We, From The First
"Kau adalah bekas luka yang paling kucintai tanpa tetapi. Kau momentum yang tertuliskan untuk lepas dari garis takdirku. Satu yang kuyakini dan takkan kulerai, kita memilih mengakhiri cerita kita bukan karena kita saling membenci, atau sudah tidak lagi saling mencintai. Namun... tidak ada jalan lain yang terbaik untuk kau dan aku selain... perpisahan. Timing kita bertabrakan tanpa peringatan. Lalu kita terberai, sebelum akhirnya menjelma menjadi bekas luka yang tak terurai, dihati masing-masing."
...****...
September, 2017
"Aku akan menggunakan permintaan ketiga aku sekarang." Ucap Gadis berparas cantik itu dengan suara yang bergetar. Siapapun tahu, ia sedang menahan tangisannya agar tidak pecah detik itu juga.
Sementara pria tampan berwajah oriental yang duduk di hadapannya seraya menundukan kepalanya dalam-dalam, menanti dengan penuh antisipasi. Ia tahu hari ini akan tiba. Dan ia sudah mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari untuk hari ini. Tapi saat hari ini tiba, tetap saja hatinya terasa sakit. Ia terlalu ngeri membayangkan bagaimana hidupnya tanpa gadis ini. Gadis yang ia cintai dan ia jaga dengan sepenuh hati selama bertahun-tahun. Saat hari ini berakhir, ia tidak akan lagi menemukan seseorang seperti ini. Dulu, sekarang, dan bahkan hingga nanti, sampai batas waktu yang tidak ia ketahui, gadis ini akan selalu menjadi satu-satunya. Sampai hari ini berakhir, ia bukan lagi orang yang sama.
"Aku... nggak mau ketemu sama kamu lagi, Calvien Nicolas." Putus Aira dengan perasaan hancur. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya pecah.
Final! Hari ini dan hari-hari kemarin yang penuh kenangan manis dan luka sudah berakhir. Sungguh-sungguh berakhir. Nico terdengar menghela nafas untuk meminimalisir perih di dadanya sekarang. Semua kenangan yang ia lewati bersama Aira, terbersit lagi di kepalanya seperti sebuah film yang diputar ulang. Kenangan yang terlampau indah itu, justru membuatnya sejuta kali lebih sakit sekarang.
Tapi Nico tidak bisa mengatakan apapun. Kendatipun Aira sangat ingin mendengar suaranya lagi, kendatipun jauh di dasar hatinya yang terdalam Aira masih berharap bahwa pria ini akan menahannya.
Satu detik, dua detik, dan... Aira menganggukan kepalanya beberapa kali dan membiarkan sebulir air matanya lagi-lagi lolos jatuh di pipinya. Sudah berakhir. Sekarang sudah benar-benar berakhir. Inilah akhirnya.
"Dan terakhir... happy birthday, Nico."
Itulah ucapan terakhir Aira sebelum benar-benar pergi, dan menyisakan Nico hanya seorang diri di tempat itu. Waktu sudah menunjukan tepat pukul duabelas malam. Tanda hari itu sudah berakhir. Dan di hari yang sama juga, Nico genap berusia 23 tahun. Ini hadiah ulang tahun paling menyakitkan yang pernah ia dapatkan, namun layak ia terima.
"Maaf, Aira."
Ujarnya pelan di tengah keheningan malam. Bahkan ketika ia sangat ingin mengejar gadis itu, ia sudah tidak memiliki daya lagi. Melepaskan dan dilepaskan, adalah jalan terbaik satu-satunya yang bisa mereka tempuh sekarang.
Sampai hari ini berakhir, Nico bukanlah Nico yang sama lagi.
Dan setelah pertemuannya dengan Aira, Nico menghabiskan sisa malam itu dengan menangis sejadi-jadinya.
Biarkanlah untuk malam ini saja, Nico menumpah-ruahkan segala air matanya, sebab mulai esok hari, ia harus memasang 'topeng' di hadapan Aira, berpura-pura bahwa ia tidak apa-apa dengan perpisahan mereka.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
nata de coco
hai kak 😆🙌
2022-11-30
1
Crown Princess
Mau baca dulu 😊
2022-10-23
1
teti kurniawati
saya mampir.. mampir juga yuk di karya aku.
"Cinta berakhir di lampu merah."
Saling suport yukk☺
2022-10-23
1