Bab 5

Kali ini tindakan Roni benar - benar payah, kagum sama ibunya, tapi yang buat sasaran anaknya.

Roni berpura - pura menanyakan Cintya kepada Bu Sarah, karena yang pegang Hp di rumah itu Bu Sarah, jadi kalau teman Pak Hadi berkabar lewatnya Bu Sarah.

Kebetulan Pak Hadi suami Bu Sarah itu tidak tau huruf, karena Pak Hadi tidak sekolah jadi dia tidak bisa baca tulisan apapun, pegang Hp pun jelas tidak bisa, dia hanya bisa menerima telepon saja. Namun semangat kerja Pak Hadi terkadang mengalahkan orang yang berpendidikan.

Tangan Roni mengetik pesan yang di tuju untuk Bu Sarah."Bu, kenapa Cintya sama sekali tidak pernah merespon saya yah bu,,? Dia selalu mematikan telepon dan mengabaikan pesan yang saya kirim" tanya Roni kepada Bu Sarah lewat pesan chat.

Bu Sarah yang sedang duduk santai sambil menonton TV tiba- tiba mendengar Hpnya berbunyi nada pesan masuk. Dia mengambil Hp dan segera membuka pesan. Ternyata Bu Sarah menerima pesan dari Roni. Bu Sarah menjawab sebisa dia, Bu Sarah ingin sekali Roni tidak menyerah dalam mengagumi anaknya, karena pertama Bu Sarah melihat Roni, dia juga menyukainya.

Rasanya Bu Sarah senang sekali mendapat pesan dari Roni itu. Dia bilang bahwa Cintya di sana sedang sibuk. Bu Sarah kembali menghubungi Cintya. Tak lama kemudian telpon dari Bu Sarah di angkat juga oleh Cintya.

"Apakah ada nomor asing masuk Cin,,,? Kalau ada, dia itu teman bapak kamu yang kerja di Toko Bangunan. Dia melihat kamu lewat foto yang menempel di dinding ruang tamu, terus mama kasih deh nomor kamu yang aktif ini" ucap Bu Sarah lewat telepon sambil mengipas - ngipas badannya yang sedang kepanasan memakai buku sekolah Cintya yang sudah tidak terpakai.

Cintya melihat Hpnya, membuka pesan dan Log panggilan. "Ohh.. nomor itu yah, kenapa mamah main kasih nomer aja sii, ga jelas banget. Aku aja ga kenal siapa dia." Jawab Cintya jutek, seperti tidak suka jika nomor telepon dia di kasih ke sembarang orang.

"Eeehh kamu yah. Dia itu baik tau, dia banyak uang. Dia juga anak pertama, sama kaya kamu. Kalo kamu sama dia, pasti hidup kamu terjamin, gak akan kekurangan." Ucap ibunya meyakinkan Cintya kepada Roni.

Mendengar kata - kata Bu Sarah, Cintya berpura - pura kehilangan sinyal, supaya dia bisa mengakhiri pembicaraan tentang si Roni itu. Cintya sudah menebak, pasti ujung - ujungnya nanti di jodohin. Pusing kalo di jodohin, apalagi orang yang di jodohin sama kita itu bukan selera kita, jauh dari kriteria yang kita inginkan.

Cintya merebahkan kedua lengannya, lalu menguncir rambut panjangnya, dan kembali berbaring di atas kasur yang empuk, membuatnya langsung nyaman di tempat itu.

Dia senyum - senyum sendiri di kamar, teringat kejadian yang menimpanya saat masih dalam perjalanan. Dia teringat Daniel, laki - laki yang memberinya Es Soda dingin di saat Cintya kehilangan uang dan kehausan. Daniel juga tidak meninggalkan Cintya di saat dia terlelap di bus, dia malah membangunkan Cintya dengan sentuhan jemari tangannya yang halus itu.

Cintya kembali melihat kontak Hp. Dia mencari nama Daniel di kontaknya. Ingin sekali memulai chat dengan Daniel, tapi Cintya sedikit gengsi, lama - lama Cintya pikir kalo dia gengsi terus, dia tidak akan pernah tau kabar selanjutnya dari laki - laki itu.

Dengan besar hati dia memulai chat dahulu. Jemarinya mengetik sebuah tulisan bertuliskan salam dan kabar. "Kira - kira dia bales chat aku gak yah" batin Cintya sambil memikirkan Daniel.

"Lohh.. kok cuma di baca sih, apa aku harus jelasin nama sama siapa aku. Yaudah deh aku coba, mungkin harus aku kasih tulisan, ini aku yang kamu kasih es soda dan juga yang kamu bangunin waktu di bus, namaku Cintya. Yaudah deh coba aku kirim. Siapa tau setelah ini dia balas chat aku." Ucap Batin Cintya sambil senyum - senyum mengirim pesan untuk Cintya.

Tak lama kemudian, apa yang Cintya tunggu akhirnya muncul juga, dia menunggu balasan dari Daniel, dan akhirnya Daniel membalas juga.

"Hey, aku baik. Kamu gimana,?" Jawaban chat yang singkat dari Daniel. Cintya memikirkan kata - kata apa lagi yang harus dia ketik untuk membalas chat dari Daniel. Hingga akhirnya mereka berdua saling tanya jawab di ruang chat mereka.

Sedang asyik - asyiknya ngobrol dengan Daniel, nomor asing yang kata Bu Sarah itu Roni, tiba - tiba menelpon Cintya. Cintya merasa terganggu dengan Roni, dia bingung harus mematikan atau mengangkat telfon dari Roni. Kalo gak diangkat nanti Bu Sarah ceramahin Cintya lagi, akhirnya dia terpaksa mengangkat telfon dari Roni.

Di telepon, Roni dan Cintya membahas tentang dirinya masing - masing, Hingga akhirnya Roni bertanya kepada Cintya, apakah dia sudah memiliki kekasih atau belum."Kamu sudah punya pacar belum si, kata mama kamu sih belum." Tanya Roni penasaran. "Ahh.. kepo deh" jawab Cintya meledek. "Emmm kuotaku mau habis nih, aku belum mulai kerja lagih, udah dulu yah telfonnya" ucap Cintya seakan - akan ingin menutup telepon dari Roni.

Si Cintya bicara bahwa kuotanya mau habis, tapi malah mau di isiin sama si Roni. Cintya tepuk jidat sendiri di dalam kamar. Karena bingung harus cari alasan apalagi buat nutup telepon dari Roni. Cintya berpura - pura lagi bilang batrenya mau habis, padahal masih 70%.

"Mendingan telfonan sama Daniel daripada sama si Om Roni. Usia aku sama dia juga banyak banget, kaya anak sama bapak" batin Cintya sambil mengangkat kakinya untuk di tempelkan ke dinding kamar.

*****

"Gimana say..?? Sudah telfonan sama Cintya,,??" Tanya Bu Sarah kepada Roni lewat pesan chat.

Baru ketemu berapa kali saja sudah bercanda dengan panggilan ganjen, itulah kelakuan Bu Sarah, ibu Cintya. Dia seperti tak punya malu, berbeda sekali dengan anaknya, Cintya malah seringkali cuek dengan laki - laki yang baru dia kenal.

Cintya selalu jual mahal kepada laki - laki yang belum dekat dengan dia, tapi kali ini sepertinya Cintya gak boleh cuek sama Daniel, apalagi Cintya jomblo, dia gak pengin terus - terusan jomblo. Apalagi jika di jodohkan dengan si Roni itu.

"Kamu ada cuti gak,,??" Tanya Daniel dalam chat. Cintya sudah menebak - nebak kalau Daniel akan meminta Cintya untuk ketemu. "Emm... katanya sih ada, seminggu sekali" ketik Cintya dan mengirimkan tulisan itu kepada Daniel.

Bagi Daniel ini adalah kesempatan untuk Daniel agar bisa mengenal lebih jauh lagi. "Emmm gimana kalo kita nanti nonton. Aku nanti jemput kamu deh, kamu tinggal kirim aja alamat kamu, nanti aku yang kesana." Ucap Daniel menawarkan sesuatu yang sedang di nantikan oleh Cintya.

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

say..say...klo sama tmn kau blg say say mgkin wajar mak tp itu tmn suami kamu...klo gatel blg mak

2022-10-13

1

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

jiaah say...say apa sayap maksudnya🤣🤣🤣 ganjen bener sarah nih

2022-10-12

1

Saskiya Kukar

Saskiya Kukar

masih menyimak..

2022-10-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!