Bab. 10
"Semoga aku bisa menjalani hubungan tanpa rasa cinta"
Ucap Cintya sambil meneteskan air mata.
Dia mengambil banyak tissu kering di atas meja untuk mengusap air matanya.
Cintya mencoba keluar menemui si Roni di ruang tamu, rasanya sedikit tidak sudi, tapi apalah daya, Cintya lemah.
Roni mengulang kembali pertanyaan untuk Cintya.
"Cintya..."
"Apa kau mau benar - benar menerima aku...?"
Dengan berat hati Cintya mengangguk - anggukan kepalanya, yang berarti mau.
"Memang begitu si Cintya, dia orangnya agak pendiem, maklumin aja." Ucap Bu Sarah memberikan pemikiran positif untuk Roni.
Padahal sebenarnya Cintya itu orangnya sangat asik, apalagi jika dia dekat dengan orang yang dia Cinta, dia akan sangat ceria dan merasakan bahagia. Tapi ibunya tak mengerti itu.
Setengah Jam kemudian, Roni pamitan untuk mengabarkan kedua orangtuanya, bahwa Cintya mau dia lamar.
"Bu, saya pulang dulu. Nanti sore mungkin orangtua saya akan kesini"
Roni keluar dan menaiki sepeda motornya, lalu pergi.
*****
"Aku benci sama mamah...!!!"
Ucapnya sambil membanting pelan pintu depan.
Cintya kesal, dia hanya bisa pasrah begitu saja dengan keadaan.
Sore kemudian.
Ibu Roni datang membawa bingkisan dan mengajak Cintya keluar untuk memilih cincin tunangan yang akan di serahkan besok.
"Emang aku harus ikut ya bu..?" Tanya Cintya kepada ibu Roni yang umurnya sudah cukup menua, sekitar 55 tahun.
"Iya dong, kamu harus ikut. Biar pas ukuran cincinnya, kalo ibu beli sendiri takutnya kurang pas sama kamu" ucap Bu Roni dengan senyuman kepada Cintya.
"Dia cantik dan muda ya Ron, pinter kamu cari pasangan."
Celemong ibu Roni menoleh kepada Roni dengan senyum.
Bu Sarah meminta ibu Roni untuk menyicipi makanan dan minuman yang telah di suguhkan.
"Ayo diminum dulu, habisin dulu makanannya sebelum ibu mengajak anak saya pergi"
Mereka pun meminum segelas teh buatan Bu Sarah,
"Aghhh..... Enak sekali teh buatan besan, rasanya pas, teh nya juga enak." Kata ibu Roni.
Ibunya Roni bernama Tuti dan ayahnya bernama Burhan.
Bu Tuti melirik jam di atas dinding yang menggantung di ruang tamu.
"Sudah jam segini, nanti Toko Emas keburu tutup, ayo nakk ikut ibu." ajak ibu Roni menggandeng Cintya.
"Kita pake delman aja ya biar enak, biar kena angin, kan seger sore - sore gini"
Cintya membalas ucapan Bu Tuti dengan senyum.
Mereka pergi ke Toko Emas, sementara Roni ditinggal bersama Bu Sarah di rumah.
Pak Hadi juga kebetulan sedang pergi keluar ke rumah teman kerjanya. Seorang tetangga ngerumpi dengan tetangga lain. Diam - diam mengintip Bu Sarah dengan Roni di ruang tamu.
"Eh, Sumi, sini deh kamu"
"Liat, itu loh laki - laki yang akan di jodohkan dengan Cintya"
"Gak pantes banget yah sama Cintya, kasian Cintya."
Ucap tetangga yang bernama Saroh.
Sumi juga menanggapi nyinyiran Saroh.
"Betul kata kamu, padahal katanya Cintya sih gamau, tapi Bu Sarah memaksa Cintya buat lamaran sama laki - laki itu. Kejem yah Bu Sarah, gak ngertiin perasaan anaknya."
"Dia itu pantesnya jadi bapaknya."
Ternyata suara mereka berdua terdengar dari dalam ruang tamu.
Roni menengok ke arah 2 orang ibu - ibu yang sedang nyinyir.
"Kenapa Ron..?" Tanya Bu Sarah melihat Roni menengok ke arah luar.
"Saya dengar mereka bilang, bahwa saya lebih pantas jadi bapaknya, bukan pasangan Cintya" jawab Roni.
"Ah kamu itu gak usah dengerin kata - kata dia. Yang jalanin kan kamu, bukan mereka. Udah, gak papa, mereka itu syirik. Jangan diambil hati yah."
Bu Sarah menenangkan suasana hati Roni dengan tepukan tangan yang di sentuhkan ke Bahu Roni.
*****
Cintya dan Bu Tuti telah sampai di Toko Emas, Bu Tuti langsung meminta Cintya untuk memilih cincin yang dia suka.
"Ayo kamu mau pilih yang mana, pilih aja gak papa jangan sungkan - sungkan" ucap Bu Tuti.
Cintya melihat semua model cincin. Dia membayangkan sesuatu tentang Daniel.
"Andai, Daniel yang melamar aku saat ini, aku pasti sangat bahagia." Ucap batin Cintya.
"Aku mau cincin couple yang ini bu." Ucapnya dengan terpaksa.
Seorang karyawan Toko Emas mengambil cincin yang Cintya pilih untuk dicoba ke jari manis Cintya.
"Pas sekali jarinya. Cantik sekali, kamu pinter milih deh." Sanjung Bu Tuti, calon ibu mertua Cintya.
"Yaudah ambil yang ini." Ucao Bu Tuti kepada pelayan Toko Emas.
Seorang karyawan meminta Cintya dan Bu Tuti menunggu sebentar untuk dibuatkan suratnya.
"Umur kamu berpa sih Cin, kamu beneran mau jadi menantu ibu...?" Tanya Bu Tuti kepada Cintya yang sedang sama - sama duduk di kursi, menunggu panggilan dari pelayan Toko Emas.
"Umurku 15 tahun bu"
"Emmm mau - mau aja bu, ibu saya juga bilang mas Roni orangnya baik" jawab Cintya terpaksa.
5 Menit kemudian.
Pelayan toko memanggil nama Bu Tuti si pembeli cincin couple tunangan.
"Ini ya bu suratnya, harganya sekian" ucap seorang pelayan Toko Emas"
Bu Tuti mengeluarkan dompetnya yang berisi banyak uang, semuanya berwarna merah. Bu Tuti membayar cincin couple dan mengambil barang yang telah dibayar, lalu dimasukkan ke dalam tas yang dia pakai.
"Banyak juga uangnya, beda sekali dengan ibuku, mana mungkin ibuku bisa menyimpan uang sebanyak itu, paling tidak, ibuku hanya bisa ambil di Bank" ucap Cintya dalam hati saat melihat ibunya Roni mengeluarkan uang dalam dompetnya.
Ternyata Bu Tuti itu baik dan pengertian. Cintya sih mau - mau saja Bu Tuti jadi mertuanya. Tapi dia tak ingin bersama Roni.
Mereka berdua pulang dan kembali memakai delman yang menunggunya di depan Toko Emas.
*****
Pagi kemudian.
Beberapa keluarga dan saudara Cintya datang ke rumah Cintya untuk melamar Cintya. Ibu Sarah juga memanggil beberapa tetangga untuk menyaksikan acara pertunangan anaknya.
Cintya masih berada di kamar, dia di Rias oleh salah satu temannya.
"Kamu yakin ngejalanin ini dengan iklas...?" Tanya seorang teman yang nerias.
Cintya meneteskan air mata.
"Ini berat."
"Tapi aku harus melakukan ini, demi ibuku." Jawab Cintya memilukan.
"Jangan nangis, nanti make-up nya luntur. Kamu harus tampil cantik di depan orang banyak, ayo dong senyum."
Ucapan teman Cintya menguatkan.
Bu Sarah mengetuk pintu kamar Cintya.
"Apa sudah selesai riasan Cintya...?" Tanya Bu Susan.
Teman Cintya membukakan pintu, dan mengantar Cintya sampai ke depan, tempat berkumpulnya para tamu.
Seseorang menatapi Cintya yang sedang berjalan mendekati orangtuanya.
"Ehh sinih si to, itu yang mau di lamar Roni..? Wah, masih sangat muda, mau juga yah dia sama Roni yang udah kasep." Bisik pelan saudara Roni kepada salah satu sesama saudara.
"Saya dengar, dia itu di paksa buat tunangan makanya cewe itu mau"
"Ssssttttt, diem udah, acara mau di mulai." Senggol orang sebelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐
Keliatan banget nih si IBu mata duitan..Hmm bener bener ngga habis pikir
2022-10-18
0
Widi
Ingat ya readers, Roni itu bukan anak aku 😩😆🤣🤭
2022-10-15
2
Puja Kesuma
sabar cintya msh acara tunangan blom nikahan.. msh ada wajtu membatalkan pernikahan
2022-10-14
1