BAB 4 | Shena

Tak ada satu orang pun yang mengetahui siapa Shena dan bagaimana latar belakangnya. Shena adalah salah satu petarung wanita terhebat dan juga mantan pengedar obat obatan terlarang, tak hanya sang pengedar namun ia adalah pengguna sejak usianya sangat muda. Dibalik wajah cantiknya, ia menyembunyikan identitas dirinya agar tak dicurigai oleh orang lain sampai suatu ketika Chaca menemukannya tergeletak dengan darah disekujur tubuhnya ketika beberapa bulan sejak ia bekerja sebagai pemimpin anak perusahaan.

Kala itu hujan lebat disertai angin yang cukup kencang, Chaca mengendarai mobil dengan cukup pelan karena ia merasa takut akan hujan yang makin kencang. Namun tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita yang menyebrang tidak pada tempatnya di malam hari saat hujan lebat.

BRAAKK

“Apa?”, Seru Chaca terkejut dengan membolakan matanya.

Segera Chaca turun dari mobil dan melihat keadan wanita yang tak sengaja ia tabrak. Chaca berteriak melihat darah mengalir dari tubuhnya juga luka memar memenuhi tubuh wanita itu. Tanpa banyak berpikir lagi Chaca membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat sebelum hal buruk terjadi padanya.

“Maafkan aku. Aku tak melihatmu menyeberang, ku mohon bertahanlah. Aku akan membawamu ke rumah sakit”, ucap Chaca dan menyetir dengan lebih cepat.

Detak jantung Chaca berdegup cukup kencang dan tangannya bergetar hebat, kali pertama dalam hidupnya ia menabrak seseorang. Berkali kali ia melihat ke arah belakang untuk memastikan bahwa wanita itu masih hidup sampai ia tiba di rumah sakit.

Segera setelah Chaca sampai perawat membawa wanita itu ke ruang IGD untuk segera ditangani. Perasaannya lebih baik ketika ia melihat bahwa wanita itu baik baik saja dan telah ditangani dengan baik. Chaca mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya untuk memberitahukan bahwa ia akan pulang lebih larut.

TUTTT ... TUUUTT ... TUUUTT

“luka memar memenuhi tubuh wanita itu. Tanpa banyak berpikir lagi Chaca membawa wanita itu ke rumah sakit terdekat sebelum hal buruk terjadi padanya.

“Maafkan aku. Aku tak melihatmu menyeberang, ku mohon bertahanlah. Aku akan membawamu ke rumah sakit”, ucap Chaca dan menyetir dengan lebih cepat.

Detak jantung Chaca berdegup cukup kencang dan tangannya bergetar hebat, kali pertama dalam hidupnya ia menabrak seseorang. Berkali kali ia melihat ke arah belakang untuk memastikan bahwa wanita itu masih hidup sampai ia tiba di rumah sakit.

Segera setelah Chaca sampai perawat membawa wanita itu ke ruang IGD untuk segera ditangani. Perasaannya lebih baik ketika ia melihat bahwa wanita itu baik baik saja dan telah ditangani dengan baik. Chaca mengambil ponselnya dan menghubungi ayahnya untuk memberitahukan bahwa ia akan pulang lebih larut.

TUTTT ... TUUUTT ... TUUUTT

“Ya Chaca?”, jawab ayahnya

“Papa, sepertinya Chaca akan pulang lebih larut, ada masalah yang harus Chaca selesaikan. Jangan khawatirkan Chaca”, ucapnya lalu memutuskan panggilannya.

Cahca menemani wanita itu sampai ia tersadar akrena Chaca mersa sangat bertanggung jawab padanya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan akhrinya wanita itu tersadar.

“Kamu tak apa? Bagaimana perasaanmu?”, tanya Chaca dengan perasaan lega.

“Tolong aku. Ku mohon selamatkan aku”, ucap wanita itu sambil menangis.

Pertemuan atara Chaca dan Shena sangat dirahasiakan dari kedua orang tua Chaca bahkan sampai saat ini tak ada satu orang pun yang mengetahui siapa Shena sebenarnya. Setelah menjalani perawatan yang baik, Shena bekerja untuk Chaca sebagai sekertaris dan juga pengawal pribadinya. Kemanapun Chaca pergi ia tak membutuhkan penjaga lainnya, cukup Shena berada di sisinya maka ia akan aman.

Setelah mendapatkan perintah dari Chaca untuk menyelidiki latar belakang juga apaun yang terkait dengan kelima dewan direksi tersebut, Shena segera menjalankannya esok hari menyelidiki kelima dewan direksi seperti yang diperintahkan Cahca.

Jam istirahat telah tiba dan Chaca memutuskan untuk makan siang di salah satu kafe baru di sekitar kantornya. Karena kafe itu baru jadi cukup sepi pengunjung yang datang saat jam makan siang.

“Lebih baik. Aku bisa makan dengan tenang tanpa kebisingan”, ucap Chaca dan masuk ke dalam kafe.

Chaca masuk dan segera memesan makanan yang ia inginkan. Seorang pria bertubuh tinggi dengan senyum menawan dihiasi dengan dua lesung pipi nya menambah kesan manis pada pria itu menyambut kedatangan Chaca dan mencatat pesanan yang dibuat oleh Chaca

“Apa yang ingin anda pesan?”, tanya pelayan itu

“Saya ingin spageti bolognese, beef sandwich dan satu blue ocean dengan es yang lebih sedikit”, ucap Chaca memesan makanannya.

“Satu spageti bolognese, satu beef sandwich dan satu blue ocean dengan sedikit es. Silahkan menunggu”, ucapnya dengan memberikan nomor antrian pada Chaca.

Tak butuh waktu lama bagi Chaca menunggu dan pesanannya pun telah tiba. Segera Chaca memakan pesanannya dan ia terkejut dengan makanan yang ada di kafe ini karena rasanya yang sangat lezat membuat Chaca menghabiskan semua makanan itu tanpa tersisa.

Kedua mata pelayan itu tertuju pada Chaca, pelanggan barunya. Dengan wajahnya yang cantik dan terlihat sangat baik, pelayan itu seakan tak bisa melepaskan tatapannya dari Chaca. Sambil terus tersenyum sambil melihat ke arah Chaca dan memutar mutar gelas yang ada dihadapannya.

“Wanita itu tak hanya anggun, ia juga sangat cantik”, ucapnya terpesona pada Chaca.

Chaca telah menyelesaikan makan siangnya di kafe itu dan ia sangat puas dengan pelayanan dan juga rasa makanan dari kafe ini yang memebuat Chaca ingin kembali lagi kemari untuk makan siang.

“Kafe ini sangat bagus. Sepertinya aku bisa lebih sering kemari untuk bekerja dan untuk makan siang. Aku sangat nyaman berada di tempat ini”, ucap Chaca sambil melihat ornamen ynag terpasang di setiap sudut kafe itu.

Chaca berdiri dan segera membayar tagihannya lalu kembali ke kantor untuk bekerja, cukup banyak yang harus ia selesaikan dan persiapkan. Dan lagi ia jugaa harus menghadiri rapat dengan divisi design juga pemasaran setelah istirahat makan siang di kantor.

Dengan berjalan cukup cepat, Chaca menuju ruang rapat untuk membahas hal yang cukup penting dengan ke dua divisi yang telah berkumpul menunggu kedatangannya.

“Selamat siang, maafkan saya sedikit terlambat”, ucap Chaca masuk ke dalam ruang rapat.

“Mari kita mulai rapat siang ini. Untuk tim pemasaran bagaimana perkembangannya?”, tanya Chaca

“Penjualan sangat meningkat saat kami memberikan potongan harga juga dan juga bonus seperti yang Bu Chaca perintahkan , tak hanya brand ternama yang memesan dari tempat kita namun banyak juga toko toko yang membeli dengan jumlah cukup banyak”, jawab ketua tim pemasaran.

Chaca merasa puas dengan hasil kerja kerasnya bersama tim yang dimilikinya, perlahan namun pasti Chaca membuat perusahaan yang dipimpinnya mampu berdiri sendiri dan tak lagi memerlukan bantuan dari perusahaan induk untuk menyumplai perusahaan yang dipimpinnya.

Terpopuler

Comments

flutter.shi

flutter.shi

fighting kkaka

2022-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 | Aku Kembali
2 BAB 2 | Return
3 BAB 3 | Rencana Awal
4 BAB 4 | Shena
5 BAB 5 | Satu Langkah Lebih Maju
6 BAB 6 | Munafik
7 BAB 7 | Perasaan yang Takkan Pernah Kembali
8 BAB 8 | Sebuah Kejanggalan
9 BAB 9 | Pernikahan? Ku Rasa Tidak
10 BAB 10 | Niatan Busuk
11 BAB 11| Adakah Cara Untuk Mengakhirinya?
12 BAB 12 | Kebohongan Itu. Takkan Ada yang Mempercayainya
13 BAB 13 | Aku Akan Menjagamu
14 BAB 14 | Keadaan yang Sulit
15 BAB 15 | Ular
16 BAB 16 | Ketakutan dan Kekhawatiran
17 BAB 17 | Serangan Pertama
18 BAB 18 | Jangan Remehkan
19 BAB 19 | Tak Semudah yang Terlihat
20 BAB 20 | Masalah Mulai Membesar
21 BAB 21 | Aku Akan Mendapatkanmu
22 BAB 22 | Kamu yang Dulu dan Sekarang
23 BAB 24 | PT Warna Cakrawala
24 BAB 24 | Lawan yang Tangguh
25 BAB 25 | Bantuan Tak Terduga
26 BAB 26 | Segalanya Baru Dimulai
27 BAB 27 | Penyusup
28 BAB 28 | Hai Kawan Lama
29 BAB 29 | Sebuah Kejutan
30 BAB 30 | Tak Seperti yang Diharapkan
31 BAB 31 | Khawatir
32 BAB 32 | Jangan Ganggu Wanitaku
33 BAB 33 | Serangan Selanjutnya
34 BAB 34 | Kembangkan Sayapmu
35 BAB 35 | Antara Kamu dan Aku
36 BAB 36 | Jebakan
37 BAB 37 | Tak Ku Biarkan Dia Menyentuhmu
38 BAB 38 | Aman Bersamaku
39 BAB 39 | Rasanya Berbeda
40 BAB 40 | Tawaran Menarik
41 BAB 41 | Shena Si Anjing Gila
42 BAB 42 | Shena dan Jo
43 BAB 43 | Anjing Gila VS Nomer 1
44 BAB 44 | Matinya Nomer 1
45 BAB 45 | Katakan yang Sebenarnya
46 BAB 46 | Otakku Lebih Baik dari Tubuhmu
47 BAB 47 | Kebenaran yang Salah
48 BAB 48 | Ancaman
49 BAB 49 | Belalang Kecil
50 BAB 50| Perasaan Hangat
51 BAB 51 | Tertangkap
52 BAB 52 | Penyesalan Ryan
53 BAB 53 | Amarah Gina
54 BAB 54 | Mimpi yang Sama
55 BAB 55 | Ketakutan Barra
56 BAB 56 | Tolong Aku !!
57 BAB 57 | Bantuan Datang
58 BAB 58 | Bertarung Kembali
59 BAN 59 | Semuanya Telah Berakhir
60 BAB 60 | Rahasia Terakhir
61 BAB 61 | Akhir Cerita
Episodes

Updated 61 Episodes

1
BAB 1 | Aku Kembali
2
BAB 2 | Return
3
BAB 3 | Rencana Awal
4
BAB 4 | Shena
5
BAB 5 | Satu Langkah Lebih Maju
6
BAB 6 | Munafik
7
BAB 7 | Perasaan yang Takkan Pernah Kembali
8
BAB 8 | Sebuah Kejanggalan
9
BAB 9 | Pernikahan? Ku Rasa Tidak
10
BAB 10 | Niatan Busuk
11
BAB 11| Adakah Cara Untuk Mengakhirinya?
12
BAB 12 | Kebohongan Itu. Takkan Ada yang Mempercayainya
13
BAB 13 | Aku Akan Menjagamu
14
BAB 14 | Keadaan yang Sulit
15
BAB 15 | Ular
16
BAB 16 | Ketakutan dan Kekhawatiran
17
BAB 17 | Serangan Pertama
18
BAB 18 | Jangan Remehkan
19
BAB 19 | Tak Semudah yang Terlihat
20
BAB 20 | Masalah Mulai Membesar
21
BAB 21 | Aku Akan Mendapatkanmu
22
BAB 22 | Kamu yang Dulu dan Sekarang
23
BAB 24 | PT Warna Cakrawala
24
BAB 24 | Lawan yang Tangguh
25
BAB 25 | Bantuan Tak Terduga
26
BAB 26 | Segalanya Baru Dimulai
27
BAB 27 | Penyusup
28
BAB 28 | Hai Kawan Lama
29
BAB 29 | Sebuah Kejutan
30
BAB 30 | Tak Seperti yang Diharapkan
31
BAB 31 | Khawatir
32
BAB 32 | Jangan Ganggu Wanitaku
33
BAB 33 | Serangan Selanjutnya
34
BAB 34 | Kembangkan Sayapmu
35
BAB 35 | Antara Kamu dan Aku
36
BAB 36 | Jebakan
37
BAB 37 | Tak Ku Biarkan Dia Menyentuhmu
38
BAB 38 | Aman Bersamaku
39
BAB 39 | Rasanya Berbeda
40
BAB 40 | Tawaran Menarik
41
BAB 41 | Shena Si Anjing Gila
42
BAB 42 | Shena dan Jo
43
BAB 43 | Anjing Gila VS Nomer 1
44
BAB 44 | Matinya Nomer 1
45
BAB 45 | Katakan yang Sebenarnya
46
BAB 46 | Otakku Lebih Baik dari Tubuhmu
47
BAB 47 | Kebenaran yang Salah
48
BAB 48 | Ancaman
49
BAB 49 | Belalang Kecil
50
BAB 50| Perasaan Hangat
51
BAB 51 | Tertangkap
52
BAB 52 | Penyesalan Ryan
53
BAB 53 | Amarah Gina
54
BAB 54 | Mimpi yang Sama
55
BAB 55 | Ketakutan Barra
56
BAB 56 | Tolong Aku !!
57
BAB 57 | Bantuan Datang
58
BAB 58 | Bertarung Kembali
59
BAN 59 | Semuanya Telah Berakhir
60
BAB 60 | Rahasia Terakhir
61
BAB 61 | Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!