Remarried My Husband
Versi cetak jauh lebih rapi dan alur lebih konsisten. Selamat membaca.
*****
Vallerie Emerald dan Elliot Sinclair. Sepasang suami istri sudah memasuki ulang tahun pernikahan mereka yang ke dua. Meski sampai sekarang mereka masih belum dikaruniai sang buah hati, tapi mereka tetap saling mencintai.
Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Untuk merayakannya, sepasang suami istri ini pergi berbelanja kebutuhan bahan makanan di supermarket dekat apartemen mereka. Hanya berbelanja berbagai kebutuhan bahan makanan untuk dimasak saat dinner romantis nanti malam.
Seketika keduanya berjalan santai di taman kota sambil membawa barang belanjaan yang dibeli di supermarket, tiba-tiba sosok wanita muda memberikan sebuah buket mawar merah untuk Vallerie secara sukarela.
Vallerie dan Elliot bingung, bagaimana wanita ini bisa tahu mereka sedang mencari buket bunga yang cocok untuk menghiasi rumah mereka saat merayakan ulang tahun pernikahan?
Vallerie tersenyum ramah. “Terima kasih. Bunga ini indah sekali!”
Wanita itu tersenyum balik, kemudian melangkah mendekati daun telinga Vallerie dan Elliot. “Bersenang-senang dulu sebelum menghadapi musibah besar yang akan menghancurkan hubungan kalian.”
Vallerie dan Elliot saling melempar pandangan bingung. Musibah besar? Apa maksud perkataan wanita itu tiba-tiba? Padahal selama ini kehidupan mereka selalu baik-baik saja.
“Maksudmu apa?” Vallerie bertanya balik pada wanita itu.
“Berwaspada saja.”
Daripada mereka terus mendengarkan perkataan omong kosong, Vallerie langsung menggandeng tangan suaminya menjauhi wanita itu sedikit ketakutan.
Mereka tidak ingin memusingkan musibah besar yang diungkit wanita itu. Lagi pula, bagaimana wanita itu bisa tahu kejadian yang akan terjadi di masa depan?
Vallerie merasa kakinya sedikit pegal karena berjalan terlalu lama. Elliot berinisiatif mengajaknya menempati bangku taman kosong di dekat mereka. Kemudian menaruh semua barang di samping bangku dan berjongkok di hadapan sang istri memijit betis istrinya pelan.
Vallerie tersenyum manis melihat suaminya selalu peka padanya tanpa diberitahu. Tangan kirinya spontan mengelus kepala suaminya penuh kasih sayang.
Elliot menatap istrinya cemas. “Kakimu masih pegal?”
“Terima kasih, Sayang. Kamu selalu perhatian padaku. Padahal selama ini aku tidak memberimu banyak hal yang bisa membuatmu bahagia.”
Elliot kembali menempati bangku taman, memasang tatapan cemas pada istrinya. Ia tahu istrinya tiba-tiba mengatakan hal itu karena ada satu masalah kecil yang selalu membuat istrinya gelisah.
“Sayang, cukup memiliki kamu sudah membuatku bahagia. Aku tidak membutuhkan apa pun lagi.”
“Kita sudah menikah dua tahun, tapi aku masih belum bisa menghasilkan anak. Kamu tidak marah? Kamu tidak menyesal menikah dengan wanita yang tidak bisa menghasilkan keturunan?”
Elliot tertawa kecil mengecup kelopak mata sang istri sekilas. “Aku tidak peduli. Menikahimu saja sudah cukup. Sejak dulu aku tidak memiliki orang tua dan teman. Sejak bertemu denganmu, hanya kamu yang selalu mendengarkanku dengan baik. Kamu selalu peduli padaku dan selalu menemaniku di saat aku kesepian. Aku tidak pernah menyesal menikahimu, Vallerie. Kamu jangan sedih hanya karena masalah itu.”
“Elliot ….”
“Kita bisa melakukannya nanti malam. Siapa tahu kali ini berhasil.” Elliot menyentuh pundak Vallerie dengan senyuman percaya diri.
Senyuman ceria kembali terukir pada wajah Vallerie. “Inilah alasan aku menikahimu, kamu selalu mencintaiku apa adanya.”
Sepasang bibir saling bersentuhan sekilas, kemudian dihiasi tawa bahagia sepasang suami istri.
Elliot menatap istrinya dengan tatapan kasih sayang. “Meski kita sudah menikah dua tahun tanpa memiliki anak, tapi aku sangat bahagia hanya berada di dekatmu.”
Malam hari telah tiba, Elliot dan Vallerie berjalan santai bergandengan tangan menuju halte bus. Seketika mereka ingin menyeberangi zebra cross dalam kondisi jalan sepi, tiba-tiba sebuah truk kehilangan kendali melaju ke arah mereka dengan kecepatan penuh.
Elliot dan Vallerie panik. Elliot berinisiatif mendorong tubuh istrinya sangat kasar menjauhi truk itu sampai tubuh Vallerie berguling-guling di aspal.
BRUKK
Truk itu akhirnya menabrak sebuah tiang lampu. Namun, jalan raya dipenuhi semua barang belanjaan mereka yang dibeli tadi siang, termasuk bunga mawar berceceran di aspal.
Seketika Vallerie ingin membangkitkan tubuhnya, tubuhnya sangat syok melihat tubuh suaminya terbaring terlentang di aspal berceceran darah mengalir deras dari kepala.
Tangisan Vallerie pecah melihat suaminya tewas tepat di depan matanya, setelah ia memastikan memeriksa denyut nadi suaminya tidak berfungsi. Apalagi mereka baru bersenang-senang di hari ulang tahun pernikahan mereka.
Vallerie sangat syok sampai terjatuh pingsan kemudian dibawa ke rumah sakit. Saat ia terbangun di ruang UGD, seorang dokter menghampirinya memberitahukan suaminya telah dinyatakan tewas.
Penampilan Vallerie sangat kusut dengan balutan pakaian duka menyambut tamu yang mendatangi pemakaman suaminya di rumah duka. Bahkan tamu yang mengunjunginya sedikit, membuat dada Vallerie sangat sesak.
Vallerie duduk di lantai melampiaskan tangisannya setelah mendengar detektif yang menangani kasus ini menyatakan kasus ini merupakan kasus tabrak lari. Sopir truk dinyatakan tewas juga, Vallerie tidak bisa berbuat apa pun selain mengamati foto suaminya dipajang di altar.
“Kamu bohong! Bukankah kamu berjanji ingin membuat anak bersamaku? Kenapa kamu meninggalkanku sendirian di sini?”
Vallerie merasa emosinya semakin tidak stabil. Akhirnya ia memutuskan berjalan santai di jembatan pinggir jalan mencari udara segar.
Kepalanya terasa sakit membayangkan insiden mengerikan itu sampai membuat tubuhnya merinding. Sejenak ia berdiri mengamati sungai di hadapannya, ingin berteriak melampiaskan amarahnya sudah meledak.
“Seandainya saja … aku bisa memutar waktu kembali … mungkin aku bisa menyelamatkanmu dari maut. Aku tidak bisa hidup tanpamu, Elliot.”
BYURR
Tiba-tiba tubuhnya didorong seseorang sehingga membuatnya tenggelam di sungai. Namun, detik-detik terakhir saat didorong, Vallerie sempat mengintip pelaku yang mendorongnya merupakan seseorang yang dikenalnya.
Vallerie merasa tubuhnya terasa hangat. Entah bagaimana caranya ia bisa bernapas dalam air dan bisa melihat di dalam air dengan jelas.
Vallerie sangat terkejut melihat keajaiban yang dialaminya seperti tokoh di dunia dongeng. Lalu, seseorang berdiri di dalam air membuat Vallerie semakin tersentak. Orang itu adalah wanita yang memberikan buket bunga mawar di taman.
Wanita itu tersenyum ramah mendekati Vallerie, kemudian menyentuh dahi Vallerie sejenak seperti menyalurkan energinya untuk Vallerie.
Banyak pertanyaan dalam benak Vallerie sampai bingung ingin memulainya dari mana. Ia masih bingung identitas wanita ini apakah manusia atau bukan jika dilihat wanita ini sangat misterius sejak di taman.
“Kamu … siapa?”
“Aku tidak bisa memberitahukan identitasku.”
“Kamu malaikat maut? Kamu mau jemput aku sekarang?”
Wanita itu tertawa ledek. “Tenang saja, belum waktunya kamu meninggal. Aku justru menyelamatkanmu dari maut.”
Bola mata Vallerie terbelalak. Sejenak ia mencubit pipinya sekuat tenaga memastikan bahwa ia sedang bermimpi.
Sakit! Ternyata apa yang dialaminya sungguh nyata sampai ia tidak bisa berkata-kata. Namun, ia masih memiliki pertanyaan soal ramalan musibah besar yang menimpanya sungguh terjadi.
“Bagaimana kamu bisa tahu musibah besar akan menimpa kami?”
“Karena aku bisa melihat masa depan.”
“Kenapa kamu tidak memperingatkan kami? Suamiku tidak akan tewas di hari ulang tahun pernikahan kami! Kenapa kamu tidak menyelamatkannya tapi kamu menyelamatkanku?”
“Aku tidak bisa menyelamatkan suamimu, tapi kamu bisa.”
Dahi Vallerie mengernyit. “Bagaimana caranya?”
“Bukankah kamu ingin memutar waktu untuk menyelamatkan suamimu? Akan aku kabulkan sekarang.”
Vallerie semakin bingung apa yang terjadi pada dirinya sampai tidak terlihat waras sekarang. Sejenak ia menggarukkan kepala berpikir keras mengenai teori konspirasi seperti komik favoritnya.
“Sebenarnya ada yang ingin membunuhmu dan suamimu. Kecelakaan yang dialami suamimu bukan kecelakaan biasa.”
Dahi Vallerie sedikit berkerut. Ia jadi teringat momen detik-detik terakhir sebelum ia tewas didorong ke sungai. Ia sangat yakin pelakunya itu adalah Erick. Direktur perancang busana di perusahaan tempat ia bekerja. Selama ini ia tidak pernah melakukan kesalahan, kenapa Erick tiba-tiba ingin membunuhnya?
“Kalian ingin dipisahkan dengan cara apa pun, kalian pasti akan dipertemukan kembali. Karena kalian sudah terikat benang merah sejak awal.”
TICK
Tiba-tiba Vallerie terbangun di kamar mewah. Vallerie mengamati sekelilingnya bingung sambil menggarukkan kepala. Dalam ingatannya, terakhir kali ia sedang berbicara dengan wanita di sungai.
Vallerie berpikir keras, ia berusaha memecahkan teori konspirasi yang dialaminya membuatnya sakit kepala sekarang. Apakah benar ia sungguh kembali untuk menyelamatkan suaminya?
Sorot matanya tiba-tiba terfokus pada sebuah kalender dipajang di dinding kamar. Melihat tanggal, bulan, dan tahun tertera di kalender. Vallerie berani menyimpulkan ia kembali ke masa dua tahun lalu sebelum menikah dengan Elliot.
“Aku … kembali?”
Vallerie terlihat kegirangan mengetahui ia sungguh masih hidup sehat dan bisa mencegah musibah besar itu menimpa mereka dua tahun mendatang.
Namun, banyak hal yang masih ia sulit mengerti. Kamar ini bukan kamarnya, tapi seisi kamar ini berisi semua foto miliknya.
Vallerie beranjak dari ranjang, berjalan perlahan mengelilingi kamarnya kebingungan. “Dulu aku tidak kaya, bagaimana aku bisa memiliki rumah mewah ini?”
Ada ide cemerlang terlintas dalam pikirannya. Vallerie berlari keluar dari kamar memeriksa sekeliling rumahnya terlihat luas. Lalu, hal yang paling diutamakan adalah memastikan kedua orang tuanya sama seperti kehidupan sebelumnya.
Melihat sosok kedua orang tuanya masih sama, tapi gaya pakaiannya sedikit berbeda. Vallerie berdiri mematung.
“Kamu kenapa, Vallerie?” Sang ibu menyentuh dahi putrinya.
“Sejak kapan kita kaya, Bu?” Vallerie melotot.
Sang ibu tertawa puas menggelengkan kepala. “Kamu bermimpi buruk semalam? Keluarga kita tidak kaya seperti yang ada di drama. Kita hanya memiliki butik gaun pengantin.”
Profesi sang ibu berubah drastis. Vallerie jadi teringat keinginan ibunya ingin membuka butik gaun pengantin, tapi berujung gagal karena masalah besar menimpa keluarganya. Tapi, di kehidupan sekarang bagaimana bisa keinginan ibunya terkabul? Apakah sejarah kehidupannya berubah?
“Sudahlah, kamu jangan kebanyakan melamun! Sebaiknya kamu cepat makan setelah itu pergi ke butik!” Sang ayah memberikan beberapa lauk ditaruh di piring Vallerie.
“Aku?” Vallerie juga bingung dengan profesinya di kehidupan sekarang. Sebelumnya ia bekerja sebagai asisten manajer perancang busana di perusahaan pakaian merk terkenal.
“Memangnya kamu tidak perlu rancang gaun untuk klien?”
Rasanya Vallerie semakin gila melihat kehidupannya berubah drastis dari sebelumnya. Ia sangat berterima kasih pada wanita itu, tapi ia masih belum bisa menyesuaikan kehidupannya sekarang.
“Oh ya, ibu sudah siapkan dress untukmu. Nanti malam jangan lupa kamu harus menghadiri acara perjamuan makan malam Clarity Star Company Limited.”
Nama perusahaan itu adalah perusahaan tempat Vallerie dulu bekerja. Dulu ia bekerja sebagai pegawai, sekarang ia diundang secara hormat menghadiri acara megah itu.
Sepanjang hari kerjaan Vallerie hanya melamun di butik, meski ia berpenampilan elegan. Kerjaannya tidak terlalu sibuk. Maka dari itu, ia terus menggali informasi mengenai semua kerabatnya di daftar kontak ponselnya.
Anehnya, ia tidak menyimpan nomor ponsel Elliot. Padahal menurut tanggal, seharusnya ia sudah berpacaran dengan Elliot.
Satu-satunya cara memastikannya adalah dengan menelusuri akun media sosial Pictagram. Ia mengetik nama akun suaminya sama persis dan akhirnya ketemu juga.
Seketika menelusuri isi akun Elliot, bola matanya membulat sempurna. Gaya pakaian suaminya berbeda jauh dan terutama yang membuatnya tidak percaya adalah pekerjaan Elliot di kehidupan ini adalah seorang direktur eksekutif utama di Clarity Star Company Limited, jika dilihat salah satu postingan Elliot menghadiri sebuah acara formal.
Bagi Vallerie ini kesempatan emas bisa bertemu dengan mantan suaminya saat perjamuan makan malam. Karena acara itu diadakan Clarity Star Company Limited, tentu saja mempermudahkannya bertemu dengan Elliot.
Acara ini dihadiri sekumpulan tamu VIP yang bekerja sama dengan Clarity Star Company Limited. Termasuk tamu VIP dari perusahaan luar negeri.
Vallerie tidak memedulikan acara ini. Yang terpenting ia ingin bertemu dengan Elliot. Apalagi ia syok melihat kehidupan Elliot juga berubah drastis. Seingatnya, Elliot merupakan anak yatim piatu di kehidupan sebelumnya dan profesinya merupakan manajer penjualan. Sedangkan sekarang Elliot merupakan putra bungsu dari pemilik perusahaan ini dan berprofesi sebagai direktur. Apakah dunia ini adalah dunia berbeda dari sebelumnya? Vallerie ingin memastikannya langsung jika seandainya bisa bertemu dengan Elliot.
Keberuntungan berada di pihaknya. Langkah kakinya terhenti sejenak seketika akhirnya berhasil menemukan sosok Elliot berpenampilan menawan sedang berdiri sendirian.
Vallerie tersenyum bahagia mengamatinya dari kejauhan. Tanpa berpikir panjang ia langsung berlarian menghampirinya, kemudian memeluknya erat melepas rasa kerinduannya. Apalagi ia sangat bahagia melihat suaminya masih hidup sehat, padahal sebelumnya tewas di depan matanya sampai tubuhnya kaku. Sedangkan sekarang ia bisa merasakan kehangatan tubuh suaminya seperti sebelumnya yang selalu membuatnya nyaman.
“Elliot, aku merindukanmu.”
Namun, reaksi Elliot berbeda jauh dari apa yang dipikirkan Vallerie. Elliot langsung mendorong tubuh Vallerie sedikit kasar dengan tatapan dingin, membuat Vallerie berdiri kaku dengan bingung.
“Kamu siapa? Beraninya kamu menyentuh tubuhku!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
pensi
Innalilahi wa innailaihi roji'uun
2023-02-17
1
pensi
loh kok bisa dia berkata begitu? atau dia semacam gadis indigo.
2023-02-17
1
pensi
itu tandanya saling melengkapi.
2023-02-17
1