BELANTARA

Semakin jauh Kazan dan Yuzu melangkah, semakin gelap juga tempat yang tengah mereka pijaki. Tidak ada mahluk hidup lagi yang menampakkan diri sejauh mata mereka memandang, yang ada hanya barisan pohon yang berukuran tidak masuk akal, secara sempurna mengepung mereka berdua.

Suasana terpampang begitu sunyi, yang terdengar hanya suara gemericik dari gesekan daun yang tertiup angin di atas kepala mereka.

Kazan dan Yuzu terus melangkah masuk ke dalam hutan, mereka tidak memilih untuk kembali, meski sebenarnya kondisi tempat tersebut sudah berhasil membuat semangat yang semula membara di dalam dada Yuzu, berangsur menciut setelah jauh melangkah dari tempat tinggalnya.

"Kak... Sepertinya ada yang mengawasi kita dari tadi," ucap Yuzu dengan kaki gemetar. Dia terus mengawasi kondisi sekitar, dengan lengan yang terus memegangi wadah minuman yang dia bawa dari rumah.

"Mungkin itu Ayah," jawab Kazan sembari mengacak kasar rambut Yuzu.

Mendengar ucapan tersebut, Yuzu hanya mengangguk kemudian menghambur ke arah Kazan. Dia berjalan dengan begitu dekat sembari terus memasang mata ke arah sekitarnya.

Kretek!

Tiba-tiba suara ranting patah terdengar dari balik semak, suaranya terdengar jelas sekali kala itu, karena kondisi hutan benar-benar sunyi bagaikan tempat mati.

Setelah mendengat suara tersebut, Kazan bergegas melangkah memunggungi Yuzu. Dia mengeluarkan belati dari tempatnya kemudian melangkah pelan menuju sumber suara sembari berbisik, "Tetap di belakangku, Yuzu."

Yuzu hanya bisa terus mencoba menelan ludahnya yang tercekat, kemudian semakin mendekat ke punggung Kazan, dan berjalan mengendap-endap sebaik yang dirinya bisa.

Kazan terus melangkah sembari memegang erat senjata di tangannya. Dia membuka semak belukar yang menghadang pandangannya sebelum akhirnya dia berteriak sembari melompat, "Menghindar! Yuzu!"

Kazan melompat maju kala itu, sedangkan Yuzu reflek langsung jongkok setelah mendengar teriakan Kazan.

Yuzu benar-benar terkejut, ketika melihat satu binatang yang lebih besar dari ukuran manusia dewasa, sedang melompat tepat ke arahnya.

Namun berbeda dengan Yuzu yang ketakutan, Kazan justru melompat maju sembari mengayun belati di tangannya. Dia menikam harimau berwarna hitam pekat, dengan ukuran yang begitu besar di depan wajahnya, dan berhasil melukai dada lawannya.

Sayangnya serangan Kazan masih terlalu dangkal. Harimau itu memang mengeluarkan darah di dadanya, tapi serangan Kazan masih jauh dari kata cukup untuk untuk melumpuhkan musuhnya.

Harimau yang Kazan lawan beringsut mundur untuk sejenak, kemudian memutari tubuh Kazan yang sedang memasang posisi sigap, sebelum akhirnya dia melompat begitu tinggi, menuju arah yang sama sekali tidak Kazan duga.

"Yuzu!" teriak Kazan sembari ikut melompat.

Pedang Kazan kembali menusuk perut harimau, dia sukses memberi luka yang cukup dalam, tepat sebelum rahang harimau besar itu berhasil meraih tubuh mungil Yuzu yang tengah meringkuk ketakutan.

Serangan Kazan kali ini benar-benar membuat harimau itu kesakitan. Dia berhasil membuat sebuah robekan yang cukup panjang, sehingga harimau yang sedang dirinya lawan semakin dan semakin melemah setiap detiknya.

"Yuzu... Sekarang aku serahkan harimau itu ke kamu. Ada satu lagi yang datang," ucap Kazan tanpa menoleh. Dia menatap semak-semak yang membentang di depan matanya, sembari memasang telinga rapat-rapat ke arah yang dirinya incar.

Yuzu hanya mengangguk, dia kemudian menarik nafas sekuat yang dia bisa, untuk memulihkan nyali yang semula begitu ciut di dalam dadanya.

Dengan wajah yang sudah lebih baik, Yuzu akhirnya membuka tutup tempat wadah minumnya. Dia menggoyangkan tangannya, dan sedetik kemudian air dari dalam wadah mulai bergerak mengikuti gerakan tangannya.

Secara serentak semua air keluar dari dalam wadah tanpa tersisa setetes pun, air tersebut mengambang di udara, kemudian membentuk sebuah bola yang melayang di atas telapak tangan Yuzu.

Yuzu hanya mengibaskan lengannya ke arah harimau yang mulai sekarat, kemudian bola air yang tengah mengambang langsung terbang menuju tempat yang dituju oleh tangannya.

Bola air itu membungkus rapat seluruh wajah harimau, membuat satu sosok yang semula mengincar mereka dengan begitu garang, kini dia mulai meronta karena hampir kehabisan nafas.

Sungguh satu perihal yang tidak mungkin dilakukan di dunia nyata, Kazan yang melihatnya sekilas juga sangat terkejut, ketika dia menyaksikan binatang buas bisa mati semudah itu hanya dengan sihir sederhana.

Setelah cukup lama tercengang, Kazan kembali menoleh ke arah dimana dia merasakan satu pancaran aura yang begitu pekat.

Kazan menarik nafas dalam-dalam, kemudian melompat menuju semak belukar tanpa aba-aba.

Tidak lama setelah Kazan melompat, suara raung dan suara teriakan langsung menggema di dalam hutan yang begitu sunyi.

Kazan bertarung dengan begitu gesit, dia melakukan semua yang dia mampu, ketika melawan harimau betina yang memiliki ukuran hampir dua kali lipat dari yang sudah dibereskan oleh Yuzu.

Harimau yang Kazan lawan lebih kuat, dia bahkan lebih agresif, dan juga gerakannya lebih cepat meskipun tubuhnya hampir dua kali lebih besar.

Namun meski begitu, Kazan bukan hanya sekedar anak yang sama dengan bocah berusia tujuh tahun yang lainnya. Dia sudah hidup di dalam genangan busuk untuk waktu yang sangat lama, sehingga jika hanya untuk menghadapi harimau saja, kemampuannya sudah lebih dari kata cukup.

Raungan demi raungan semakin jarang terdengar, suara bising dari gesekan semak belukar juga sudah mulai terhenti, ketika Kazan berjalan dengan langkah gontai menuju ke arah Yuzu.

Tubuh Kazan benar-benar bermandikan darah. Dia terlihat lelah, namun senyuman di wajahnya tampak begitu mekarnya.

Kazan terus mendekat ke arah Yuzu dengan sebelah lengan yang memegang sesuatu. Dia berusaha keras menarik satu benda dari balik semak, sebelum akhirnya Yuzu tersenyum lebar setelah melihat apa yang tengah Kazan seret di belakangnya.

"Kita berhasil! Kakak! Ayo kita pulang dan pamerkan kepada seluruh orang di rumah!" Teriak Yuzu sembari melompat, dia sangat kegirangan ketika melihat tubuh harimau hitam sudah terkulai di tas ranah, dan ekornya tengah ditarik mendekat oleh Kazan.

Kazan langsung mengacak rambut Yuzu kala itu, dia tersenyum lebar sembari berkata, "Sudah malam... Sebaiknya kita menginap di sini dahulu."

Setelah mendengar itu, Yuzu hanya bisa mengangguk, kemudian membiarkan Kazan untuk menguliti dua bangkai harimau di depannya.

Setelah semua kulit bisa Kazan dapatkan, dia membuat sebuah api unggun dan membakar salah satu paha dari harimau buruannya.

Yuzu tampak sangat tidak sabar ketika aroma dari daging yang tengah Kazan bakar mulai menyapa hidungnya. Dia terlihat begitu lapar, setelah melewati semua perjalanan dan pertarungan sebelumnya.

Setelah matang, Kazan dan Yuzu bergegas memakan santapan mereka. Mereka berdua tampak begitu rakus, karena tanpa diduga rasa dari daging harimau tersebut sangat luar biasa enaknya.

Setelah perut mereka hampir meledak karena terlalu kenyang, Yuzu dan Kazan akhirnya memutuskan untuk beristirahat tidak jauh dari tempat pertarungan.

Mereka berbaring di bawah pohon yang cukup besar, dan menatap langit yang tidak terlihat karena tertutup rapat oleh dedaunan.

Ketika dua bocah tersebut hampir terlelap, Kazan terkejut dengan satu suara yang datang dari balik semak.

Dia bergegas berdiri memunggungi Yuzu, dan kembali membuka sarung yang membungkus belati miliknya.

Setiap detik suara langkah itu terdengar semakin mendekat, jelas sekali ada satu sosok yang sedang berjalan menuju ke arahnya, dari balik kegelapan yang menguasai tempat yang tidak terjamah oleh cahaya api.

Kazan mendorong mundur tubuh Yuzu ketika suara tersebut semakin dekat, dia mencoba kembali melompat ke dalam kegelapan, kemudian satu ekor hewan pemangsa kembali hadir di depan wajahnya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

PaiZem LopeKITA💘

PaiZem LopeKITA💘

Mampir lgiiii📢📢

2022-10-18

1

Muhamad Rachman

Muhamad Rachman

mantap....
👍👍👍👍

2022-10-18

1

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

Beruang kah itu..? 😱😱

2022-10-18

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!