Kontrak kerja

" Selamat pagi sayang." Briana mencium pipi Ethan yang sudah bersiap untuk sarapan.

" Morning too, mom." Ethan membalas ciuman ibunya.

" Momy, kapan kita pergi jalan², bukankah momy janji akan mengajakku ke taman bermain." Tanya Ethan.

" Ah iya, momy hampir lupa. Bagaimana kalau akhir pekan? Ethan mau kan?." Tawar Briana.

" Momy janji?." Mengangkat jari kelingkingnya.

" Tentu sayang." Mengaitkan jari kelingkingnya.

" Tunggu disini ya sayang, momy akan membantu grandma didapur." Ucap Briana sambil berlalu meninggalkan Ethan.

" Ada yang bisa aku bantu bu?" Tanya Briana saat melihat ibu nya masih berkutat didapur.

" Ah, tidak perlu. Ini sudah selesai." Ucap Lani.

" Baiklah, kalau begitu akan membawa ini ke meja makan." Ucap Briana.

" Briana, kita perlu bicara sebentar." ucap Lani saat melihat Briana akan berjalan menuju meja makan.

" Ya mam, ada apa?."

" Ethan bilang, jika dady dan pacarnya sering datang dan membujuk Ethan agar mau ikut dengan mereka." Ucap Lani yang membuat Briana terkejut.

" Benarkah?, ini tidak bisa di biarkan. Aku harus cepat menemukan pengacara terbaik." Ucap Briana pada ibu nya.

" Apa kau mau ibu membantumu?" Ucap Lani.

" Tidak perlu bu, aku bisa menangani nya sendiri. Tolong jaga Ethan selama aku tidak dirumah ya bu." Senyum Briana menatap ibunya.

" Tentu saja sayang, ayo kita sarapan. Nanti kau bisa terlambat bekerja." terang Lani.

......................

Disisi lain....

" Zionathan, Apa kau akan sarapan bersama kami?." Tanya Elena saat melihat Zionathan menuruni anak tangga.

" Tentu saja bu. Dan dimana anak²." tanya Zionathan.

" Ah, mereka belum siap ya?, sepertinya aku harus memajukan jam kerja baby sister itu." Ucap Elena.

" Bagaimana dia? apa anak² menyukainya? apa dia terlihat kejam?" Ucap Zionathan.

" Tidak, sejauh ini dia baik dan kau tau Zionathan. Ternyata baby sister itu adalah aunty yang selalu di ceritakan anak²." terang Elena

" Benarkah? aku jadi penasaran seperti apa aunty cantik itu." lirih Zionathan.

Tap

Tap

Tap

" Selamat pagi dady, oma." Ucap mereka bersama.

" Pagi sayang." Ucap Elena mencium cucu²nya.

" Morning dad.." Twins menyapa dady nya sekali lagi.

" Hmmm" Zionathan hanya membalas dengan anggukan.

" Oma... Dimana aunty?, apa dia tidak akan datang?." Tanya Tia pada Elena.

" Ah maafkan oma sayang, oma bilang jika aunty cantik harus datang pukul 08:00. Harusnya oma bilang pukul 07:00." Elena menatap Tia dengan tatapan rasa bersalah.

Tap

Tap

Tap

" Selamat pagi tuan muda, nyonya besar." Pohan datang dan menyapa Zionathan serta ibunya.

" Duduklah Han, ayo kita sarapan bersama." Ucap Elena yang disertai anggukan Zionathan tanda dia mengijinkan Pohan untuk ikut bergabung dengan mereka.

" Apa kau sudah membawa berkas yang ku minta Han?." tanya Zionathan sambil memakan roti isi.

" Sudah tuan." ucap PoHan.

" Bagus, aku sudah selesai. Kau makanlah dulu Han, jika pengasuh itu datang, suruh dia menemui ku di ruang kerjaku." Ucap Zionathan sambil berlalu.

" Baik tuan." ucap Pohan membungkuk.

" Bibi, apa tuan selalu seperti ini?, tidak pernah sarapan bersama mereka." Ucap Pohan sambil melirik anak²

" Ya Pohan, sejak kepergian wanita sialan itu, Zionathan ku sudah berubah." Terang Elena.

Pohan menghela nafas panjang sambil melihat Zionathan yang pergi.

Tak lama kemudian...

" Maafkan saya nyonya, saya terlambat." Ucap Briana yang datang dari arah dapur dan langsung membungkuk.

" Aunty..." ucap twins dan Elo yang langsung berhamburan memeluk mereka.

PoHan, sedikit terkejut dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin mereka bisa begitu akrab dengan wanita yang baru kemaren menjadi pengasuhnya itu.

" Baby sister itu adalah aunty cantik yang selalu diceritakan anak² PoHan." ucap Elena yang seakan tau apa yang dipikirkan Han.

ah, jadi wanita ini?, cantik. Ya memang cantik, pantas saja mereka memanggilnya aunty cantik. Kalau kevin melihatnya, mungkin dia bisa melupakan Vinda. Batin Pohan.

" Briana, besok kau harus datang pukul 07:00. Jadi kau sudah harus ada disini sebelum anak² terbangun. Bagaimana? Apa kau keberatan?." Ucap Elena.

" Tidak nyonya. Saya akan datang sebelum pukul 07:00" Ucap Briana membungkuk, kemudian melayani Elo dan twins di meja makan.

Setelah selesai makan,..

Briana kemudian mengantarkan Elo dan twins ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke sekolah. Setelah memastikan mobil sudah keluar dari gerbang utama, Briana memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah.

" Ehem, maaf nona. Anda diminta untuk menemui Tuan Muda diruang kerjanya guna membahas kontrak kerja anda sebagai baby sister." Ucap PoHan tegas.

" Baik." singkat Briana

" Mari ikuti saya." Ucap Pohan melangkah dan di ikuti Briana.

Setelah menaiki lift khusus, mereka tiba diruangan kerja Zionathan.

Tok

Tok

Tok

PoHan mengetuk pintu dan terdengar suara Zionathan menyuruhnya masuk.

Ceklek...

Pintu terbuka dan...

" Kau..... " Ucap Briana yang masih terkejut dan berdiri didepan pintu.

Sedangkan Pohan, sudah lebih dulu masuk.

" Wah wah wah, lihatlah. Wanita sombong yang kemaren menolak uangku sekarang datang untuk membicarakan kontrak kerja denganku." Sinis Zionathan.

Ah, bodohnya aku. Kenapa aku tidak mengenali wajah ayah mereka dengan baik. seharusnya aku sudah tahu bahwa dia yang akan menjadi majikanku begitu aku mengetahui bahwa aku akan menjaga si kembar dan juga Elo. Batin Briana.

" Kenapa kau berdiri saja disitu kemarilah dan silahkan duduk." Ucap Zionathan masih dengan nada sinis dan dingin.

Dasar tuan sombong, kalau saja aku tidak sedang dalam masalah yang membutuhkan uang besar. Tentu aku tidak mau berurusan denganmu. Batin Briana.

" Bacalah." Zionathan melempar berkas ke hadapan Briana tepat saat

Briana sudah duduk.

Briana membaca nya dengan seksama,

disana tertulis jika mereka hanya menggunakan jasa baby sister selama 1 tahun. Dan jika dalam masa kontrak,

Briana lalai menjaga mereka atau jika sampai terjadi sesuatu pada mereka, maka gaji Briana akan di potong 80%. Dan Briana harus ada di rumah ini sebelum anak² bangun, dan pergi setelah anak² tidur.

" Sudah selesai. Cepat tanda tangan." Ucap Zionathan melemparkan pena.

" Selama anak-anak ke sekolah, apa yang harus saya lakukan." Tanya Briana

" Terserah kamu, aku tidak peduli." dingin Zionathan.

" Apa aku boleh pergi bekerja atau pulang kerumahku?" Tanya Briana.

" Sudah ku katakan bahwa aku tidak peduli dengan yang kau lakukan. Kau hanya harus ada di sini saat mereka sudah kembali." Ucap Zionathan masih dengan nada dingin.

" Baik. Terima kasih. Kalau begitu saya permisi." Ucap Briana yang berlalu setelah menandatangi surat perjanjian dan menerima setengah dari uang gaji nya di awal tanda tangan kontrak.

" Dasar arogan, sudah arogan, Sombong pula." Umpat Briana di balik pintu.

" Hei apa yang kau katakan." Teriak Zionathan dari dalam.

Gawat, manusia arogan itu mendengar ku, baik aku kabur daripada mendapat masalah. Batin Briana.

Sayangnya Briana lupa jalan kembali ke ruang utama, karena mansion ini sangat besar. hingga ia tersesat.

" Nona, apa yang anda lakukan disini." Ucap Pohan yang mengagetkan Briana.

" Ah, tuan Pohan. Maaf. Tapi saya tersesat. hehe." Kekeh Zionathan.

" Hahahaha, kau lucu sekali nona. Padahal ini didalam ruangan masih bisa tersesat." Kekeh Pohan

" Bisakah anda menunjukan jalannya padaku tuan." Briana menatap iba pada Pohan.

" Ayo, aku tunjukan jalannya." Ucap Pohan sambil berjalan mendahului Briana.

" Emmm, tuan Pohan. Apa anda sudah lama bekerja di sini." Tanya Briana.

" Kenapa kau bertanya begitu."

" Ah tidak, aku hanya ingin tau apa rahasia nya hingga anda betah bekerja dengan tuan arogan tadi. Siapa namanya, Ziosaurus?." Ucap Briana yang mencoba mengingat nama Zionathan.

" Hahahahah, kau menyebutnya apa tadi, Ziosaurus?, hahaha..." Pohan tidak dapat menahan tertawa nya, membuat Briana sedikit merinding.

" Aku adalah sahabat Zionathan sejak masa kuliah dia lah yang menolongku dan keluargaku. Jadi sebagai balas budiku dengannya aku mengabdikan diri padanya dan menjadi kaki tangannya." Terang Pohan.

" Apa Tuan Ziozak sudah seperti ini sejak dulu?, maksud ku sombong dan arogan." Tanya Briana dengan hati hati.

" Ah, tidak. Dulu Tuan adalah orang yang ramah dan penyayang. Namun sejak perginya sang istri dengan laki² lain, tuan jadi berubah." Terang Pohan, entah kenapa dia merasa aman berbagi info ini kepada Briana.

" Emmm, Tuan Pohan. Bisakah aku meminta nomer ponselmu?, atau nomer ponsel Pak Budi.?" Ucap Briana.

" Untuk apa?" Pohan mengerutkan dahinya menatap Briana.

" Agar aku bisa tahu, kapan anak² pulang sekolah dan kegiatan lainnya. Agar aku bisa mengatur jam kerjaku dengan jam jadi baby sister ku." Ucap Briana.

" Kau sudah digaji mahal, kenapa masih ingin bekerja ditempat kerja mu" Tanya Pohan

" Tuan Pohan, hidupku tidak semudah yang terlihat, hahaha. Aku harus bekerja keras karena uang tidak berjalan sendiri padaku." kekeh Briana.

" Hei bagaimana Tuan Han?, apa anda mau berbagi nomer ponsel denganku." Briana mengibas²kan tangannya ke wajah Pohan, karena Pohan terlihat melamun.

" Ah ya tapi berhentilah memanggilku 'Tuan', panggil saja aku sekertaris Pohan." ucap Pohan sambil memberikan sebuah kartu nama.

" Baiklah, terima kasih Tuan Pohan... Maksudku sekertaris Pohan." Ucap Briana sambil berlalu meninggalkan Pohan setelah mereka sampai di ruang utama.

Kenapa aku jadi tertarik ingin menyelidiki latar belakang wanita ini?, sepertinya ada yang menarik. Ah sebaiknya aku segera melakukannya. Batin Pohan.

Briana pulang dengan perasaan gembira, dia tidak boleh menunda lagi untuk mengurus surat perceraian nya dan mendapatkan hak asuh Ethan sepenuhnya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!