CINTA DAN KEBODOHAN

CINTA DAN KEBODOHAN

Tawaran pekerjaan..

" Lala, sepertinya aku tertarik bekerja sebagai pengasuh anak seperti yang kamu ceritakan kemarin." ucap Briana, sesaat setelah Lala selesai menyerahkan buku menu pada pelayan ditempat mereka makan siang.

" Benarkah? kapanpun kau siap aku akan mengantarmu menemui ayahku." ucap Lala sambil mengaduk aduh sedotan pada gelas es dan bersiap meminumnya.

" Bagaimana kalau besok." Terang Briana.

" Uhukk... uhukk..secepat itu? pikirkan dulu dengan baik dan jangan lupa juga dengan ibumu." ucap Lala.

" Aku akan membicarakannya nanti setelah aku mendapatkan pekerjaannya. Semoga saja baby sister karena aku yakin jika ART, pastilah harus ada 24 jam dan aku butuh pekerjaan yang bisa tetap membuatku berada di rumah saat malam hari karena aku juga ingin menghabiskan waktu bersama dengan putraku, Ethan ." ucap Briana.

" Itu urusan gampang bisa diatur." ucap Lala sambil mulai memakan makanannya saat pelayan sudah mengantarkan makanan.

" Tapi apakah Luki akan memberikanku ijin untuk keluar saat jam kerja?." Briana bertanya sambil makan.

" Kau lupa siapa bosnya."

" Ah, iya aku lupa orang di depanku ini adalah bosnya hahaha." Kekeh Briana sambil mecuil pipi chabi Lala.

" Besok aku akan menjemputmu, sekalian aku bertemu Ethan, sudah lama aku tidak bertemu dengannya." ucap Lala.

" Terima kasih kau memang yang terbaik." Briana menatap Lala dengan penuh perasaan.

Setelah selesai makan siang, mereka kembali ke cafe.

" Briana customer di meja 18 tidak mau di layani kecuali dengan kamu, semua karyawan sudah membujuknya tapi tetap menunggumu." ucap Luki saat melihat Briana dan Lala sudah tiba di cafe.

" Tapi ini masih jam istirahatmu kan?" Tanya Lala saat melihat Briana mengenakan celemek nya.

" Tidak apa aku tau itu pasti mereka." ucap Briana.

" Mereka?." Lala menatap Briana dan Luki secara bergantian.

" Mereka adalah pelanggan nomer satu cafe ini nyonya Bos dan selama ini mereka memang hanya mau di layani oleh nona Briana." Ucap Luki yang merupakan manajer di cafe tersebut.

" Luki bisakah kau berhenti memanggilku nona di hadapan Lala? aku bukan atasanmu aku bawahan mu." ucap Briana pada Luki.

" Tapi aku suka memanggilmu begitu." bela Luki.

" Sudahlah kenapa jadi mempermasalahkan panggilan sih, sudah ayo aku juga penasaran seperti apa mereka yang tidak ingin dilayani oleh pegawai selain Briana." Lala menarik Briana keluar dari ruang istirahat karyawan.

" Siapa mereka?." Tanya Lala saat mereka berjalan menuju ruang utama cafe.

" Mereka adalah si kembar Tia dan Lia dan juga kakak laki lakinya Elo. Aku biasa memanggil mereka Ti dan Li E (TILIE). Walau awalnya mereka tidak suka aku panggil begitu." kekeh Briana saat menceritakan kesan pertama bertemu si kembar.

" Nah itu mereka." Tunjuk Briana saat mereka sudah memasuki ruang utama cafe.

" Ehem. Hallo selamat siang. Sudah dapatkah saya menulis pesanan anda tuan dan nona muda." Ucap Briana se formal mungkin.

Mendengar suara Briana ketiga nya justru langsung berhamburan memeluk Briana.

" Aunty.." Ucap mereka bersamaan.

" Maafkan saya nona sudah mengganggu jam istirahat anda." Ucap Pak Budi yang tak lain adalah sopir mereka.

Ya setiap hari mereka sekolah diantar jemput oleh sopir dan diantar sopir kemanapun mereka inginkan.

" Tidak apa apa Pak Budi saya juga senang melihat mereka." ucap Briana sambil melepas pelukannya.

" Ayo duduk kalian mau makan siang atau cemilan siang?" Tanya Briana pada mereka.

" Cemilan siang." Jawap mereka bersamaan.

" Baiklah akan aunty ambilkan sementara menunggu bagaimana kalau kalian di temani aunty Lala. Dia temen aunty." ucap Briana memperkenalkan Lala.

" Apa dia menyenangkan?." bisik Tia

" Tentu saja, coba lah mengobrol dengannya." Bisik Briana yang dibalas anggukan Briana.

Kemudian Briana pamit mengambil pesanan mereka.

Setelah beberapa menit, Briana kembali membawa nampan berisi makanan pesanan mereka.

Dilihatnya Lala dan anak anak sedang bercanda tawa.

" Ini ayo makanlah. Kalian pasti lapar kan." ucap Briana menata makanan di meja.

" Terima kasih aunty." ucap mereka bersama.

" Bagaimana aunty Lala menyenangkan bukan?." Tanya Briana.

" Benar ternyata dia sangat lucu." ucap Elo.

" Aunty kami merindukan aunty." Ucap si kembar manja.

" Ah benarkah. Coba aunty lihat. Hmmm ternyata sudah 3 hari kita tidak bertemu pantas saja aunty juga rindu." ucap Briana sambil memeluk si kembar.

" Ehem!! ".

Briana melirik Elo yang berdehem, Briana tau jika Elo sedang cemburu.

" Elo apakah kau juga ingin aunty peluk?"

" Tidak!!, bukankah aunty hanya merindukan Tia dan Lia." Ketus Elo.

" Jadi pria tampan aunty marah?." Briana mencoba merayu dan mendekati Elo.

" Tidak!!!." Ketus Elo.

" Benarkah? kalau begitu mau kah kamu memaafkan ku pria tampan." Briana berlutut agar sejajar dengan Elo. Kemudian Briana memasang wajah polos sambil menjewer kedua telinganya.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

" Baiklah.." Elo memeluk Briana.

Briana tersenyum karena Elo akan marah lebih lama jika Briana sudah seperti itu..

Brak !!!!

Briana dan Elo yang masih berpelukan terkejut karena mendengar suara pintu terbuka dengan lebar.

Semua mata tertuju pada pintu yang di buka secara kasar.

" Dady..." Ucap Elo, Tia dan Lia secara bersama.

" Itu Dady kalian?" Ucap Briana sambil menoleh ke arah pintu.

Zionathan berjalan menuju meja dimana anak anak nya berada.

" Kalian ternyata disini. Apa kalian tau ini pukul berapa?, harusnya kalian sudah dirumah 2 jam yang lalu. Dan kau Pak Budi kenapa tidak langsung membawa mereka pulang." Ketus Zionathan dengan nada marah.

" Maafkan saya tuan muda. Saya sudah mencoba segala cara memberi pengertian kepada tuan dan nona muda untuk segera pulang tapi..." Pak Budi menunduk.

" Elo, Tia, Lia!!!, ayo kita pulang." ucap Zionathan sambil meraih tangan anak anak nya dengan kasar.

" Hei jangan kasar pada anak anak." Emosi Briana mulai menyala melihat Zionathan yang begitu kasar menarik paksa mereka.

" Siapa kau berani memerintah ku!." Sinis Zionathan menatap Briana.

" Kau hanya pelayan disini kau tidak punya hak untuk ikut campur urusanku." Ucap Zionathan saat melihat pakaian Briana.

" Tapi anda menganggu ketenangan di cafe ini tuan sombong." Ucap Briana dengan nada tinggi.

Zionathan melihat sekeliling dan memang benar, Saat ini cafe terlihat ramai pengunjung dan mereka jadi pusat perhatian sejak Zionathan datang dengan membanting pintu masuk.

" Tak bisakah kau mengajak mereka secara baik baik. Mereka memanggilmu dady tapi aku rasa kau tidak mirip seperti ayah bagi mereka. Kau lebih mirip penjahat yang menyandera mereka." Terang

Briana masih dengan nada emosi.

" Kau tidak usah mencampuri urusanku." kecam Zionathan.

" Kau mau apa hah?!." Emosi Briana.

" Aunty.." Si kembar memeluk Briana dan seketika amarah nya hilang.

" Iya sayang." Briana membalas pelukan si kembar.

Zionathan terkejut melihat keakraban anak anak nya dengan seorang wanita yang hanya pegawai cafe.

Siapa wanita ini?, kenapa twins terlihat dekat dengannya. Batin Zionathan.

" Sayang kalian harus pulang. Oke." ucap Briana.

" Tapi kami takut dady marah." ucap mereka berdua.

" Tidak dady kalian tidak akan berani marah. Kalau masih marah katakan pada aunty, nanti aunty yang akan memberi pelajaran pada dady karena sudah berani memarahi kalian. Kesayangan aunty." Ucap Briana sambil melirik tajam ke arah Zionathan.

" Aunty janji." Twins mengangkat jari kelingkingnya.

" Of course my twins." Ucap Briana mengaitkan jari kelingking nya.

" Sekarang kalian pulang oke." Tawar Briana.

Zionathan hanya terdiam melihat apa yang terjadi di depannya.

Seketika bayangan percakapan dengan ibu nya kembali berputar di dalam memori nya.

Ibu benar mereka membutuhkan pendamping. Aku harus melupakan Lidia. Aku.. aku adalah ayah yang buruk bagi anak anakku. Batin Zionathan.

" Dengar dady tidak benar² marah dia hanya khawatir pada kalian. Sekarang kalian ikutlah pulang bersama dady, besok kita bertemu lagi bagaimana?" Ucap Briana .

" Baiklah. Terima kasih aunty." ucap twins

Cup

Cup

Cup

Tiga kecupan didapatkan Briana dari Elo dan si kembar. Membuat Zionathan melotot melihatnya.

Siapa sebenarnya wanita ini?, kenapa anak anak terlihat begitu menyayangi nya. Padahal dengan ku mereka tidak pernah bersikap hangat seperti itu. Aku harus menyelidiki nya. Batin Zionathan.

Setelah adegan rayu merayu akhirnya Elo dan twins mau pulang bersama dady.

...----------------...

" Hey, bagaimana kau bisa mengenal mereka?." Tanya Lala saat mereka sudah hilang dari pandangan.

" 2 tahun lalu, saat itu twins berumur 2 tahun dan Elo berusia 5 tahun. Mereka datang bersama nyonya Mita, yang tak lain adalah aunty mereka. Awalnya aku mengira Kita adalah ibu mereka ternyata aku salah. Ibu mereka pergi bersama laki laki lain saat twins berumur 10 bulan, dan kenan berusia 4 tahun. Kita sering mengajak mereka kesini hampir setiap hari. Dari pertemuan itulah kita menjadi dekat hingga sekarang." Ucap Briana sambil membersihkan meja.

" Ah, jadi seperti itu." ucap Lala mengangguk angguk.

" Kalau begitu ayo ganti pakaianmu." Ucap Lala menarik Briana .

" Hei... kita akan kemana?."

" Ikut saja..."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!