NovelToon NovelToon

Musuh Tambatan Hatiku

Sevia Steffanny

Sevia berlari memasuki pintu gerbang sambil terus menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul tujuh.

" Hah pasti gue telat lagi, alamat di hukum sama si Abhisek rese' itu, semua ini gara gara Papa sama Mama yang mengintrogasi gue gara gara kemarin malam gue pergi, sudah di bilangin gue cuma main ke rumah Hana masih tidak percaya, hah sial." Gerutu Sevia.

Abhisek Rodeo adalah ketua kelas dua belas IPA dua yang sangat Sevia benci. Ia sangat disiplin dan akan menghukum temannya yang terlambat masuk kelas.

Dan benar saja, sampai di depan kelas Abhisek sudah berdiri di depan pintu sambil menatap Sevia dengan tajam.

" Lo telat lagi." Ujar Abhi.

" Minggir! Gue mau masuk." Ketus Sevia.

" Nggak bisa! Lo telat lima menit." Sahut Abhi.

" Cuma lima menit doank pelit amat." Cebik Sevia.

" Ini peraturan Se, lo harus bisa disiplin dengan menghargai waktu, lo tahu kan peraturan di kelas ini." Ujar Abhi.

Sevia menirukan ucapan Abhi dengan bibir menye-menye.

" Udah ceramahnya?" Tanya Sevia menatap Abhi. .

" Tunggu apa lagi? Buruan bukain pintunya! Keburu pak guru datang Abhi.... Sek." Ucap Sevia mengejek.

" Nggak bisa, sebagai hukuman lo harus bersihin toilet dulu baru lo bisa masuk." Ucap Abhi membuat Sevia memutar bola matanya malas.

" Di jam pelajaran kedua tentunya." Sambung Abhi menutup pintunya.

" Songong lo." Teriak Sevia menendang pintunya.

Sevia meninggalkan kelas namun bukan ke toilet seperti yang di perintahkan Abhi. Ia justru ke kantin memesan semangkok bakso.

" Telat lagi neng?" Tanya Mbak Nuri si penjaga kantin sambil meletakkan semangkok bakso di depan Sevia.

" Biasalah Mbak." Sahut Sevia.

Sevia mulai menikmati baksonya sambil menatap ke depan.

" Gue harus kasih pelajaran sama Abhi rese' itu, dia selalu seenaknya nge hukum gue, dia nggak tahu aja siapa gue dan apa yang bakal gue lakuin ke dia, Abhi... sek, tunggu pembalasan gue." Gumam Sevia tersenyum smirk setelah mendapat ide.

Sevia memainkan ponselnya sambil menunggu jam pelajaran pertama selesai.

Jam pelajaran kedua hampir di mulai namun Sevia belum juga kembali ke kelasnya. Abhi terus menatap ke arah pintu berharap Sevia segera membukanya.

" Kemana anak bandel itu? Kenapa dia belum kembali juga? Apa dia pingsan ya di toilet." Gumam Abhi khawatir.

Ia harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu dengan Sevia.

" Kalau khawatir mending lo susul dia gih, palingan juga dia ada di kantin seperti biasa, nggak mungkin dia mau membersihkan toilet." Ujar Roni teman sebangku Abhi.

" Lo bener juga ya, ya udah gue susul Sevia dulu." Ucap Abhi.

Abhi berjalan menuju kantin. Dan benar saja, ia melihat Sevia masih asyik memainkan ponselnya.

" Kenapa tidak kembali ke kelas? Jam pelajaran kedua hampir di mulai, lagian gue nyuruh lo membersihkan toilet Se, bukan malah nongkrong makan bakso di sini." Ucap Abhi mengagetkan Sevia.

Sevia tidak bergeming, Ia tetap fokus pada ponselnya membuat Abhi geram.

" Se..." Tekan Abhi.

Sevia menoleh ke arah Abhi lalu kembali menatap ponselnya.

" Terserah gue donk mau kemana, lo nggak bisa ngatur ngatur gue gitu, bonyok gue aja nggak pernah ngatur ngatur gue, apalagi nyuruh gue ngebersihin toilet, gue di sini mau sekolah bukan jadi babu." Sahut Sevia nyolot.

" Kalau lo nggak mau ngebersihin toilet ataupun hukuman yang lain, lo harus datang tepat waktu, sebelum jam tujuh lo harus sudah sampai kelas Se." Ujar Abhi.

Sevia beranjak menatap Abhi dengan penuh kebencian.

" Tadi gue udah bilang kan? Lo nggak bisa ngatur ngatur gue, lo bukan siapa siapa gue Abhi." Ucap Sevia menekan dada Abhi.

" Ini peraturan Sevia dan lo harus menaati peraturan itu seperti teman teman yang lain, kita harus disiplin supaya kelak kita bisa menjadi orang yang sangat menghargai waktu, karena waktu adalah uang." Ujar Abhi memberi penjelasan.

" Lo aja kali gue nggak, gue udah kebanyakan uang." Sahut Sevia menubruk bahu Abhi.

Abhi menatap punggung Sevia yang mulai menjauhinya sambil menggelengkan kepalanya. Lalu ia segera menyusul Sevia masuk ke kelasnya.

" Kalian darimana?" Tanya pak Desfian yang ternyata sudah duduk di bangkunya.

Pak Desfian adalah guru matematika di kelas Sevia.

" Saya baru saja memanggil Sevia, Pak." Sahut Abhi.

" Sevia jadi cewek jangan manja manja banget donk! Masa' ke kelas saja mesti di jemput sama ayang sih." Canda pak Desfian yang suka menjodohkan mereka.

" Apaan sih Pak." Ucap Sevia duduk di kursinya.

" Kan kasihan ayang bebebnya kalau harus mencari kamu dulu, seharusnya kamu sebagai pacar lebih mengerti sedikit donk!" Candaan pak Desfian berlankut membuat Sevia geram.

Sevia berdiri dari kursinya.

" Bapak mau mengajar atau mau bercanda? Kalau bapak masih mengucapkan kata kata unfaedah, saya keluar." Ancam Sevia.

" Baiklah bapak diam." Ucap pak Desfian.

Abhi tersenyum melihat sikap pemberani dari Sevia yang terkesan kurang sopan dengan gurunya.

Bel tanda istirahat berbunyi. Para siswa meninggalkan kelas menuju kantin untuk sekedar membeli makanan.

" Lo mau ke kantin nggak Sev?" Tanya Hana teman sebangku Sevia.

Sevia melirik ke arah Abhi yang hendak keluar kelas.

" Lo duluan aja deh, nanti gue nyusul." Sahut Sevia.

" Mau gue pesenin es atau bakso?" Tanya Hana.

" Jus alpukat aja." Sahut Sevia.

" Baksonya?" Hana bertanya lagi.

" Nggak deh, aku masih kenyang." Sahut Sevia.

" Baiklah, gue ke kantin dulu, nyusulnya jangan lama lama ya." Ujar Hana meninggalkan Sevia.

Tak berapa lama Sevia pergi ke kantin. Ia menatap Abhi yang sedang memakan baksonya. Tiba tiba ide jahil di kepalanya muncul ke permukaan.

Saat Abhi hendak menyuapkam bakso ke dalam mulutnya, Sevia mendekatinya lalu...

Uhuk uhuk uhuk....

Abhi tersedak kuah bakso pedas karena Sevia sengaja menyenggol nya.

" Nih minum Bhi." Ujar Reno menyodorkan jus jeruknya yang langsung di minum oleh Abhi.

" Ups sorry." Ucap Sevia melewati Abhi.

" Dasar cewek nggak bener."

Ucapan Reno menghentikan langkah Sevia. Ia kembali menghampiri meja Reno.

" Apa maksud lo ngatain gue cewek nggak bener hah?" Tanya Sevia dengan nada tinggi.

" Lo sengaja kan nabrak Abhi? Memang cewek jahat lo, cewek sombong, angkuh, mentang mentang orang kaya berbuat sesukanya." Ucapan Reno.

" Siapa yang nggak bener? Siapa yang sombong? Lo aja yang salah nilai orang, lo nggak tahu gue yang sebenarnya, jadi mendingan jaga ucapan lo." Sahut Sevia.

" Eh sudah sudah jangan ribut! Malu di lihat sama teman teman." Ucap Abhi melerai.

Sevia menatap ke sekeliling yang memang mereka menjadi perhatian murid lainnya..

" Bilang sama temen lo, jangan nuduh orang sembarangan, gue nggak pernah tuh nyombongin kekayaan orang tua gue, gue juga nggak pernah berbuat hal yang nggak bener seperti tuduhan temen lo itu." Ucap Sevia melirik Reno.

" Iya nanti gue bilangin, gue minta maaf atas namanya." Ucap Abhi.

" Gue nggak butuh maaf dari lo." Sahut Sevia.

Sevia menuju meja Hana. Ia meminum jusnya sambil menatap Abhi yang saat ini sedang menatapnya juga. Ia tersenyum mengejek ke arah Abhi.

" Rasain! Itu belum seberapa Abhi... Gue bakal buat lo di keluarin dari sekolah ini." Batin Sevia.

Abhi tersenyum manis ke arahnya.

" Gue tahu lo sengaja melakukannya, karena lo kesal sama gue, tapi gue udah maafin lo." Batin Abhi.

Hai readers tersayangku....

Gimana kesan pertamanya?

Menarik nggak nih?

Mau tahu kelanjutannya?

Tekan like koment vote dan hadiahnya dulu biar author semangat menulisnya...

Terima kasih untuk readers yang telah memberikan suport kepada author, semoga sehat selalu....

Miss U All....

TBC...

Mohon dukungannya juga di karya baru author yang satu ini ya....

Thank you...

Abhisek Rodeo

Sepulang sekolah Sevia dan Hana berjalan keluar pintu gerbang.

" Sevia."

Mendengar namanya di panggil, Sevia menghentikan langkahnya. Ia membalikkan badannya lalu menatap Riana dan kedua temannya.

" Apa?" Tanya Sevia.

" Gue ingetin sama lo, jadi cewek nggak usah sok seleb deh! Lo sengaja kan bersikap dingin sama Abhi supaya Abhi merasa penasaran sama lo, terus Abhi ngejar ngejar lo gitu, jangan ngimpi deh lo, lo bisa cari perhatian sama Abhi." Tuding Riana.

" Hello?" Sevia menjetikkan jarinya di depan muka Riana.

" Emangnya siapa Abhi? Artis? Idola kpop? Atau bintang ternama yang nama dan fotonya terpampang di cover majalah hingga gue harus mencari perhatian si Abhi? Lo waras?" Sinis Sevia.

" Alah nggak usah banyak alasan deh lo, gue tahu tak tik murahan cewek macam lo." Ucap Riana.

" Gue malas berdebat, gue capek mau pulang, terserah apa kata lo, yang jelas gue nggak minat sama yang namanya Abhi, kalau lo mau tinggal ambil aja." Ujar Sevia.

" Tapi kalau Abhi mau sama lo." Sambung Sevia.

Saat Sevia hendak melanjutkan langkahnya tiba tiba Rania menarik rambutnya membuat Sevia memekik kesakitan.

" Awh sialan lo." Umpat Sevia.

Sevia membalas jambakan Rania membuat keduanya terlibat perkelahian.

" Sev hentikan! Nggak usah lo ladenin cewek kaya' dia." Ujar Hana.

Namun Sevia tidak mendengarkannya. Ia terus menarik rambut Riana hingga Riana pun merasakan hal yang sama.

Beruntung sekolah sudah sepi sehingga mereka tidak menjadi pusat perhatian orang banyak.

Abhi dan Reno yang baru saja keluar kelas, mempercepat langkahnya saat mendengar keributan di halaman depan.

" Siapa yang berantem Ren?" Tanya Abhi.

" Nggak tahu, ayo kita lihat." Ucap Reno.

Keduanya menghampiri kerumunan beberapa teman temannya yang masih ada di sekolah.

" Hah anak bandel lagi." Keluh Reno.

" Jangan gitu, ayo kita lerai." Ucap Abhi.

" Sevia, Riana hentikan!" Ucap Abhi.

Keduanya tidak mempedulikan ucapan Abhi. Mereka terus saling menarik rambut satu sama lain.

Abhi merengkuh tubuh Sevia dari belakang membuat Sevia memberonrak.

" Lepasin gue! Gue harus kasih pelajaran sama dia, gua akan robek mulutnya dan gue jambak rambutnya sampai botak."Ucap Sebia.

"Gue juga akan botakin rambut lo." Sahut Riana.

"Berani lo, sini!" Tantang Sevia.

"Ok siapa takut." Sahut Riana.

" Hentikan Se! Malu dilihat orang."Ucap Abhi.

" Lepaskan! Gue harus kasih pelajaran sama mulut sampah itu." Ucap Sevia memberontak.

" Sudah Se... Jangan di teruskan, kalau ketahuan kepala sekolah lo bisa di keluarkan dari sekolah ini." Ucap Abhi.

Sevia mencoba bersikap tenang. Ia menatap tajam ke arah Riana.

" Gue ingetin sekali lagi sama lo! Jaga ucapan lo atau lo akan tahu akibatnya bermain main sama gue." Tekan Sevia.

" Gue nggak takut, selama lo ngerebut perhatian Abhi, gue bakal ngelakuin hal yang lebih dari ini." Sahut Riana.

" Gue nggak pernah ngrebut perhatian siapa siapa, asal lo tahu gue juga nggak butuh perhatian Abhi." Sahut Sevia.

" Sok sok an nggak butuh perhatian, nyatanya nempel terus sama Abhi." Ucap Riana menatap Abhi yang masih memeluk perut Sevia.

Sevia menatap tangan Abhi yang masih melingkar di perutnya.

" Apaan sih, lepas!" Ketus Sevia memukul tangan Abhi.

" Maaf." Ucap Abhi melepas tautan tangannya.

" Maaf maaf... Lo tuh sumber masalah gue tahu nggak? Sejak kenal sama lo, hidup gue jadi sial." Ucap Sevia.

" Nggak baik Se, ngomong gitu sama orang." Ujar Abhi.

" Terserah lah lo mau ngomong apa, lo urus pengagum rahasia lo itu dan bilang padanya kalau gue nggak suka sama lo, dan nggak akan pernah suka." Ucap Sevia.

" Dan lo." Sevia menunjuk Riana.

"Jangan berani membuat masalah sama gue, atau lo akan menanggung akibatnya." Ancam Sevia.

" Gue nggak takut tuh." Sahut Riana.

" Lo lihat saja apa yang bakal gue lakuin sama lo, gue pengin lihat apakah lo masih bisa menunjukkan keberanian lo atau tidak." Ucap Sevia.

" Ayo Han kita pulang." Sevia menarik tangan Hana menjauh dari mereka semua.

Abhi menatap kepergian Sevia membiat Riana semakin kesal

" Lihat Bhi! Sevia menyerangku membuat kepalaku sedikit pusing." Ucap Riana manja.

" Makanya jangan mencari masalah sama dia." Sahut Abhi.

" Dia duluan kok yang membuat masalah, kalau kamu nggak percaya tanya aja sama Lina sama Leni." Ujar Riana.

" Gue tahu betul siapa Sevia, dia tidak akan menyerang lo kalau lo nggak nyerang dia duluan, jadi nggak usah sok cari perhatian sama gue, ayo Ren." Abhi meninggalkan Riana dan keduanya temannya.

" Awas kau Abhi, aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya." Geram Riana mengepalkan tangannya.

Abhi terus berjalan menuju halte bersama Reno.

" Lo masih juga belain gadis bandel itu." Ujar Reno.

" Gue nggak lagi ngebelain dia, gue ngomong apa adanya." Sahut Abhi.

"Sebenarnya dia gadis yang baik, hanya saja kita tidak tahu apa yang sebenarnya dia alami makanya dia menjadi sekasar itu di sekolah, biasanya kalau orang orang kaya itu kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, makanya banyak yang mencari perhatian di luar, nah bisa jadi kan Sevia seperti itu."Sahut Abhi.

" Bisa jadi, tapi apapun alasannya lo memang orang baik Bhi, teman terbaik gue." Ucap Reno yang di balas senyuman oleh Abhi.

Abhi mengerutkan keningnya saat melihat Sevia berada di sana.

" Lo ngapain di sini Se?" Tanya Abhi.

" Lo sendiri ngapain di sini?" Bukannya menjawab Sevia malah balik bertanya.

" Nungguin bis." Sahut Abhi.

" Ya berarti gue juga nungguin bis donk, masa' nungguin lo." Sahut Sevia.

" Kenapa lo nggak bawa mobil atau naik taksi saja? Lo nggak akan betah naik bisa nanti." Ujar Abhi.

" Suka suka gue donk, lagian gak usah banyak nanya kenapa sih, kepo banget jadi orang." Ketus Sevia.

Abhi duduk di sebelah Sevia membuat Sevia menggeser tubuhnya. Sevia tidak menyadari kalau dirinya sudah di tepi, tiba tiba Sevia kehilangan keseimbangan. Ia hendak jatuh ke bawah namun Abhi segera menarik tangan Sevia membuatnya menubruk dada bidang Abhi.

" Awh." Keluh Sevia mengusap usap jidatnya.

" Lo nggak pa pa?" Tanya Abhi memastikan. Padahal dadanya juga terasa sakit.

" Ini dada apa tameng besi sih? Keras amat." Cebok Sevia menekan nekan dada Abhi.

Abhi memejamkan matanya. Ada gelenyar aneh dalam hatinya.

" Mesum." Sevia menepuk keras dada Abhi.

" Awh sakit tahu." Pekik Abhi.

" Bodo'." Sahut Sevia.

" Udah deh sono jauh jauh, gue nggak mau kena sial lagi gara gara dekat sama lo."Ujar Sevia.

" Iya iya maaf." Ucap Abhi.

Abhi menggeser tubuhnya menjauh dari Sevia. Sevia menatapnya dengan tatapan remeh.

Drt drt drt.,

Telepon Sevia berbunyi, ia segera mengangkatnya.

" Iya pa halo." Sapa Sevia.

...........

"Lagi nungguin bis Pa, lagian Papa pake suruh aku naik bis segala, lama kan jadinya." Ujar Sevia.

.... .....

" Kapan Papa mau balikin mobilku? Aku nggak mau ya kalau besok aku harus naik taksi lagi, mending aku nggak sekolah di rumah aja enakan tidur." Ujar Sevia.

........

" Ya udah Pa aku tutup dulu, bisnya sudah datang, sampai ketemu di kantor ya Pa, siapkan makan siang yang enak, Sev sudah lapar Pa." Ucap Sevia.

.......

Sevia menutup teleponnya. Abhi yang sedari tadi melihatnya, mengembangkan senyum di sudut bibirnya.

" *A*ku yakin kalau sebenarnya kau gadis yang baik Se..." Batin Abhi.

TBC....

Author lembur guys... sambil ngantuk2 nih..

Jangan lupa untuk like koment dan votenya biar author bisa melek lagi...

Terima kasih untuk readers yang selalu mensuport author Semoga sehat selalu.

Miss U All..,

Jebakan Badgirl

Hari ini Sevia kembali di buat kesal oleh Abhi. Ia harus membersihkan toilet wanita hanya karena terlambat tiga menit saja.

" Bener bener rese' tuh si Abhi, pagi pagi udah di suruh bersihin toilet, lagian telat tiga menit doank nggak di ampuni juga, bener bener julid jadi orang, awas aja! Gue akan buat perhitungan sama lo, hari ini juga lo harus keluar dari sekolah ini." Omel Sevia sambil menyikat lantai toilet.

" Kalau bekerja jangan sambil ngomel, lo hanya akan membuang tenaga lo dua kali lipat dengan sia sia, mendingan lo simpen tenaga lo itu buat mengikuti pelajaran olahraga nanti." Ucapan Abhi sebenarnya membuat Sevia kaget, namun ia pura pura tidak mendengarnya.

" Kok tumben dia diem aja, biasanya langsung nyerang kaya' macan betina, apa dia sedang sakit ya? Atau dia sedang tidak baik baik saja." Batin Abhi.

" Se.. Lo baik baik saja?" Tanya Abhi menghampiri Sevia.

Tiba tiba terbesit ide jahil di kepala Sevia.

" Gue akan jalani rencana gue sekarang, Abhi... Terima pelajaran dari gue." Ujar Sevia dalam hati tersenyum smirk.

Diam diam Sevia mengirim pesan pasa Hana.

📲 Me

Han tolongin gue, Abhi mau melecehkan gue, buruan Han....

Di dalam kelas Hana segera membuka ponselnya setelah tahu ada notif masuk.

" Astaga Sevia." Pekik Hana menjadi perhatian teman sekelasnya.

" Ada apa Hana? Kenapa kau berteriak seperti itu?" Tanya pak Desfian yang saat sedang mengajar.

" Sevia butuh pertolongan Pak." Sahut Hana.

" Pertolongan gimana? Abhi sedang bersamanya kan?" Ujar pak Desfian.

" Itu sebabnya Pak, Sevia mengirim pesan kalau Abhi hendak melecehkannya Pak." Sahut Hana.

" Astaga! Sekarang ayo kita ke sana." Ucap pak Desfian meninggalkan kelas di ikuti para siswanya.

Sesampainya di depan pintu toilet pak Desfian segera membukanya dan...

" Abhisek." Teriak pak Desfian menghampiri Abhi yang sedang dalam posisi intim dengan Sevia

" Apa yang kau lakukan hah?" Bentak pak Desfian menarik Abhi menjauhi Sevia.

" Beraninya kau melecehkan temanmu sendiri, saya tidak menyangka jika kau berotak mesum Abhi." Bentak pak Desfian.

Abhi menatap ke sekitar dimana ia sudah menjadi pusat perhatian.

" Ini semua tidak seperti yang kalian pikirkan, aku hanya menenangkan Sevia saja." Ucap Abhi membela diri.

Hana menghampiri Sevia yang dalam keadaan acak acakan. Rambut berantakan, baju keluar, dan seluruh kancing baju Sevia lepas berserakan di lantai hingga menampilkan tanktop berwarna merah maroon dan b* berwarna hitam dengan jelas. Semua murid menatap iba ke arahnya.

" Sevia." Ucap Hana.

" Hana hiks...." Sevia terisak dalam pelukan Hana.

" Kasihan sekali Sevia, aku tidak menyangka Abhi bisa melakukan hal sehina ini."

" Abhi harus di keluarkan dari sekolah ini."

" Bahkan Abhi tidak pantas sekolah di sekolah manapun."

Ucapan teman teman Abhi membuat Sevia tersenyum. Ia kembali mengingat beberapa waktu lalu....

Flash back On.

" Se.. Kau baik baik saja?" Tanya Abhi mendekati Sevia.

Sevia beranjak menatap Abhi.

" Aku tidak baik baik saja!" Tiba tiba Sevia berteriak sambil mengacak rambutnya.

"Sevia ada apa" Tanya Abhi heran.

" Aku menderita karena lo, lo selalu menghukum gue, lo selalu mencari cari kesalahan gue, gue membenci lo Abhi... Gue sangat membenci lo." Histeris Sevia menarik kasar bajunya hingga kancingnya terlepas semua.

" Sevia apa yang kau lakukan? Jangan seperti ini! Orang orang akan mengira jika kita melakukan sesuatu hal yang tidak pantas." Ujar Abhi mencegah Sevia.

" Lo senang kan kalau gue susah? Baiklah gue akan membuat diri gue semakin susah." Sevia hendak mengguyur tubuhnya dengan air, namun Abhi segera menahannya.

Keduanya saling berebut gayung hingga keduanya terpeleset dan jatuh ke lantai.

Brugh....

"Se tenanglah! Tenangkan dirimu." Ucap Abhi menangkup wajah Sevia.

Mendengar langkah kaki mendekat, Sevia menarik tubuh Abhi hingga condong ke arahnya seolah Abhi sedang menindih Sevia.

Flash back off

Sevia kembali tersenyum melihat rencananya telah berhasil.

" Tadi aku mendengar teriakan dari dalam sini." Ucap teman Abhi.

" Ya... Aku tidak tahu kenapa tiba tiba Sevia berteriak lalu aku mencoba menenangkannya." Ujar Abhi.

" Bohong! Sevia berteriak karena lo memaksakan kehendak lo kan." Ucap Hana.

Abhi mendekati Sevia namun Sevia beringsut ketakutan.

" Se... Katakan kepada mereka jika aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan kepadamu Se, reportasi kita di pertaruhkan di sini, kita akan di keluarkan dari sekolah kalau kau tetap bungkam." Ujar Abhi. Sevia tidak bergeming.

"Aku tidak akan mengatakan apapun karena memang ini yang aku mau Abhi... Bukan aku yang akan di keluarkan dari sekolah ini, tapi kau." Batin Sevia.

Melihat kebungkaman Sevia membuat Abhi menyadari bahwa Sevia memang sengaja menjebaknya.

" Baiklah Sevia jika ini kemauanmu, aku akan mengikuti permainanmu, aku akan membalikkan keadaan yang akan menyudutkanmu di sini, kau akan menyesali perbuatanmu sendiri." Ujar Abhi dalam hati.

" Kalian ikut saya ke ruang kepala sekolah." Ucap pak Desfian menunjuk Sevia dan Abhi.

" Pak dengarkan dulu penjelasan saya!" Ujar Abhi.

" Kamu bisa menjelaskannya di kantor nanti." Sahut pak Desfian.

Pak Desfian menuju ruang kepala sekolah di ikuti Hana, Sevia dan Abhi.

Setelah masuk ke dalam pak Desfian menceritakan apa yang terjadi kepada kepala sekolah, pihak sekolah meminta wali dari Abhi dan Sevia datang ke sekolah.

Tok tok

Pak Desfian segera membuka pintunya.

" Silahkan masuk Tuan Anton, pak Andi." pak Desfian mempersilahkan dia wali murid itu masuk ke dalam.

Pak Dedy selaku kepala sekolah menceritakan kejadian yang terjadi kepada Abhi dan Sevia. Tuan Anton dan pak Andi mengangguk anggukkan kepalanya.

" Bagaimana menurut anda Tuan Anton dan pak Andi? Apakah saya harus mengeluarkan salah satunya atau keduanya?" Tanya pak Dedy.

" Kalau saya terserah gimana baiknya pak, jika memang peraturan sekolah maka saya menerimanya jika bapak mengeluarkan anak saya." Jawaban pak Andi membuat Abhi memejamkan matanya. Harapan mewujudkan impiannya selama ini musnah sudah.

Sevia mengembangkan senyum di bibirnya.

" Begini pak kepala sekolah, kalau menurut saya tidak perlu mengeluarkan keduanya, mereka masih muda dan masa depan mereka masih panjang, bukannya saya membenarkan perbuatan Abhi tapi saya memakluminya, sebagai remaja yang menginjak dewasa mereka punya nafsu yang tinggi pak, biarkan mereka tetap sekolah, saya akan meminta pertanggung jawaban dari pihak Abhi kepada putri saya." Ucap Tuan Anton.

Mendengar ucapan papanya, Sevia merasa geram. Jika Abhi tidak di keluarkan dari sekolah maka usahanya akan sia-sia. Ingin sekali Sevia memprotes keputusan papanya namun Ia tidak punya keberanian memotong pembicaraan orang tua.

" Tanggung jawab seperti apa yang Tuan Anton inginkan?" Tanya pak Dedy.

" Saya ingin nak Abhi menikahi putri saya."

Jeduarrrrrr

Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh Sevia terasa kaku tanpa bisa di gerakkan.

Bagaimana rencananya bisa berbalik menyerangnya?

Apa? Menikah? Bagaimana bisa papanya minta Abhi yang notabennya sebagai musuh justru menikahi Sevia. Apa yang terjadi dengan kehidupan mereka nanti? Hanya bertemu di sekolah saja mereka selalu berantem apalagi kalau ketemu setiap hari? Tidak tidak.... Ini tidak mungkin... Pikir Sevia.

" Kami akan bertanggung jawab Tuan Anton, Abhi akan menikahi Sevia secepatnya." Sahut pak Andi.

Sevia memejamkan matanya menahan emosi di dadanya.

Abhi menatapnya sambil mengembangkan senyum di bibirnya.

" Senjata makan tuan." Batin Sevia.

Ha ha makanya jangan usil ya...

Mau double up?

Ramaikan dulu kolom komentar, like, vote dan kasih 🌹 donk buat author biar makin semangat ngetiknya...

Author ucapkan terima kasih kepada reader yang telah memberikan suportnya semoga sehat selalu...

Miss U All...

TBC......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!