EGA (Stay With Me)
Menikah dengan orang dicintai dan dikagumi pasti impian semua setiap wanita, begitu juga dengan Ega, bisa hidup bahagia dan harmonis. Nyatanya Ega harus mengalami hidup berumah tangga di usia yang masih terbilang muda, pastinya tidaklah mudah untuk menjalaninya. Terjebak dengan cintanya sendiri meski sangat menyakitkan dia berusaha bertahan demi pernikahannya.
Kenapa giliran aku yang jatuh cinta harus mengalami cinta tanpa balasan?
Apakah karma masa lalu saat ini sedang berperan didalam hidupku! Baiklah akan ku ubah alur ceritaku sendiri?
"FIRMANTARA TAMA, KUPASTIKAN KAMU AKAN MENJADI TAKDIRKU"
"Apakah cinta menyakitkan ini?" _ Ega
Sial! Kenapa harus dijodohkan sih! ini jaman modern bukan jaman Datuk Maringgih. Etdah!… nikah sama bocah lagi? Nongkrong? Boro-boro yang ada ngurusin istri.
"Hemmm-. Btw Ega cantik juga ya? comel lagi"
"Diam tidak perlu diperjelaskan secara rinci." _Tama
......................
"Tam." Kegugupan terlihat jelas diwajahnya, perlahan Ega melangkah kearah Tama.
"Iya" Balasnya dingin dengan lirikan.
"Tam, apakah kamu tidak bahagia dengan pernikahan ini? Aku tahu, kita menikah karena perjodohan orang tua kita, dan bahkan sudah 6 bulan setelah kita menikah hingga sampai saat ini, kamu tidak pernah sama sekali menganggap aku sebagai isterimu. Kamu lebih memilih menghabiskan waktu di luar sana nongkrong bersama gang motor itu." Lirih gadis berlesung pipit itu. Aku sudah siap menerima konskuensi dari perkataanku.
Ega tidak bisakah bersabar! lihat kondisinya saat ini dia butuh kamu?
Maaf Tuhan! Aku lemah. Aku butuh diri-Mu menopang diriku yang hampir saja jatuh ke bumi.
"Apa jika tak suka pergi saja dari rumah ini"
"PAHAM!"
Plakk!
Sebuah pukulan keras diatas meja begitu jelas terekam ditelinga Ega. Tama perlahan menetralkan emosi yang kini mulai menggebu.
"Berapa kali harus gua bilang ha! Gua... terpaksa menerima lo! Lo tuh ya! sadar-diri-selama ini, gua pernah bahagia dengan pernikahan ini. Tidakan! Lo hanya membawa sial dalam hidup gua dan beban, sehingga gua tidak bisa bebas. Satu lagi!" Diam sejanak dengan tatapan yang begitu tajam kearah istrinya.
"Jangan coba-coba bawa teman gang motor gua lagi ingat itu!" Membentak Ega dengan keras sebelum berlalu.
Dorrt...
Suara bantingan daun pintu yang cukup keras sehingga membuat hati Ega terasa lebih sakit dan sesak, perlakuan Tama selama ini tidak pernah lembut dan baik kepadannya. Suara motor di luar sana terdengar begitu jelas ditelinga Ega sebelum Tama benar-benar berlalu.
...............
Jam dinding menunjukkan pukul 22.40 WIB. Rasa kesepian dan sunyi. Rumah yang cukup besar ini hanya ditinggali oleh mereka berdua tanpa ART (Asisten Rumah Tangga) ataupun Satpam. Karena rumah ini baru beberapa bulan ditempati oleh mereka, sehingga Ega memilih tinggal berdua tanpa ART dan Satpam. Hanya karena ingin melayani suaminya dengan sepenuh hati. Tapi, semua itu hanya impian belaka, tanpa kasih sayang apalah gunanya berumah tangga.
"Hiksss hikss" Tangis Ega pecah seketika yang dari tadi dibendung dihadapan Tama. Ega meluapkan semua rasa sakitnya sambil memeluk bantal kesayangannya.
"Maa...! Aku butuh Mama" Lirihnya. Baru saja hendak menekan nomor yang tertera di layar ponsel, terhenti. Ega tersadar kalau posisinya saat ini sudah menikah dia bukan lagi anak manja Mama dan Papanya. Uhh! Begini amat nasibku. Entah dosa apa sudah aku perbuat di masa lalu.
Akhirnya perempuan ini tertidur dengan wajah sembab. Notif di ponsel membuatnya sontak tersadar sambil mengusap mata yang sudah memerah. Jam dinding dikamar sudah menunjukkan pukul 23.45 WIB. Tapi belum ada tanda-tanda kedatangan Tama. Ega menuruni tangga menuju ruang tamu, duduk di sofa sambil menyalahkan tv agar tidak bosan menunggu kepulangan suaminya.
Kini Jam 01.00 WIB, akhirnya Ega tidak bisa menahan kantuknya, pada akhirnya dia pun tertidur dengan posisi kaki ditekuk diatas sofa. Baru beberapa menit yang lalu setelah Ega tertidur, Tama pun sudah pulang kerumah.
Ceklek, suara pintu terbuka, Tama membuka perlahan pintu agar Ega tidak terganggu. Dia melihat sosok perempuan tertidur pulas sambil memeluk erat bantal di tangannya. Dia mendapati Ega yang lagi tertidur pulas dengan mata sedikit sembab.
"Maaf Ga, bukan niat gua membuat lo seperti ini, karena ego membuat lo menderita?" Membawa Ega dengan kedua belah tangan di depan dada menuju ke kamar.
"Entah kenapa gua begitu kasar kepada lo, meski gua tahu lo tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini, apa yang terjadi sehingga setetes ingatan akan tentang dia pun hilang." Lagi-lagi ego mengalahkan perasaan. Shit! Bodoh sekali kamu Tama. Dia sosok perempuan idaman dan beruntung sekali memilikinya.
Tama membaringkan Ega dengan hati-hati takut membangunkan dari tidurnya "Selamat tidur Ega" Sambil mengecup kening Ega. Dia menyusul tidur di sebelahnya, kini egonya tidaklah penting dia pun perlahan melingkarkan tangannya di pinggang Ega, dan memberi kehangatan kepada istri kecilnya itu.
Sekali lagi dia berbisik di telinga Ega."Terima kasih sudah bertahan sampai sekarang" Ucapannya sebelum menyusul Ega di dalam mimpi.
..................
Setahun sebelum pernikahan Ega dengan Tama.
"Terjebak cinta segitiga membuatku hilang kendali hingga aku terjatuh terhampas"
-Ega
"Egaaa!" Teriak seseorang gadis cantik yang sangat ku hapal suaranya.
Seketika menoleh, terlihat sosok gadis yang sudah perlahan mendekat kearahku "Apa Nat?"
"Itu, si Fikri. nyari noh! Katanya kapan lo respon permintaan dia. Heran deh! Dia itu kamu pelet apaan sih! Sampai bucin akut bertingkat-tingkat" Tertawa keras dengan mata mulai berkaca-kaca.
Menutup cepat mulutnya. "Husssshhh… apaan sihh! ehhh ingat tidak ada namanya pelet-pelet tidak boleh. Nanti kena azab" Melototi Finattalia.
"Ehhh. Nat! Ada solusi nggak nih? Aku tu capek! di kejar mulu sama dia. Nggak di kelas, nggak di jalan"
Sekajap, jentikan tangan berbunyi menandakan ia sudah dapat ide. "Ahaaaa! Aku tau, gini aja? beri aja syarat. Misal gini harus pintar ngaji, rajin sholat gitu!" Kedipan mata dari Finattalia, benar-benar ide cermelang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments