Part 03

Alexander hanya diam sembari memungut gaun pengantin yang benar-benar telah dirusak oleh pengantin barunya itu.

“Bagaimana mungkin aku menikah dengan pria miskin seperti ini. Dan lagi, apakah Kakek tua itu benar-benar membenciku? Sehingga menikahkan aku dengan pria sepertimu,” ucap Elizabeth dan kembali masuk ke dalam kamar.

Alexander tersenyum puas melihat reaksi Elizabeth yang teramat sangat marah.

“Rupanya kamu semakin menarik, Elizabeth. Begitu berbeda pada saat pertama kita bertemu,” tutur Alexander bermonolog.

Elizabeth tak tahu bahwa pria yang baru saja ia hina adalah bos mafia yang sangat ditakuti oleh kalangan penjahat. Meskipun begitu, Alexander sengaja menyembunyikan identitas asli dirinya. Karena Alexander, begitu tertarik dengan sosok Elizabeth.

Di dalam kamar, Elizabeth nampak begitu frustasi. Gadis itu masih memikirkan mengenai secarik kertas yang isinya membuat dirinya begitu malang.

“Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kakek? Tidak pernah membiayai hidupku dan malah ingin mengambil rumah ini? Kalau memang begitu, itu artinya aku tidak bisa menceraikan pria miskin itu,” ucap Elizabeth bermonolog.

Karena pikirannya yang cukup berantakan, Elizabeth memutuskan keluar dari kamarnya untuk meminum segelas wine di ruang keluarga.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Elizabeth ketika melihat Alexander yang tengah menata majalah miliknya.

“Aku hanya ingin menata majalah yang berantakan ini,” jawab Alexander.

“Cukup. Jangan sentuh apapun yang berkaitan dengan rumah ini,” ucap Elizabeth sembari menggerakkan tangannya memberi isyarat agar Alexander segera menjauh.

“Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Alexander memasang ekspresi wajah kebingungan.

“Ya. Kamu melakukan kesalahan yang sangat besar terhadap hidupku. Dengan kamu menerima pernikahan ini, itu artinya kamu sama busuknya dengan Kakek tua itu,” jawab Elizabeth.

“Lady Elizabeth, aku tidak tahu mengenai ini. Kakek hanya menjanjikan aku tempat tinggal,” terang Alexander.

Akting Alexander nampak sangat alami dan membuat Elizabeth cukup tersentuh.

“Apakah kamu sungguh tidak memiliki tempat tinggal?” tanya Elizabeth penasaran.

“Jangankan tempat tinggal, aku bahkan sudah tak memiliki orang tua maupun saudara,” jawab Alexander.

Elizabeth tertegun sejenak dan tertawa lepas mendengar jawaban Alexander.

“Wow, amazing. Ternyata Kakek Arnold menikahkan ku padamu agar hidupku semakin sengsara. Sungguh rencana yang sangat briliant,” pungkas Elizabeth dan bertepuk tangan dengan penuh semangat.

Elizabeth berjalan ke sebuah lemari kaca dan mengeluarkan sebotol wine miliknya.

“Sekarang kamu lebih baik keluar dari rumah ini. Wajahmu memang tampan, akan tetapi aku sama sekali tidak tertarik. Terlebih lagi, aku sama sekali tidak mengenal kamu sama sekali,” tegas Elizabeth mengusir Alexander.

Alexander menggelengkan kepalanya dan bersimpuh dihadapan Elizabeth.

“Lady Elizabeth, tolong jangan usir aku. Biarkan aku tinggal disini, aku bersedia menjadi pelayan Lady,” tutur Alexander.

“Kamu kira aku kaya? Aku tinggal disini seorang diri, hidupku sebatang kara dan aku hanya seorang pelayan di restoran. Aku tidak bisa membiarkan kamu tinggal disini, terlebih lagi kamu adalah orang asing,” pungkas Elizabeth yang menolak keinginan Alexander untuk menjadi pelayan di rumah itu.

“Lady tidak perlu memberikan aku gaji. Memberikan aku tempat tidur itu sudah lebih dari cukup,” sahut Alexander sembari merangkak mendekati Elizabeth.

“Stop, diam disitu dan jangan dekati aku. Untuk masalah itu akan aku pikirkan lagi.”

Elizabeth menuangkan wine miliknya ke dalam gelas dan memutuskan untuk kembali ke kamar, meninggalkan Alexander yang masih berlutut di lantai.

Disaat yang bersamaan, Lady Celine datang tampa pemberitahuan ke salah satu Mansion mewah milik Alexander.

Wanita yang berstatus janda dan identik mengenakan pakaian serba kuning berjalan masuk ke Mansion mewah tersebut. Akan tetapi, ketika ingin menginjakkan kakinya di sebuah anak tangga, para bodyguard yang berjalan dengan cepat menghalangi jalan Celine.

“Kenapa kalian menghalangi jalanku?” tanya Celine.

“Lady Celine tidak diizinkan untuk datang kemari, Tuan telah memerintahkan kami untuk melarang Lady masuk,” tegas salah satu bodyguard yang menjaga Mansion mewah tersebut.

“Apa? Mana Tuan Alexander, aku ingin bertemu dengannya,” tutur Celine ingin bertemu langsung dengan Alexander.

“Lady Celine, jangan membuat kami kehilangan kesabaran. Seharusnya Lady tahu betul sikap Tuan Alexander jika telah marah,” balas bodyguard kepada Celine.

Celine pun memutuskan tak jadi masuk ke dalam Mansion itu dan bergegas meninggalkan salah satu Mansion mewah milik Alexander.

***

Malam hari.

Elizabeth yang masih belum bisa menerima kenyataan, memilih untuk pergi ke salah satu clubbing yang biasanya ia datangi kalau pikirannya sedang kacau. Pada saat Elizabeth ingin pergi, Alexander malah sengaja menghalangi jalan Elizabeth.

“Lady Elizabeth mau kemana?” tanya Alexander.

“Minggir, jangan halangi jalan ku!” perintah Elizabeth.

“Lady sekarang adalah istriku, jadi aku juga harus tahu kemana Lady pergi,” balas Alexander.

“Sekali lagi aku tegaskan, pernikahan kita hanyalah kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Kakek tua itu. Kamu jangan besar kepala hanya karena pernikahan tak masuk akal ini. Sekarang minggir lah dari jalan ku, kamu menghalangi jalan ku keluar!”

Alexander pun mengalah dan membiarkan Elizabeth pergi begitu saja.

Setelah Elizabeth cukup menjauh, Alexander pun mengeluarkan ponsel miliknya dan menghubungi orang kepercayaannya untuk membuntuti istrinya.

“Jaga istriku kemanapun dia pergi!” perintah Alexander.

Elizabeth pergi dengan menggunakan taksi untuk sampai ke club malam.

***

“Hai Elizabeth!” Dua orang wanita menyapa Elizabeth yang baru saja keluar dari taksi.

Elizabeth tersenyum sembari berjalan mendekat ke arah Rose dan Jennie.

“Aku dengar kamu hari ini tidak bekerja, kenapa?” tanya Jennie.

“Aku hanya kelelahan saja,” jawab Elizabeth yang memilih untuk menyembunyikan pernikahannya yang terjadi begitu saja.

“Ayo bersenang-senang, mungkin saja dengan kita bersenang-senang, kamu akan sehat kembali,” tutur Rose.

Mereka bertiga dengan penuh semangat masuk ke dalam club malam untuk bersenang-senang.

Tanpa diketahui oleh ketiganya, mereka tentu saja sedang diawasi sekaligus dijaga oleh para bodyguard Alexander.

“Tuan Alexander, Lady Elizabeth kini berada di sebuah club malam,” ucap salah satu bodyguard melapor kepada Alexander melalui panggilan telepon.

“Baiklah, aku akan segera kesana. Kalian awasi dan jaga istriku baik-baik. Jangan sampai ada seorangpun yang mengganggu apalagi mendekati istriku,” tegas Alexander.

Elizabeth tersenyum lebar dan berjalan ke sebuah meja.

“Wine!” Elizabeth memesan sebotol wine sebagai minuman pembuka mereka.

“Wah, sudah hampir seminggu kita tidak kemari dan ternyata suasana disini semakin ramai saja,” ujar Rose dan memutuskan untuk ikut bergabung bersama para pengujung yang lain.

Rose bergoyang-goyang dengan gerakan seksinya, hal itu membuat Jennie dan Elizabeth tak sabar ingin ikut bergabung.

Gerakan pengujung club malam itu semakin menggila seiring dengan musik dj yang dimainkan.

“Hei ladies, maukah kalian ikut bergabung dengan kami?” tanya seorang pria yang sengaja menghampiri Jennie dan Elizabeth.

😍

Jangan lupa tekan like dan favorit untuk novel ini.

Gomawo ❤

Terpopuler

Comments

🍃yanni🍃

🍃yanni🍃

neext thor💪

2022-10-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!