Menikah Dengan Idola

Menikah Dengan Idola

Chapter 1 : Honey J

Namaku Jessica Evelyna William tapi lebih dikenal dengan nama sosmed Lyn atau honey J. Kenapa begitu? Karena aku adalah salah satu fans berat Jonathan Kim atau lebih di kenal dengan " oppa J ", penyanyi sekaligus aktor berdarah campuran indo korea yang beberapa tahun belakangan ini namanya melambung karena banyaknya penghargaan yang dia terima dari karya- karyanya.

Lantas kenapa aku dipanggil Lyn atau honey J? Ya karena aku mengelola salah satu akun penggemarnya "oppa J". Awalnya aku memperkenalkan diri dengan nama samaran Lyn, tapi lama kelamaan pengikut akunku memberi julukan " honey J " karena aku sering ngehalu menobatkan diri sebagai pacarnya Jonathan. Dan sampai saat ini aku lebih sering di panggil dengan panggilan honey J oleh para followerku.

Saat ini aku bekerja di perusahaan papa, bukan karena aku tidak bisa mencari pekerjaan di tempat lain ataupun tidak bisa mandiri karena ketergantungan sama papa, tapi lebih karena waktunya yang fleksibel untuk bisa bolos-bolos mencari berita dan mengikuti kegiatannya oppa J hihihi.

Tentu saja papa tidak tahu kalau aku adalah salah satu masternim fansite oppa J. Kalau tahu mungkin bisa-bisa aku tidak diijinkan membolos kerja lagi.

...***...

Hari ini adalah jadwal oppa J pulang dari Jepang dalam rangka syuting film terbarunya. Aku mempercepat laju mobil untuk sampai di bandara. Sesampainya di sana, aku berlarian membawa perlengkapan tempur, memasang tangga dan segera menaikinya. Tak lama si "honey bunny" ku muncul, tak satupun moment ku lewatkan, puluhan bahkan ratusan jepretan mengarah langsung ke oppa J.

Setelah jepretan entah kesekian kalinya, dari lensa kulihat oppa menatap langsung ke arahku. Spontan kuturunkan kamera, dia tersenyum tepat ke arahku dan hal itu membuatku terdiam sambil memegangi dada yang detak jantungnya bertambah cepat.

Aku membeku sekian lama hingga setelah tersadar, oppa J sudah tidak terlihat.

" Aaaaaaaarrgghhh ". Aku berteriak frustasi sampai semua orang menatap heran padaku.

" Ya ampun Jessi loe bego banget sih? ( memukul kepala sendiri ) Bisa-bisanya loe melewatkan senyumannya oppa? Aarrgghhh harusnya moment itu bisa loe dapetin, ahhh... Sekalipun gue cerita di page pasti yang lain engga pada percaya deh karena emang engga ada bukti konkritnya. Aishhh sial. "

Setelah amarah mereda kupegangi dada kembali untuk mengecek kecepatannya dan kurasa detakannya masih terasa sangat kencang.

" Ah jantung gue, baru juga di senyumin udah kayak gini, apalagi kalau dinikahin yah? hahaha." Seketika aku senyum-senyum sendiri mengingat senyuman oppa J.

Aku memutuskan untuk kembali ke kantor karena kurasa aku sudah meninggalkan pekerjaan lebih dari 1 jam.

Saat tengah membereskan peralatan foto, terdengar ponselku berdering. Tanpa melihat layar langsung ku angkat dengan nada sedikit malas.

" Ya hallo?"

" JESSICA EVELYNA? "

Terdengar suara teriakan memanggil namaku dari ujung telepon sana. Aku menjauhkan ponsel dari telinga kemudian mengecek layar. Aku terkejut melihat nama yang tertera di layar.

" Astaga papa ", gumamku hampir tanpa mengeluarkan suara.

Kembali terdengar suara papa dari ujung telepon, agaknya beliau emosi sekali denganku.

" Kamu dimana Jessi? Ini sudah kali ke berapa kamu melalaikan tugas kantormu hah? Kamu tahu kan project kita kali ini nilainya besar? Papa percayakan ke kamu karena papa rasa sudah waktunya kamu di kasih kepercayaan tapi.. "

Belum juga selesai penjelasan papa, aku sudah memotongnya.

" Iya pa iya, maaf. Ini 15 menit lagi aku sampai kantor kok pa." potongku cepat.

" Engga perlu, kamu papa keluarkan dari project ini." Ucap papa terdengar penuh emosi.

Aku terkejut dan langsung melakukan protes.

" Tapi pa.."

" Engga pake tapi, sekarang juga papa tunggu kamu di rumah. Papa kasih kamu waktu setengah jam dari sekarang."

Tiiiiiiiittt. Teleponpun terputus.

Aku kesal sendiri kemudian memukul stir mobil dengan keras. Meski kesal aku tetap melajukan mobilku pulang ke rumah.

...***...

Mobil kuhentikan tepat di depan rumah. Terlihat mobil papa sudah masuk ke garasi. Aku masuk ke rumah dengan perasaan takut. Ya bagaimana tidak, selama ini papa tak pernah sekalipun meneriakiku sebandel apapun kelakuanku, tapi kali ini nampaknya agak berbeda.

Hawa menakutkan menyelimuti ruangan sejak aku membuka pintu tadi. Ku lihat papa sudah menungguku di sofa tunggal di ruang tamu sambil melipat kedua tangannya.

" Duduk!" Ucap beliau dengan ekspresi dingin.

Akupun mengikuti perintah beliau duduk di sofa panjang di sebelah kanan papa.

" Sebenarnya apa yang kamu kerjakan di luaran sana?" Tanya papa terdengar dingin.

" Aku cuma... "

" Ngikutin artis? " potong papa sengit.

" Untuk apa semua itu?" Tambahnya.

" Tunggu tunggu, kok papa tahu? " Tanyaku heran karena papa tahu apa yang ku lakukan selama ini.

" Papa itu penasaran kenapa kamu selalu melalaikan tugasmu di kantor, sering pergi diam-diam, bahkan kamar kamu pun selalu di kunci. Papa sengaja suruh orang buntutin kamu dan ternyata kerjaanmu itu cuma buntutin artis? "

Papa geleng-geleng kepala dan aku hanya bisa menunduk.

" Apa yang kamu harapkan dari dia? Apa dia bakal nikahin kamu kalau kamu kejar-kejar dia hah?"

" Ya... engga gitu juga sih pa. Tapi kalau ngomongin nikah ya selama oppa J nya mau sama aku ya aku engga akan nolak sih. Hehe tapi kan kenal juga engga dia nya." Jawabku cengengesan untuk mencairkan hati papa yang diliputi kekesalan.

" Siapa oppa J?" Tanya papa ketus.

" Ya artis yang selama ini aku ikutin pa." Jawabku mencoba santai.

" Ah sudah, sudah. Kamu sudahi semua main-main kamu itu ya. Besok kamu ikut papa ketemu sama anak sahabat papa. Kamu sudah papa jodohkan dengan dia." Ucap papa tegas.

" HAH? APA? "

Aku terkejut mendengar penjelasan papa yang akan menjodohkanku dengan anak sahabatnya. Apa-apaan nih? Memangnya sekarang masih jaman jodoh-jodohan? Aku langsung melakukan protes keras pada papa.

" Engga, engga, engga bisa. Kenapa papa tiba-tiba main jodoh-jodohin aku gitu aja? Engga bisa gitu dong pa. Lagipula aku tuh masih muda tahu. "

" Kamu tidak diperkenankan menolak ya!" Tegas papa.

" Daripada kamu engga jelas ngikutin artis kayak gitu, lagipula tadi kamu bilang mau menikah kan?" Tambah papa.

" Ya mau pa tapi bukan dari perjodohan kaya gini juga. Lagipula aku kan bilangnya mau nikah kalau nikahnya sama oppa J bukan sama anak temen papa atau siapapun itu lah yg engga aku kenal." Protesku lagi.

" Papa engga mau tau. Besok pagi kamu harus ikut papa. Kalau kamu kabur papa engga akan maafin kamu."

Aku berdiri sambil memanyunkan bibir karena kesal. Kuhentakkan kaki kasar sambil mencebik meninggalkan papa yang entah sejak kapan mulai terasa menyebalkan.

...___ to be continue __...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!