Keinginan Natsume

Natsume memandangi putri kecilnya yang sedang bermain bersama teman-teman sebayanya.

Gadis kecil itu tampak sangat menikmati setiap waktu yang ia habiskan, sekedar berlarian dan berlomba untuk mencoba berbagai permainan yang disediakan di taman kanak-kanak.

Natsume mendaftarkan Nisa, untuk mulai membiasakan diri bersosialisasi dengan orang lain selain anggota keluarganya.

Waktu tak terasa berlalu begitu cepat. Tanpa Natsume sadari, kini putrinya sudah berumur 5 tahun, dan sebentar lagi akan memasuki bangku sekolah dasar.

Semenjak kelahiran Nisa dalam hidupnya, Natsume benar-benar berfokus untuk mengurus gadis kecil itu. Meskipun Nisa adalah anak ketiga dari pernikahan Natsume dan Pradana, namun masih banyak yang harus ia pelajari, karna Nisa adalah putri pertamanya.

Natsume sangat senang ketika menghabiskan setiap waktunya bersama dengan Nisa, karna sudah sejak lama dirinya berharap bisa dikaruniai seorang putri.

Ketika Natsume mengetahui bahwa saat itu yang sedang dirinya kandung adalah seorang anak perempuan, ia sudah menyiapkan segala rencana untuk kehidupan putrinya di masa depan.

Waktu usia kehamilannya memasuki 7 bulan, dirinya sudah meminta resign dari pekerjaannya disebuah perusahaan ternama.

Kini Natsume tengah dilanda kebimbangan dalam menjalani perannya sebagai seorang ibu dan istri.

Bukan apa-apa, tapi Natsume kini sadar betul bahwa dirinya mulai merindukan untuk kembali menjadi wanita karir. Wanita yang selalu berpenampilan elegan, dan selalu diandalkan oleh banyak orang dikantor.

Bukan berarti Natsume membenci kehidupannya yang sekarang hanya berfokus mengurus keluarga, tapi karna Natsume sekarang lebih banyak memiliki waktu luang, karna kedua anak laki-lakinya mulai bisa mengurus diri sendiri, dan Nisa juga sudah bisa sepenuhnya ditinggalkan bersama babysitter.

"Apakah mungkin, mas Pradana mau memberikan ijin padaku untuk bekerja kembali?" Tanya Natsume pada dirinya sendiri.

" Bundaaaaa!" tiba-tiba terdengar suara teriakan Nisa. Sepertinya gadis kecil itu sudah selesai dengan semua kegiatannya di taman kanak-kanak.

" Nisa jangan lari nak, nanti jatuh! Pelan-pelan aja sayang" balas Natsume gemas melihat Nisa yang berlari untuk menghampiri dirinya.

" Bunda...! Bunda...! Nisa mainnya seru banget! Bunda liatkan tadi, Nisa lebih jago main permainannya dari semua teman-teman Nisa yang ada?"

"Iyah sayang, bunda liat Nisa kok dari tadi. Anak bunda memang paling jago"

"Iya dong bunda, makasi yah bunda udah nemenin Nisa terus"

"Sama-sama sayang. Kita pulang yuk sekarang, biar bunda bisa bantu bi Inah masak makan siang"

" Ayo bunda"

Natsume pun beranjak dari tempat duduknya dan menggandeng tangan Nisa menuju mobil mereka yang diparkir tidak jauh dari sana.

Sesampainya di rumah, Natsume memarkirkan mobilnya digarasi dan membantu Nisa keluar dari dalam mobil. Gadis kecil itu melompat kegirangan saat melihat ada mobil ayahnya ikut terparkir disana.

"Bunda, ada ayah dirumah" kata Nisa antusias

" Iyah sayang"

"Ayo masuk bunda! Kita samperin ayah didalam, siapa tau ayah pulang buat makan siang bareng sama kita"

" Nisa masuk dan temui ayah duluan yah, nanti bunda nyusul" jawab Natsume datar sambil melepaskan tarikan nisa pada ujung bajunya. Nisa pun langsung mengikuti kata-kata Natsume, dan berlari kecil masuk ke dalam rumah.

"Selamat siang ayah, Nisa pulang!" Natsume masih bisa mendengar salam Nisa pada suaminya, meskipun sosok gadis itu sudah tak terlihat lagi olehnya.

Natsume melirik mobil suaminya sesaat, dan kebimbangan di hatinya yang sempat hilang kembali bermunculan lagi. Pikirannya kembali dipenuhi oleh keinginannya untuk kembali bekerja.

Tadinya Natsume ingin membahas hal ini bersama Pradana, saat malam hari pada waktu biasa suaminya itu pulang kerja. Namun siapa sangka, Pradana akan mampir ke rumah pada siang hari dan disaat Natsume belum menyiapkan hati untuk bicara.

"Kamu kenapa? Kenapa nggak ikutan masuk?" tegur Pradana membuyarkan lamunan Natsume.

" Eh mas... Ini mau masuk kok. Mas mau makan siang dirumah?"

" Iyah, udah lama aku nggak makan siang dirumah. Nggak apa-apa kan?"

" Yah nggak apa-apalah mas, justru aku senang karna bisa nyiapin makan siang juga buat mas" Natsume memeluk lengan suaminya dengan manja dan tersenyum manis.

" Bagus deh kalau begitu, tapi kamu nggak kenapa-kenapa kan dari tadi?" tanya Pradana menatap wajah istrinya cemas.

"Nggak kenapa-kenapa kok mas. Memangnya aku kenapa?"

" Aku cuman penasaran aja, takut ada apa-apa sama kamu. Kalau kamu baik-baik aja, yah syukur"

"Apaan sih mas"

"Loh, kok ada Arya sama Arkana juga dirumah? Bukannya ini belum jam pulang sekolah yah?" tanya Natsume heran, ketika melihat kedua putranya turun dari lantai dua dengan berbalut pakaian yang biasa mereka pakai dirumah sehari-hari.

" Kita disuruh pulang cepat bun, karna ada acara diantara guru-guru. Kan aku sama kak Arya satu yayasan sekolah, jadi jam segini udah barengan ada dirumah" jawab Arkana sambil berjalan ke meja makan.

Sedangkan Arya, masih sibuk membaca buku yang ada ditangannya. Namun detik berikutnya, ia dengan cepat mengalihkan pandangan, pada sosok gadis kecil yang berlari menuruni tangga.

"Nisa jangan lari-lari nanti jatuh!" tegur Arya pelan, yang langsung dituruti oleh Nisa. Gadis itu segera memperlambat gerakannya menuruni tangga.

"Kok bunda nggak tau kalian pulangnya cepat, kan biasanya kalian nelpon bunda? Terus tadi pulangnya sama siapa? Sama bang sarip?"

"Kita udah nelpon bunda berulang kali, tapi nggak diangkat. Pas nelpon bang sarip, katanya lagi nemanin bi Inah belanja ke pasar, jadi kita nelpon ayah buat jemput ke sekolah" kali ini suara Arya yang terdengar.

" Masa sih?" Natsume segera mencari hpnya didalam tas. Benar saja, ada banyak sekali notifikasi panggilan tak terjawab dan chat dari kedua anak laki-laki itu serta suaminya.

"Kok kamu bisa nggak sadar? Kamu benaran nggak apa-apa kan sayang? Kalau ada apa-apa, cerita aja sama aku, nggak biasanya kamu seperti ini"

"Aku nggak apa-apa kok mas, beneran deh. Ini aku nggak sadar, karna hpku aku silent. Kamu nggak usah khawatir yah, mending kita makan siang aja"

Natsume mencoba mengubah topik dengan mengajak Pradana makan bersama, karna Natsume belum bisa mengatakan keinginannya sekarang.

Biarlah saat malam hari ketika suaminya pulang, barulah ia sampaikan maksud hatinya itu. Mereka pun menyantap makanan yang disiapkan bi Inah dengan lahap, dan diselingi percakapan ringan yang sering terdengar diantara keluarga.

******

Natsume melirik jam dinding dikamarnya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Pasti sebentar lagi suaminya akan pulang. Ia Menatap pantulan wajahnya dicermin dan tersenyum bahagia, karna wajahnya masih nampak sangat muda, meskipun sekarang ia telah menyandang gelar ibu tiga anak.

Natsume selalu merasa beruntung menikah dengan Pradana, yang baginya sangat sempurna sebagai seorang suami, dan selalu mengerti dirinya serta tak banyak menuntut sesuatu secara berlebihan.

"Bunda" terdengar suara dari balik pintu kamar Natsume, yang dengan cepat dibukanya.

" Kenapa sayang?" tanya Natsume pada putra sulungnya.

" Ayah sudah pulang bun, sekarang lagi di bawah. Tadi udah Arya bilangin, kalau bunda lagi mandi"

" Makasi yah sayang" Natsume memang berpesan pada Arya untuk mengatakan pada Pradana bahwa dirinya sedang mandi. Ia takut kalau nanti saat suaminya itu pulang, dan tak melihat Natsume menyambut dirinya.

" Mas, udah pulang?" Natsume duduk disamping Pradana yang sedang menikmati kopi bikinan bi Inah di sofa ruang tamu.

" Iyah, kamu baru habis mandi? Kenapa nggak keringin rambut dulu, malah buru-buru turun?"

" Iyah aku habis mandi mas. Tadi habis masak makan malam, belum sempat mandi udah diminta temanin kerja tugas sekolah sama Nisa"

" Lain kali mandi aja dulu, baru urusin yang lain. Nggak baik mandi malam hari seperti begini, ini udah jam 9 loh, kalau kamu sakit gimana?"

" Iyah mas"

"Lain kali juga, kalau lagi bikin sesuatu, lanjutin aja dulu. Jangan paksain kalau nggak bisa nyambut aku pulang kerja, tuh liat rambut kamu masih basah, nanti bajumu juga ikutan basah"

Pradana mengambil jasnya yang ia letakkan disofa, kemudian memakaikannya dipunggung Natsume. Ia memindahkan rambut Natsume keatasnya, agar air yang menetes dari rambut basah itu, jatuh membasahi jas Pradana.

" Terima kasih yah, mas" Natsume tersenyum bahagia ke arah Pradana.

Inilah yang membuat Natsume jatuh cinta pada pria tampan dihadapannya, semua hal yang dilakukan Pradana membuat Natsume selalu merasa sangat dicintai dan istimewa.

"Mas, ada hal penting yang mau aku bicarakan sama mas"

" Hal penting tentang apa? Coba bicara saja, mas akan mendengarkan"

" Tapi mas harus janji dulu, nggak akan marah sama aku yah?"

"Iyah, mas janji"

" Beneran mas?" tanya Natsume tampak ragu-ragu.

"Iyah sayang. Kapan mas pernah bohong sama kamu?" Pradana tersenyum lembut kearah natsume.

"Aku pengen bisa balik kerja lagi kayak dulu mas. Ituupun kalau boleh, tapi kalau nggak boleh, nggak masalah kok" ucap Natsume menunduk.

"Uang yang aku berikan tiap bulan, kurang yah? Atau ada sesuatu yang mau kamu beli?" Tanya Pradana, yang membuat Natsume terkejut.

" Nggak kok mas, uang yang kamu kasih sangat lebih dari cukup. Aku cuman pengen aja, karna sekarang aku punya banyak waktu luang dan merasa bosan. Apalagi Arya dan Arkana udah bisa mandiri, dan Nisa juga ada babysitter yang jagain kalau di TK. Tapi aku juga pasti akan tetap menjalankan peranku, sebagai ibu dan juga istri kok mas"

" Kamu yakin bisa membagi waktu buat keluarga dan kerjaan? Nggak apa-apa, kalau kecapean nanti?"

"Aku yakin pasti bisa kok mas. Kalau soal cape, itu kan resiko yang harus aku ambil untuk keinginan aku ini, jadi nggak masalah buat aku mas." Jawab Natsume penuh keyakinan.

" Ya sudah kalau begitu maumu. Aku sih ikut aja apa yang mau kamu lakukan, selama itu masih hal yang positif"

" Serius mas? Kamu nggak bohong kan mas?" tanya Natsume tak percaya dengan jawaban Pradana yang didengarnya barusan.

"Iya, aku serius sayang"

" Ahhhh..., makasi sayang" Natsume berhambur memeluk suaminya dengan bahagia, Pradana pun memeluk istrinya dengan sayang.

Namun keduanya tak akan pernah menyangka, bahwa keputusan mereka saat ini, adalah jalan yang akan membuka banyak sekali konflik dan kesakitan dalam bahtera rumah tangga, yang telah begitu lama mereka jaga dengan penuh cinta.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!