Bab 2

Cintya memakai baju pendek untuk inner dan juga memakai sweater panjang berwarna merah. Celana yang dia pakai berwarna biru dongker, celana itu sangat sering dia pakai untuk pergi kemanapun.

Dia menyisir rambutnya yang panjang itu secara pelan - pelan, ingin memakai conditioner tapi tidak ada di rumahnya. Dia juga menyemprotkan beberapa kali parfumnya ke seluruh badan. Bisa dibayangkan seberapa wanginya dia.

Tak lupa pula memoles wajahnya dengan bedak bayi, dan sedikit liptint untuk memerahkan bibir agar terlihat segar. Dia menaruh liptin di saku celana, jadi kalau yang di bibir sudah pudar warnanya, dia bisa mengambil liptint di sakunya dan memolesnya lagi. Dia juga membawa cermin kecil yang bisa di taruh di saku sweeternya.

Selesai sudah make-up Cintya, dia pergi ke luar untuk menikmati sarapan yang sudah di sajikan oleh ibunya. Adiknya masih tertidur. Di meja hanya ada mereka bertiga, Cintya, Bu Sarah dan Pak Hadi. Makanan yang sudah disajikan untuk Cintya harus dihabiskan, dia juga tidak lupa meminum segelas susu coklat yang sudah di sediakan.

Makan dan minum sudah selesai, Cintya pamit pergi dengan ayahnya. Tapi, tiba - tiba adiknya si Arie dan Dinar terbangun. Mereka bersalaman dengan kakaknya, Cintya.

Belum saja bekerja sudah dimintai oleh - oleh sama adiknya, namanya juga anak - anak yah. "Mba, kalo pulang aku dibeliin Hp yang bagus yah" ucap Arie yang masih duduk di kelas VII SMP. Tak lupa pula Dinar memesan sesuatu. "Mba kalo pulang bawain Dinar boneka sama baju princess yah, terus kita jalan - jalan" ucap Dinar.

Mendengar ucapan adik - adik Cintya, dia pun meminta adiknya untuk mendoakan kakaknya supaya betah dan bisa bawa apa yang mereka inginkan. "Doain mba yah, biar betah, kalian yang rajin sekolahnya biar dapet peringkat di sekolah. Jangan malas belajar, buat orang tua kalian bangga dengan kalian" pinta Cintya terhadap adik - adiknya.

Cintya pamit dan melambaikan tangan kepada adik dan ibunya, sedangkan ayah mengantar Cintya ke Terminal. Jarak antara rumah dan Terminal lumayan dekat, hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai di sana.

Tak lama kemudian mereka akhirnya sampai di Terminal. Cintya turun dari motor ayahnya yang butut itu, dan segera memesan tiket bus yang ada di area Terminal. "Pah, barangkali mau pulang dulu gak papa ko, aku udah beli tiketnya, tinggal nunggu penumpang yang lagi di toilet kata supir bus, sebentar lagi bus akan jalan pah" ucap Cintya sambil berdiri di depan ayahnya.

Kata pak Hadi dia akan menunggu Cintya sampai bus jalan. Pak Hadi menggenggamkan dua lembar uang merah ke tangan Cintya. "Ini pegang buat jajan kamu" ucapnya sambil menunggu Cintya masuk lagi ke dalam bus.

Tak lama kemudian bus mulai jalan. Cintya melambaikan tangan dari jendela. Perpisahan sementara antara Cintya dan keluarganya.

Lega melihat anaknya sudah jalan, pak Hadi pun pulang ke rumah. Hari ini pak Hadi akan kedatangan tamu dari teman - teman kerjanya. Karena ini hari mereka libur kerja, di Toko Bangunan itu seminggu sekali mendapat jatah libur.

*****

Tak lama kemudian teman pak Hadi datang, 3 orang sudah berkeluarga dan 1 orang masih bujang, tetapi umur sudah cukup matang untuk menikah. Ibu Sarah mempersilakan teman pak Hadi untuk duduk di ruang tamu.

Bu Sarah menyiapkan makanan dan minuman untuk mereka, dan membawanya ke meja bulat yang berada di ruang tamu. "Silahkan di minum seadanya" ucap Bu Sarah sambil tersenyum kepada teman - teman Pak Hadi.

Salah satu teman Pak Hadi yang masih bujang itu menatap Bu Sarah tak henti - henti, membuat Bu Sarah merasa dirinya masih cantik meskipun sudah punya 3 anak. Dia bernama Roni, usianya lebih muda dari Bu Sarah, selisih 3 tahun lebih muda katanya.

Di ruang tamu, Roni melihat dinding yang bertempelan foto - foto Cintya, dan keluarganya. "Cantik sekali, itu foto siapa,,?" Tanya Roni kepada Pak Hadi. Kemudian Bu Sarah menjawab dengan nada lemah lembut di depan teman - teman Pak Hadi. "Itu foto anak pertama kami, Cintya namanya."

Memang tak punya sedikit rasa malu Bu Sarah ini, kalau ada teman Pak Hadi yang main, Bu Sarah selalu ikut keluar menemani suaminya ngobrol dengan teman - teman kerjanya.

"Dimana dia,,??" Tanya Roni mencari gadis cantik itu yang bernama Cintya. Salah satu teman lagi yang bernama Juned ikut menyambung pertanyaan Roni. "Ah jangan - jangan dia suka sama anak kamu nih di, jangan mau di, suruh aja cari yang lain. Jangan Cintya dong, dia cantik, masih muda lagi, ngaca dong Roni" ledek si Juned kepada Roni yang sedang basa - basi.

Tiba - tiba saja Bu Sarah mengeluarkan kata - kata yang berarti memberi kesempatan untuk gebet anaknya yang bernama Cintya itu. "Ah... yang namanya cinta itu gak pandang bulu yah Ron... cinta itu gak mandang fisik, apalagi umur.." celemong Bu Sarah sambil menatap Juned dan Roni.

*****

Di dalam bus itu, Cintya tidak punya teman ngobrol, karena yang sebangku itu adalah kakek - kakek yang sedang tertidur. Rasanya iri melihat sepasang kekasih yang sedang duduk di bangku depan Cintya. "Enak yah kalo naik bus sama pacar, ada senderan buat tidur, ada yang ajak ngobrol, ih, bikin iri aja nih, kapan yah aku punya cowo." Ucap hati Cintya sambil memegang Hp.

Cintya menaruh uang yang di kasih ayahnya ke dalam saku sweaternya. 3 jam setelah perjalanan, bus berhenti di tempat peristirahatan, Cintya turun dari bus, karena ingin membeli sebotol minuman soda yang dingin.

Cintya menghampiri salah satu tempat yang menjual berbagai macam minuman, kebetulan yang dia cari tersedia disitu, yaitu es soda dingin. Setelah memesan dan mengambil minuman itu dari freezer Cintya mencari uang di saku sweater, tapi ternyata uang itu sudah tidak ada. "Aduh.... uang aku ko gak ada. Dimana jatuhnya, padahal aku naruh di sini loh beneran" ucap Cintya kepada pedagang minuman sambil merogoh saku sweaternya kanan - kiri.

Uang yang di cari Cintya tidak ketemu juga, akhirnya dia menaruh kembali es soda dingin itu ke dalam freezer. "Maaf yah mba, gak jadi beli, uangku hilang" ucap Cintya kepada penjual minuman.

"Haus sekali aku, padahal aku sangat menginginkan es soda tadi, tapi mau gimana lagi, uang yang Papa kasih hilang" batin Cintya sambil termenung duduk di bangku depan tempat penjual minum. Rupanya dari tadi ada yang memperhatikan Cintya, dia adalah seorang laki - laki yang berpakaian rapi sambil menggendong ransel lumayan besar.

Terpopuler

Comments

TIARA

TIARA

semangat ka dengan karya bagusnya

2022-11-19

0

roempoet liar soe

roempoet liar soe

selingkuh ya?

2022-10-30

0

Erni Sari

Erni Sari

Hadir Thor,

2022-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!