Hatinya seperti terkena sambaran petir yang dahsyat membuat kakinya kesulitan bergerak. Bisa dikatakan ini pertama kali Vallerie dibentak Elliot tanpa segan, apalagi tatapan Elliot seperti ingin membunuhnya sekarang. Tidak menyangka sikap mantan suaminya berubah sepenuhnya menjadi seorang pria berhati dingin. Berbeda dengan kehidupan sebelumnya suaminya sangat lembut padanya dan bahkan selalu bersikap manis dan manja setiap kali mereka sedang berkencan.
Anggaplah sikap berubah drastis dipengaruhi perubahan kehidupan dan pergaulan yang menyebabkan sikap Elliot menjadi arogan. Namun, yang masih membuat Vallerie penasaran, Elliot sungguh tidak mengingatnya sama sekali? Tapi kenapa ia sendiri bisa mengingat semua kenangan yang terjadi di masa lalu? Apakah sosok Elliot di hadapannya adalah orang berbeda dengan wujud sama?
Vallerie berusaha bersikap tegar dan ingin memastikannya apakah teori dalam pikirannya mengenai dunia berbeda sungguh benar atau tidak.
Vallerie melangkah anggun mendekati Elliot, memasang wajah memelas supaya tidak dianggap wanita tidak waras. “Kamu tidak mengenalku? Aku Vallerie.”
Berhadapan dari sekian banyak wanita licik sudah sangat memuakkan bagi Elliot. Tatapannya semakin kejam, tidak peduli wanita ini adalah wanita baik atau jahat, yang pasti Elliot sudah lelah selalu melakukan hal yang sama banyak kali.
Terutama belakangan ini dihadapi masalah besar di perusahaan, rasanya ada bom akan meledak dalam tubuhnya dan sudah kehilangan akal sehat. “Banyak wanita aneh berpura-pura mendekatiku dengan menyebutkan nama mereka dulu. Kamu pasti salah satu dari mereka, aku bosan menghadapi para wanita yang hanya memanfaatkan aku!”
Kepala Vallerie semakin terasa sakit. Tensi darahnya naik dalam sekejap mendengar pernyataan sarkas yang diucapkan dari bibir sexy mantan suaminya membuat dadanya semakin sesak. Perkataan itu berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan suaminya di kehidupan sebelumnya.
Matanya mulai berkaca-kaca. Vallerie masih berusaha ingin menyentuh lengan suaminya, tapi tangannya langsung ditepis kasar. Rasanya masih sulit percaya berhadapan dengan sosok pria yang hanya wujudnya sama seperti suaminya, tapi kepribadian sangat berbeda jauh.
“Sebaiknya kamu pergi dari sini! Hari ini suasana hatiku sedang tidak baik, jangan ganggu aku!” Elliot membentak dengan tatapan melotot, berkacak pinggang.
Tangisan Vallerie semakin terisak, ia berusaha menahannya supaya tamu lain tidak menyaksikannya, tapi ia tidak bisa melakukannya. Matanya semakin memerah jika sambil membayangkan karakter suaminya selalu penyayang di matanya sewaktu dulu meski dihadapi masalah, ia tidak bisa melupakannya.
Vallerie tidak ingin berdebat dengan Elliot terlalu lama. Daripada dadanya semakin sakit, terpaksa ia mengakhiri perbincangannya daripada emosinya semakin tidak stabil. “Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku lega melihatmu masih hidup sehat.”
Dengan gaya angkuh Vallerie meninggalkan Elliot sambil membawa sling bag terburu-buru bersembunyi di tempat tertutup.
Vallerie sengaja bersembunyi untuk melampiaskan tangisannya semakin pecah daripada ia dipermalukan semua tamu undangan. Untungnya tadi saat bertengkar dengan Elliot, semua tamu undangan tidak menghiraukan mereka. Yang lebih membuat Vallerie sakit hati, Elliot membentaknya sekaligus mengucapkan perkataan menohok pada saat bersamaan.
Vallerie semakin merindukan sikap lembut suaminya selalu memedulikan kondisinya setiap kali ia berbuat ceroboh. Terutama Vallerie masih memiliki utang budi ingin mengobati punggung suaminya, karena sudah melindunginya dari beberapa kaleng makanan hampir menimpa kepala saat mereka berbelanja di supermarket sebelum meninggal.
Meski beberapa saat lalu ia diperlakukan Elliot kasar, tetap saja masih tidak ingin menyerah dengan misi utama yang harus dilakukan di kehidupan ini. Ia harus menikahi Elliot supaya ia bisa melindunginya dengan mudah, sekaligus bisa berbalas dendam pada Erick.
Vallerie menarik napas kemudian membuang perlahan. Sejenak ia membersihkan wajahnya di kamar kecil, kemudian merias wajahnya kembali menyegarkan seperti semula. Kali ini ia ingin mencoba berbicara dengan Elliot lebih lembut supaya Elliot menerima lamarannya.
Selain itu, melihat kehidupan mereka berubah drastis, Vallerie sangat yakin dunia ini bukan dunia yang mereka tempati semula. Melainkan ia terlahir kembali di dunia berbeda dengan orang yang sama. Vallerie berusaha menerima kenyataan bahwa pemuda yang dihadapinya tadi adalah Elliot di dunia ini, bukan berasal dari dunia sebelumnya. Maka dari itu, wajar sikap Elliot berubah drastis dan tidak mengingat apa pun.
Vallerie bertekad akan menjadi sosok Vallerie yang baru di dunia ini, tapi memperlakukan suaminya seperti di masa lalu dan berusaha tidak akan berkata berkaitan masa lalu lagi, kecuali tidak sengaja keceplosan.
Seketika Vallerie memasuki aula itu lagi, kali ini ia tidak sengaja berpapasan dengan sosok pembunuh yang mendorongnya di sungai di kehidupan sebelumnya.
Langkah kakinya terhenti sejenak. Sekilas menatap Erick dari kejauhan sambil mengepalkan tangannya kuat, rasanya ingin membunuh Erick secara langsung. Namun, ia hanya bisa membayangkannya dalam pikirannya karena ia tetap harus menjaga sikap di kehidupan ini. Terutama melihat Elliot dan Erick sangat akrab hubungannya karena mereka saudara kandung, Vallerie tidak mungkin bertindak gegabah dengan mudah, jika ingin berbalas dendam pada Erick.
Acara telah berakhir. Saatnya Vallerie menjalankan misi rahasianya membuntuti suaminya berjalan sendirian menuju suatu tempat. Sebenarnya Vallerie juga penasaran apakah suaminya sudah berpacaran dengan seseorang atau belum. Jika sudah, maka misinya akan gagal sepenuhnya. Namun, ia berusaha tetap berpikir positif bahwa Elliot pasti akan menantinya, meski tidak mengingat satu pun kenangan di masa lalu.
Melihat Elliot menekan tombol lift, Vallerie bersembunyi di balik pilar mengamati lantai yang dituju Elliot. Saat pintu lift terbuka, Elliot memasuki lift itu, kebetulan sekali pintu lift sebelah langsung terbuka, Vallerie berlarian memasuki lift menekan lantai lift yang dituju Elliot.
Kebetulan sekali Vallerie tidak kehilangan jejak. Perlahan ia mengikuti Elliot dari belakang berjalan di sepanjang koridor menuju kamar yang dituju. Vallerie semakin penasaran tujuan Elliot ke kamar hotel untuk apa. Mustahil hobi Elliot adalah bermain kotor bersama wanita sexy selama satu malam, sedangkan sebelumnya sangat sensitif terhadap sentuhan wanita lain.
‘Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan di kamar hotel? Jangan menakutiku, Sayang!’
Elliot menempelkan kartu magnetik pada sistem sensor pintu kemudian memasuki kamar hotel.
Dengan sigap Vallerie berdiri di depan pintu menempelkan daun telinganya di pintu, berusaha ingin mendengar percakapan yang dibicarakan Elliot dengan seseorang.
Sambil menguping, kebetulan ada petugas hotel berkeliling melakukan pelayanan kamar. Vallerie meminta kunci cadangan dari petugas itu, lalu langsung diberikan tanpa perlu merayu dengan segala cara.
Mendengar suara teriakan Elliot sangat dahsyat, tanpa berpikir panjang Vallerie langsung memasuki kamar, disambut pemandangan tidak enak dilihat di depan matanya. Posisi Elliot saat ini tubuhnya menempel di dinding, sedangkan ada wanita sexy lainnya sedang menggoda Elliot dengan menyentuh dada Elliot.
Vallerie langsung mengamuk menghampiri wanita itu dan berdiri di depan Elliot tanpa peduli dibentak lagi.
“Siapa kamu?” Wanita itu menatap Vallerie dari ujung kepala hingga kaki.
“Aku pacarnya Elliot. Kamu sedang menggoda pacarku?!” Vallerie membentak dengan nada melengking.
Elliot membelalakan mata. Rasanya ia ingin berteriak pada Vallerie karena bersikap sembrono tanpa persetujuannya, terutama mereka baru bertemu di ballroom, sikap Vallerie sekarang seolah-olah seperti sudah mengenal sejak lama.
Wanita itu berdecak kesal mendekati Vallerie sambil mencolek lengan Vallerie kasar. “Justru kamu yang menggangguku! Sejak kapan Elliot sudah punya pacar? Dasar wanita murahan!”
Entah kenapa Elliot merasa tidak nyaman mendengar kalimat sarkas diucapkan wanita itu. Meski sempat sebal pada Vallerie, Elliot bingung kenapa hatinya ingin marah besar terhadap wanita itu seolah-olah Vallerie adalah wanita istimewa dalam hidupnya. Bibirnya terasa gatal ingin mengucapkan kalimat pembelaan, untungnya ia sudah tahu nama wanita bisa dikatakan penyelamat hidupnya.
“Benar yang dikatakan Vallerie!”
Di satu sisi Elliot memanfaatkan kesempatan ini demi bisa menghindari wanita pengganggu ini. Sekarang posisi Elliot berdiri di depan Vallerie. “Vallerie memang pacarku. Jadinya, kamu jangan menggangguku lagi, Rachel!”
“Kamu bisa membuktikannya?”
Bagaimana cara membuktikannya? Hanya ada satu ide konyol terlintas di pikirannya, padahal Elliot sangat benci melakukan adegan ini bersama seorang wanita demi bisa terbebas dari Rachel. Tapi, jika melakukannya bersama Vallerie, entah kenapa Elliot tidak bisa berpikir jernih. Hatinya sangat menginginkan dan mendukung sang majikan melakukan sebuah adegan mesra yang tidak pernah dilakukan selama hidup di dunia ini.
Elliot menautkan bibirnya pada bibir Vallerie, membuat Vallerie sangat terkejut sampai melotot. Tidak disangka bibirnya dicium suaminya padahal beberapa saat lalu sempat bertengkar. Meski Vallerie tahu ini hanya sandiwara untuk memancing emosi Rachel.
Rachel langsung membawa sling bagnya keluar dari kamar ini. Pada saat bersamaan, Elliot langsung melepas tautan bibirnya perlahan dan memalingkan matanya dari Vallerie, sambil menyentuh bibirnya akhirnya bersentuhan dengan bibir wanita.
Namun, entah kenapa ia merasa ada ingatan samar-samar terlintas dalam pikirannya. Ingatan itu memperlihatkan sebuah adegan ciuman bersama Vallerie membuat tetesan air mata membasahi pipinya. Apakah pertanda ada sesuatu yang dilewatkannya? Hatinya merasa sesak hingga kelopak matanya mulai basah membayangkan sepotong ingatan tadi.
Elliot terus menggeleng. Ia berusaha mempertahankan harga dirinya berpegang prinsip tidak akan mudah tergoda para wanita, terutama baru pertama kali bertemu. “Apakah kamu gila, Elliot? Baru pertama kali bertemu wanita ini main langsung cium?!” Elliot mengelap bibirnya terasa kering menggunakan jempol.
Vallerie tersenyum manis mendapatkan ciuman dari mantan suaminya. Ia sengaja berjalan mendekati Elliot membuat Elliot sedikit gugup menelan salivanya.
“Apa … yang kamu lakukan?”
“Aku tidak menyangka kamu menciumku barusan. Kenapa kamu ingin berciuman dengan wanita asing sepertiku?” Vallerie menyeka lengan jas Elliot lambat laun.
“Itu … karena—”
BUKK
Punggung Elliot menabrak tembok. Kali ini ia tidak bisa kabur melihat posisi tubuh Vallerie kini menempel padanya.
“Karena kita sudah berciuman tadi, menikahlah denganku, Elliot.” Vallerie memajukan bibirnya mendekati bibir Elliot, ia sengaja menguji jawaban Elliot akan seperti apa.
Elliot melotot. “Apa?!”
“Menikahlah denganku. Aku tidak ingin kehilanganmu lagi seperti sebelumnya. Aku akan melindungimu dari pembunuh itu.”
Tunggu sebentar! Pembunuh? Siapa yang ingin membunuhnya? Bagaimana wanita ini bisa tahu ada pembunuh yang ingin membunuhnya? Mendengar perkataan tidak masuk akal itu menambah kerutan di dahinya.
Namun, Elliot jadi teringat mimpi buruk yang sering dialaminya mengenai kematiannya secara tidak terduga. Apakah mimpi itu bukan mimpi biasa? Pertanda ia akan tewas dalam waktu dekat ini?
Di satu sisi Elliot merasa seperti dipermainkan banyak wanita yang selama ini selalu menipu dan memanfaatkannya. Apakah perkataan Vallerie bisa dipercaya? Lalu, bagaimana dengan ingatan ciuman itu? Sebenarnya siapa Vallerie?
“Kamu sengaja merayuku dengan cara berbeda supaya aku menikahimu, ‘kan! Aku sudah bosan menghadapi banyak wanita merayuku dengan mulut berbisa.” Elliot melipat kedua tangan di dada.
Matanya sedikit berkaca-kaca mendengar penolakan mantan suaminya terang-terangan menyayat hatinya. Rasanya ingin berteriak, tapi Vallerie tidak sanggup melakukannya mengingat ini adalah dunia berbeda. Meski diberi jawaban penolakan, Vallerie tetap tidak mudah menyerah mencari segala cara supaya Elliot ingin menikahinya, meski tidak ada cinta.
Sontak ada ide cemerlang terlintas di pikirannya yang bisa membuat hati Elliot luluh langsung setuju ingin menikahinya. “Kamu ingin ditindas Rachel lagi seperti tadi? Kamu bisa pergunakan aku kalau mau. Tugasku di kehidupan ini adalah melindungi nyawamu sama seperti saat kamu melindungiku sampai tewas!”
Sejenak Elliot berpikir lagi mengenai tawaran aneh yang diberikan Vallerie. Jika dipikir lama, benar juga menerima lamaran itu, meski ia tidak mencintai Vallerie. Pernikahan sandiwara adalah alasan sangat pas menghindari Rachel. Selain itu, hatinya terus memaksa menikahi Vallerie demi mencari jawaban mengenai ingatan samar-samar tadi saat berciuman. Apakah Vallerie adalah wanita yang satu-satunya bisa dipercayainya sepanjang hidupnya?
“Baiklah, kamu ada benarnya. Aku akan menikahimu dan hanya memperalat kamu, kamu tidak masalah?” Elliot tersenyum licik melipat kedua tangan di dada.
Vallerie menggeleng pelan. “Aku sudah bersyukur menikahimu, Elliot.”
Elliot tidak berani menatap netra indah di hadapannya mengingat sepotong ingatan tadi terus bermunculan dalam kepalanya. “Sebenarnya aku merasa ada sesuatu yang aneh saat menciummu tadi. Seperti … aku pernah menciummu tapi aku tidak tahu kapan.”
Vallerie teringat tanggal hari ini adalah hari ciuman pertama mereka terjadi di kehidupan sebelumnya, hanya berbeda tahun. Tidak disangka kejadian ini terulang kembali meski suasana beda jauh. Tapi, bagaimana bisa Elliot merasa aneh saat berciuman?
“Kita akan menikah tanggal 20 Februari 2020. Jangan protes! Aku berhak memilih tanggal pernikahan yang bagus!” Elliot mempertegas sambil melonggarkan lilitan pita kupu-kupu di leher.
Vallerie membelalakan mata seketika mendengar tanggal itu merupakan tanggal pernikahan mereka di kehidupan sebelumnya. Kenapa harus tanggal itu dari sekian 365 hari dalam setahun?
“Kamu … sungguh ingat?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀
Kata kata Elliot sangat kasar tapi dia mau juga menikah dengan Vallerie
2022-11-05
1
R.F
semangat kak. 2like hadir. like balik iya
2022-11-03
1
Herlina Lina
vallerie harus sabar.. Elliot kan ngk ingat.
2022-11-03
1