Bab 5 - Adam Keluar Kota

Arka tersentak dari tidurnya. Lalu menghela nafas panjang. Hatinya masih merasa kesal. Mengingat perkataan Rina tadi malam.

Pria itu melepas cincin nikah yang masih terpasang di jarinya. Tah apa artinya cincin itu lagi. Statusnya sekarang adalah duda.

Masih diliputi rasa kesal, Arka menghentak-hentakkan kaki di tempat tidurnya. Ia tidak terima dengan kenyataan hidup ini. Kenyataan hidup yang merusak imagenya.

Arka mungkin bisa mendapat rekor perceraian tercepat. Atau rekor menjadi duda tercepat.

'Dasar wanita sia-lan. Aku harus memberikan perhitungan!'

Arka mengusap wajahnya dengan kasar, lalu ia berpikir sejenak dan meraih ponselnya.

"Sam, batalkan segera investasi ke Royal Grup." Pintanya sambil meremas tangan.

...

"Jangan banyak tanya!" Arka menaikkan suaranya.

...

"SE.KA.RANG!!!" Arka pun mengeja perkataan itu dengan nada yang penuh penekanan. Lalu mengakhiri panggilan tersebut.

Bugh... Suara pintu.

"Arka!!!" Pekik Mommy yang tiba-tiba datang.

Arka memegangi dadanya. Suara Mommy, membuatnya sport jantung di hari yang masih cerah ini. Suara cempreng yang menggema di kamarnya.

"Anak tampan Mommy sayang." Mommy berlari dan menghampiri Arka. Memeluk sang anak dengan erat.

"Aduh, Mom... Tolong lepas!" Arka menggeliat.

"Arka, mafkan Mommy ya." Mommy melepaskan pelukan, ia menatap anak kesayangannya dengan wajah sendu.

"Mommy berniat baik menjodohkanmu, agar kamu segera menikah. Tapi ternyata pilihan Mommy itu, malah membuat kamu mendadak duda." Mommy tadi pagi, mendapat telepon dari besannya. Mereka meminta maaf, atas kejadian ini.

Mendengar kata duda, membuat telinga Arka mulai panas.

"Sudahlah, Mom. Lupakan saja." Arka tidak akan ambil pusing lagi. Walaupun status dia sekarang duda. Dia akan melanjutkan kembali kehidupannya sebagai duda hot dengan sejuta pesona.

"Kamu cepat ceraikan si Rina itu. Mommy tidak mau suatu hari dia akan menjebakmu. Kamu ngertikan maksud Mommymu yang cantik ini kan?!"

Arka dan Rina sempat menikah. Bagaimana jika suatu hari Rina mengatakan anak yang sekarang dalam kandungannya adalah anak Arka. Walau bisa menjelaskan dengan melakukan tes DNA. Tapi tetap saja, image putranya akan tercoreng. Walaupun hanya sesaat.

"Iya, Mom." Arka mengangguk paham.

"Ayo bangun. Mommy sudah membuat makanan favoritmu. Jadi kamu nggak boleh bersedih lagi." Mama menarik lengan putranya. Hari sudah siang, Arka bahkan belum sarapan. Pasti putranya ini sangat frustasi dengan keadaan ini.

"Siapa juga yang sedih, Mom?!" Arka tidak terima dikatakan sedih. Apa ia harus sedih dengan status mendadak dudanya?

"Ya, kamulah. Baru juga menikah, sudah jadi duda saja."

"Mommy!!!"

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Arka duduk dengan tangan terlipat di dada. Ia diam menatap kedua paruh baya yang meminta maaf padanya.

Kedua paruh baya itu adalah orang tua Rina. Mereka meminta maaf dan sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi.

Dan Mommynya,

"Jika saya tahu Arka akan mengalami hal seperti ini. Saya tidak akan menjodohkan mereka."

"Sa-"

"Lihat apa yang sudah putri kalian lakukan. Hamil dengan pria lain dan tetap mau menikah. Dan membuat Arka mendadak jadi duda."

"Ka-mi-"

"Arka baru menikah, belum sampai sehari dia sudah jadi duda!"

"Itu-"

"Bagaimana tanggapan orang-orang, jika baru juga menikah sudah jadi duda? Ini sangat memalukan!!!"

"Cukup, Mom!" Sela Arka segera. Dari tadi Mommy itu terus nge-reff dan tidak memberikan kesempatan pada mantan besannya untuk bicara atau menjelaskan.

Dan yang membuat Arka makin kesal. Kata duda, duda, duda itu yang terus Mommy nya katakan.

"Arka... Mommy kesal, Nak."

"Iya, Arka mengerti Mom." Arka mengangguk, ia sangat paham. Orang tua mana pun pasti tidak akan terima, jika anak mereka diperlakukan seperti ini. Seperti yang dialaminya sekarang.

Arka mengisyaratkan Mommy untuk tidak membahas lagi.

"Saya akan segera mengajukan perceraian." Mata Arka bergantian menatap kedua mantan mertuanya.

"Saya dan seluruh keluarga sangat menyesal dan memohon maaf yang sebesar-besarnya. Pada Pak Arka, pada ibu dan pada seluruh keluarga besar ini." Pria paruh baya itu sangat menyesali tindakan putrinya.

Pria paruh baya itu sangat kecewa pada putrinya. Lebih memilih pria lain yang tidak jelas. Padahal Arka adalah menantu idaman yang sempurna. Arka memiliki segalanya.

Arka masih diam mendengarkan permintaan maaf itu.

"Sa-saya sangat berharap agar pak Arka, tidak membatalkan investasi yang sudah disepakati sebelumnya." Pria paruh baya itu, memohon dengan sangat. Jika Arka membatalkan investasi, perusahaannya akan gulung tikar.

Sudah tidak jadi mempunyai menantu super tajir, kini nasib perusahaannya di ujung jurang.

"Pak Arka, tolong bantu saya!"

\=\=\=\=\=\=

Hari sudah sore, jam kerja kantor telah berakhir. Adam keluar dari ruangannya.

Ia merogoh ponsel di saku saat ponsel bergetar ketika ada panggilan masuk.

Adam tersenyum senang, melihat nama penelpon di layar ponselnya. Yakni Istriku menelepon.

"Halo, Na." Jawab Adam. Ia menjawab panggilan telepon Nara di tangga kantor.

"Halo, Mas Adam. Apa Mas masih kerja?" Tanya Nara. Wanita itu takut jika menganggu sang suami.

"Nggak. Sudah selesai. Ini aku mau pulang ke penginapan." Ucap Adam pelan.

"Tadi aku khawatir, Mas Adam tidak memberi kabar kalau sudah sampai di sana."

"Maaf, sayang. Tadi aku sangat sibuk." Adam memberi alasan.

"Ya sudah, nggak apa Mas." Nara memaklumi hal itu. Pasti Adam sangat sibuk. Pria itu bekerja keras untuk keluarga. Adam, pria yang begitu sangat bertanggung jawab.

"Pasti Mas Adam capek, ya?"

"Tadi aku sangat capek, tapi setelah mendengar suara kamu. Rasa capek itu seperti terhempas pergi."

"Apaan sih, Mas?! Gombal mulu!" Wajah Nara jadi merona.

"Nanti saat Mas Adam pulang, aku akan membuatkan puding dan masakan favoritmu, Mas." Nara akan mengservice pria itu saat pulang.

"Terima kasih, Na."

"Ya sudah, Mas segera pulang ke penginapan. Jangan lupa mandi, makan, terus istirahat ya." Nara mengingatkan.

"Iya, kamu juga. Makan yang banyak."

"Iya, Mas."

"Aku tutup ya. I love you." Ucap Adam tulus.

"I love you too." Jawab Nara cepat.

Adam menghembuskan nafas panjang, setelah mengakhiri panggilan itu. Ia pun kembali melangkah, menuju parkiran mobil.

'Penginapan?'

Adam menggelengkan kepala sejenak, lalu perlahan mobil melaju meninggalkan parkiran.

Selama perjalanan, Adam berkutik dengan pikirannya.

'Aku harus segera jujur pada Nara. Nara pasti akan mengerti. Pasti Nara akan mengerti. Dia sangat mencintaiku dan aku juga mencintainya.'

Tak lama Adam memberhentikan mobilnya di sebuah rumah minimalis, yang berada di sebuah komplek sederhana.

Sebelum turun dari mobil, pria itu menarik nafas sejenak, lalu membuangnya pelan. Ada rasa bersalah yang menghampiri ketika mendatangi rumah ini.

Adam segera menghalau pikiran itu, ia pun turun dan mengetuk pintu. Saat pintu terbuka.

"Mas Adam, akhirnya datang juga. Aku sangat merindukanmu." Seorang wanita memeluk tubuh Adam.

"Bagaimana keadaan anak kita?"

.

.

.

Terpopuler

Comments

Widi Unyil

Widi Unyil

Adam-adam sangat bodohnya kamu😌
mana ada selingkuh demi kebaikan 😏

2024-01-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Undangan Pernikahan
2 Bab 2 - Tentang Nara
3 Bab 3 - Mendadak Duda
4 Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5 Bab 5 - Adam Keluar Kota
6 Bab 6 - Cek Kandungan
7 Bab 7 - Rambut Siapa?
8 Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9 Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10 Bab 10 - Kenyataan Ini
11 Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12 Bab12 - Menurutimu
13 Bab 13 - Keputusan Nara
14 Bab 14 - Setelah Perceraian
15 Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16 Bab 16 - Awal Baru
17 Bab 17 - Janda Pelamar
18 Bab 18 - Pesona Janda
19 Bab 19 - Hari Pertama
20 Bab 20 - Alasan Arka
21 Bab 21 - Memberi Kesempatan
22 Bab 22 - Kehidupan Adam
23 Bab 23 - Menjodohkan Arka
24 Bab 24 - Kekasih?
25 Bab 25 - Penawaran Arka
26 Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27 Bab 27 - Bertemu Mommy
28 Bab 28 - Kecurigaan Gio
29 Bab 29 - Puding Kenangan
30 Bab 30 - Kukis
31 Bab 31 - Kotak Makan
32 Bab 32 - Terpesona
33 Bab 33 - Nara Sakit
34 Bab 34 - Ngarep
35 Bab 35 - Tentang Nara
36 Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37 Bab 37 - Arka Penasaran
38 Bab 38 - Dari Saya
39 Bab 39 - Ikat Rambut
40 Bab 40 - Akal-akalan Arka
41 Bab 41 - Teman
42 Bab 42 - Pengakuan Arka
43 Bab 43 - Cinta Pertama
44 Bab 44 - Mempertegas
45 Bab 45 - Perhatian Arka
46 Bab 46 - Masih Pdkt
47 Bab 47 - Siapa Dia?
48 Bab 48 - Hampir Saja
49 Bab 49 - Ke Taman
50 Bab 50 - Percaya Padaku
51 Bab 51 - Genit
52 Bab 52 - Aku Merindukanmu
53 Bab 53 - Couple
54 Bab 54 - Butuh Waktu
55 Bab 55 - Pria Misterius
56 Bab 56 - Selalu Berdebar
57 Bab 57 - Selalu Menunggumu
58 Bab 58 - Siapa Adam?
59 Bab 59 - Pengakuan Nara
60 Bab 60 - Ketakutan Arka
61 Bab 61 - Memohon Restu
62 Bab 62 - Tukang Gombal
63 Bab 63 - Melamar
64 Bab 64 - Ingin Kembali
65 Bab 65 - Membuat Bekal
66 Bab 66 - Jujur
67 Bab 67 - Bertemu Mantan
68 Bab 68 - Bermain Api
69 Bab 69 - Bercerai
70 Bab 70 - Love Love
71 Bab 71 - Menggoda Nara
72 Bab 72 - Miss You
73 Bab 73 - Kenapa Sekarang
74 Bab 74 - Bukan Masalah
75 Bab 75 - Bujukan Arka
76 Bab 76 - Pungut
77 Bab 77 - Batal Pergi
78 Bab 78 - Kecemasan Arka
79 Bab 79 - Pesan Adam
80 Bab 80 - Hari Bahagia
81 Bab 81 - Malam Pertama
82 Bab 82 - Bulan Madu
83 Bab 83 - Doktrin Adam
84 Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85 Bab 85 - Shoping
86 Bab 86 - Lama Pulang
87 Bab 87 - Bukan Mandul
88 Bab 88 - Tidak Percaya
89 Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90 Bab 90 - Kembar?
91 Bab 91 - Mangga Muda
92 Bab 92 - Bertemu Mario
93 Bab 93 - Pasar Malam
94 Bab 94 - Berkelahi
95 Bab 95 - Kabar Gembira
96 Bab 96 - Bukan Anakmu
97 Bab 97 - Karma Yola
98 Bab 98 - Hasilnya
99 Bab 99 - Sumber Masalah
100 Bab 100 - Tamu
101 Bab 101 - Emosi Nara
102 Bab 102 - Kesedihan Nara
103 Bab 103 - Kelakukan Arka
104 Bab 104 - Mommy Dan Nara
105 Bab 105 - Kemping
106 Bab 106 - Mungkin Kualat
107 Bab 107 - Bertemu Mama
108 Bab 108 - Persiapan Mental
109 Bab 109 - Lahiran
110 Bab 110 - Papa Siaga
111 Bab 111 - Kembar Tiga
112 PROMO
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 - Undangan Pernikahan
2
Bab 2 - Tentang Nara
3
Bab 3 - Mendadak Duda
4
Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5
Bab 5 - Adam Keluar Kota
6
Bab 6 - Cek Kandungan
7
Bab 7 - Rambut Siapa?
8
Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9
Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10
Bab 10 - Kenyataan Ini
11
Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12
Bab12 - Menurutimu
13
Bab 13 - Keputusan Nara
14
Bab 14 - Setelah Perceraian
15
Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16
Bab 16 - Awal Baru
17
Bab 17 - Janda Pelamar
18
Bab 18 - Pesona Janda
19
Bab 19 - Hari Pertama
20
Bab 20 - Alasan Arka
21
Bab 21 - Memberi Kesempatan
22
Bab 22 - Kehidupan Adam
23
Bab 23 - Menjodohkan Arka
24
Bab 24 - Kekasih?
25
Bab 25 - Penawaran Arka
26
Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27
Bab 27 - Bertemu Mommy
28
Bab 28 - Kecurigaan Gio
29
Bab 29 - Puding Kenangan
30
Bab 30 - Kukis
31
Bab 31 - Kotak Makan
32
Bab 32 - Terpesona
33
Bab 33 - Nara Sakit
34
Bab 34 - Ngarep
35
Bab 35 - Tentang Nara
36
Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37
Bab 37 - Arka Penasaran
38
Bab 38 - Dari Saya
39
Bab 39 - Ikat Rambut
40
Bab 40 - Akal-akalan Arka
41
Bab 41 - Teman
42
Bab 42 - Pengakuan Arka
43
Bab 43 - Cinta Pertama
44
Bab 44 - Mempertegas
45
Bab 45 - Perhatian Arka
46
Bab 46 - Masih Pdkt
47
Bab 47 - Siapa Dia?
48
Bab 48 - Hampir Saja
49
Bab 49 - Ke Taman
50
Bab 50 - Percaya Padaku
51
Bab 51 - Genit
52
Bab 52 - Aku Merindukanmu
53
Bab 53 - Couple
54
Bab 54 - Butuh Waktu
55
Bab 55 - Pria Misterius
56
Bab 56 - Selalu Berdebar
57
Bab 57 - Selalu Menunggumu
58
Bab 58 - Siapa Adam?
59
Bab 59 - Pengakuan Nara
60
Bab 60 - Ketakutan Arka
61
Bab 61 - Memohon Restu
62
Bab 62 - Tukang Gombal
63
Bab 63 - Melamar
64
Bab 64 - Ingin Kembali
65
Bab 65 - Membuat Bekal
66
Bab 66 - Jujur
67
Bab 67 - Bertemu Mantan
68
Bab 68 - Bermain Api
69
Bab 69 - Bercerai
70
Bab 70 - Love Love
71
Bab 71 - Menggoda Nara
72
Bab 72 - Miss You
73
Bab 73 - Kenapa Sekarang
74
Bab 74 - Bukan Masalah
75
Bab 75 - Bujukan Arka
76
Bab 76 - Pungut
77
Bab 77 - Batal Pergi
78
Bab 78 - Kecemasan Arka
79
Bab 79 - Pesan Adam
80
Bab 80 - Hari Bahagia
81
Bab 81 - Malam Pertama
82
Bab 82 - Bulan Madu
83
Bab 83 - Doktrin Adam
84
Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85
Bab 85 - Shoping
86
Bab 86 - Lama Pulang
87
Bab 87 - Bukan Mandul
88
Bab 88 - Tidak Percaya
89
Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90
Bab 90 - Kembar?
91
Bab 91 - Mangga Muda
92
Bab 92 - Bertemu Mario
93
Bab 93 - Pasar Malam
94
Bab 94 - Berkelahi
95
Bab 95 - Kabar Gembira
96
Bab 96 - Bukan Anakmu
97
Bab 97 - Karma Yola
98
Bab 98 - Hasilnya
99
Bab 99 - Sumber Masalah
100
Bab 100 - Tamu
101
Bab 101 - Emosi Nara
102
Bab 102 - Kesedihan Nara
103
Bab 103 - Kelakukan Arka
104
Bab 104 - Mommy Dan Nara
105
Bab 105 - Kemping
106
Bab 106 - Mungkin Kualat
107
Bab 107 - Bertemu Mama
108
Bab 108 - Persiapan Mental
109
Bab 109 - Lahiran
110
Bab 110 - Papa Siaga
111
Bab 111 - Kembar Tiga
112
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!