The Story Of Nisa
Gadis itu berdiri memandangi danau dihadapannya dengan tatapan kosong.
Matanya yang sembab, menjadi tanda bahwa dirinya telah menangis dalam waktu yang lama.
Dengan rambut yang terurai panjang, dirinya tak merasa kedinginan sama sekali meskipun berdiri ditegah malam yang berselimutkan dinginnya salju. Nisa nama gadis itu, memaksa kakinya untuk membawa tubuhnya perlahan masuk kedalam air danau yang dingin.
Dengan bertelanjang kaki, dapat terlihat jelas lecet dan kemerahan yang menghiasi kedua pasang kaki indahnya itu.
Nisa tak peduli dengan keramaian yang terdengar sayup-sayup dikejauhan, tawa riang dan lantunan lagu natal yang dinyanyikan dengan sorak sorai kebahagiaan menambah sesak serta luka dihatinya.
Sejujurnya dirinya rindu akan momen seperti itu, ia ingin sekali kebahagiaan untuk kembali hadir dalam kehidupannya yang menyedihkan, namun ia sadar betul bahwa hal itu tak akan mungkin terjadi, bahkan hanya untuk disebut sebagai sebuah keajaiban.
"Hahaha..haha..ha..ha" Nisa berusaha tertawa, menertawakan dirinya sendiri yang begitu menyedihkan.
Perlahan air matanya kembali turun membasahi pipinya yang putih pucat. Nisa pikir air matanya sudah habis, namun ia salah, air matanya akan sampai akhir menjadi saksi bisu atas segala kemalangan yang terjadi pada dirinya.
Nisa rindu untuk kembali tertawa dan merasakan apa yang namanya kebahagiaan, seperti kala dirinya masih kecil. Dirinya rindu untuk setiap belaian dan kasih sayang yang dicurahkan kepadanya, namun waktunya kini berhenti.
Dirinya lelah dengan segala kesakitan ini, lelah menjadi dirinya sendiri dan lelah terhadap dunia yang tak pernah berpihak padanya.
" Ayumi, maaf.. Maaf karna tidak bisa menjadi layak dan terlalu kotor untuk dipanggil kakak olehmu. Maaf karna tidak bisa menghadapi Ayumi, dan mencoba membuat Ayumi mengerti tentang semua yang telah terjadi" ucap Nisa dalam hatinya sambil mengingat wajah adik kecilnya yang manis.
Ayumi seperti setitik kebahagian yang datang dalam hidup Nisa, membuat harinya yang gelap merasakan sedikit kehangatan karna kehadiran Ayumi.
Tak terasa, air danau itu telah mencapai puncak dagu Nisa, gadis itu menutup matanya dan membiarkan dirinya masuk sepenuhnya kedalam air.
Rasa dingin yang hebat segera menyambutnya, namun Nisa membiarkan dirinya tenggelam dengan pasrah tanpa sedikitpun berjuang untuk kembali keluar menuju tepian.
"Kak Arya, maaf karna sampai akhir tidak bisa menjadi lebih berani. Dan untuk Tatsuya, maaf karna membuat semua usahamu untuk membuatku kembali merasakan apa yang namanya hidup, menjadi sia-sia" Ucap Nisa kembali mengucapkan kata maaf untuk orang-orang yang selalu setia berada disisinya.
Kemudian ia menutup kedua matanya perlahan, dan membiarkan dinginnya air danau itu memeluknya menuju kematian.
Disaat Nisa mulai kehilangan kesadarannya, dikejauhan terdengar seseorang melompat ke dalam air, dan ia kembali menertawakan dirinya sendiri dalam hati.
"Apakah ia sebegitunya ingin hidup? Hingga membayangkan seseorang akan datang dan melompat kedalam air, untuk menyelamatkannya dari alam kematian"
Tidak akan ada yang peduli pada dirinya, bahkan ia ragu akan ada orang yang menangisi dirinya saat tau ia telah tiada.
Ingatannya kembali ke waktu dirinya masih kecil. Saat itu Nisa memiliki impian bahwa kelak ia besar, dirinya ingin menjadi seperti seekor kupu-kupu yang memiliki rupa cantik dan selalu disukai oleh banyak orang. Namun kini, dibandingkan kupu-kupu, dirinya lebih dianggap ngengat yang mengganggu.
Ingatan itu terhenti seketika, saat tiba-tiba Nisa merasakan sepasang tangan kokoh dan kuat sedang memeluk tubuhnya erat, dan berenang dengan begitu cepat.
Nisa membuka mata dan mencoba menajamkan indera penglihatannya untuk melihat sosok pria disampingnya, namun sedetik kemudian, dirinya kehilangan kesadaran dan semua berubah menjadi gelap.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments