Musuh Tambatan Hatiku
Sevia berlari memasuki pintu gerbang sambil terus menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul tujuh.
" Hah pasti gue telat lagi, alamat di hukum sama si Abhisek rese' itu, semua ini gara gara Papa sama Mama yang mengintrogasi gue gara gara kemarin malam gue pergi, sudah di bilangin gue cuma main ke rumah Hana masih tidak percaya, hah sial." Gerutu Sevia.
Abhisek Rodeo adalah ketua kelas dua belas IPA dua yang sangat Sevia benci. Ia sangat disiplin dan akan menghukum temannya yang terlambat masuk kelas.
Dan benar saja, sampai di depan kelas Abhisek sudah berdiri di depan pintu sambil menatap Sevia dengan tajam.
" Lo telat lagi." Ujar Abhi.
" Minggir! Gue mau masuk." Ketus Sevia.
" Nggak bisa! Lo telat lima menit." Sahut Abhi.
" Cuma lima menit doank pelit amat." Cebik Sevia.
" Ini peraturan Se, lo harus bisa disiplin dengan menghargai waktu, lo tahu kan peraturan di kelas ini." Ujar Abhi.
Sevia menirukan ucapan Abhi dengan bibir menye-menye.
" Udah ceramahnya?" Tanya Sevia menatap Abhi. .
" Tunggu apa lagi? Buruan bukain pintunya! Keburu pak guru datang Abhi.... Sek." Ucap Sevia mengejek.
" Nggak bisa, sebagai hukuman lo harus bersihin toilet dulu baru lo bisa masuk." Ucap Abhi membuat Sevia memutar bola matanya malas.
" Di jam pelajaran kedua tentunya." Sambung Abhi menutup pintunya.
" Songong lo." Teriak Sevia menendang pintunya.
Sevia meninggalkan kelas namun bukan ke toilet seperti yang di perintahkan Abhi. Ia justru ke kantin memesan semangkok bakso.
" Telat lagi neng?" Tanya Mbak Nuri si penjaga kantin sambil meletakkan semangkok bakso di depan Sevia.
" Biasalah Mbak." Sahut Sevia.
Sevia mulai menikmati baksonya sambil menatap ke depan.
" Gue harus kasih pelajaran sama Abhi rese' itu, dia selalu seenaknya nge hukum gue, dia nggak tahu aja siapa gue dan apa yang bakal gue lakuin ke dia, Abhi... sek, tunggu pembalasan gue." Gumam Sevia tersenyum smirk setelah mendapat ide.
Sevia memainkan ponselnya sambil menunggu jam pelajaran pertama selesai.
Jam pelajaran kedua hampir di mulai namun Sevia belum juga kembali ke kelasnya. Abhi terus menatap ke arah pintu berharap Sevia segera membukanya.
" Kemana anak bandel itu? Kenapa dia belum kembali juga? Apa dia pingsan ya di toilet." Gumam Abhi khawatir.
Ia harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan Sevia.
" Kalau khawatir mending lo susul dia gih, palingan juga dia ada di kantin seperti biasa, nggak mungkin dia mau membersihkan toilet." Ujar Roni teman sebangku Abhi.
" Lo bener juga ya, ya udah gue susul Sevia dulu." Ucap Abhi.
Abhi berjalan menuju kantin. Dan benar saja, ia melihat Sevia masih asyik memainkan ponselnya.
" Kenapa tidak kembali ke kelas? Jam pelajaran kedua hampir di mulai, lagian gue nyuruh lo membersihkan toilet Se, bukan malah nongkrong makan bakso di sini." Ucap Abhi mengagetkan Sevia.
Sevia tidak bergeming, Ia tetap fokus pada ponselnya membuat Abhi geram.
" Se..." Tekan Abhi.
Sevia menoleh ke arah Abhi lalu kembali menatap ponselnya.
" Terserah gue donk mau kemana, lo nggak bisa ngatur ngatur gue gitu, bonyok gue aja nggak pernah ngatur ngatur gue, apalagi nyuruh gue ngebersihin toilet, gue di sini mau sekolah bukan jadi babu." Sahut Sevia nyolot.
" Kalau lo nggak mau ngebersihin toilet ataupun hukuman yang lain, lo harus datang tepat waktu, sebelum jam tujuh lo harus sudah sampai kelas Se." Ujar Abhi.
Sevia beranjak menatap Abhi dengan penuh kebencian.
" Tadi gue udah bilang kan? Lo nggak bisa ngatur ngatur gue, lo bukan siapa siapa gue Abhi." Ucap Sevia menekan dada Abhi.
" Ini peraturan Sevia dan lo harus menaati peraturan itu seperti teman teman yang lain, kita harus disiplin supaya kelak kita bisa menjadi orang yang sangat menghargai waktu, karena waktu adalah uang." Ujar Abhi memberi penjelasan.
" Lo aja kali gue nggak, gue udah kebanyakan uang." Sahut Sevia menubruk bahu Abhi.
Abhi menatap punggung Sevia yang mulai menjauhinya sambil menggelengkan kepalanya. Lalu ia segera menyusul Sevia masuk ke kelasnya.
" Kalian darimana?" Tanya pak Desfian yang ternyata sudah duduk di bangkunya.
Pak Desfian adalah guru matematika di kelas Sevia.
" Saya baru saja memanggil Sevia, Pak." Sahut Abhi.
" Sevia jadi cewek jangan manja manja banget donk! Masa' ke kelas saja mesti di jemput sama ayang sih." Canda pak Desfian yang suka menjodohkan mereka.
" Apaan sih Pak." Ucap Sevia duduk di kursinya.
" Kan kasihan ayang bebebnya kalau harus mencari kamu dulu, seharusnya kamu sebagai pacar lebih mengerti sedikit donk!" Candaan pak Desfian berlankut membuat Sevia geram.
Sevia berdiri dari kursinya.
" Bapak mau mengajar atau mau bercanda? Kalau bapak masih mengucapkan kata kata unfaedah, saya keluar." Ancam Sevia.
" Baiklah bapak diam." Ucap pak Desfian.
Abhi tersenyum melihat sikap pemberani dari Sevia yang terkesan kurang sopan dengan gurunya.
Bel tanda istirahat berbunyi. Para siswa meninggalkan kelas menuju kantin untuk sekedar membeli makanan.
" Lo mau ke kantin nggak Sev?" Tanya Hana teman sebangku Sevia.
Sevia melirik ke arah Abhi yang hendak keluar kelas.
" Lo duluan aja deh, nanti gue nyusul." Sahut Sevia.
" Mau gue pesenin es atau bakso?" Tanya Hana.
" Jus alpukat aja." Sahut Sevia.
" Baksonya?" Hana bertanya lagi.
" Nggak deh, aku masih kenyang." Sahut Sevia.
" Baiklah, gue ke kantin dulu, nyusulnya jangan lama lama ya." Ujar Hana meninggalkan Sevia.
Tak berapa lama Sevia pergi ke kantin. Ia menatap Abhi yang sedang memakan baksonya. Tiba tiba ide jahil di kepalanya muncul ke permukaan.
Saat Abhi hendak menyuapkam bakso ke dalam mulutnya, Sevia mendekatinya lalu...
Uhuk uhuk uhuk....
Abhi tersedak kuah bakso pedas karena Sevia sengaja menyenggol nya.
" Nih minum Bhi." Ujar Reno menyodorkan jus jeruknya yang langsung di minum oleh Abhi.
" Ups sorry." Ucap Sevia melewati Abhi.
" Dasar cewek nggak bener."
Ucapan Reno menghentikan langkah Sevia. Ia kembali menghampiri meja Reno.
" Apa maksud lo ngatain gue cewek nggak bener hah?" Tanya Sevia dengan nada tinggi.
" Lo sengaja kan nabrak Abhi? Memang cewek jahat lo, cewek sombong, angkuh, mentang mentang orang kaya berbuat sesukanya." Ucapan Reno.
" Siapa yang nggak bener? Siapa yang sombong? Lo aja yang salah nilai orang, lo nggak tahu gue yang sebenarnya, jadi mendingan jaga ucapan lo." Sahut Sevia.
" Eh sudah sudah jangan ribut! Malu di lihat sama teman teman." Ucap Abhi melerai.
Sevia menatap ke sekeliling yang memang mereka menjadi perhatian murid lainnya..
" Bilang sama temen lo, jangan nuduh orang sembarangan, gue nggak pernah tuh nyombongin kekayaan orang tua gue, gue juga nggak pernah berbuat hal yang nggak bener seperti tuduhan temen lo itu." Ucap Sevia melirik Reno.
" Iya nanti gue bilangin, gue minta maaf atas namanya." Ucap Abhi.
" Gue nggak butuh maaf dari lo." Sahut Sevia.
Sevia menuju meja Hana. Ia meminum jusnya sambil menatap Abhi yang saat ini sedang menatapnya juga. Ia tersenyum mengejek ke arah Abhi.
" Rasain! Itu belum seberapa Abhi... Gue bakal buat lo di keluarin dari sekolah ini." Batin Sevia.
Abhi tersenyum manis ke arahnya.
" Gue tahu lo sengaja melakukannya, karena lo kesal sama gue, tapi gue udah maafin lo." Batin Abhi.
Hai readers tersayangku....
Gimana kesan pertamanya?
Menarik nggak nih?
Mau tahu kelanjutannya?
Tekan like koment vote dan hadiahnya dulu biar author semangat menulisnya...
Terima kasih untuk readers yang telah memberikan suport kepada author, semoga sehat selalu....
Miss U All....
TBC...
Mohon dukungannya juga di karya baru author yang satu ini ya....
Thank you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Elminar Varida
hi thor ikut nyimak novelmu ya...❤
2024-09-12
0
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
2023-11-06
1
Iqlima Al Jazira
ternyata abi menyimpan cinta terpendam
2022-10-05
1