ASSASSIN CLAN

ASSASSIN CLAN

KAZAN

Blurp... Blurp... Blurp... Blurp...

Suara gelembung udara benar-benar terdengar jelas dari kedua lubang telinga, beberapa bulir udara mulai melambung dari setiap lubang hidung dan juga bibirnya.

Pemandangan yang begitu asing tergelar rapi di depan kedua mata, di dalam hamparan warna biru yang disinari sedikit pancaran surya yang menelusup masuk ke dalamnya.

Ratusan jenis tumbuhan serta barisan ikan kecil yang memiliki bentuk aneh, bergumul dan terus berenang kesana-kemari. Mereka terus mengitari tubuh mungil dari seorang bayi, yang tengah terjebak di dalam sebuah danau di sana.

"Ah... Dimana aku? ...Tangan siapa ini? kenapa kecil sekali? Urgh" gumam seorang lelaki yang baru menyadari bahwa dia tengah tenggelam. Dia mencoba menahan nafas dengan cara menutup rapat mulutnya

Dia begitu terkejut dengan bentuk fisik yang dirinya punya, setelah mengamati tangan dan kaki miliknya yabg tampak begitu mungil.

Namun meski dia tengah terkejut, dia tidak memiliki waktu untuk bermalas-malasan. Jika dia terlambat naik, mungkin hidupnya akan berakhir bahkan sebelum dia memulainya.

Dengan tangan dan kaki miliknya dia terus meronta. Sekuat tenaga dia berusaha untuk terlepas dari pelukan air yang tengah menjerat sekujur tubuhnya, dan bergegas naik untuk bisa melanjutkan hidupnya.

Sayangnya tubuh mungil miliknya belum bisa menangani situasi mematikan tersebut. Dia tidak bisa berenang dengan leluasa, kemudian perlahan turun ke dasar dengan kesadaran yang mulai hilang secara perlahan.

Dalam rasa putus asanya, dia kembali bergumam di dalam hatinya, "Sudah berapa banyak situasi sulit yang pernah aku lalui... Apakah akhirnya aku akan mati dengan tubuh menyedihkan ini? Oh tuhan... Dewa... Dan sebangsanya... Jika kalian ada, tolong beri aku kesempatan untuk merubah semua kisah kelam yang pernah aku lalui."

Tepat setelah rengekan tersebut selesai diucapkan dalam hati. Sebuah arus mulai muncul di dalam air, namun hanya sebagian kecilnya saja yang bergerak.

Hal itu terlihat seperti pusaran yang terus bergerak, meliuk-liuk bagai seekor ular yang tengah berenang. Arus terus mendekat ke arah lelaki tersebut, sebelum akhirnya menggulung tubuhnya dan membawanya naik dari dalam danau tempatnya tenggelam.

Perlahan tubuh yang hampir kehabisan nafas naik menuju permukaan, dia terus melesat bagaikan mendapat dorongan, hingga akhirnya sepasang tangan meraih tubuh tersebut dari atas permukaan.

Seorang lelaki kekar mengangkat tubuh mungil yang baru saja tenggelam menggunakan kedua lengannya, dengan banyak sekali pasang mata yang tengah menyaksikan kejadian tersebut.

Semuanya hanya mengamati dengan seksama, tidak ada sepatah katapun yang terucap, sebelum akhirnya pria yang tengah mengangkat tubuh mungil tersebut berteriak mengucapkan kata, "Kazan!"

Suara sorak teriakan dan gemuruh dari tabuhan alat musik seketika memecah keheningan dari segala sisi danau. Mereka semua berteriak mengucapkan nama Kazan, yang baru saja diberikan kepada bayi yang tengah diangkat tinggi-tinggi oleh pria kekar diatas sampan.

"Hoe.. hoe.. hoe.. di mana aku sekarang?! Siapa mereka semua?! Bagaimana aku bisa jadi bayi lagi?!" gumam dalam hati sang bayi. Dia terkejut melihat semua pemandangan aneh, dan juga orang-orang aneh hang berada di sekitarnya.

Belum cukup Kazan mencerna keanehan tersebut, satu hal aneh kembali terjadi di tempatnya. Kazan kecil yang masih terangkat di udara, mulai menepi setelah sampan yang dinaiki oleh pria kekar berjalan sendiri.

Perahu kecil dari kayu itu benar-benar menepi, meski tanpa ada satu orangpun yang mendayungnya.

Setelah sampai ke tepian, lelaki itu menggendong Kazan dengan kedua lengannya, kemudian menemui satu tetua yang sudah menunggu mereka di bawah pohon yang paling besar di tempat tersebut.

Lelaki kekar memberikan Kazan ke hadapan wanita tua, sebelum akhirnya wanita tua tersebut mengoleskan cairan berwarna biru pada dahi Kazan.

Sungguh itu merupakan hal asing yang begitu membingungkan, bagi jiwa yang masuk kedalam tubuh bayi dengan seluruh ingatan tentang kehidupan yang pernah ia lalui sebelumnya.

Namun meski jiwa yang berada pada tubuh Kazan ingin bertanya, semua teriakan dan pertanyaan yang dia lontarkan hanya menjadi sebuah tangisan yang bisa didengar oleh orang di sekitarnya.

Dengan begitu, jiwa yang bersemayam pada tubuh Kazan hanya bisa menurut, dia terkurung di dalam tubuh tanpa busana, yang baru saja selamat setelah dilempar ke dalam danau oleh kedua orang tuanya.

Setelah mengusap cairan berwarna biru ke dahi Kazan. Wanita tua itu sedikit terkejut melihat warna mata dari bayi di depannya, dia sedikit mengerutkan dahi, kemudian berkata, "Matanya hitam?"

Semua sorakan seketika terhenti, mereka menghentikan kegembiraan, setelah mendengar kata yang terucap dari sesepuh mereka.

Semua mata memasang pandangan aneh, ke arah lelaki kekar yang tengah menggendong Kazan, yang ternyata dirinya adalah ketua suku yang bernama Garhan.

"Jangan bilang begitu nenek... Bukankah warna air juga akan menjadi hitam? Jika dia bersemayam di tempat yang sangat dalam?" Ucap Garhan.

Suara sorak kembali terjadi, mereka kembali bersemangat menyambut kelulusan penerus ketua suku yang mereka miliki.

Rasa senang benar-benar bersemayam di dalam hati mereka, karena anak yang diberkati oleh roh air kembali hadir di dalam suku.

Kazan satu-satunya manusia yang memiliki pupil mata berwarna hitam, karena semua yang dicintai oleh roh air pasti selalu memiliki warna mata biru muda.

Namun dengan alasan yang Garhan berikan. Membuatnya bisa diterima meski tidak memiliki warna mata yang sama dengan anggota lainnya.

Kazan benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tanpa sadar mulai terlelap, setelah melewati ujian yang disebut tradisi oleh sukunya. Tubuh mungilnya belum memiliki cukup tenaga, hingga hanya mencoba berenang, sudah berhasil menguras seluruh energinya.

Dikatakan di dalam dunia khayalia, terdapat satu suku paling misterius, yang seluruh anggotanya sangat dicintai oleh roh air.

Mereka semua tidak seperti manusia lainnya, yang mampu dengan leluasa menggunakan sihir meski tanpa merapal matra.

Suku tersebut selalu memberikan persembahan kepada Dewi air, dengan cara melempar anak yang baru berusia tujuh hari ke dalam air yang sangat dalam.

Jika anak yang mereka lempar tenggelam, mereka percaya jika jiwa anak tersebut dibawa oleh Dewi menuju tempatnya.

Sedangkan jika anak tersebut selamat, mereka percaya bahwa Dewi telah memberikan sebuah takdir pada pundaknya.

Selain Dewi dan Kazan sendiri. Tidak ada yang tahu jika bayi yang dilempar oleh ketua suku benar-benar sudah meninggal.

Jiwanya dibawa pergi oleh dewi, namun dalam waktu bersamaan dia memberikan jiwa yang baru ke dalam tubuh Kazan.

Jiwa yang sudah menempuh jalan berduri di kehidupannya yang lalu, kini menjadi satu bagian di dalam suku yang cukup tenar pada masanya.

Suku yang berisikan sekumpulan manusia, yang bisa menggunakan sihir air secara leluasa.

Satu hal baru akun terjadi mulai dari sini, baik untuk Kazan, seluruh suku, maupun seluruh dunia khayalia.

Nama Kazan yang memiliki arti 'Penguasa' akan menapaki jalan panjang, yang dipenuhi dengan perasaan baru. Dia akan melihat banyak sekali keanehan, dengan sejuta keajaiban di dalamnya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Abdul Rojak

Abdul Rojak

kayanya seru lanjut baca ah

2023-03-08

0

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

adat istiadat yaa maszehh kepercayaan jdi ga bisa dihilangkan

2022-11-19

0

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

ga taunya kazan di pengaruhi roh yg sdh mati ya

2022-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!