NovelToon NovelToon

CINTA DAN KEBODOHAN

Tawaran pekerjaan..

" Lala, sepertinya aku tertarik bekerja sebagai pengasuh anak seperti yang kamu ceritakan kemarin." ucap Briana, sesaat setelah Lala selesai menyerahkan buku menu pada pelayan ditempat mereka makan siang.

" Benarkah? kapanpun kau siap aku akan mengantarmu menemui ayahku." ucap Lala sambil mengaduk aduh sedotan pada gelas es dan bersiap meminumnya.

" Bagaimana kalau besok." Terang Briana.

" Uhukk... uhukk..secepat itu? pikirkan dulu dengan baik dan jangan lupa juga dengan ibumu." ucap Lala.

" Aku akan membicarakannya nanti setelah aku mendapatkan pekerjaannya. Semoga saja baby sister karena aku yakin jika ART, pastilah harus ada 24 jam dan aku butuh pekerjaan yang bisa tetap membuatku berada di rumah saat malam hari karena aku juga ingin menghabiskan waktu bersama dengan putraku, Ethan ." ucap Briana.

" Itu urusan gampang bisa diatur." ucap Lala sambil mulai memakan makanannya saat pelayan sudah mengantarkan makanan.

" Tapi apakah Luki akan memberikanku ijin untuk keluar saat jam kerja?." Briana bertanya sambil makan.

" Kau lupa siapa bosnya."

" Ah, iya aku lupa orang di depanku ini adalah bosnya hahaha." Kekeh Briana sambil mecuil pipi chabi Lala.

" Besok aku akan menjemputmu, sekalian aku bertemu Ethan, sudah lama aku tidak bertemu dengannya." ucap Lala.

" Terima kasih kau memang yang terbaik." Briana menatap Lala dengan penuh perasaan.

Setelah selesai makan siang, mereka kembali ke cafe.

" Briana customer di meja 18 tidak mau di layani kecuali dengan kamu, semua karyawan sudah membujuknya tapi tetap menunggumu." ucap Luki saat melihat Briana dan Lala sudah tiba di cafe.

" Tapi ini masih jam istirahatmu kan?" Tanya Lala saat melihat Briana mengenakan celemek nya.

" Tidak apa aku tau itu pasti mereka." ucap Briana.

" Mereka?." Lala menatap Briana dan Luki secara bergantian.

" Mereka adalah pelanggan nomer satu cafe ini nyonya Bos dan selama ini mereka memang hanya mau di layani oleh nona Briana." Ucap Luki yang merupakan manajer di cafe tersebut.

" Luki bisakah kau berhenti memanggilku nona di hadapan Lala? aku bukan atasanmu aku bawahan mu." ucap Briana pada Luki.

" Tapi aku suka memanggilmu begitu." bela Luki.

" Sudahlah kenapa jadi mempermasalahkan panggilan sih, sudah ayo aku juga penasaran seperti apa mereka yang tidak ingin dilayani oleh pegawai selain Briana." Lala menarik Briana keluar dari ruang istirahat karyawan.

" Siapa mereka?." Tanya Lala saat mereka berjalan menuju ruang utama cafe.

" Mereka adalah si kembar Tia dan Lia dan juga kakak laki lakinya Elo. Aku biasa memanggil mereka Ti dan Li E (TILIE). Walau awalnya mereka tidak suka aku panggil begitu." kekeh Briana saat menceritakan kesan pertama bertemu si kembar.

" Nah itu mereka." Tunjuk Briana saat mereka sudah memasuki ruang utama cafe.

" Ehem. Hallo selamat siang. Sudah dapatkah saya menulis pesanan anda tuan dan nona muda." Ucap Briana se formal mungkin.

Mendengar suara Briana ketiga nya justru langsung berhamburan memeluk Briana.

" Aunty.." Ucap mereka bersamaan.

" Maafkan saya nona sudah mengganggu jam istirahat anda." Ucap Pak Budi yang tak lain adalah sopir mereka.

Ya setiap hari mereka sekolah diantar jemput oleh sopir dan diantar sopir kemanapun mereka inginkan.

" Tidak apa apa Pak Budi saya juga senang melihat mereka." ucap Briana sambil melepas pelukannya.

" Ayo duduk kalian mau makan siang atau cemilan siang?" Tanya Briana pada mereka.

" Cemilan siang." Jawap mereka bersamaan.

" Baiklah akan aunty ambilkan sementara menunggu bagaimana kalau kalian di temani aunty Lala. Dia temen aunty." ucap Briana memperkenalkan Lala.

" Apa dia menyenangkan?." bisik Tia

" Tentu saja, coba lah mengobrol dengannya." Bisik Briana yang dibalas anggukan Briana.

Kemudian Briana pamit mengambil pesanan mereka.

Setelah beberapa menit, Briana kembali membawa nampan berisi makanan pesanan mereka.

Dilihatnya Lala dan anak anak sedang bercanda tawa.

" Ini ayo makanlah. Kalian pasti lapar kan." ucap Briana menata makanan di meja.

" Terima kasih aunty." ucap mereka bersama.

" Bagaimana aunty Lala menyenangkan bukan?." Tanya Briana.

" Benar ternyata dia sangat lucu." ucap Elo.

" Aunty kami merindukan aunty." Ucap si kembar manja.

" Ah benarkah. Coba aunty lihat. Hmmm ternyata sudah 3 hari kita tidak bertemu pantas saja aunty juga rindu." ucap Briana sambil memeluk si kembar.

" Ehem!! ".

Briana melirik Elo yang berdehem, Briana tau jika Elo sedang cemburu.

" Elo apakah kau juga ingin aunty peluk?"

" Tidak!!, bukankah aunty hanya merindukan Tia dan Lia." Ketus Elo.

" Jadi pria tampan aunty marah?." Briana mencoba merayu dan mendekati Elo.

" Tidak!!!." Ketus Elo.

" Benarkah? kalau begitu mau kah kamu memaafkan ku pria tampan." Briana berlutut agar sejajar dengan Elo. Kemudian Briana memasang wajah polos sambil menjewer kedua telinganya.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

" Baiklah.." Elo memeluk Briana.

Briana tersenyum karena Elo akan marah lebih lama jika Briana sudah seperti itu..

Brak !!!!

Briana dan Elo yang masih berpelukan terkejut karena mendengar suara pintu terbuka dengan lebar.

Semua mata tertuju pada pintu yang di buka secara kasar.

" Dady..." Ucap Elo, Tia dan Lia secara bersama.

" Itu Dady kalian?" Ucap Briana sambil menoleh ke arah pintu.

Zionathan berjalan menuju meja dimana anak anak nya berada.

" Kalian ternyata disini. Apa kalian tau ini pukul berapa?, harusnya kalian sudah dirumah 2 jam yang lalu. Dan kau Pak Budi kenapa tidak langsung membawa mereka pulang." Ketus Zionathan dengan nada marah.

" Maafkan saya tuan muda. Saya sudah mencoba segala cara memberi pengertian kepada tuan dan nona muda untuk segera pulang tapi..." Pak Budi menunduk.

" Elo, Tia, Lia!!!, ayo kita pulang." ucap Zionathan sambil meraih tangan anak anak nya dengan kasar.

" Hei jangan kasar pada anak anak." Emosi Briana mulai menyala melihat Zionathan yang begitu kasar menarik paksa mereka.

" Siapa kau berani memerintah ku!." Sinis Zionathan menatap Briana.

" Kau hanya pelayan disini kau tidak punya hak untuk ikut campur urusanku." Ucap Zionathan saat melihat pakaian Briana.

" Tapi anda menganggu ketenangan di cafe ini tuan sombong." Ucap Briana dengan nada tinggi.

Zionathan melihat sekeliling dan memang benar, Saat ini cafe terlihat ramai pengunjung dan mereka jadi pusat perhatian sejak Zionathan datang dengan membanting pintu masuk.

" Tak bisakah kau mengajak mereka secara baik baik. Mereka memanggilmu dady tapi aku rasa kau tidak mirip seperti ayah bagi mereka. Kau lebih mirip penjahat yang menyandera mereka." Terang

Briana masih dengan nada emosi.

" Kau tidak usah mencampuri urusanku." kecam Zionathan.

" Kau mau apa hah?!." Emosi Briana.

" Aunty.." Si kembar memeluk Briana dan seketika amarah nya hilang.

" Iya sayang." Briana membalas pelukan si kembar.

Zionathan terkejut melihat keakraban anak anak nya dengan seorang wanita yang hanya pegawai cafe.

Siapa wanita ini?, kenapa twins terlihat dekat dengannya. Batin Zionathan.

" Sayang kalian harus pulang. Oke." ucap Briana.

" Tapi kami takut dady marah." ucap mereka berdua.

" Tidak dady kalian tidak akan berani marah. Kalau masih marah katakan pada aunty, nanti aunty yang akan memberi pelajaran pada dady karena sudah berani memarahi kalian. Kesayangan aunty." Ucap Briana sambil melirik tajam ke arah Zionathan.

" Aunty janji." Twins mengangkat jari kelingkingnya.

" Of course my twins." Ucap Briana mengaitkan jari kelingking nya.

" Sekarang kalian pulang oke." Tawar Briana.

Zionathan hanya terdiam melihat apa yang terjadi di depannya.

Seketika bayangan percakapan dengan ibu nya kembali berputar di dalam memori nya.

Ibu benar mereka membutuhkan pendamping. Aku harus melupakan Lidia. Aku.. aku adalah ayah yang buruk bagi anak anakku. Batin Zionathan.

" Dengar dady tidak benar² marah dia hanya khawatir pada kalian. Sekarang kalian ikutlah pulang bersama dady, besok kita bertemu lagi bagaimana?" Ucap Briana .

" Baiklah. Terima kasih aunty." ucap twins

Cup

Cup

Cup

Tiga kecupan didapatkan Briana dari Elo dan si kembar. Membuat Zionathan melotot melihatnya.

Siapa sebenarnya wanita ini?, kenapa anak anak terlihat begitu menyayangi nya. Padahal dengan ku mereka tidak pernah bersikap hangat seperti itu. Aku harus menyelidiki nya. Batin Zionathan.

Setelah adegan rayu merayu akhirnya Elo dan twins mau pulang bersama dady.

...----------------...

" Hey, bagaimana kau bisa mengenal mereka?." Tanya Lala saat mereka sudah hilang dari pandangan.

" 2 tahun lalu, saat itu twins berumur 2 tahun dan Elo berusia 5 tahun. Mereka datang bersama nyonya Mita, yang tak lain adalah aunty mereka. Awalnya aku mengira Kita adalah ibu mereka ternyata aku salah. Ibu mereka pergi bersama laki laki lain saat twins berumur 10 bulan, dan kenan berusia 4 tahun. Kita sering mengajak mereka kesini hampir setiap hari. Dari pertemuan itulah kita menjadi dekat hingga sekarang." Ucap Briana sambil membersihkan meja.

" Ah, jadi seperti itu." ucap Lala mengangguk angguk.

" Kalau begitu ayo ganti pakaianmu." Ucap Lala menarik Briana .

" Hei... kita akan kemana?."

" Ikut saja..."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Hari pertama

" Hei... kita akan kemana?." Tanya Briana.

" Sepertinya aku berpikir untuk membawa mu ke ayahku agar kamu bisa segera mendapatkan pekerjaan menjadi baby sister, aku yakin kamu akan mendapatkan posisi sebagai baby sister karena aku sendiri sudah melihat bagaimana kamu menenangkan anak anak tadi." Pekik Lala.

" Tapi..."

" Sudah diam saja ayo masuk." Ucap Lala sambil membuka kan pintu mobil untuk Briana .

Di kantor..

Setelah memarkirkan mobilnya Lala dan Briana bergegas memasuki gedung, menaiki lift dan menemui Ayah Lala.

Tok

Tok

Tok

Ceklek...

" Hay ayah.." ucap Lala saat masuk ke ruangan ayahnya, dan menutup pintu.

" Hallo Lala kau sudah sampai. Duduk lah." Ucap Rudi, Ayah Lala.

" Apa ini yang namanya Briana ." Tanya Rudi sambil menatap Briana yang baru saja duduk.

" Iya Pak Rudi saya Briana."

Setelah tiga puluh menit berada di ruangan Pak Rudi. Briana dan Lala memutuskan untuk langsung pulang.

......................

......................

Beberapa hari kemudian..

" Ayo ikut aku." Ucap Lala saat Briana baru saja sampai di cafenya dan siap untuk bekerja.

" Kemana?." Tanya Briana.

" Kata ayahku ada yang mencari seorang baby sister dan ayahku merekomendasi kan dirimu. Katanya mereka akan membayar 3x lipat dari gaji baby sister pada umumnya." Terang Lala panjang lebar

" Hah.... benarkah.?" Briana terkejut sekaligus senang mendengar dia akan mendapatkan gaji 3x lipat. Tentu saja dengan itu Briana akan dengan cepat bisa mengurus surat perceraian dan mendapatkan hak asuh Ethan.

Skip.

" Apa anda sudah siap?." Tanya pak Rudi.

Ya Pak Rudi sendiri yang mengantarkan Briana ke rumah majikannya tempat Briana akan menjadi baby sister dengan bayaran 3x lipat

" Saya siap." Briana berulang kali menghela nafas kemudian turun dari mobil.

" Wah, rumahnya besar sekali. Pantas saja mereka akan membayar ku 3x lipat." Lirih Briana, namun masih bisa terdengar oleh Pak Rudi dan beliau hanya tersenyum.

" Mereka membayar mu 3x lipat, karena kau akan menjaga 3 anak sekaligus." Terang Pak Rudi kemudian.

" Apaa??!!." Briana sedikit terkejut.

Ting....

tong....

Pak Rudi menekan sebuah tombol di pintu masuk. Tak lama kemudian seorang pelayan membuka kan pintu, dan mempersilahkan mereka masuk.

" Selamat siang Nyonya." Ucap Pak Rudi pada wanita yang duduk di sofa.

" Rudi, apa itu kamu?" Ucap wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik dan sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel.

" Elena?. Wah, sudah lama kita tidak bertemu." Ucap Rudi menjabat tangan Elena.

" Ada keperluan apa kau kemari dan siapa dia?." Ucap Elena melihat ke arah Briana.

" Ah ya, perkenalkan dia adalah Briana, baby sister yang akan bekerja disini." Ucap Rudi

Hmmm, akhirnya Zionathan mau mendengarkan kata kataku. walaupun sebenarnya Aku mengharapkan seorang istri yang akan datang ke rumah ini tapi tidak apa-apa lah asalkan cucu ku tidak lagi sedih.

" Emm kapan kiranya saya bisa mulai bekerja nyonya." Tanya Briana sopan.

" Karena kau sudah datang, tentu saja sekarang." Ucap Elena.

" Kalau begitu aku permisi." Ucap Rudi yang disertai anggukan Elena.

" Kemarilah aku akan memberitahukan apa saja yang harus kau lakukan." Ucap Elena menyuruh Briana untuk mengikuti nya.

" Baik nyonya." Ucap Briana yang berjalan mengikuti Elena.

" Kau harus sudah disini sebelum pukul 08:00 pagi." Terang Elena

" Baik nyonya." Jawap Briana

" Tugasmu hanya mengurus semua keperluan cucu²ku, mulai dari dia bangun tidur pagi hingga mereka tidur malam." Ucap Elena.

" Maaf nyonya apa itu artinya saya harus tinggal disini." Tanya Briana dengan nada sopan.

" Ah tidak, anakku tidak akan mengijinkan wanita lain ada dirumah ini." Terang Elena.

Jadi kau akan datang sebelum pukul 08:00 pagi dan pulang pukul 21:00 malam. Bagaimana? apa kau keberatan." Imbuh Elena

" Tidak nyonya, saya justru berterima kasih karena saya diperbolehkan pulang. Artinya saya masih bisa memiliki waktu bersama anak saya." Ucap Briana.

" Oooh kau sudah berkeluarga. Jadi kenapa kau harus bekerja jadi baby sister." Tanya Elena penasaraan.

" Saya sudah bercerai nyonya." jawap Briana

" Ah, maafkan saya. Saya tidak bermaksud..."

" Tidak apa apa nyonya." Ucap Briana yang langsung memotong perkataan Elena.

" Baiklah. Ayo kita ke ruang makan sebentar lagi mereka akan turun untuk makan siang, jadi aku bisa sekalian memperkenalkanmu." Ucap Elena.

" Baik nyonya." Ucap Briana mengikuti langkah Elena menuju ruang makan.

" Duduklah, kita tunggu mereka." Ucap Elena mempersilahkan Briana duduk.

" Emm apa tidak masalah jika saya duduk disini nyonya." Tanya Briana ragu mengingat dirinya yang berada di sana sebagai seorang pembantu bukan seorang tamu yang pantas untuk duduk satu meja dengan majikannya.

" Tentu saja. Ayo duduklah." ucap Elena.

Dengan ragu Briana pun duduk di hadapan Elena. Hingga tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki.

Tap

Tap

Tap

" Selamat siang, cucu² oma." Elena menciumi mereka secara bergantian.

" Ohya, kenalkan. Ini adalah pengasuh baru kalian." ucap Elena menunjuk ke arah Briana.

Mereka menoleh dan...

Satu..

Dua..

Tiga..

" Aunty cantik .." Spontan mereka langsung berhamburan memeluk Briana, Elena yang melihatnya tentu saja merasa terheran².

" Benar, aunty cantik yang akan mengasuh kami." Ucap Elo, yang hanya di balas anggukan oleh Briana.

Karena Briana sebenarnya juga sama terkejutnya dengan Elena.

" Hore hore." Teriak twins sambil melompat².

" Tunggu tunggu. Apa kalian mengenalnya?." Tanya Elena penasaran.

" Oma dia adalah aunty cantik yang selalu kami ceritakan." jawap Elo bersemangat.

" Ah..., ternyata aunty ini orangnya yang selalu kalian sanjung di depan oma." ucap Elena sambil tersenyum.

" Maaf nyonya, saya tidak tau jika saya harus menjadi baby sister mereka." Ucap Briana.

" Tidak apa², justru saya senang. Jadi saya tidak perlu khawatir. Saya yakin kamu akan menjaga mereka dengan baik." Ucap Elena.

" Saya sungguh terkejut karena ternyata saya harus mengasuh mereka." Pekik Briana.

" Ohya, soal gaji. Nanti bicarakan dengan asisten anak saya, oke." tambah Elena.

" Baik nyonya."

Waktu berjalan begitu cepat. Elena senang melihat Briana begitu baik merawat mereka.

" Nyonya, anak² sudah masuk ke dalam kamarnya dan tidur saya rasa mereka sudah benar benar tidur. Sekarang bolehkan saya pulang." Ijin Briana.

" Ya, tentu saja Briana. Maaf hari ini kau tidak dapat bertemu dengan asisten anakku untuk membahas gaji mu." ucap Elena.

" Tidak apa² nyonya, mungkin lain hari." ucap Briana yang kemudian undur diri.

Sesampainya di gerbang utama...

" Kenapa sepi sekali? apa akan ada bus atau taksi?. Ah semoga saja masih ada." Briana berjalan sambil melihat ke arah jam tangannya.

Briana berdiri di halte, berharap ada bus yang masih melintas. Hingga...

Byur...

Baju Briana basah terkena genangan air karena mobil yang melintas tidak melihat jika ada genangan air dan ada seseorang yang berdiri di tepi jalan.

" HEI DASAR, KAU TIDAK PUNYA MATA YA." teriak Briana sambil melemparkan sepatu nya kekaca belakang mobil.

Bug.

Sepatu itu tepat mengenai mobil yang kemudian mobil itu berhenti dan berjalan mundur.

" Hei apa kau buta hah?, sehingga tidak melihatku." teriak Briana sambil mengetuk² kaca mobil.

" Kau..." tunjuk Briana saat pengemudi mobil itu turun.

" Apa masalahmu, hah?." ucap pengemudi itu, yang tak lain adalah Zionathan.

" Lihatlah kau membuatku basah kuyup." Oceh Briana.

" Lalu apa urusannya denganku salah kau sendiri yang berdiri di dekat jalan." Bela Zionathan.

" Dasar kau memang tuan sombong." Ucap Briana dengan nada emosi.

" Sudahlah aku tidak ingin ribut, berapa harga bajumu? mungkin hanya seharga jajan anak²ku." Ucap Zionathan sambil mengeluarkan beberapa lembar uang.

" Aku tidak butuh uangmu, dasar sombong." Ucap Briana .

" Baiklah, wanita sok jual mahal." Ucap Zionathan kemudian masuk dan menjalankan kembali mobilnya.

" Ah sial." Gerutu Briana.

Tak lama kemudian, ada taxi yang melintas Briana pun langsung menghentikan taxi.

" Mau kemana nona?." Tanya sopir taxi itu.

" Ke jalan xxxx". Ucap Briana

Skip.

Dirumah Briana ...

" Aku pulang." Ucap Briana sambil menutup pintu.

" Briana, kenapa dengan baju mu?, apa diluar sedang hujan." Tanya ibu saat melihat baju Briana yang basah kuyup.

" Tidak, tadi ada mobil yang melintas digenangan air, jadi aku terkena semburannya." terang Briana.

" Kalau begitu mandi dan ganti bajumu nanti kau sakit." Ucap ibu.

" Dimana Ethan, apa dia sudah tidur." Tanya Briana.

" Dia sudah tidur beberapa saat yang lalu."

" Baiklah, kalau begitu aku akan naik, dan bersiap tidur. Momy tidurlah. Jangan terlalu sering begadang." Ucap Briana sambil mencium pipi ibu nya.

" Nanti setelah Momy memastikan kamu sudah makan malam."

"Baiklah..."

Briana langsung naik ke lantai atas dan membersihkan diri.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Kontrak kerja

" Selamat pagi sayang." Briana mencium pipi Ethan yang sudah bersiap untuk sarapan.

" Morning too, mom." Ethan membalas ciuman ibunya.

" Momy, kapan kita pergi jalan², bukankah momy janji akan mengajakku ke taman bermain." Tanya Ethan.

" Ah iya, momy hampir lupa. Bagaimana kalau akhir pekan? Ethan mau kan?." Tawar Briana.

" Momy janji?." Mengangkat jari kelingkingnya.

" Tentu sayang." Mengaitkan jari kelingkingnya.

" Tunggu disini ya sayang, momy akan membantu grandma didapur." Ucap Briana sambil berlalu meninggalkan Ethan.

" Ada yang bisa aku bantu bu?" Tanya Briana saat melihat ibu nya masih berkutat didapur.

" Ah, tidak perlu. Ini sudah selesai." Ucap Lani.

" Baiklah, kalau begitu akan membawa ini ke meja makan." Ucap Briana.

" Briana, kita perlu bicara sebentar." ucap Lani saat melihat Briana akan berjalan menuju meja makan.

" Ya mam, ada apa?."

" Ethan bilang, jika dady dan pacarnya sering datang dan membujuk Ethan agar mau ikut dengan mereka." Ucap Lani yang membuat Briana terkejut.

" Benarkah?, ini tidak bisa di biarkan. Aku harus cepat menemukan pengacara terbaik." Ucap Briana pada ibu nya.

" Apa kau mau ibu membantumu?" Ucap Lani.

" Tidak perlu bu, aku bisa menangani nya sendiri. Tolong jaga Ethan selama aku tidak dirumah ya bu." Senyum Briana menatap ibunya.

" Tentu saja sayang, ayo kita sarapan. Nanti kau bisa terlambat bekerja." terang Lani.

......................

Disisi lain....

" Zionathan, Apa kau akan sarapan bersama kami?." Tanya Elena saat melihat Zionathan menuruni anak tangga.

" Tentu saja bu. Dan dimana anak²." tanya Zionathan.

" Ah, mereka belum siap ya?, sepertinya aku harus memajukan jam kerja baby sister itu." Ucap Elena.

" Bagaimana dia? apa anak² menyukainya? apa dia terlihat kejam?" Ucap Zionathan.

" Tidak, sejauh ini dia baik dan kau tau Zionathan. Ternyata baby sister itu adalah aunty yang selalu di ceritakan anak²." terang Elena

" Benarkah? aku jadi penasaran seperti apa aunty cantik itu." lirih Zionathan.

Tap

Tap

Tap

" Selamat pagi dady, oma." Ucap mereka bersama.

" Pagi sayang." Ucap Elena mencium cucu²nya.

" Morning dad.." Twins menyapa dady nya sekali lagi.

" Hmmm" Zionathan hanya membalas dengan anggukan.

" Oma... Dimana aunty?, apa dia tidak akan datang?." Tanya Tia pada Elena.

" Ah maafkan oma sayang, oma bilang jika aunty cantik harus datang pukul 08:00. Harusnya oma bilang pukul 07:00." Elena menatap Tia dengan tatapan rasa bersalah.

Tap

Tap

Tap

" Selamat pagi tuan muda, nyonya besar." Pohan datang dan menyapa Zionathan serta ibunya.

" Duduklah Han, ayo kita sarapan bersama." Ucap Elena yang disertai anggukan Zionathan tanda dia mengijinkan Pohan untuk ikut bergabung dengan mereka.

" Apa kau sudah membawa berkas yang ku minta Han?." tanya Zionathan sambil memakan roti isi.

" Sudah tuan." ucap PoHan.

" Bagus, aku sudah selesai. Kau makanlah dulu Han, jika pengasuh itu datang, suruh dia menemui ku di ruang kerjaku." Ucap Zionathan sambil berlalu.

" Baik tuan." ucap Pohan membungkuk.

" Bibi, apa tuan selalu seperti ini?, tidak pernah sarapan bersama mereka." Ucap Pohan sambil melirik anak²

" Ya Pohan, sejak kepergian wanita sialan itu, Zionathan ku sudah berubah." Terang Elena.

Pohan menghela nafas panjang sambil melihat Zionathan yang pergi.

Tak lama kemudian...

" Maafkan saya nyonya, saya terlambat." Ucap Briana yang datang dari arah dapur dan langsung membungkuk.

" Aunty..." ucap twins dan Elo yang langsung berhamburan memeluk mereka.

PoHan, sedikit terkejut dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin mereka bisa begitu akrab dengan wanita yang baru kemaren menjadi pengasuhnya itu.

" Baby sister itu adalah aunty cantik yang selalu diceritakan anak² PoHan." ucap Elena yang seakan tau apa yang dipikirkan Han.

ah, jadi wanita ini?, cantik. Ya memang cantik, pantas saja mereka memanggilnya aunty cantik. Kalau kevin melihatnya, mungkin dia bisa melupakan Vinda. Batin Pohan.

" Briana, besok kau harus datang pukul 07:00. Jadi kau sudah harus ada disini sebelum anak² terbangun. Bagaimana? Apa kau keberatan?." Ucap Elena.

" Tidak nyonya. Saya akan datang sebelum pukul 07:00" Ucap Briana membungkuk, kemudian melayani Elo dan twins di meja makan.

Setelah selesai makan,..

Briana kemudian mengantarkan Elo dan twins ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke sekolah. Setelah memastikan mobil sudah keluar dari gerbang utama, Briana memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah.

" Ehem, maaf nona. Anda diminta untuk menemui Tuan Muda diruang kerjanya guna membahas kontrak kerja anda sebagai baby sister." Ucap PoHan tegas.

" Baik." singkat Briana

" Mari ikuti saya." Ucap Pohan melangkah dan di ikuti Briana.

Setelah menaiki lift khusus, mereka tiba diruangan kerja Zionathan.

Tok

Tok

Tok

PoHan mengetuk pintu dan terdengar suara Zionathan menyuruhnya masuk.

Ceklek...

Pintu terbuka dan...

" Kau..... " Ucap Briana yang masih terkejut dan berdiri didepan pintu.

Sedangkan Pohan, sudah lebih dulu masuk.

" Wah wah wah, lihatlah. Wanita sombong yang kemaren menolak uangku sekarang datang untuk membicarakan kontrak kerja denganku." Sinis Zionathan.

Ah, bodohnya aku. Kenapa aku tidak mengenali wajah ayah mereka dengan baik. seharusnya aku sudah tahu bahwa dia yang akan menjadi majikanku begitu aku mengetahui bahwa aku akan menjaga si kembar dan juga Elo. Batin Briana.

" Kenapa kau berdiri saja disitu kemarilah dan silahkan duduk." Ucap Zionathan masih dengan nada sinis dan dingin.

Dasar tuan sombong, kalau saja aku tidak sedang dalam masalah yang membutuhkan uang besar. Tentu aku tidak mau berurusan denganmu. Batin Briana.

" Bacalah." Zionathan melempar berkas ke hadapan Briana tepat saat

Briana sudah duduk.

Briana membaca nya dengan seksama,

disana tertulis jika mereka hanya menggunakan jasa baby sister selama 1 tahun. Dan jika dalam masa kontrak,

Briana lalai menjaga mereka atau jika sampai terjadi sesuatu pada mereka, maka gaji Briana akan di potong 80%. Dan Briana harus ada di rumah ini sebelum anak² bangun, dan pergi setelah anak² tidur.

" Sudah selesai. Cepat tanda tangan." Ucap Zionathan melemparkan pena.

" Selama anak-anak ke sekolah, apa yang harus saya lakukan." Tanya Briana

" Terserah kamu, aku tidak peduli." dingin Zionathan.

" Apa aku boleh pergi bekerja atau pulang kerumahku?" Tanya Briana.

" Sudah ku katakan bahwa aku tidak peduli dengan yang kau lakukan. Kau hanya harus ada di sini saat mereka sudah kembali." Ucap Zionathan masih dengan nada dingin.

" Baik. Terima kasih. Kalau begitu saya permisi." Ucap Briana yang berlalu setelah menandatangi surat perjanjian dan menerima setengah dari uang gaji nya di awal tanda tangan kontrak.

" Dasar arogan, sudah arogan, Sombong pula." Umpat Briana di balik pintu.

" Hei apa yang kau katakan." Teriak Zionathan dari dalam.

Gawat, manusia arogan itu mendengar ku, baik aku kabur daripada mendapat masalah. Batin Briana.

Sayangnya Briana lupa jalan kembali ke ruang utama, karena mansion ini sangat besar. hingga ia tersesat.

" Nona, apa yang anda lakukan disini." Ucap Pohan yang mengagetkan Briana.

" Ah, tuan Pohan. Maaf. Tapi saya tersesat. hehe." Kekeh Zionathan.

" Hahahaha, kau lucu sekali nona. Padahal ini didalam ruangan masih bisa tersesat." Kekeh Pohan

" Bisakah anda menunjukan jalannya padaku tuan." Briana menatap iba pada Pohan.

" Ayo, aku tunjukan jalannya." Ucap Pohan sambil berjalan mendahului Briana.

" Emmm, tuan Pohan. Apa anda sudah lama bekerja di sini." Tanya Briana.

" Kenapa kau bertanya begitu."

" Ah tidak, aku hanya ingin tau apa rahasia nya hingga anda betah bekerja dengan tuan arogan tadi. Siapa namanya, Ziosaurus?." Ucap Briana yang mencoba mengingat nama Zionathan.

" Hahahahah, kau menyebutnya apa tadi, Ziosaurus?, hahaha..." Pohan tidak dapat menahan tertawa nya, membuat Briana sedikit merinding.

" Aku adalah sahabat Zionathan sejak masa kuliah dia lah yang menolongku dan keluargaku. Jadi sebagai balas budiku dengannya aku mengabdikan diri padanya dan menjadi kaki tangannya." Terang Pohan.

" Apa Tuan Ziozak sudah seperti ini sejak dulu?, maksud ku sombong dan arogan." Tanya Briana dengan hati hati.

" Ah, tidak. Dulu Tuan adalah orang yang ramah dan penyayang. Namun sejak perginya sang istri dengan laki² lain, tuan jadi berubah." Terang Pohan, entah kenapa dia merasa aman berbagi info ini kepada Briana.

" Emmm, Tuan Pohan. Bisakah aku meminta nomer ponselmu?, atau nomer ponsel Pak Budi.?" Ucap Briana.

" Untuk apa?" Pohan mengerutkan dahinya menatap Briana.

" Agar aku bisa tahu, kapan anak² pulang sekolah dan kegiatan lainnya. Agar aku bisa mengatur jam kerjaku dengan jam jadi baby sister ku." Ucap Briana.

" Kau sudah digaji mahal, kenapa masih ingin bekerja ditempat kerja mu" Tanya Pohan

" Tuan Pohan, hidupku tidak semudah yang terlihat, hahaha. Aku harus bekerja keras karena uang tidak berjalan sendiri padaku." kekeh Briana.

" Hei bagaimana Tuan Han?, apa anda mau berbagi nomer ponsel denganku." Briana mengibas²kan tangannya ke wajah Pohan, karena Pohan terlihat melamun.

" Ah ya tapi berhentilah memanggilku 'Tuan', panggil saja aku sekertaris Pohan." ucap Pohan sambil memberikan sebuah kartu nama.

" Baiklah, terima kasih Tuan Pohan... Maksudku sekertaris Pohan." Ucap Briana sambil berlalu meninggalkan Pohan setelah mereka sampai di ruang utama.

Kenapa aku jadi tertarik ingin menyelidiki latar belakang wanita ini?, sepertinya ada yang menarik. Ah sebaiknya aku segera melakukannya. Batin Pohan.

Briana pulang dengan perasaan gembira, dia tidak boleh menunda lagi untuk mengurus surat perceraian nya dan mendapatkan hak asuh Ethan sepenuhnya.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!