Chaca sangat hebat dalam urusan pekerjaan, ia bahkan mampu mengembangkan anak perusahan menjadi berkembang pesar hingga akhirnya ia mendirikan sebuah pabrik milik perusahaan yang ia kelola sendiri dan mulai tak lagi bergantung pada induk perusahaan. Hal ini membuat beberapa orang yang ingin menjatuhkan Pak Umar, Direktur utama PT Terang Abadi semakin sulit untuk menjatuhkannya melihat prestasi luar biasa yang dihasilkan oleh Chaca, anaknya. Tujuan utama Pak Umar menempatkan Chaca di anak perusahaan adalah agar ia bisa belajar memimpin sebelum akhirnya menggantikan dirinya menjadi Direktur Utama PT Terang Abadi.
Ada harga yang harus dibayar oleh Chaca demi mendapatkan posisi itu meskipun ia harus kehilangan waktu dan juga harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya sudah bosan dengannya.
“Bisakah kamu meninggalkan Chaca dan menjadi milikku seutuhnya?”, tanya Gina kesal.
“Tak bisa sayang. Aku banyak berhutang padanya dan kalau aku mengakhiri hubunganku dengannya lalu? Bagaimana aku harus membayar semua ini? Bersabarlah, aku akan segera menikahimu” jawab Ryan menengakan Gina.
Gina kembali pulang ke rumahnya setelah bertemu dengan Ryan. Ia melihat ayahnya menunggunya pulang dengan tangan yang terlipat sambil menatap kearahnya. Pedih rasanya untuk terus menjadi yang kedua, Hati dan perasaan Gina terlanjur sakit dan Gina tak lagi berpikir dua kali untuk membalas Chaca
“Baru pulang?”, tanya ayahnya.
“Papa, aku akan menuruti keinginan papa. Papa sangat membenci Pak Umar bukan? Dan aku sangat membenci Chaca. Aku sangat muak padanya”, ucap Gina kesal.
Chaca sama sekali tak mengetahui bahwa sahabatnya sangat kejam dan membencinya. Ia masih menganggap Gina adalah sahabatnya yang paling baik dan memahaminya disaat kesulitan antara pekerjaan dan hubungan asmara dengan kekasihnya bercampur aduk di kepalanya. Chaca bahkan pasrah dengan kenyataan bahwa ia harus putus dengan Ryan karena komunikasi mereka tak berjalan dengan lancar.
Hingga suatu malam Gina berada dalam kamarnya, tak ada lagi perasaan bersalah yang ada dihatinya. Gina seolah olah telah berubah menjadi monster yang kejam dan menyeramkan segala hal yang mengganggu rencananya akan ia hancurkan. Gina meraih ponselnya dan menghubungi orang suruhannya
“Dengar perintahku, lakukan malam ini dan jangan sampai ada yang tersisa”, ucap Gina lalu mengakhiri panggilannya.
“Dengan begini habis kamu Chaca dan Ryan akan menjadi milikku seutuhnya” , gumamnya dalam hati.
Orang suruhan Gina yang sudah mendapaat perintah dari Gina langsung bersiap. Dengan menggunakan mobil yang diberikan Gina pada mereka, mereka membawa empat minyak yang diletakkan didalam alat penyemprotan disinfektan dan masuk ke dalama pabrik bersama beberapa orang yang terlah mereka bayar.
Satpam menghentikan mobil yang mereka tumpangi dan mereka menyerang dengan menyuntikkan obat bius di lehernya. Begitu juga dengan beberapa satpam yang berjaga di daerah pabrik, mereka melakukan hal yang sama.
“Semua sudah beres, ayo kita bakar pabrik ini.” Ucapnya.
Gina memantau dari cctv yang dipasangnya dimobil untuk melihat sebuah pabrik itu terbakar dengan sangat dahsyatnya.
“Lima .... Empat .... Tiga .... Dua .... Satu .... BOOMM”. Teriak Gina dengan bahagia.
DDUUMM.... DDUUUAARR....
Dalam kediaman Pak Subroto, Chaca masih tertidur pulas dengan piyama yang ia kenakan, namun bunyi ponselnya membangunkannya. Pukul dua pagi Cahca bangun dan mengangkat ponselnya yang berdering sejak tadi. Sambil mengusap wajahnya dan menghela napas panjang Chaca menerima panggilan dari Shena sekertarisnya.
“Ya? Ada apa?” Jawab Chaca
Mata yang awalnya sangat berat dibuka tiba tiba terbuka selebar lebarnya, Chaca terkejut dengan berita yang dikatakan oleh Shena, ia awalnya bingung dengan apa yang harus dilakukannya, dengan kaki yang berat Chaca berteriak membangunkan kedua orang tuanya. Kepanikan Chaca membuatnya berjalan dengan sempoyongan sambil menangis.
“Papa.. Mama..” Panggilnya dengan suara kencang
Kedua orang tua Chaca yang tertidur pulas terkejut mendengar anaknya yang berteriak malam malam sambil menangis ketakutan. Chaca membuka pintu kamar kedua orang tuanya dan jatuh tersungkur.
“Papa.. pabrik milik kantor cabang papa terbakar habis” Ucap Chaca menangis
Kedua orang tuanya yang terkejut langsung menuju pabrik itu bersama Chaca dengan tetap menggunakan piyama mereka, orang tua Chaca berusaha meneneangkan Chaca yang terus menangis dan menangis. Mereka mengetahui bahwa kantor cabang juga pabriknya adalah hasil jeri payahnya selama hampir lima tahun dan malam ini seluruh kerja kerasnya hancur rata denga tanah.
Siapa yang mengira bahwa kemalangan tiba tiba terjadi? Ketika seluruh kerja keras yang sudah dikerjakan diambil darinya, perjuangannya dari awal sampai saat ini hancur tak bersisa. Menangis dan berteriak sekeras apapun takkan membuat pabrik itu utuh kembali, dan bagaimana dengan kepercayaan yang diberikan padanya?.
Melihat pabrik itu telah hangus terbakar, Chaca semakin terpuruk seakan harapannya telah musnah. Siapa yang tega melakukan ini padanya? Ia tak pernah memiliki musuh dan selalu berbuat baik pada semua orang. Ucapnya. Para penjaga yang sempat pingsan memberikan laporan pada Pak Umar dan juga Chaca, mereka menceritakan segala yang terjadi dan mereka tak tahu apapun saat pabrik ini dibakar karena pada saat itu mereka pingsan terbius. Hati Pak Umar sangat sakit dan hancur bukan karena pabrik cabang yang hancur namun karena melihat anaknya merasa hancur. Seluruh harapan, obsesi dan impian Chaca telah rata dengan tanah. Kini Pak Umar harus bersiap untuk menghadapi hal terburuk, yaitu orang orang yang akan merebut posisinya. Kabar ini pasti telah terdengar oleh mereka dan Pak Umar merasa bahwa merekalah yang melakukan ini pada Chaca.
Perusahaan berhenti beroperasi dan Chaca menenangkan diri terlebih dahulu didalam kamarnya. Ia berusaha menghubungi kekasihnya namun Ryan tak pernah meresponnya. Saat ini tak ada yang bisa untuk menghibur dan mengembalikan semangat Chaca seperti dahulu, sangat berat baginya melewati masalah ini seorang diri.
“Untuk saat ini jangan, biarkan dulu. Ia masih tertekan dengan keadaan ini, biarkan dia tenang”, ucap Pak Umar.
“Lalu bagaimana dengan perusahaan induk? Lawanmu pasti sudah mendengar kabar ini. Apakah kamu siap untuk kemungkinan terburuknya?”, gusar Bu Sinta
Pak Umar menarik tangan istrinya untuk kembali duduk di sebelahnya dan memeluknya, ia mengetahui apa yang akan terjadi sebentar lagi. Namun ia takkna tinggal diam karena perusahaan itu adalah miliknya dan ia yang merintisnya sampai sebesar ini.
“Aku adalah pemiliknya, aku sendiri yang merintis perusahaan ini. Aku takkan tinggal diam, aku akan mengumpulkan seluruh dukungan untuk mendukungku sayang. Tenanglah”, hibur Pak Umar pada istrinya.
Chaca menyadari bahwa masalah takkan selesai hanya dengan ia duduk dan termenung. Banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan dan masalah ini tak bisa menghambat langkahnya.
“Sudah cukup aku bersedih, saatnya aku bertindak”, ucapnya bersemangat.
Chaca menghubungi Shena, sekertarisnya untuk mengirim setengah dari tiap pesanan dan ia juga mengambi dari perusahaan induk dengan persetujuan ayahnya. Chaca juga memerintahkan Shena untuk menghubungi empat client terpentingnya dan membuat janji.
“Shena, dengarkan aku. Ini sangat penting. Buatkan aku janji dengan Mr Harry, Mr Chong dan Mr Rushan Khan dan pesankan saya tiket pesawat penerbangan pertama, saya akan berangkat ke Amerika dan ke London karena mereka ada di sana”, perintah Chaca.
Segera Chaca mengemas pakaiannya dan segala yang ia butuhkan. Chaca pun mengatakan rencana yang ia buat kepada orang tuanya karena untuk saat ini hanya empat orang client Chaca lah yang mampu membantunya.
“Apa kamu yakin dengan hal ini Chaca, lalu bagaimana kalau kamu gagal?”, tanya ibunya gelisah.
“Mama papa tenanglah. Chaca akan menyelesaikan masalah ini. Dan akan Chaca pastikan takkan ada yang mampu untuk menjatuhkan papa”. Ucap Chaca meyakinkan.
“dan mungkin Chaca akan tidur di apartemen karena jaraknya lebih dekat dari bandara”, imbuhnya.
Mencoba percaya dengan keyakinan Chaca, kedua orang tuanya merestui apapun yang Chaca lakukan. Chaca mencoba menghubungi Ryan dan sampai akhir pun Ryan tak bisa dihubungi. Chaca hanya mengirimkan pesan singkat pada Ryan dan ia juga menghubungi Gina sahabatnya tentang keberangkatannya besok.
Keesokan harinya dengan diantar kedua orang tuanya Chaca berangkat mengurus segalanya. Perjalanan sangat jauh ditempuh oleh Chaca seorang diri dan menyelesaikan seluruhnya seorang diri. Hampir saja ia gagal dalam menjalankan misinya namun pada akhirnya Chaca mampu kembali dengan kemenangan di tangannya. Ia berhasil meyakinkan ke empat client nya untuk tetap bersama sama dengannya dan bahkan berinvestasi pada bukan pada perusahaan induk namun pada ayahnya yang membuat Pak Umar memiliki saham yang lebih banyak diatas seluruh dewan redaksi.
Setelah selesai dengan urusannya, Chaca kembali dan sampai di bandara tengah malam dan Chaca pergi ke apartemennya karena ia terlalu lelah. Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi. Ketika Chaca membuka pintu apartemen ia melihat baju berserakkan di lantai dan ketika ia masuk alangkah terkejutnya ia melihat kekasihnya tidur dengan sahabatnya sendiri dan tanpa mengenakan busana apapun, hanya selimut yang menutupi tubuh mereka. Seakan jantungnya berhenti, Chaca menangis dan menutup mulutnya. Ia tak kuasa melihat hal ini dan memutuskan untuk lari meninggalkan seluruh barang barangnya.
Tak dapat ia bayangkan ternyata alasan mengapa kekasihnya begitu dingin padanya karena ia memiliki hubungan gelap dengan sahabatnya sendiri. Chaca berlari keluar apartemennya dan langsung menaiki taksi apa saja yang ia lihat.
“Jalan pak. Saya akan katakan kalau saya ingin berhenti”, ucapnya.
“Apa? Apa yang terjadi? Mengapa kalian melakukan ini padaku? Mengapa!!!” Ucapnya menangis sambil menjerit.
Taski pun berjalan entah membawa Chaca kemana, setelah cukup lama Chaca menangis, pada akhirnya ia mulai tenang dan bisa mengendalikan emosinya yang meluap.
“Nona cantik, sepertinya anda melalui hal yang berat, anda bisa meminum air yang saya sediakan. Minuman itu memiliki efek yang berbeda beda, botol bertutup hijau mampu membuat anda melupakan masa lalu, botol bertutup biru mampu membuat anda melihat masa depan sedangkan yang merah mampu membuat anda mengubah masa depan.” Jelas supir taksi itu.
Chaca diam dan tak menganggapi perkataan sopir taksi itu, ia tak bisa lagi berpikir jernih. Namun tanpa sadar Chaca mulai tertarik dan tangannya bergerak mengambil botol bertutup merah dan membukanya, awalnya ia ragu untuk meminumnya, namun menangis sangat menguras tenaganya.
“Aku tak pernah percaya dengan hal seperti ini, namun apa boleh buat, aku sangat haus “ Ucapnya dan meminum habis air dalam botol itu.
Tak butuh waktu lama untuk minuman itu bekerja seperti apa yang dikatakan supir taksi itu, Chaca bisa melihat sebuah lorong dan cahaya yang sangat terang, mobil taksi itu bersama dengan Chaca terhisap ke dalamnya seperti terbawa oleh waktu.
“AAAAAA” Teriak Chaca..
Secara tiba tiba, mobil taksi itu mengantarkannya ke rumahnya. Chaca sangat bingung karena berada dirumahnya dengan mengenakan pakaian yang berbeda. Chaca melihat ke arah supir taksi dengan tatpan bingung. Ia semakin tak memahami dengan apa yang terjadi.
“Nona cantik, karena anda meminum yang merah artinya anda ingin merubah masa depan anda. Silahkan turun dan lakukan seperti apa yang anda inginkan. Namun ingat satu hal. Semua ini hanya bertahan selama sembilan puluh hari. Selesaikan segalanya dalam sembilan puluh hari dan saya akan menjemput anda tepat pukul dua belas malam seperti saat ini.” Ucap sopir taksi itu.
Chaca turun dari taksi itu dan melihat mobil itu pergi. Ia merasa seperti tenaganya terisi kembali, segala kesedihan, kekecewaan dn kemarahannya saat ini menjadi obsesinya untuk membalaskan dendam pada sahabat dan kekasihnya dan berjanji akan menghancurkana mereka dalam waktu sembilan puluh hari dimulai dari saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
gaby
Baru gabung ka, awal yg bagus & beda dgn novel2 time travel yg lain. Ini mundur cm 90hr tp bakal di jemput lg. Ga tau critanya bakal kaya gmn, tp kayanya seru
2024-10-13
0
Sunmei
2 like hadit semangat
mampir iya kak
2023-02-02
0
Mom La - La
akh... ternyata sahabatnya jahat ya...
2023-01-18
0