataan Intan membuat semuanya tertawa, kecuali Nathan. Pria itu hanya sibuk memandang ponselnya saja.
''Hidung lo bermasalah kali, gue udah keramas kok kemarin pake downi malah, biar wangi empat puluh delapan jam.'' Ucap Ulfa dengan senyum pepsodent.
''**** dipelihara!''
''Kebanyakan makan micin ya gitu.''
''Bukan temen gue asli.''
Intan hanya geleng-geleng mendengar perkataan teman-temannya itu, lalu ia pun melenggang pergi tanpa mendengarkan panggilan dari Ulfa dan juga Edward ... tunggu Edward ?
Intan berhenti lalu membalikkan tubuhnya,
Brukk...
''Bwuahahahahaha ... '' Dion dan Emely tertawa keras saat melihat Ulfa yang menindih tubuh mungil Intan.
''Ulfaaaaaaa!! BURUAN BANGUN!! LO BERAT KAMBIINNGGG!!''
''Sabar monyet,'' Ulfa bangun dari atas tubuh Intan, namun kakinya tak sengaja menginjak kaki kanan Intan membuat dirinya terpeleset lalu jatuh tepat di atas tubuh Intan.
''Aakhh!!'' suara keras nan menggelegar itu membuat semua orang yang ada di sana reflek menutup kedua telinganya, terkecuali Edward. Pria itu berlari lalu menarik tubuh Ulfa dari atas tubuh Intan dengan sedikit kasar.
''Awss, kalem ogep tangan gue sakit nih." Ulfa mengelus tangannya yang sedikit memerah sambil menggerutu kesal.
Edward menghiraukan perkataan Ulfa. "Ayo bangun gue bantuin.''
''Awsss," Intan meringis merasakan kakinya yang terasa linu dan sedikit perih.
Edward memandang kaki Intan yang terbalut kaos kaki putih dan juga sepatu berwarna hitam.
Edward menggendong tubuh Intan ala bridal style membuat beberapa murid terpekik kaget.
''Gue sama Intan duluaannn!!''
Ulfa dan Emely tersenyum melihat sahabatnya itu sekarang mempunyai pangeran, pangeran yang akan menjaga dan mencintainya dengan setulus hati.
''Faaa!!'' teriakan seorang pria dari depan gerbang sekolah.
''Eh, si Wahyu udah nungguin tuh. Gue duluan ya, guys.'' Ulfa langsung berlari ke arah Wahyu.
''Woee cebongg! Ojol gue gimanaa ?!'' Tdlat teriakan Emely tak akan terdengar karena motor yang dikendarai Ulfa telah melaju dengan kencang.
''Kampret emang. Berasa jones dah gue kalo gini.'' Dengus Emely.
''Lo bareng gue aja Em, gue bawa mobil kok.'' Tawar Dion.
''Dia bareng sama gue.'' Tanpa menunggu persetujuan Emely, Nathan langsung menarik tangannya menuju mobil BMW berwarna silver.
''Oee kaparat!! Lepasin tangan guee!!''
''Berisik.''
''Huh dasar cowok tembok, ngeselin, galak--'' ucapan Emely terpotong karena tiba -tiba Nathan membalikkan tubuhnya membuat Emely menabrak dadanya.
''Wadaaww!!''
''Lo bisa gak sih, gak usah teriak di depan gue?'' tanya Nathan dengan wajah yang terlihat geram.
''Gak bisa. Kenapa? Kalo gak suka ya, jangan deket gue lah, simplekan.'' Emely mendongak menatap mata Nathan dengan garang.
''Masuk!''
Emely membanting pintu mobil dengan kasar membuat suara debuman keras.
Nathan mendelik kesal menatap tajam ke arah Emely.
''Apa? Mau marah, iya?'' Emely menatap wajah Nathan dengan nyalang.
Nathan menghelas nafas kasar, 'dasar bar-bar.'
Mobil silver itu pun melaju dengan kecepatan standar, membelah jalanan ibu kota yang ramai dengan kendaraan beroda empat lainnya.
Emely menyenderkan tubuhnya lelah, tubuhnya masih sedikit lemas karena mengeluarkan banyak cairan. Hingga tanpa sadar matanya perlahan mulai menutup.
______________________________________
Huaahhh!!
Capek asli😖
Rasanya pingin crazy up gitu, tapi kayaknya otak g kuat😅
Tugas onlinenya beuuhhhh numpuk sebukit banyaknya..
KITA DOAIN YA SEMOGA BUMI INI KEMBALI SEHAT SEPERTI SEDIA KALA..
SEMOGA YANG TERJANGKIT VIRUS LEKAS SEMBUH..AAMIIN.
DAN UNTUK KALIAN HARAP JAGA KESEHATAN YA..
BYEE BYEE..
SEE YOU NEXT EPS😘
Jangan lupa jempolnya!
Tap!
Tap!
Tap!
Salam rindu,
😘
Author cans:^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
safira
lagi
2020-09-15
0
L.M🦢
semangat Thoor
2020-08-14
0
Zes
lanjut baca
di tunggu kedatangan nya di cerita aku
2020-07-06
1