Bidan Estu, sahabat dari ibunya Embun, kebetulan melintasi jalan itu dan melihat Embun berdiri kebingungan di pinggir jalan besar itu.
Bidan Estu yang tengah pulang dari dinas malam bersama dengan teman satu timnya di hari itu, dengan dibantu teman satu timnya, dia memasukkan Embun ke dalam mobil dinas puskesmas dan membawa Embun pulang ke rumah keluarga Sanjaya.
Ibunya Embun akhirnya bisa bernapas lega melihat Embun pulang bersama dengan Bidan Estu dan ia langsung mengucapkan kata terima kasih berulangkali ke bidan Estu.
Bidan Estu adalah bidan yang pernah membantu persalinan ibunya Embun sewaktu ibunya Embun melahirkan Embun.
Ibunya Embun dan papanya Embun sejatinya adalah sepasang kekasih. Namun, Lastri dan Teguh harus terpaksa berpisah di saat Teguh dinikahkan dengan gadis lain. Teguh yang sangat mencintai Lastri, akhirnya mengajak Lastri menikah secara agama, tanpa sepengetahuan istri sahnya dan tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya. Lastri gadis desa yang masih lugu juga mau mengikuti Teguh saat Teguh membawanya ke rumah orangtuanya sebagai asisten rumah tangga.
Namun, sebaik-baiknya orang menyimpan bangkai, pada akhirnya, bau busuknya akan tercium juga. Hubungan rahasianya Teguh dan Lastri ketahuan di saat Lastri hamil empat bulan.
Teguh yang masih tinggal bersama dengan kedua orangtuanya karena dia adalah putra tunggal dari keluarga Sanjaya, tidak bisa lagi menyembunyikan kebusukannya.
Istri sahnya Teguh sudah memiliki anak dari Teguh, menggendong bayinya yang masih berumur dua tahun saat itu dengan wajah memerah penuh amarah. Dia menampar Lastri tanpa henti sampai Teguh akhirnya memeluk Lastri dan berteriak, "Cukup!"
Sejak itu, kediaman Sanjaya tidak ada lagi kedamaian, bahkan sampai Embun lahir kedamaian belum tercipta di keluarga itu. Ibunya Embun hanya mampu bersalin di bidan karena suaminya tidak diijinkan oleh kedua orangtuanya untuk membawa ibunya Embun bersalin ke dokter spesialis kandungan. Di situ lah, Ibunya Embun berkenalan dan bisa berteman baik dengan bidan Estu.
Saat Embun berumur tiga bulan, Teguh akhirnya meninggal terkena serangan jantung. Istri sahnya Teguh yang sangat mencintai suaminya akhirnya ikutan meninggal selang sebulan setelah kematian suaminya, karena overdosis obat tidur.
Kedua orangtuanya Teguh terpaksa menampung Lastri dan Embun karena itu adalah permintaannya Teguh yang terakhir kalinya sebelum Teguh menghembuskan napas terakhirnya. Namun, Lastri dan Embun tidak sepenuhnya diterima di keluarga Sanjaya. Kedua orangtuanya Teguh juga membedakan sikap dan perlakuan mereka ke Embun dan Mentari, walaupun keduanya adalah cucu kandung mereka.
Embun tidak dibiayai sekolahnya. Embun bisa sekolah dari gaji yang diterima oleh ibunya sebagai asisten rumah tangga di keluarga Sanjaya. Embun juga tidak difasilitasi apapun. Tidak pernah dibelikan baju, sepatu, tas sekolah. Namun, Mentari mendapatkan semua fasilitas mewah dari kakek dan neneknya. Mentari juga dibiayai sekolahnya sampai ia lulus kuliah dan diterima bekerja menjadi sekretaris Presdir di Grup Donovan. Kakek dan neneknya Mentari semakin membanggakan Mentari di depan Embun dan Lastri.
Bidan Estu yang membelikan perlengkapan sekolah untuk Embun sejak Embun masuk sekolah Taman Kanak-kanak sampai Embun SMA. Bidan Estu yang seorang janda dengan seorang putra dan saking sayangnya dia sama Embun, dia menjodohkan Embun dengan putranya yang tiga tahun lebih tua dari Embun. Gilang, nama putranya Bidan Estu itu. Untungnya Gilang bisa cocok dengan Embun dan akhirnya mau untuk berpacaran dengan Embun. Embun dan Gilang berpacaran sejak mereka duduk di bangku kelas dua SMA.
Tepat jam tujuh pagi, Embun terbangun dan langsung menangis di dalam pelukan ibunya. Ia menangis sejadi-jadinya di sana. Ia merasa lega akhirnya dia bisa bertemu kembali dengan ibunya dalam keadaan selamat.
Tepat jam tujuh pagi, Maria masuk ke dalam kamar cucu kesayangannya. Luke masih meringkuk di dalam selimut.
Maria menoleh ke kepala asisten rumah tangganya yang bernama Pak Temon untuk berkata, "Bangunkan dia!"
Pak Temon menggelengkan kepala sambil berkata, "Saya tidak berani, Nyonya. Nanti, Tuan muda memecat saya. Tuan muda, kan, nggak suka bangun pagi dan nggak suka dibangunkan pagi-pagi"
"Yang nggaji kamu di sini tuh aku. Kenapa Luke bisa memecat kamu? Cepat bangunkan dia!"
Pak Temon memberanikan diri untuk menyentuh pelan bahu Luke sambil berkata dengan sangat lirih dan lembut, "Tuan muda, bangun, yuk!"
"Kamu mau membangunkan Luke apa mau meninabobokan Luke?!" Maria mendelik ke Pak Temon.
Pak Temon langsung menegakkan badan dan seketika itu menunduk.
Maria menghela napas panjang. Lalu ia masuk ke dalam kamar mandi dan saat ia keluar dari dalam kamar.mqndi, ia membawa gayung berisi air. Dia ciprat-cipratkan air itu ke wajah Luke sambil berteriak, "Bangun wooiiiii!!!!"
Luke berteriak kencang dengan masih memejamkan matanya, "Berisik amat sih?! Mau mati, Lo?! Berani benar membangunkan aku sepagi ini!!!!!"
Maria langsung meraupkan air ke wajah tampannya Luke dengan kesal dan sambil menggeram ia berkata, "Berani benar kamu panggil Nenek kamu dengan panggilan Lo?!" Maria meraupkan Kembali air dingin ke wajah Luke sembari berkata dengan sangat gemas, "Berani benar kamu membentak Nenek kamu? Bangun cepat!!!!!!"
Luke seketika membuka kedua kelopak matanya dan langsung duduk tegak. Luke mengangkat kedua alisnya ke atas karena kaget dan sontak berteriak, "Toloooongggg!!!!!Ada penampakan Nenek Gayung di depanku, tolooonnngg!!!!!"
Bukannya menolong, Pak Temon dan para pelayan yang ada di dalam kamarnya Luke semakin menundukkan kepala mereka.
Maria langsung menjitak kepalanya Luke sambil berkata, "Makanya jangan kebanyakkan kelayapan malam dan mabuk! Jadi, ngehalu yang nggak-nggak, kan, kamu! Ini Nenek kamu, bisa-bisanya kau teriak Nenek Gayung"
Luke sontak mengucek kedua matanya lalu menatap kembali sosok di depannya dan dia langsung memeluk neneknya sambil berkata, "Syukurlah. Ternyata ini Nenekku bukannya Nenek Gayung"
"Tinggalkan kami! Bersihkan kamar Luke nanti aja" Maria menatap ke pak Temon dan semua pelayan yang berdiri berjejer di sebelahnya Pak Temon.
"Baik, Nyonya" Sahut Pak Temon.
Setelah Pak Temon menutup pintu kamar, Maria meletakkan gayung berisi air di atas nakas lalu mendorong bahu Luke untuk bertanya, "Apa yang kamu lakukan semalam?"
Luke menautkan kedua alisnya lalu menggeleng dan berkata, "Aku nggak ingat apa-apa, Nek"
"Kalau gitu, aku akan ajak kamu ke kamar tamu untuk menemui seseorang agar kau bisa kamu mengingat kembali kejadian semalam. Berdiri dan ikut Nenek ke kamar tamu, cepat!!!!"
Luke berdiri dengan masih menautkan kedua alisnya. Dia mengikuti langkah neneknya keluar dari dalam kamarnya dengan langkah malas-malasan.
Di luar kamar, Maria melihat pak Temon dan kelima pelayan berseragam hitam putih, masih berdiri di depan pintu. Maria langsung berucap, "Temon, ikut aku ke kamar tamu sebentar dan yang lainnya bersihkan kamar Luke!" Ucap Maria sembari melangkah lebar menuju ke kamar tamu.
Pak Temon langsung mengikuti langkah nyonya besar dan tuan mudanya menuju ke kamar tamu.
"Lho, mana dia? Kok hilang?" Maria menoleh ke pak Temon.
Pak Temon langsung menundukkan kepala dan berucap, "Saya nggak tahu, Nyonya"
"Di kamar mandi juga nggak ada, Nyonya" Sahut pelayan yang ada di dalam kamar tamu.
"Siapa, sih yang kalian cari? Jalangkung, ya? Datang tak diundang, pulangnya tak diantar" Ucap Luke sembari menyisir kasar rambut lurus hitamnya.
Plak! Maria memukul keras bahu Luke dengan ekspresi kesal, sambil terus mengarahkan pandangannya ke segala penjuru.
Luke mengelus bahunya sembari bertanya, "Goldy ada di kandangnya. Nenek cari siapa, sih?"
"Lho, Goldy kok, ada di sini?" Maria menoleh ke kandang besar yang terbuat dari emas yang berisi burung hantu khas Lombok kesayangannya.
"Nyonya yang meminta Goldy dipindahkan ke kamar tamu sementara kamar Goldy direnovasi, kemarin" Sahut Pak Temon.
"Apa dia takut sama Goldy, ya? Cepat cari ke halaman! Siapa tahu ia masih ada di halaman. Kerahkan semua orang untuk mencarinya, tapi jangan membuatnya ketakutan!"
"Baik, Nyonya"
"Nenek cari siapa, sih?"
"Duduk dan lihat ini!" Maria memberikan telepon genggamnya ke Luke.
"Siapa cowok yang memaksa gadis ini untuk memuaskan napsunya, Nek? Astaga! Cowoknya brutal banget, nih, tzk!" Luke lantas menatap neneknya untuk berkata, "Wah, Nenek mulai nggak jelas, nih, punya video kayak gini"
Plak! Maria menjitak kepala Luke sambil menggeram kesal, "Malah mengomentari Nenek kamu. Dasar anak bandel! Lihat baik-baik videonya!!!!"
Luke mengusap kepalanya yang kena jitak sembari berkata, "Iya aku lihat lagi. Walaupun videonya kurang menarik, sih"
Maria menarik napas dalam-dalam sembari menengadahkan kepalanya ke langit-langit kamar dan dia segera menghembuskan napas kesalnya ke Luke sembari menyemburkan kekesalannya ke Luke dengan kata-kata,, "Aku udah meraupkan air dingin ke wajah kamu beberapa kali tadi, tapi, kok, kamu belum juga bisa membuka lebar-lebar kedua mata kamu? Lihat baik-baik siapa cowok itu!!!!!"
"Sial! Kasihan bener cowok ini. Dia buta atau apa, sih? Kenapa dia mau begituan dengan cewek jelek ini? Lihat ceweknya, Nek, dia jelek banget. Kenapa cowok ini bisa tergoda dengan cewek yang rambutnya pendek berombak dan pakai kacamata tebal, cih! Jelek bener ceweknya, tzk!"
Plak! Maria menjitak kepala Luke dengan emosi tingkat dewa.
Luke sontak menatap neneknya dan sambil mengelus kepalanya ia langsung menyemburkan protes, "Kenapa kena jitak lagi?! Salah apa aku, Nek?! Lihat aja sendiri, ceweknya emang jelek, kan?"
"Salah apa, hah?! Kesalahan kamu sangat besar!!!! Nenek suruh kamu lihat baik-baik cowok di dalam rekaman video itu, kenapa malah mengomentari ceweknya, hah?! Lihat baik-baik cowok di rekaman itu maka kau akan tahu kesalahan sebesar apa yang sudah kamu perbuat semalam!!!!!" Maria terengah-engah sambil mengelus-elus dadanya.
Saat cowok di dalam rekaman video yang tampak di layar telepon genggamnya Maria menoleh ke layar, Luke terkejut bukan main dan tanpa sadar ia menjatuhkan telepon genggam neneknya yang super mahal ke lantai. Lalu, ia menatap nanar neneknya sambil menutup mulutnya yang ternganga lebar.
"Ingat kau sekarang? Ingat tidak?!" Maria masih berbicara degan nada tinggi.
Luke menganggukkan kepalanya pelan-pelan dengan masih menutup mulutnya dan menatap nanar neneknya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nita.P
Si luke emang bener² yah.. 😆
2023-09-27
0
Yeni Eka
dasar ya si Luke. Dia enggak kenal dirinya sendiri
2022-11-03
0
Lee
Lanjut..
semangat thor...
2022-11-02
0