Kesayangan Tuan Luke

Kesayangan Tuan Luke

Terjebak di Private Room

Luke Donovan adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis Grup Donovan. Maria Donovan selaku CEO dari kerjaan bisnis Donovan adalah neneknya Luke Donovan.

Maria selalu dibuat pening dengan rumor di luar sana yang menyebutkan bahwa Luke Donovan suka berpesta di klub-klub mewah dengan para kaum Borjuis dan suka berganti-ganti wanita.

Di suatu sore yang indah, Luke pulang ke rumah dan langsung disembur rentetan nasehat dari neneknya yang sedari siang menunggu Luke di ruang tamu, "Malam ini jangan ke pesta lagi! Jangan pulang subuh dalam kondisi mabuk lagi! Jangan ngeyel kalau nggak ingin melihat Nenek kamu ini mati muda"

"Lho, emang Nenek ngerasa udah tua selama ini? Kenapa Nenek bisa mati muda?" Luke menyahut asal-asalan nasehat neneknya.

"Duduk!" Maria Donovan langsung melotot ke cucu satu-satunya itu.

Luke langsung duduk di depan neneknya dan menyuruh Doni asisten pribadinya untuk membawa tas kerjanya ke kamar.

"Nenek rasa kamu udah nggak waktunya lagi untuk main-main. Umur kamu udah dua puluh tujuh tahun. Jangan-jangan kamu lupa dengan umur kamu sendiri karena terlalu sering mabuk?"

"Aku Inget umurku. Ingatanku ini tajam, Nek, coba Nenek kasih tebakan, aku pasti bisa jawab dengan benar"

"Jangan bercanda! Nenek serius kali ini karena, kesabaran Nenek udah habis melihat kamu terus pesta, ganti-ganti cewek dan pulang malam dalam keadaan mabuk"

"Aku nggak mabuk, Nek. Cuma ngantuk berat" Sahut Luke.

"Ngantuk berat kok jalannya sempoyongan dan bicaranya ngelantur"

"Itu ngelindur, Nek. Tidur sambil jalan, eh, salah, jalan sambil tidur, hehehehehe"

"Nggak lucu!"

"Emang aku, kan, bukan pelawak, Nek. Jadi, ya, nggak lucu"

"Pemilihan Presdir untuk periode berikutnya akan dimulai bulan depan. Para pemegang saham menambahkan point penting di dalam kriteria pemilihan Presdir untuk periode kali ini"

"Apa itu?" Tanya Luke acuh tak acuh.

"Presdir di periode baru harus pria atau wanita yang sudah menikah"

"Hah?! Apa-apaan itu? Dan, Nenek setuju dengan point itu?"

"Nenek terpaksa setuju karena semuanya setuju"

"Kalau gitu, aku nggak usah jadi Presdir juga nggak papa. Adik tiriku aja yang udah nikah yang jadi Presdir. Biar dia sekali-kali merasakan rasanya jadi Presdir dan..........Aduh! Sakit, Nek! Kenapa kepalaku dijitak keras banget?"

"Karena Nenek udah hilang kesabaran akan sikap semau Gue kamu itu. Kamu sebenarnya sayang nggak, sih, sama Nenek?"

"Sayang, dong. Sayang banget malah" Luke berucap dengan wajah serius.

"Kalau sayang, kenapa kamu malah mau merelakan posisi Presdir ke adik tiri kamu? Kamu, kan, tahu kalau Nenek sama sekali nggak suka dengan adik tiri kamu itu"

"Iya, itu, kan, karena aku memang belum menikah, Nek. Sedangkan Daniel udah"

"Itu karena adik tiri kamu itu lebih licik dari kamu. Ia sepertinya udah tahu kalau para pemegang saham akan menambahkan point itu makanya dua Minggu yang lalu ia menikah secara dadakan"

"Yeeeaahh, pacar aku belum......."

"Kamu punya pacar? Kamu punya pacar selama ini?" Maria memegang kedua bahu Luke dan menggoyang kedua bahu itu dengan wajah semringah.

Luke mengangguk santai.

"Kenapa nggak pernah kamu ajak ke sini?" Maria kembali mengguncang baju cucu kesayangannya.

"Karena dia sibuk, Nek. Dia juga belum mau aku ajak ke sini kalau dia belum puas dengan karirnya"

"Apa pekerjaannya?"

"Model dan penari balet, Nek"

"Ajak dia ke sini dan Nenek akan melamarnya"

"Aku rasa itu akan sulit. Dia masih sibuk dengan karirnya dan ........."

"Kalau dia nggak mau menikahimu, Nenek yang akan carikan Istri buat kamu. Pokoknya Nenek nggak mau tahu. Nenek akan carikan Istri buat kamu kalau pacar kamu nggak mau menikah denganmu, titik!" Maria lalu bangkit berdiri dan pergi meninggalkan Luke begitu saja.

Luke mengerucutkan bibir dan menatap punggung neneknya di dalam kebisuan. Lalu, ia bangkit berdiri dan langsung menelepon Doni sembari melangkah menuju ke mobil, "Aku keluar sebentar"

Luke yang berparas sangat tampan karena terlahir dari papa yang berdarah Italy dan mama yang memiliki darah campuran Thailand-Indonesia itu, menuju ke apartemen kekasihnya yang bernama Chika. Chika berprofesi sebagai seorang model dan juga penari balet yang sebenarnya sudah cukup terkenal, tapi Chika masih ingin meraih cita-citanya menyabet gelar penari balet Internasional dan mendapatkan medali emas di ajang perlombaan balet tingkat dunia yang akan diselenggarakan di Italia.

Luke langsung mendorong tubuh Chika ke dalam dan menutup pintu apartemen Chika dengan tumitnya saat ia memagut bibir Chika dan mengajak Chika berciuman. Lidah Luke menari nari menjelajahi mulut Chika. Kedua sejoli itu saling memagut penuh gairah.

Pelan pelan Luke merebahkan tubuh Chika di sofa. Luke melepas ciumannya untuk menatap wajah Chika. Kedua tangan Chika masih merangkul leher Luke. Chika masih memejamkan matanya. Luke mencium kedua mata Chika, lalu telinga Chika, dan saat Chika memanggil namanya, Luke langsung menyatukan raganya dengan Chika.

Luke terbangun di jam tujuh petang dan langsung bangkit berdiri lalu memungut satu per satu bajunya untuk ia pakai sambil bertanya ke Chika, "Ka, apa kau mau menikah denganku, Minggu depan? Kita, kan, udah cukup lama berpacaran. Dua tahun, kita berkencan dan aku rasa itu cukup untuk kita menuju ke hubungan yang lebih serius yakni pernikahan"

"Maafkan aku, Luke. Aku belum bisa. Kontrakku dengan perusahaan Leo masih belum kelar dan Minggu depan aku harus terbang ke Italy untuk ikut perlombaan balet kelas dunia"

"Berapa lama kamu berada di Italy?"

"Tiga Bulan dan setelah itu aku akan fokus di dunia modeling menuntaskan kontrakku dengan Leo dua tahun ke depan"

"Kenapa kamu baru bilang ke aku sekarang kalau kamu akan pergi ke Italy?"

"karena kita sama-sama sibuk, akhir-akhir ini, dan maaf, aku belum bisa setuju untuk menikah. Aku masih ingin mengembangkan diriku di bidang balet dan modeling"

Luke seketika bergumam, "Tapi, aku harus segera menikah dan aku mau menikah hanya dengan dirimu. Aku hanya mencintaimu, Ka dan aku sangat mencintaimu"

"Maafkan aku, Luke. Aku benar-benar minta maaf. Tapi, aku janji padamu, dua tahun lagi, saat karirku udah settled, aku akan menemuimu, melamar kamu dan dengan senang hati menikah denganmu, lalu kita akan........."

"Hmm" Luke hanya menyahut singkat dan dia langsung pergi meninggalkan Chika dengan wajah kecewa.

Kekecewaan Luke pada Chika dan tekanan dari neneknya untuk tetap mendekap gelar Presdir dan persyaratan dari para pemegang saham yang mengharuskan Presdir baru harus yang sudah menikah, membuat Luke lumayan stres di hari itu dan ia langsung mengiyakan undangan temannya untuk berpesta di sebuah klub malam mewah.

Sebenarnya Luke tipe pria setia. Dia tidak pernah mengkhianati Chika. Dia memang berpesta, tapi dia tidak pernah melecehkan wanita ataupun tidur dengan wanita lain selain dengan Chika. Jadi, rumor yang beredar di luar sana kalau dia suka berganti-ganti wanita, tidaklah benar.

Kebenarannya adalah, Luke sering keluar makan malam berdua saja dengan banyak klien wanita, tapi tidak pernah berakhir di ranjang.

Luke bersama dengan ketiga temannya, sepeti biasa masuk ke private room dan berpesta miras di sana. Teman Luke yang bernama Douglas, tiba-tiba nyeletuk, "Kita belum pernah bermain dengan gadis sekolahan atau gadis kuliahan yang masih bau kencur, kan? Umur sekitar tujuh belas sampai dua puluh tahunan, gitu? Gimana kalau kita cari gadis yang seperti itu sekarang? Aku lagi bosan, nih. Hidup kita begini-begini aja. Kurang tantangan"

Embun yang saat itu ditugaskan oleh manajernya untuk membawakan pesanan makanan dan minuman di private room tersebut langsung menegang ketakutan. Pelipisnya mulai berkeringat dan Luke yang berada persis di sebelahnya Embun terus memperhatikan gerak gerik Embun.

Di saat Embun bergegas pergi setelah meletakkan makanan dan minuman di atas meja. Luke dengan sigap mencekal pergelangan tangan Embun dan langsung bertanya, "Berapa umur kamu?"

Karena ketakutan, Embun spontan menjawab dengan jujur pertanyaan itu, "Saya masih dua puluh tahun"

Semua pasang mata yang ada di ruangan tersebut seketika mengarah ke Luke dan Embun.

Luke mengamati tubuh mungil dan wajah imut gadis yang masih ia cekal pergelangan tangannya.

Embun mendelik ke Luke dan sambil berusaha menarik tangannya, ia berkata, "Tolong lepaskan saya, Tuan!"

Karena stres berat, Luke alih-alih melepaskan Embun, ia langsung menarik Embun sampai Embun jatuh terduduk di sebelahnya. Lalu, Luke bertanya kembali, "Kamu masih sekolah atau sudah kuliah?"

Dengan badan yang mulai gemetar ketakutan, Embun menjawab lirih, "Saya sudah kuliah" Embun masih berusaha menarik tangannya dari cekalan Luke.

"Di Universitas mana?"

"Bina Bangsa"

"Kok kamu bisa masuk ke sana? Itu kampus untuk kalangan bocah cerdas dan berduit, kan?"

"Saya memang nggak cerdas dan nggak berduit. Tapi, kata Ibu saya, saya rajin anaknya. Jadi, saya bisa dapat beasiswa masuk ke Bina Bangsa"

"Jurusan apa?"

"Keguruan"

"Bidang apa?"

"Bahasa Indonesia"

"Wah! Dia anak pintar ternyata. Menarik. Tapi, kenapa kamu berkerja di tempat seperti ini? Kamu, kan, kuliah nggak bayar?"

"Saya bukan orang kaya seperti Anda semua, Tuan. Saya bekerja, karena saya dan Ibu saya butuh makan" Embun berkata sambil terus berusaha menarik pergelangan tangannya. Namun, semakin Embun berusaha menariknya, semakin erat Luke mencekalnya.

Tanpa melepaskan pergelangan tangan gadis yang malang itu, Luke menoleh tajam ke temannya yang bernama Douglas, "Aku sudah dapatkan gadis yang sesuai dengan kriteria kamu. Tunggu apalagi? Mulai permainannya!"

Embun langsung panik dan spontan berteriak, "Lepaskan saya! Saya bukan gadis yang seperti itu!"

Semua pria putra dari para konglomerat yang berada di private room tersebut sontak tertawa lepas mendengar teriakannya Embun.

Luke menoleh tajam ke Embun dan langsung menyeringai lalu berbisik di telinganya Embun, "Tapi, sayangnya aku nggak percaya"

Permainan pun dimulai dan kemenangan jatuh di tangan Luke. Luke yang stres berat dan mulai mabuk, berteriak ke teman-temannya, "Tinggalkan kami! Keluarlah kalian semua dan kunci pintunya dari luar!"

Embun mulai terisak menangis dan hanya bisa berteriak, "Tidak! Jangan! Jangan tinggalkan saya! Tolong saya!"

Luke melotot ke Embun dan berteriak kencang, "Diam!" Embun seketika mematung. Namun, ia menggigil ketakutan saat Luke memaksanya meminum botol berisi anggur tahun 1921.

Embun terus merapatkan bibirnya dan Luke langsung berteriak, "Aku sudah memenangkan dirimu. Maka aku berhak lakukan apapun kepadamu, dasar menjijikkan. Aku benci dengan wanita sok suci macam kamu ini. Kalau kamu nggak mau minum dengan botol ini, aku akan paksa kamu minum lewat mulutku"

Embun terpaksa membuka mulutnya karena ia tidak mau mulut pria brengsek itu, menyentuh bibirnya.

Embun terbatuk-batuk karena Luke terus memaksanya minum anggur dari botol tanpa jeda sama sekali.

Saat Luke sudah puas memasukkan anggur ke mulut Embun, ia meletakkan botol di atas meja. Di saat itu, Embun berhasil mendorong Luke dan menarik lepas pergelangan tangannya. Embun langsung melesat berlari ke pintu dan menggedor pintu itu sambil berteriak, "Tolong saya? Buka pintunya!"

Tapi, tidak ada yang berani menolong Embun karena pintu itu dijaga oleh ketiga pewaris dari konglomerat ternama. Douglas bertanya ke temannya, "Setelah Luke selesai dengan gadis itu, maka giliranku yang bermain dengan gadis itu, kan?"

"Iya. Aku rasa Luke akan bermain dengan cepat karena tanpa sepengetahuannya Luke, aku memasukkan obat ke dalam anggurnya Luke. Biar permainan lebih menarik dan lebih cepat selesai" Sahut Felix.

Douglas langsung tertawa lepas dan Junior menyahut, "Kalian memang gila"

Embun terus berlari menghindari Luke. Dan berhasil mendaratkan satu tendangan di perut Luke.

Luke berhasil menangkap Embun dan sambil menggertakkan gerahamnya, ia langsung membopong Embun. Embun meronta-ronta di dalam gendongannya Luke, namun dia kalah kuat dengan Luke.

Luke langsung merebahkan tubuh Embun di sofa dan langsung menarik kedua tangan Embun ke atas, melebihi kepala embun, dan langsung menahan tangan itu di sana.

Sekujur tubuh Embun menggigil kedinginan saat ia mendengar bunyi kain robek yang cukup keras dan udara dingin menyentuh kulitnya. Kedua alisnya sontak terangkat ke atas saat bibir pria itu bermain-main di dadanya. Embun terisak menangis, terus meronta dan memohon, "Lepaskan saya! Tolong lepaskan saya!"

Terpopuler

Comments

Dea

Dea

menarik sekali ceritanya. unik, seru, lucu, menggemaskan, paket komplit dan aku suka banget, Thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2024-04-09

0

Ratna Susanti

Ratna Susanti

melipir ke sini dan langsung suka 🥰pakai banget 😍👍

2024-04-07

0

Nita.P

Nita.P

wkwk.. Jangan ngelawan orang tua.. kena jitak kan..

2023-09-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!