Hari ini Sevia kembali di buat kesal oleh Abhi. Ia harus membersihkan toilet wanita hanya karena terlambat tiga menit saja.
" Bener bener rese' tuh si Abhi, pagi pagi udah di suruh bersihin toilet, lagian telat tiga menit doank nggak di ampuni juga, bener bener julid jadi orang, awas aja! Gue akan buat perhitungan sama lo, hari ini juga lo harus keluar dari sekolah ini." Omel Sevia sambil menyikat lantai toilet.
" Kalau bekerja jangan sambil ngomel, lo hanya akan membuang tenaga lo dua kali lipat dengan sia sia, mendingan lo simpen tenaga lo itu buat mengikuti pelajaran olahraga nanti." Ucapan Abhi sebenarnya membuat Sevia kaget, namun ia pura pura tidak mendengarnya.
" Kok tumben dia diem aja, biasanya langsung nyerang kaya' macan betina, apa dia sedang sakit ya? Atau dia sedang tidak baik baik saja." Batin Abhi.
" Se.. Lo baik baik saja?" Tanya Abhi menghampiri Sevia.
Tiba tiba terbesit ide jahil di kepala Sevia.
" Gue akan jalani rencana gue sekarang, Abhi... Terima pelajaran dari gue." Ujar Sevia dalam hati tersenyum smirk.
Diam diam Sevia mengirim pesan pasa Hana.
📲 Me
Han tolongin gue, Abhi mau melecehkan gue, buruan Han....
Di dalam kelas Hana segera membuka ponselnya setelah tahu ada notif masuk.
" Astaga Sevia." Pekik Hana menjadi perhatian teman sekelasnya.
" Ada apa Hana? Kenapa kau berteriak seperti itu?" Tanya pak Desfian yang saat sedang mengajar.
" Sevia butuh pertolongan Pak." Sahut Hana.
" Pertolongan gimana? Abhi sedang bersamanya kan?" Ujar pak Desfian.
" Itu sebabnya Pak, Sevia mengirim pesan kalau Abhi hendak melecehkannya Pak." Sahut Hana.
" Astaga! Sekarang ayo kita ke sana." Ucap pak Desfian meninggalkan kelas di ikuti para siswanya.
Sesampainya di depan pintu toilet pak Desfian segera membukanya dan...
" Abhisek." Teriak pak Desfian menghampiri Abhi yang sedang dalam posisi intim dengan Sevia
" Apa yang kau lakukan hah?" Bentak pak Desfian menarik Abhi menjauhi Sevia.
" Beraninya kau melecehkan temanmu sendiri, saya tidak menyangka jika kau berotak mesum Abhi." Bentak pak Desfian.
Abhi menatap ke sekitar dimana ia sudah menjadi pusat perhatian.
" Ini semua tidak seperti yang kalian pikirkan, aku hanya menenangkan Sevia saja." Ucap Abhi membela diri.
Hana menghampiri Sevia yang dalam keadaan acak acakan. Rambut berantakan, baju keluar, dan seluruh kancing baju Sevia lepas berserakan di lantai hingga menampilkan tanktop berwarna merah maroon dan b* berwarna hitam dengan jelas. Semua murid menatap iba ke arahnya.
" Sevia." Ucap Hana.
" Hana hiks...." Sevia terisak dalam pelukan Hana.
" Kasihan sekali Sevia, aku tidak menyangka Abhi bisa melakukan hal sehina ini."
" Abhi harus di keluarkan dari sekolah ini."
" Bahkan Abhi tidak pantas sekolah di sekolah manapun."
Ucapan teman teman Abhi membuat Sevia tersenyum. Ia kembali mengingat beberapa waktu lalu....
Flash back On.
" Se.. Kau baik baik saja?" Tanya Abhi mendekati Sevia.
Sevia beranjak menatap Abhi.
" Aku tidak baik baik saja!" Tiba tiba Sevia berteriak sambil mengacak rambutnya.
"Sevia ada apa" Tanya Abhi heran.
" Aku menderita karena lo, lo selalu menghukum gue, lo selalu mencari cari kesalahan gue, gue membenci lo Abhi... Gue sangat membenci lo." Histeris Sevia menarik kasar bajunya hingga kancingnya terlepas semua.
" Sevia apa yang kau lakukan? Jangan seperti ini! Orang orang akan mengira jika kita melakukan sesuatu hal yang tidak pantas." Ujar Abhi mencegah Sevia.
" Lo senang kan kalau gue susah? Baiklah gue akan membuat diri gue semakin susah." Sevia hendak mengguyur tubuhnya dengan air, namun Abhi segera menahannya.
Keduanya saling berebut gayung hingga keduanya terpeleset dan jatuh ke lantai.
Brugh....
"Se tenanglah! Tenangkan dirimu." Ucap Abhi menangkup wajah Sevia.
Mendengar langkah kaki mendekat, Sevia menarik tubuh Abhi hingga condong ke arahnya seolah Abhi sedang menindih Sevia.
Flash back off
Sevia kembali tersenyum melihat rencananya telah berhasil.
" Tadi aku mendengar teriakan dari dalam sini." Ucap teman Abhi.
" Ya... Aku tidak tahu kenapa tiba tiba Sevia berteriak lalu aku mencoba menenangkannya." Ujar Abhi.
" Bohong! Sevia berteriak karena lo memaksakan kehendak lo kan." Ucap Hana.
Abhi mendekati Sevia namun Sevia beringsut ketakutan.
" Se... Katakan kepada mereka jika aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan kepadamu Se, reportasi kita di pertaruhkan di sini, kita akan di keluarkan dari sekolah kalau kau tetap bungkam." Ujar Abhi. Sevia tidak bergeming.
"Aku tidak akan mengatakan apapun karena memang ini yang aku mau Abhi... Bukan aku yang akan di keluarkan dari sekolah ini, tapi kau." Batin Sevia.
Melihat kebungkaman Sevia membuat Abhi menyadari bahwa Sevia memang sengaja menjebaknya.
" Baiklah Sevia jika ini kemauanmu, aku akan mengikuti permainanmu, aku akan membalikkan keadaan yang akan menyudutkanmu di sini, kau akan menyesali perbuatanmu sendiri." Ujar Abhi dalam hati.
" Kalian ikut saya ke ruang kepala sekolah." Ucap pak Desfian menunjuk Sevia dan Abhi.
" Pak dengarkan dulu penjelasan saya!" Ujar Abhi.
" Kamu bisa menjelaskannya di kantor nanti." Sahut pak Desfian.
Pak Desfian menuju ruang kepala sekolah di ikuti Hana, Sevia dan Abhi.
Setelah masuk ke dalam pak Desfian menceritakan apa yang terjadi kepada kepala sekolah, pihak sekolah meminta wali dari Abhi dan Sevia datang ke sekolah.
Tok tok
Pak Desfian segera membuka pintunya.
" Silahkan masuk Tuan Anton, pak Andi." pak Desfian mempersilahkan dia wali murid itu masuk ke dalam.
Pak Dedy selaku kepala sekolah menceritakan kejadian yang terjadi kepada Abhi dan Sevia. Tuan Anton dan pak Andi mengangguk anggukkan kepalanya.
" Bagaimana menurut anda Tuan Anton dan pak Andi? Apakah saya harus mengeluarkan salah satunya atau keduanya?" Tanya pak Dedy.
" Kalau saya terserah gimana baiknya pak, jika memang peraturan sekolah maka saya menerimanya jika bapak mengeluarkan anak saya." Jawaban pak Andi membuat Abhi memejamkan matanya. Harapan mewujudkan impiannya selama ini musnah sudah.
Sevia mengembangkan senyum di bibirnya.
" Begini pak kepala sekolah, kalau menurut saya tidak perlu mengeluarkan keduanya, mereka masih muda dan masa depan mereka masih panjang, bukannya saya membenarkan perbuatan Abhi tapi saya memakluminya, sebagai remaja yang menginjak dewasa mereka punya nafsu yang tinggi pak, biarkan mereka tetap sekolah, saya akan meminta pertanggung jawaban dari pihak Abhi kepada putri saya." Ucap Tuan Anton.
Mendengar ucapan papanya, Sevia merasa geram. Jika Abhi tidak di keluarkan dari sekolah maka usahanya akan sia-sia. Ingin sekali Sevia memprotes keputusan papanya namun Ia tidak punya keberanian memotong pembicaraan orang tua.
" Tanggung jawab seperti apa yang Tuan Anton inginkan?" Tanya pak Dedy.
" Saya ingin nak Abhi menikahi putri saya."
Jeduarrrrrr
Bagai di sambar petir di siang bolong, tubuh Sevia terasa kaku tanpa bisa di gerakkan.
Bagaimana rencananya bisa berbalik menyerangnya?
Apa? Menikah? Bagaimana bisa papanya minta Abhi yang notabennya sebagai musuh justru menikahi Sevia. Apa yang terjadi dengan kehidupan mereka nanti? Hanya bertemu di sekolah saja mereka selalu berantem apalagi kalau ketemu setiap hari? Tidak tidak.... Ini tidak mungkin... Pikir Sevia.
" Kami akan bertanggung jawab Tuan Anton, Abhi akan menikahi Sevia secepatnya." Sahut pak Andi.
Sevia memejamkan matanya menahan emosi di dadanya.
Abhi menatapnya sambil mengembangkan senyum di bibirnya.
" Senjata makan tuan." Batin Sevia.
Ha ha makanya jangan usil ya...
Mau double up?
Ramaikan dulu kolom komentar, like, vote dan kasih 🌹 donk buat author biar makin semangat ngetiknya...
Author ucapkan terima kasih kepada reader yang telah memberikan suportnya semoga sehat selalu...
Miss U All...
TBC......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Reka Ekas
ikuut .... buat lebih seru
2022-10-05
1
sella surya amanda
lanjut
2022-10-05
1