Tibalah dimana hari yang sebelumnya pernah dikatakan oleh Kakek Arnold mengenai Elizabeth yang harus datang ke gedung Thomson. Akan tetapi, Elizabeth sama sekali tak mempedulikan mengenai apa yang Kakek Arnold katakan. Karena bagi Elizabeth, perkataan Kakek Arnold sangatlah tidak penting.
“Anda mau apa datang kemari?” tanya Elizabeth yang pagi itu ingin berangkat kerja.
Kakek Arnold hanya diam tak menjawab dan malah membungkam mulut serta hidung Elizabeth dengan kain yang ternyata sudah diberi obat bius agar Elizabeth tidak sadarkan diri.
Beberapa saat kemudian, Elizabeth perlahan membuka matanya dan terkejut ketika melihat dirinya telah mengenakan gaun pengantin.
“Siapa kalian? Aku ada dimana? Mau kalian apakan aku?” Elizabeth berteriak dan mencoba untuk kabur, akan tetapi Elizabeth tak bisa karena ruangan itu dijaga ketat oleh beberapa pria bertubuh kekar nan tinggi.
Saat Elizabeth mencoba keluar dari ruangan itu, Kakek Arnold datang dan memberitahukan bahwa Elizabeth telah menikah.
Betapa terkejutnya Elizabeth setelah tahu bahwa dirinya menikah dalam keadaan tidak sadarkan diri.
“Apakah Kakek benar-benar gila? Bagaimana bisa Kakek memperlakukan aku seperti ini?” Elizabeth berteriak dengan tatapan penuh kebencian.
“Kakek melakukan ini semua, agar kamu tidak sendirian lagi. Bukankah kamu pernah mengatakan selamanya tidak ingin menikah?” tanya Kakek Arnold.
Setelah mengatakan kalimat tersebut, Kakek Arnold pergi begitu juga dengan orang-orang yang berada di ruangan tersebut.
Disaat yang bersamaan, seorang pria datang menghampiri Elizabeth dan memberitahukan bahwa dirinya telah resmi menjadi suami dari Elizabeth.
“Aku suamimu,” ucap Alexander tanpa ingin sepasang mata indah milik Elizabeth.
Elizabeth beranjak dari sofa yang sebelumnya ia duduki dan berjalan mendekat ke arah Alexander.
“Suami kamu bilang?” tanya Elizabeth sembari mendorong tubuh Alexander dan membuat Alexander jatuh dengan tubuh yang terlebih dulu terbentur dinding.
Alexander sama sekali tak kesal dengan cara Elizabeth yang memperlakukannya seperti itu, justru hal itu membuat Alexander semakin menyukai pengantin barunya itu.
Elizabeth berlari keluar dari Gedung Thomson dengan penuh kesedihan, ia sangat kecewa dengan apa yang telah Kakek Arnold lakukan padanya.
Gadis berusia 24 tahun itu berlari dengan mengenai gaun pengantin yang tentu saja membuat dirinya jadi tontonan orang-orang yang lalu lalang.
Alexander mencoba mengejar Elizabeth, namun Elizabeth lebih dulu masuk ke dalam taksi.
“Elizabeth!” Alexander berusaha memanggil Elizabeth dan mengejar taksi yang ditumpangi oleh Elizabeth, akan tetapi taksi itu melaju dengan kecepatan tinggi dan akhirnya Alexander pun ditinggalkan begitu saja.
Para bawahan Alexander berlari menghampiri Tuan mereka dengan niatan mengantarkan Tuan mereka ke rumah Lady Elizabeth. Akan tetap, Alexander menolak karena disini ia harus terlihat seperti pria yang teramat miskin.
“Mulai detik ini kalian tidak perlu mengikutiku. Kalian akan aku panggil, jika aku membutuhkan kalian. Sekarang, kalian pergi lah!” perintah Alexander.
Setelah semua bawahannya pergi, Alexander memutuskan untuk pergi dengan menggunakan taksi menuju rumah istrinya, Elizabeth White.
Elizabeth telah sampai di depan rumah, namun sayangnya ia menghilangkan kunci rumah. Hal itu membuat Elizabeth semakin frustasi dengan apa yang telah terjadi hari itu.
Rasanya, tak ada kata maaf untuk Kakek Arnold yang teramat tega menikahkan dirinya dengan sosok pria yang sama sekali tidak dikenal.
“Hiks.. hiks..” Elizabeth menangis dengan posisi yang teramat memilukan, gadis itu menangis sembari memeluk lututnya dengan bersandar di depan pintu rumah.
Tiba-tiba saja, seorang pria datang dan membuka pintu rumah tersebut.
Elizabeth mendongak dan memberikan tatapan tak suka kepada pria tersebut.
“Maaf,” ucap Alexander sembari membantu Elizabeth bangkit.
“Don’t touch me,” ucap Elizabeth yang sama sekali tidak ingin disentuh oleh Alexander.
Alexander hanya menganggukkan kepalanya dan memasang wajah bersalah penuh dosa.
“Siapa kamu? Bagaimana bisa Kakek tua itu membuatmu menjadi suamiku? Sekarang, kamu pergi dan jangan pernah menampakkan wajahmu lagi,” tegas Elizabeth.
“Aku tidak memiliki rumah, lalu aku akan tinggal dimana?” tanya Alexander.
“Apa?” Elizabeth nampak terkejut melihat pria dihadapannya ternyata tidak memiliki tempat tinggal.
Alexander bersimpuh di hadapan Elizabeth dan meminta Elizabeth untuk mengizinkannya tinggal di rumah peninggalan orang tua Elizabeth.
“Lady Elizabeth, tolong izinkan aku untuk tinggal disini. Aku tidak memiliki siapapun lagi, bahkan tempat tinggal pun tidak ada,” tutur Alexander dengan penuh kesedihan.
Elizabeth semakin bingung, karena ternyata Kakek Arnold menikahkan dirinya dengan pria miskin seperti Alexander.
“Kamu kira aku akan kasihan kepadamu? Sekarang enyahlah dari hadapanku. Secepatnya, aku akan mengurus perceraian kita,” tegas Elizabeth.
“Tidak bisa,” sahut Kakek Arnold yang tiba-tiba datang dengan membawa secarik kertas.
Kakek Arnold tersenyum lembar sembari memberikan secarik kertas di tangannya kepada Elizabeth.
Elizabeth tercengang melihat isi secarik kertas tersebut, yang isinya bahwa dirinya tidak bisa bercerai dari Alexander. Jika mereka bercerai, rumah peninggalan milik orang tuanya akan menjadi milik Kakek Arnold White.
“Bagaimana mungkin?” tanya Elizabeth yang nampak sangat syok.
“Lihatlah, bukankah sudah tertulis jelas?” tanya Kakek Arnold dengan penuh kemenangan.
“Dasar gila,” ucap Elizabeth dengan merobek-robek kertas tersebut.
“Cucuku sayang, robek lah atau bakar lah kertas itu. Lagipula, itu hanya salinannya saja. Tentu saja yang asli sudah aku simpan dengan sangat baik di suatu tempat,” terang Kakek Arnold.
Elizabeth menatap Kakek Arnold dan juga Alexander secara bergantian. Kemudian Elizabeth masuk ke dalam rumah dengan membanting pintu.
“Good job,” puji Alexander kepada Kakek Arnold.
“Tuan, Terima kasih karena telah menikahi cucu saya yang kurang ajar itu. Sekali lagi saya berterima kasih,” ujar Kakek Arnold.
Kakek Arnold sendiri tentu saja mendapatkan uang yang cukup fantastis dengan menikahi cucunya itu. Akan tetapi, Kakek Arnold tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan dirinya.
Karena dibalik pernikahan Elizabeth dan Alexander, ada sesuatu hal yang tidak diketahui oleh Kakek Arnold maupun Elizabeth.
“Manfaatkan dengan baik uang pemberian ku,” bisik Arnold dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah pengantin barunya itu.
Elizabeth merobek habis gaun pengantin yang sebelumnya sudah ia kenakan. Tak ada sedikitpun rasa penyesalan dengan merobek-robek gaun pengantin tersebut.
“Sial*n, Kakek brengs*k!” Elizabeth mengumpat kesal atas apa yang telah Kakek Arnold lakukan padanya.
Alexander tersenyum kecil ketika mendengar umpatan demi umpatan yang keluar dari mulut Elizabeth.
“Wow, ternyata istriku begitu menarik,” puji Alexander yang saat itu tengah berada di depan kamar Elizabeth.
Usai mengeluarkan kata-kata mutiara, Elizabeth keluar dengan membawa gaun pengantin yang sudah tak berbentuk sempurna.
“Baguslah karena kamu disini, sekarang buang sampah ini!” perintah Elizabeth sembari melempar gaun pengantin tersebut ke wajah Alexander.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
on 🎧 ve
Wkwkww menyeramkan 😂
#Alex
2022-11-10
1
🍃yanni🍃
masih nyimak.
2022-10-06
3