Tak ada satu orang pun yang mengetahui siapa Shena dan bagaimana latar belakangnya. Shena adalah salah satu petarung wanita terhebat dan juga mantan pengedar obat obatan terlarang, tak hanya sang pengedar namun ia adalah pengguna sejak usianya sangat muda. Dibalik wajah cantiknya, ia menyembunyikan identitas dirinya agar tak dicurigai oleh orang lain sampai suatu ketika Chaca menemukannya tergeletak dengan darah disekujur tubuhnya ketika beberapa bulan sejak ia bekerja sebagai pemimpin anak perusahaan.
Kala itu hujan lebat disertai angin yang cukup kencang, Chaca mengendarai mobil dengan cukup pelan karena ia merasa takut akan hujan yang makin kencang. Namun tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita yang menyebrang tidak pada tempatnya di malam hari saat hujan lebat.
BRAAKK
“Apa?”, Seru Chaca terkejut dengan membolakan matanya.
Segera Chaca turun dari mobil dan melihat keadan wanita yang tak sengaja ia tabrak. Chaca berteriak melihat darah mengalir dari tubuhnya juga luka memar memenuhi tubuh wanita itu. Tanpa banyak berpikir lagi Chaca membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat sebelum hal buruk terjadi padanya.
“Maafkan aku. Aku tak melihatmu menyeberang, ku mohon bertahanlah. Aku akan membawamu ke rumah sakit”, ucap Chaca dan menyetir dengan lebih cepat.
Detak jantung Chaca berdegup cukup kencang dan tangannya bergetar hebat, kali pertama dalam hidupnya ia menabrak seseorang. Berkali kali ia melihat ke arah belakang untuk memastikan bahwa wanita itu masih hidup sampai ia tiba di rumah sakit.
Segera setelah Chaca sampai perawat membawa wanita itu ke ruang IGD untuk segera ditangani. Perasaannya lebih baik ketika ia melihat bahwa wanita itu baik baik saja dan telah ditangani dengan baik. Chaca mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya untuk memberitahukan bahwa ia akan pulang lebih larut.
TUTTT ... TUUUTT ... TUUUTT
“luka memar memenuhi tubuh wanita itu. Tanpa banyak berpikir lagi Chaca membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat sebelum hal buruk terjadi padanya.
“Maafkan aku. Aku tak melihatmu menyeberang, ku mohon bertahanlah. Aku akan membawamu ke rumah sakit”, ucap Chaca dan menyetir dengan lebih cepat.
Detak jantung Chaca berdegup cukup kencang dan tangannya bergetar hebat, kali pertama dalam hidupnya ia menabrak seseorang. Berkali kali ia melihat ke arah belakang untuk memastikan bahwa wanita itu masih hidup sampai ia tiba di rumah sakit.
Segera setelah Chaca sampai perawat membawa wanita itu ke ruang IGD untuk segera ditangani. Perasaannya lebih baik ketika ia melihat bahwa wanita itu baik baik saja dan telah ditangani dengan baik. Chaca mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya untuk memberitahukan bahwa ia akan pulang lebih larut.
TUTTT ... TUUUTT ... TUUUTT
“Ya Chaca?”, jawab ayahnya
“Papa, sepertinya Chaca akan pulang lebih larut, ada masalah yang harus Chaca selesaikan. Jangan khawatirkan Chaca”, ucapnya lalu memutuskan panggilannya.
Cahca menemani wanita itu sampai ia tersadar akrena Chaca mersa sangat bertanggung jawab padanya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan akhrinya wanita itu tersadar.
“Kamu tak apa? Bagaimana perasaanmu?”, tanya Chaca dengan perasaan lega.
“Tolong aku. Ku mohon selamatkan aku”, ucap wanita itu sambil menangis.
Pertemuan atara Chaca dan Shena sangat dirahasiakan dari kedua orang tua Chaca bahkan sampai saat ini tak ada satu orang pun yang mengetahui siapa Shena sebenarnya. Setelah menjalani perawatan yang baik, Shena bekerja untuk Chaca sebagai sekertaris dan juga pengawal pribadinya. Kemanapun Chaca pergi ia tak membutuhkan penjaga lainnya, cukup Shena berada di sisinya maka ia akan aman.
Setelah mendapatkan perintah dari Chaca untuk menyelidiki latar belakang juga apaun yang terkait dengan kelima dewan direksi tersebut, Shena segera menjalankannya esok hari menyelidiki kelima dewan direksi seperti yang diperintahkan Cahca.
Jam istirahat telah tiba dan Chaca memutuskan untuk makan siang di salah satu kafe baru di sekitar kantornya. Karena kafe itu baru jadi cukup sepi pengunjung yang datang saat jam makan siang.
“Lebih baik. Aku bisa makan dengan tenang tanpa kebisingan”, ucap Chaca dan masuk ke dalam kafe.
Chaca masuk dan segera memesan makanan yang ia inginkan. Seorang pria bertubuh tinggi dengan senyum menawan dihiasi dengan dua lesung pipi nya menambah kesan manis pada pria itu menyambut kedatangan Chaca dan mencatat pesanan yang dibuat oleh Chaca
“Apa yang ingin anda pesan?”, tanya pelayan itu
“Saya ingin spageti bolognese, beef sandwich dan satu blue ocean dengan es yang lebih sedikit”, ucap Chaca memesan makanannya.
“Satu spageti bolognese, satu beef sandwich dan satu blue ocean dengan sedikit es. Silahkan menunggu”, ucapnya dengan memberikan nomor antrian pada Chaca.
Tak butuh waktu lama bagi Chaca menunggu dan pesanannya pun telah tiba. Segera Chaca memakan pesanannya dan ia terkejut dengan makanan yang ada di kafe ini karena rasanya yang sangat lezat membuat Chaca menghabiskan semua makanan itu tanpa tersisa.
Kedua mata pelayan itu tertuju pada Chaca, pelanggan barunya. Dengan wajahnya yang cantik dan terlihat sangat baik, pelayan itu seakan tak bisa melepaskan tatapannya dari Chaca. Sambil terus tersenyum sambil melihat ke arah Chaca dan memutar mutar gelas yang ada dihadapannya.
“Wanita itu tak hanya anggun, ia juga sangat cantik”, ucapnya terpesona pada Chaca.
Chaca telah menyelesaikan makan siangnya di kafe itu dan ia sangat puas dengan pelayanan dan juga rasa makanan dari kafe ini yang memebuat Chaca ingin kembali lagi kemari untuk makan siang.
“Kafe ini sangat bagus. Sepertinya aku bisa lebih sering kemari untuk bekerja dan untuk makan siang. Aku sangat nyaman berada di tempat ini”, ucap Chaca sambil melihat ornamen ynag terpasang di setiap sudut kafe itu.
Chaca berdiri dan segera membayar tagihannya lalu kembali ke kantor untuk bekerja, cukup banyak yang harus ia selesaikan dan persiapkan. Dan lagi ia jugaa harus menghadiri rapat dengan divisi design juga pemasaran setelah istirahat makan siang di kantor.
Dengan berjalan cukup cepat, Chaca menuju ruang rapat untuk membahas hal yang cukup penting dengan ke dua divisi yang telah berkumpul menunggu kedatangannya.
“Selamat siang, maafkan saya sedikit terlambat”, ucap Chaca masuk ke dalam ruang rapat.
“Mari kita mulai rapat siang ini. Untuk tim pemasaran bagaimana perkembangannya?”, tanya Chaca
“Penjualan sangat meningkat saat kami memberikan potongan harga juga dan juga bonus seperti yang Bu Chaca perintahkan , tak hanya brand ternama yang memesan dari tempat kita namun banyak juga toko toko yang membeli dengan jumlah cukup banyak”, jawab ketua tim pemasaran.
Chaca merasa puas dengan hasil kerja kerasnya bersama tim yang dimilikinya, perlahan namun pasti Chaca membuat perusahaan yang dipimpinnya mampu berdiri sendiri dan tak lagi memerlukan bantuan dari perusahaan induk untuk menyumplai perusahaan yang dipimpinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
flutter.shi
fighting kkaka
2022-10-12
1