Kesempatan
Persahabatan adalah hal yang menarik bagi semua orang, setidaknya mereka memiliki satu saja seorag sahabat untuk hanya sekedar menjadi teman bercerita atau teman bermain. Sama halnya seperti Chaca dan Gina. Mereka adalah sepasang sahabat sejak masa SMA dan dimana ada Chaca disitu pasti ada Gina dan tak hanya itu saja. Mereka berdua juga mampu berprestasi dibidang mereka masing masing hingga mereka dijuluki best friend couple. Hingga akhirnya mereka harus berpisah untuk melanjutkan studi mereka. Chaca ke Amerika dan Gina ke London.
Meskipun Chaca adalah anak orang kaya namun ia jarang sekali kembali ke Indonesia bukan karena tak memiliki uang untuk membeli tiket namun karena ia harus terus mengasah kemampuannya di sana. Hingga akhirnya Chaca kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya di Standford University. Bersama kedua orang tuanya yang telah menunggu kedatangan putri tercinta mereka Chaca pulang ke rumah.
Sudah lama ia meninggalkan rumahnya namun keadaan rumah tak ada yang berbeda sejak ia berangkat ke Amerika empat tahun yang lalu. Baru saja Chaca sampai ayahnya mengajaknya membicarakan satu hal yang penting.
“Ada apa? Apa mama dan papa ingin mengatakan sesuatu?”, tanya Chaca.
“Jadi begini Chaca. Kamu sudah pulang dari Amerika dan papa ingin kamu mulai memimpin anak perusahaan”, Ucap ayahnya perlahan.
Chaca diam sejenak mendengar keinginan ayahnya untuk ia mengelola anak perusahaan sambil melihat ke arah ayah dan ibunya. Kedua orang tuanya tak yakin dengan tatapan anaknya yang terkesan seperti ingin menolak keinginan ayahnya.
“Apa papa yakin?”, tanya Chaca.
“ Kalau papa tak yakin untuk apa papa memberikan tawaran ini untukmu nak? Apa kamu menolaknya?”, jawab ayahnya.
“Tidak mungkin Chaca menolaknya papa. Ini yang Chaca tunggu sejak lama. Chaca ingin menjadi bagian dari perusahaan dan mengembangkannya. Tak ku sangka ternyata hal ini terjadi sangat cepat.”, ucapnya bahagia.
“Lalu, kapan Chaca bisa mulai bekerja?”, Tanya Chaca bersemangat
“Besok”, jawab ayahnya.
Chaca memeluk ayah dan ibunya serta menciumi pipi mereka lalu masuk ke kamarnya sambil berlari karena persasaan bahagia di hatinya. Ia mengeluaran ponselnya dan orang pertama yang ia hubungi adalah Gina, sahabatnya. Dengan perasaan bahagia Chaca menunggu Gina merespon panggilannya.
“Hai Cha ... Ada apa?”, jawab Gina
“Gina, aku baru saja kembali dari Amerika tadi pagi. Apa kamu sudah pulang”, tanya Chaca
“Kamu sudah pulang? Aku sudah pulang minggu lalu namun aku lupa menghubungimu. Mari kita bertemu, aku sangat merindukanmu”, jawab Gina
“Baiklah, mari bertemu. Aku ingin mengatakan sebuah berita yang sangat menggembirakan. Besok siang jam dua belas bagaimana? Aku akan memberitahu tempatnya lewat chat”, ucap Chaca.
“Baiklah.. See you Cha” jawab Gina.
Chaca mengakhiri panggilannya, ia tak sabar menunggu datangnya hari esok. Rasa bahagia dan gembira memenuhi hatinya tak percaya bahwa hari ini akhirnya datang. Menjadi seorang pemimpin di perusahaan seperti ayahnya adalah impiannya. Kesokan harinya adalah hari baru bagi Chaca, ia merasa baru kemarin ia melangkahkan kakinya keluar sebagai seorang mahasiswa dan saat ini ia keluar sebagai seorang pemimpin perusahaan.
Hari pertama Chaca bekerja, ia sangat bersemangat. Segala macam dokumen yang ada di atas mejanya ia baca dan pelajari hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang dan Chaca bergegas keluar untuk makan siang bersama Gina, sahabatnya di sebuah restauran. Ketika Chaca datang ia sudah melihat Gina duduk menunggunya sambil memainkan ponselnya.
“Gina..”, panggil Chaca
Gina melihat kearah sumber suara yang memanggil namanya dan ia berdiri menunggu Chaca mendekat padanya lalu mereka berdua pun berpelukan. Sahabat yang terpisah selama empat tahun lebih tanpa bertemu sekalipun akhirnya mereka kembali bertemu. Chaca memeluk Gina erat erat seperti tak lagi ingin berpisah dari sahabatnya ini.
“Aku benar benar merindukanmu Gina”, ucap Chaca bahagia
“Maaf aku terlalu sibuk dengan urusan perusahaan jadi aku tak sempat mengabarimu”, jawab Chaca
“Bagaimana kabarmu?”, balas Gina.
Mereka berdua berbicara sambil makan siang bersama dan menghabiskan waktu sampai pada akhirnya sudah saatnya Chaca kembali ke kantornya untuk bekerja, berat rasanya ia harus meninggalkan sahabatnya dan tak lagi bisa memiliki banyak waktu seperti dahlu namun Chaca saat ini memiliki tanggung jawab yang besar dan tak bisa seenaknya meninggalkan pekerjaannya.
“Kamu hebat sekali Chaca. Saat ini sudah menjadi pemimpin di anak perusahaan. Dan apakah kamu memiliki kekasih?”, tanya Gina.
“Ya.. Dia adalah pengusaha konveksi. Aku bertemu dengannya di Amerika lalu ia harus kembali kemari untuk meneruskan usaha konveksi ayahnya karena ayahnya sedang sakit keras”, jawab Chaca
Chaca melihat jam yang melingkar di tangan kanannya dan terkejut melihat waktu telah menunjukkan pukul satu siang menandakan ia harus kembali. Chaca menghabiskan minumannya lalu mengambil tasnya.
“Gina. Aku sangat merindukanmu namun aku harus kembali. Makan siang kali ini biar aku yang membayarnya. Akan ku hubungi lagi setelah ini.”. Ucap Chaca tergesa gesa.
Chaca mmeluk Gina setelah membayar tagihan makanan mereka lalu melambaikan tangannya dan kembali ke kantornya. Chaca merasa bahagia karena dapat bertemu kembali dengan sahabatnya dahulu. Dalam perjalanannya ke kantor kekasihnya menghubunginya untuk bertemu dengannya untuk membahas sesuatu yang penting.
“Ya sayang?”, jawab Chaca.
“Baik datanglah, aku dalam perjalanan ke kantor setelah makan siang dengan sahabatku. Aku akan menunggumu.” , ucapnya
Chaca kembali meletakkan ponselnya dan melanjutkan perjalanannya ke kantor. Sesampainya di kantor Chaca kembali bekerja sambil menunggu kekasihnya datang untuk mengatakan hal yang penting katanya.
“Cha..”, panggil Ryan
“Oh.. Hai.. Sudah datang. Duduklah, tunggulah sebentar aku harus menandatangani dokumen ini terlebih dahulu sayang”, ucap Chaca.
Tak lama setelah Chaca selesai dengan dokumennya ia menatap kekasihnya dan menyingkirkan pekerjaannya lalu mendengarkan hal penting yang ingin kekasihnya katakan padanya ketika Ryan menghubunginya.
“Baiklah, ada apa?”, tanya Chaca.
“Aku ingin meminta bantuanmu, apakah aku bisa mengambil kain dari tempatmu? Aku memiliki banyak sekali pesanan dan beberapa toko kain langgananku sedang tak memiliki stok sedangkan kalau aku harus membeli ke toko lain aku tak bisa mendapatkan harga yang lebih murah”, ucapnya
Chaca mengerti mengenai permintaan kekasihnya ini dan ia memberikan kartu nama sebuah toko milik anak perusahaan yang ia pimpin, sebuah toko yang penuh dengan berbagai macam kain yang diproduksi dari pabrik anak perusahaan yang ia pimpin.
“Pergilah ke tempat ini, ini adalah toko milik perusahaan yang ku pimpin. Ambilah kain di sana sebanyak mungkin dan ku berikan harga khusus untukmu.”, jawab Chaca.
“Baiklah, terimakasih sayang”, balas Ryan.
Semenjak hari itu Ryan selalu mengambil kain dari toko milik perusahaan Chaca dan tak pernah lagi mengambil kain dari toko lain. Usaha Ryan semakin lama semakin maju hingga ia mampu membuka cabang di tempat lain dan perlahan menjadi pengusaha yang sukses.
Satu tahun setelahnya ketika Ryan hendak menuju toko kain milik Chaca, ia tak sengaja menabrak seorang wanita yang membuatnya jatuh dan terluka, Ryan turun dan membantunya berdiri.
“Oh Tuhan, maafkan aku. Aku tak melihatmu berjalan.”. Ucapnya sambil membantunya berdiri.
Ryan membawa wanita itu masuk ke dalam mobilnya dan mengobati lukanya secara perlahan, ia mengobati lengan dan juga lututnya yang berdarah.
“Ijinkan aku mengantarmu pulang sebagai permintaan maafku”, ucap Ryan memohon
Melihat wanita yang tak sengaja di tabraknya itu mengangguk, Ryan mengantarkan wanita itu pulang keruamhnya sebagai ucapan rasa bersalahnya. Dalam perjalanan Ryan maupun wanita itu tak mengatakan apapun yang membuat suasana menjadi cukup canggung.
“Jadi, siapa namamu?”, tanya Ryan kaku.
“Aku Gina. Kamu? Siapa namamu?”, tanya Gina.
“Aku Ryan.” jawabnya.
Ryan meminta nomor Gina untuk berjaga jaga kalau Gina tiba tiba ingin Ryan bertanggung jawab dan mengantarnya ke rumah sakit. Namun justru hubungan mereka semakin dekat setelah kejadian itu. Gina mengetahui kenyataan bahwa Ryan adalah kekasih dari sahabatnya namun perasaan cinta mulai tumbuh di hatinya. Sakit dan kecewa yang dirasakan oleh Gina namun Gina memilih untuk tetap berada di sisi Ryan meskipun ia mengetahui kenyataan pahit itu. Gina tak lagi ingin kalah dari Chaca dan perlahan merebut segala yang Chaca miliki dimulai dari Ryan.
Kebencian dalam diri Gina semakin membesar pada Chaca. Siapa sangka bahwa selama ini Gina sangat membanci sahabatnya sendiri, hal ini sudah terjadi ketika mereka duduk di bangku SMA. Saat Chaca berhasil mendapatkan segala yang ia inginkan dengan kerja kerasnya sendiri, berbeda dengan Gina. Sekeras apapun ia mencoba ia selalu menjadi bayang bayang dari Chaca sampai mereka lulus. Dan saat ini Gina takkan melepaskan Ryan dengan mudahnya.
Urusan perusahaan semakin lama semakin merenggut segala waktu yang ia miliki bersama keluarganya dan bahkan kekasihnya. Ia juga tak memiliki waktu untuk dirinya sendiri dan hal ini membuat Ryan sangat kesal dengan Chaca yang sepertinya telah menjauh darinya.
“Astaga ... Apa yang harus ku lakukan? Saat ini aku tak memiliki waktu untuk diriku sendiri dan sekarang hubunganku dengan Ryan pun telah diujung tanduk.”, ucapnya frustasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
tambahan bunga sudah kuberikan
2023-03-28
0
Mom La - La
aku suka cerita tentang persahabatan
2023-01-18
0