KISAH KASIH NARA

KISAH KASIH NARA

Bab 1 - Undangan Pernikahan

"Mas Adam!" Panggil manja seorang wanita pada seorang pria yang dari tadi tiada kedip terus menatap dirinya.

Tatapan mata pria itu sangat tidak baik untuk kesehatan hati bahkan jantungnya.

"Mas." Wanita itu pun memilih menepuk pundak Adam. Dari pada suaminya terus menatapnya seperti itu. Ia bisa grogi.

"Kamu sangat cantik, Nara. Mataku jadi hanya tertuju padamu!" Puji Adam kagum pada penampilan istrinya sekarang.

Memakai gaun selutut yang berwarna pink, begitu sangat cocok di kulit istrinya yang putih. Ditambah sapuan makeup tipis.

Adam tidak bisa tidak mengangumi sosok Nara yang begitu sangat anggun dan mempesona. Seperti seorang bidadari. Bidadari yang terjatuh, tepat di hatinya.

"Mas... Ayo, kita cepat berangkat! Nanti makanannya habis, lho!" Nara memilih berjalan duluan meninggalkan Adam. Pujian Adam tadi sudah membuat wajahnya merona.

Nara Amelia, menjalani kehidupan yang sangat bahagia. Ia memiliki suami yang sangat mencintai dan dicintainya. Suami yang begitu sangat perhatian dan pengertian pastinya.

Adam melajukan mobil dengan kecepatan sedang membelah jalanan. Ia melirik Nara yang melihatinya dengan penuh senyuman.

Senyuman manis yang membuatnya jatuh cinta. Ya, Adam jatuh cinta pada Nara karena senyuman wanita itu di awal bertemu.

"Kenapa kamu senyum-senyum gitu?" Tanya Adam ingin tahu.

"Mas Adam, sangat tampan. Suamiku yang pa...ling tampan di dunia ini!" Puji Nara.

"Jelas dong!" Adam sangat setuju dengan itu.

"Mas, aku sangat mencintaimu." Ungkap Nara tulus. Cintanya pada Adam sangatlah besar.

Adam mengelus kepala Nara dengan sayang.

"Aku juga sangat mencintaimu, Nara." Balas Adam dengan sepenuh hati.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, mereka sampai di sebuah hotel berbintang. Adam memarkirkan mobil di basemen hotel tersebut.

"Ayo turun, Na. Kita sudah sampai." Adam melepas sabuk pengamannya.

Nara juga melepas sabuk pengaman. Lalu tangannya menahan Adam yang akan bergegas turun dari mobil.

"Kenapa, Na?" Tanya Adam bingung, istrinya menahan tangannya.

Tangan Nara terulur merapikan kerah pakaian Adam, suaminya harus tampil rapi dan juga bersih.

"Terima kasih." Ucap Adam menatap sang istri penuh cinta. Nara wanita yang paling perhatian pada hal-hal kecil seperti itu.

"I-itu-" Nara mendadak gugup.

Ditatap seperti itu membuat hati Nara jadi berdebar-debar. Matanya beralih ke semua arah, asal jangan melihat ke arah Adam. Dan,

Bugh... Nara memilih keluar dari mobil, ia menghela nafas pelan.

Sudah 5 tahun ia menikah. 5 tahun sudah hidup bersama pria itu dan Nara masih saja berdebar-debar pada suaminya. Perasaan yang sama seperti saat pertama kali bertemu.

'Menggemaskan!' Adam yang masih berada di dalam mobil, tersenyum melihat tingkah istrinya. Nara masih selalu gugup dan salah tingkah dengannya.

Mereka lalu berjalan bergandengan memasuki aula yang berada di dalam gedung hotel tersebut.

'Wow!' Batin Nara terpukau sesaat. Melihat dekorasi aula pernikahan itu yang sangat mewah. Bernuansa gold menambah kesan menawan.

"Adam!" Seorang pria menepuk pundak Adam.

Adam pun menoleh ke belakang, melihat siapa yang menyapa. "Dika."

"Ah, benar. Ternyata kau. Sudah lama kita tidak bertemu. Apa kabarmu sekarang, Dam?" Dika memeluk teman semasa zaman kuliah.

"Aku baik. Kau apa kabar juga?" Adam senang kembali melihat temannya itu. Sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Dika. Begitu selesai kuliah mereka tidak pernah berkomunikasi lagi. Adam hilang bagai ditelan bumi.

"Baik dong. Oh, iya. Kenali ini Uli, istriku." Dika memperkenalkan istrinya.

"Ini Nara, istriku." Adam juga memperkenalkan istrinya.

Mereka pun saling memperkenalkan diri.

Tak lama mereka duduk bersama, sambil melahap hidangan yang tersedia.

"Bagaimana si Arka bisa mengundangmu? Kalian bertemu di mana?" Tanya Dika penasaran. Adam bisa muncul di acara ini.

"Kami tidak sengaja bertemu di jalan. Kalau tidak salah sekitar seminggu yang lalu." Jelas Adam mengingatnya. Ia juga tidak menyangka bertemu dengan Arka lagi.

"Apa kau tahu?" Tanya Adam melihat serius Dika.

Dika menggeleng. Adam pun melihat ke arah pelaminan, tempat Arka dan istrinya menyalami para tamu.

Dika dan dua wanita yang bersama mereka, juga ikut melihat ke arah pelaminan.

"Si Arka itu sempat mengancamku, jika aku tidak datang ke pernikahannya. Dia akan mengkulitiku hidup-hidup!" Ucap Adam cepat sambil tertawa.

"Dia kan dari dulu memang tukang ancam dan keras kepala." Dika jadi tertawa.

"Oh iya. Sudah berapa lama kalian menikah, Dam? Kalau kami sudah 4 tahunan." Ucap Dika mengalihkan topik.

"Baru 2 tahun. Jangan ditambah-tambah dong!" Uli membenarkan ucapan suaminya.

"Haha... Habis aku merasa sudah menikah lama banget sama kamu, sayang." Dika memegang dagu sang istri dengan gemas.

Adam dan Nara tersenyum melihat keromantisan mereka.

"Kami sudah 5 tahun menikah." Adam menjawab pertanyaan Dika.

"Sudah lama juga ya, Dam. Jadi sudah berapa anggota sekarang?" Dika menatap Adam dan Nara secara bergantian.

Nara jadi menggeleng pelan. "Kami belum punya anak, Bang."

Adam menggenggam tangan istrinya. Seolah menenangkan. Nara sangat sensitif jika bicara tentang anak.

Selama 5 tahun pernikahan, mereka belum dikarunia buah hati. Tuhan belum memberikan bayi mungil dalam rahim Nara.

Sudah banyak Nara mengikuti anjuran memakan ini itu, yang katanya baik untuk kesuburan. Ia juga sudah konsultasi dengan dokter kandungan, mungkin ia dan Adam bermasalah. Tapi dokter tidak menemukan adanya masalah pada pasangan itu. Mereka berdua sama-sama sehat. Tidak ada yang mandul.

Uli menyenggol lengan Dika, melihat perubahan ekspresi Nara yang jadi murung. Sebagai perempuan, ia sangat memaklumi perasaan Nara.

"Ada waktunya itu, Ra. Jadi selama menunggu, nikmati waktu kalian berdua. Nanti kalau sudah punya anak, kuberitahu ini ya, kita itu jadi seperti orang ketiga." Ucap Uli sambil melirik suaminya. Semenjak dia mengandung, sampai anak mereka lahir ke dunia, perhatian Dika hanya tertuju pada anaknya.

Nara pun jadi tersenyum mendengar ucapan Uli.

Nara pun yakin pasti ada saatnya ia memiliki seorang anak juga. Saat ini mungkin mereka masih diberi waktu lebih panjang untuk menghabiskan waktu berdua bersama.

"Aku jadi merindukan Bila. Sekarang Bila-ku berumur 1 tahun, lho. Anakku sangat imut dan menggemaskan." Dika pun merogoh ponselnya, lalu menunjukkan foto-foto sang anak yang tersimpan di ponselnya, pada Adam dan Nara.

"Pelakor kecil." Ucap Uli pelan pada Nara.

Nara tersenyum sendu melihat foto bayi mungil tersebut. Ia juga ingin merasakan kebahagiaan memiliki anak.

Setelah beberapa waktu, mereka akan pulang. Sudah cukup lama berada di sana. Sebelum pulang mereka ke pelaminan memberikan selamat pada Arka dan Rina.

"Ayo, kita foto bareng!" Ajak Arka. Ini hari bahagianya. Jadi harus diabadikan.

Mereka pun foto bersama. Arka juga sempat meminta foto bertiga saja dengan teman-temannya itu. Setelah sekian lama mereka tidak pernah bertemu.

Setelah berfoto, mereka pun berpamitan pada Arka dan istrinya.

"Adam, Nara... kami duluan ya." Pamit Dika setelah keluar dari aula. "Kapan-kapan kita harus kumpul lagi!" ajaknya.

Adam mengangguk.

"Nara, sampai ketemu lagi." Uli melambaikan tangan.

"Sampai ketemu, kak." Nara ikut melambaikan tangan.

"Ayo, kita pulang!" Ajak Adam setelah kedua orang itu pergi.

"Mas, tunggu sebentar ya. Aku mau ke toilet." Ucap Nara.

"Aku temani." Tawar Adam.

"Nggak usah, Mas! Aku sendiri saja. Mas, tunggu di mobil saja. Aku sebentar kok."

"Na-"

Belum sempat Adam bicara, Nara sudah berlalu pergi.

Adam pun berjalan menuju tempat parkir mobilnya. Ia merogoh ponsel di sakunya yang bergetar.

Panggilan masuk dari Nomorku tertera di ponselnya.

"Halo." Ucapnya setelah ponsel menempel di telinga.

"Sayang..."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Lisa Icha

Lisa Icha

seperti nya seru Aku Lanjut baca Thor 😍

2024-01-26

1

𝒮🍷⃞⃟Ive•Сɛƨℓιɛα•ଓε🐬♀♛ƐꝈƑ⃝🧚

𝒮🍷⃞⃟Ive•Сɛƨℓιɛα•ଓε🐬♀♛ƐꝈƑ⃝🧚

..

2024-01-26

0

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

mampir!!

2024-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Undangan Pernikahan
2 Bab 2 - Tentang Nara
3 Bab 3 - Mendadak Duda
4 Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5 Bab 5 - Adam Keluar Kota
6 Bab 6 - Cek Kandungan
7 Bab 7 - Rambut Siapa?
8 Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9 Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10 Bab 10 - Kenyataan Ini
11 Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12 Bab12 - Menurutimu
13 Bab 13 - Keputusan Nara
14 Bab 14 - Setelah Perceraian
15 Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16 Bab 16 - Awal Baru
17 Bab 17 - Janda Pelamar
18 Bab 18 - Pesona Janda
19 Bab 19 - Hari Pertama
20 Bab 20 - Alasan Arka
21 Bab 21 - Memberi Kesempatan
22 Bab 22 - Kehidupan Adam
23 Bab 23 - Menjodohkan Arka
24 Bab 24 - Kekasih?
25 Bab 25 - Penawaran Arka
26 Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27 Bab 27 - Bertemu Mommy
28 Bab 28 - Kecurigaan Gio
29 Bab 29 - Puding Kenangan
30 Bab 30 - Kukis
31 Bab 31 - Kotak Makan
32 Bab 32 - Terpesona
33 Bab 33 - Nara Sakit
34 Bab 34 - Ngarep
35 Bab 35 - Tentang Nara
36 Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37 Bab 37 - Arka Penasaran
38 Bab 38 - Dari Saya
39 Bab 39 - Ikat Rambut
40 Bab 40 - Akal-akalan Arka
41 Bab 41 - Teman
42 Bab 42 - Pengakuan Arka
43 Bab 43 - Cinta Pertama
44 Bab 44 - Mempertegas
45 Bab 45 - Perhatian Arka
46 Bab 46 - Masih Pdkt
47 Bab 47 - Siapa Dia?
48 Bab 48 - Hampir Saja
49 Bab 49 - Ke Taman
50 Bab 50 - Percaya Padaku
51 Bab 51 - Genit
52 Bab 52 - Aku Merindukanmu
53 Bab 53 - Couple
54 Bab 54 - Butuh Waktu
55 Bab 55 - Pria Misterius
56 Bab 56 - Selalu Berdebar
57 Bab 57 - Selalu Menunggumu
58 Bab 58 - Siapa Adam?
59 Bab 59 - Pengakuan Nara
60 Bab 60 - Ketakutan Arka
61 Bab 61 - Memohon Restu
62 Bab 62 - Tukang Gombal
63 Bab 63 - Melamar
64 Bab 64 - Ingin Kembali
65 Bab 65 - Membuat Bekal
66 Bab 66 - Jujur
67 Bab 67 - Bertemu Mantan
68 Bab 68 - Bermain Api
69 Bab 69 - Bercerai
70 Bab 70 - Love Love
71 Bab 71 - Menggoda Nara
72 Bab 72 - Miss You
73 Bab 73 - Kenapa Sekarang
74 Bab 74 - Bukan Masalah
75 Bab 75 - Bujukan Arka
76 Bab 76 - Pungut
77 Bab 77 - Batal Pergi
78 Bab 78 - Kecemasan Arka
79 Bab 79 - Pesan Adam
80 Bab 80 - Hari Bahagia
81 Bab 81 - Malam Pertama
82 Bab 82 - Bulan Madu
83 Bab 83 - Doktrin Adam
84 Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85 Bab 85 - Shoping
86 Bab 86 - Lama Pulang
87 Bab 87 - Bukan Mandul
88 Bab 88 - Tidak Percaya
89 Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90 Bab 90 - Kembar?
91 Bab 91 - Mangga Muda
92 Bab 92 - Bertemu Mario
93 Bab 93 - Pasar Malam
94 Bab 94 - Berkelahi
95 Bab 95 - Kabar Gembira
96 Bab 96 - Bukan Anakmu
97 Bab 97 - Karma Yola
98 Bab 98 - Hasilnya
99 Bab 99 - Sumber Masalah
100 Bab 100 - Tamu
101 Bab 101 - Emosi Nara
102 Bab 102 - Kesedihan Nara
103 Bab 103 - Kelakukan Arka
104 Bab 104 - Mommy Dan Nara
105 Bab 105 - Kemping
106 Bab 106 - Mungkin Kualat
107 Bab 107 - Bertemu Mama
108 Bab 108 - Persiapan Mental
109 Bab 109 - Lahiran
110 Bab 110 - Papa Siaga
111 Bab 111 - Kembar Tiga
112 PROMO
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 - Undangan Pernikahan
2
Bab 2 - Tentang Nara
3
Bab 3 - Mendadak Duda
4
Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5
Bab 5 - Adam Keluar Kota
6
Bab 6 - Cek Kandungan
7
Bab 7 - Rambut Siapa?
8
Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9
Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10
Bab 10 - Kenyataan Ini
11
Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12
Bab12 - Menurutimu
13
Bab 13 - Keputusan Nara
14
Bab 14 - Setelah Perceraian
15
Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16
Bab 16 - Awal Baru
17
Bab 17 - Janda Pelamar
18
Bab 18 - Pesona Janda
19
Bab 19 - Hari Pertama
20
Bab 20 - Alasan Arka
21
Bab 21 - Memberi Kesempatan
22
Bab 22 - Kehidupan Adam
23
Bab 23 - Menjodohkan Arka
24
Bab 24 - Kekasih?
25
Bab 25 - Penawaran Arka
26
Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27
Bab 27 - Bertemu Mommy
28
Bab 28 - Kecurigaan Gio
29
Bab 29 - Puding Kenangan
30
Bab 30 - Kukis
31
Bab 31 - Kotak Makan
32
Bab 32 - Terpesona
33
Bab 33 - Nara Sakit
34
Bab 34 - Ngarep
35
Bab 35 - Tentang Nara
36
Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37
Bab 37 - Arka Penasaran
38
Bab 38 - Dari Saya
39
Bab 39 - Ikat Rambut
40
Bab 40 - Akal-akalan Arka
41
Bab 41 - Teman
42
Bab 42 - Pengakuan Arka
43
Bab 43 - Cinta Pertama
44
Bab 44 - Mempertegas
45
Bab 45 - Perhatian Arka
46
Bab 46 - Masih Pdkt
47
Bab 47 - Siapa Dia?
48
Bab 48 - Hampir Saja
49
Bab 49 - Ke Taman
50
Bab 50 - Percaya Padaku
51
Bab 51 - Genit
52
Bab 52 - Aku Merindukanmu
53
Bab 53 - Couple
54
Bab 54 - Butuh Waktu
55
Bab 55 - Pria Misterius
56
Bab 56 - Selalu Berdebar
57
Bab 57 - Selalu Menunggumu
58
Bab 58 - Siapa Adam?
59
Bab 59 - Pengakuan Nara
60
Bab 60 - Ketakutan Arka
61
Bab 61 - Memohon Restu
62
Bab 62 - Tukang Gombal
63
Bab 63 - Melamar
64
Bab 64 - Ingin Kembali
65
Bab 65 - Membuat Bekal
66
Bab 66 - Jujur
67
Bab 67 - Bertemu Mantan
68
Bab 68 - Bermain Api
69
Bab 69 - Bercerai
70
Bab 70 - Love Love
71
Bab 71 - Menggoda Nara
72
Bab 72 - Miss You
73
Bab 73 - Kenapa Sekarang
74
Bab 74 - Bukan Masalah
75
Bab 75 - Bujukan Arka
76
Bab 76 - Pungut
77
Bab 77 - Batal Pergi
78
Bab 78 - Kecemasan Arka
79
Bab 79 - Pesan Adam
80
Bab 80 - Hari Bahagia
81
Bab 81 - Malam Pertama
82
Bab 82 - Bulan Madu
83
Bab 83 - Doktrin Adam
84
Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85
Bab 85 - Shoping
86
Bab 86 - Lama Pulang
87
Bab 87 - Bukan Mandul
88
Bab 88 - Tidak Percaya
89
Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90
Bab 90 - Kembar?
91
Bab 91 - Mangga Muda
92
Bab 92 - Bertemu Mario
93
Bab 93 - Pasar Malam
94
Bab 94 - Berkelahi
95
Bab 95 - Kabar Gembira
96
Bab 96 - Bukan Anakmu
97
Bab 97 - Karma Yola
98
Bab 98 - Hasilnya
99
Bab 99 - Sumber Masalah
100
Bab 100 - Tamu
101
Bab 101 - Emosi Nara
102
Bab 102 - Kesedihan Nara
103
Bab 103 - Kelakukan Arka
104
Bab 104 - Mommy Dan Nara
105
Bab 105 - Kemping
106
Bab 106 - Mungkin Kualat
107
Bab 107 - Bertemu Mama
108
Bab 108 - Persiapan Mental
109
Bab 109 - Lahiran
110
Bab 110 - Papa Siaga
111
Bab 111 - Kembar Tiga
112
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!