Bab 4 - Nara Yang Pengertian

"Na, maaf ya. Tiba-tiba aku harus dinas luar kota mendadak seperti ini." Ucap Adam merasa bersalah, sambil memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil.

"Nggak apa, Mas. Namanya juga kerja." Nara memaklumi pekerjaan sang suami. Adam harus menuruti perintah atasannya.

Mendengar itu Adam melihat Nara dengan pandangan yang sulit diartikan. Istrinya itu pemikirannya sangat positif sekali.

"2 hari lagi aku akan pulang, sayang. Aku janji akan menyelesaikan dengan cepat. Lalu pulang menemui kamu." Adam memeluk Nara sejenak.

Nara mengangguk mengerti. Wanita itu memaklumi pekerjaan suaminya. Adam memang sering ditugaskan keluar kota untuk beberapa hari. Bahkan pernah sampai seminggu lebih, Adam di luar kota.

Selama Adam tugas di luar kota, Nara akan menginap di rumah orang tuanya atau rumah mertuanya. Ia tidak berani tinggal sendirian di rumah itu. Walau aman, karena ada security yang berjaga 24 jam di dalam komplek.

Tapi, jika malam menjelang. Nara merasa ngeri sendiri. Tinggal sendirian di rumah malam-malam membuat bulu kuduknya merinding.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, mereka pun sampai di sebuah rumah.

Nara segera turun dan menghampiri wanita paruh baya yang sudah menunggu di depan pintu.

"Mama..." Nara memeluk Mama mertuanya dengan erat.

"Akhirnya anak cantik Mama datang juga." Mama mengelus pundak sang menantu dengan sayang.

"Ma, maaf ya. Kami nggak ada bawa apa-apa, lho." Nara merasa tidak enak hati, tidak membawa apapun saat mengunjungi mertuanya.

"Nggak apa, Nak. Mama sudah memasak makanan kesukaan kamu. Ayo, kita makan. Nanti keburu dingin!" Mama mengajak Nara untuk segera masuk ke rumah.

Adam mendengus sesaat, selalu seperti itu setiap mereka datang. Kadang Adam merasa seperti dialah menantu di keluarganya sendiri.

"Nara, ini tas kamu." Ucap Adam menurunkan tas Nara. Selama ia pergi, Nara akan tinggal di rumah Mamanya.

"Ma, aku pergi dulu." Adam berpamitan. Ia menyalami dan memeluk Mama yang sangat ia sayangi.

"Hati-hati di jalan. Dan jangan macam-macam di sana!" Mama mewanti-wanti sang anak.

"Macam-macam apa sih, Ma? Adam ini sangat setia lho, Ma." Ucapnya meyakinkan.

"Lihat saja, kalau kamu buat Nara menangis. Mama hajar kamu!" Ancam Mama.

Adam hanya tertawa mendengar ancaman Mama, ia pun pamitan pada istrinya.

"Hati-hati ya, Mas. Aku percaya kamu." Bisik Nara. Ia sangat yakin Adam tidak akan bermain di belakangnya.

"Ayo, Nara." Ajak Mama setelah mobil Adam berlalu pergi.

Nara melahap masakan yang telah dibuat wanita paruh baya itu.

"Ma, ini sangat enak." Puji Nara pada masakan sang Mama yang membuat lidahnya terus bergoyang.

"Makanlah yang banyak, Nak. Mama masak banyak untuk kamu." Mama menambah piring kosong Nara.

"Terima kasih, Mama."

Mama tersenyum melihat Nara. Dulu saat Adam membawa Nara ke rumah, saat keduanya masih berpacaran, Mama tidak menyukai Nara.

Mungkin karena selama ini, Adam lah yang menjadi tulang punggung. Maka saat ada kehadiran orang lain, membuat Mama merasa bahwa Nara akan mengambil Adam darinya.

Adam yang saat itu hanya seorang staff biasa di sebuah perusahaan, dengan gajinya yang cukup untuk kebutuhan mereka saja. Karena adik-adiknya Adam juga masih bersekolah.

Bagaimana jika mereka menikah? Pasti Adam akan lebih memilih menghidupi istrinya. Lalu Mama akan kembali bekerja untuk menghidupi ketiga anaknya itu.

Mungkin jika suaminya masih hidup, pasti lain lagi cerita.

Karena Adam sangat mencintai Nara. Mama pun terpaksa merestui mereka. Ia berencana akan kembali menjadi buruh cuci atau tukang masak lagi. Walau usianya kini sudah tidak muda lagi. Tapi ia yakin bisa menghidupi anak-anaknya.

Anak-anaknya memang mendapat beasiswa. Tapi untuk sehari-hari harus tetap ada pemasukan tetap.

Tapi penilaian Mama perlahan berubah. Saat Nara lebih memilih tinggal bersama mereka setelah menikah dengan Adam.

Bahkan Nara langsung meminta izin padanya untuk tinggal bersama mereka.

Padahal Adam berniat akan menyewa rumah yang tidak berada jauh dari rumah mereka. Tapi Nara menolak itu.

Menurut Nara dengan tinggal bersama otomatis pengeluaran akan lebih hemat. Ia tahu penghasilan suaminya pas pas-an.

"Ma, kita mau masak apa?" Nara selalu bertanya apa yang akan mereka masak. Wanita muda ini perlahan mulai memasukkan diri dalam keluarga mereka.

"Kamu bisa masak?" Maka sudah selayaknya Mama menerima Nara dengan tangan terbuka.

Nara menggangguk.

Setiap hari Nara yang akan memasak untuk keluarga itu. Ia ikhlas melakukannya, mengingat Mama yang sudah makin tua.

Nara juga meminta Adam menyerahkan ATM pada Mama saja. Tapi Mama malah menyerahkan padanya.

"Sudah, Nara saja yang pegang." Mama menyodorkan kartu ATM.

"Tidak, Ma." Nara menolak cepat. Ia menyodorkan pada Mama kembali.

Adam jadi bingung melihat dua wanita kesayangannya oper-operan.

"Sudah gini saja. Aku saja yang pegang." Saran Adam. Ia sekarang mengerti. Jika ATM dipegang Nara, Mama pasti akan segan meminta untuk biaya sekolah adik-adiknya. Dan jika Mama yang pegang, Nara yang akan segan meminta uang untuk belanja tiap hari.

Tapi jika Adam sendiri yang pegang, maka mereka tidak akan lagi segan-seganan.

"Ma, pakaian yang lain mana?" Tanya Nara saat tidak melihat pakaian adik-adiknya dalam mesin cuci. Ia berencana akan sekalian mencucinya juga.

"Adik-adikmu malas ganti baju. Sudah kamu cuci saja pakaian kalian." Alasan Mama. Padahal saat hari libur, anak-anaknya akan mencuci pakaian sendiri.

Nara tinggal dengan keluarga Adam selama 4 tahunan. Mereka hidup akur dan jarang berselisih. Jika ada pun akan segera berbaikan. Ya, namanya juga keluarga, lebih kurang sedikit lah.

"Nak, si Bily sama Rio kan sudah bekerja sekarang. Sudah, kalian tidak usah ngirimi Mama lagi. Kalian tabung saja, untuk biaya anak kalian nanti." Saran Mama. Sekarang kedua putranya sudah mempunyai pekerjaan tetap. Jadi Adam sudah tidak usah lagi menjadi tulang punggung mereka. Adik-adiknya sudah mandiri.

"Nggak apa, Ma. Lagi banyak rezeki, Mas Adam." Sela Nara cepat.

"Nara mau cuci piring, Ma." Nara pun segera membereskan piring bekas makannya.

Mama hanya bisa menggeleng kepala. Adam sangat beruntung menikah dengan Nara. Menantunya ini sangat baik dan pengertian sekali.

\=\=\=\=\=\=

Adam saat ini berada di ruangannya. Ia memandangi foto pernikahannya dengan Nara.

Nara sangat cantik dengan gaun pengantinnya.

Pria itu menghela nafas panjang, seperti banyak masalah yang sedang membebaninya.

Ada rasa bersalah telah membohongi istrinya. Tugas keluar kota itu hanya alasannya saja. Ia saja sekarang ada di kantornya.

'Sayang, aku yakin kamu akan mengerti. Aku melakukan ini, juga demi kebaikan kamu.'

Adam pun meraih ponselnya. Ia akan mengirim pesan ke nomorku yang ada di kontaknya.

Ia berpikir sejenak, lalu memilih menelepon saja.

"Halo." Ucap Adam.

"Mas Adam!!!" Jawab wanita di seberang sana dengan suara sangat bahagia. "Kapan Mas akan menemuiku? Aku merindukanmu!!!"

"Nanti malam. Aku akan datang."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Ira Rachmad

Ira Rachmad

hah.... bang to the ke

2024-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Undangan Pernikahan
2 Bab 2 - Tentang Nara
3 Bab 3 - Mendadak Duda
4 Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5 Bab 5 - Adam Keluar Kota
6 Bab 6 - Cek Kandungan
7 Bab 7 - Rambut Siapa?
8 Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9 Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10 Bab 10 - Kenyataan Ini
11 Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12 Bab12 - Menurutimu
13 Bab 13 - Keputusan Nara
14 Bab 14 - Setelah Perceraian
15 Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16 Bab 16 - Awal Baru
17 Bab 17 - Janda Pelamar
18 Bab 18 - Pesona Janda
19 Bab 19 - Hari Pertama
20 Bab 20 - Alasan Arka
21 Bab 21 - Memberi Kesempatan
22 Bab 22 - Kehidupan Adam
23 Bab 23 - Menjodohkan Arka
24 Bab 24 - Kekasih?
25 Bab 25 - Penawaran Arka
26 Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27 Bab 27 - Bertemu Mommy
28 Bab 28 - Kecurigaan Gio
29 Bab 29 - Puding Kenangan
30 Bab 30 - Kukis
31 Bab 31 - Kotak Makan
32 Bab 32 - Terpesona
33 Bab 33 - Nara Sakit
34 Bab 34 - Ngarep
35 Bab 35 - Tentang Nara
36 Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37 Bab 37 - Arka Penasaran
38 Bab 38 - Dari Saya
39 Bab 39 - Ikat Rambut
40 Bab 40 - Akal-akalan Arka
41 Bab 41 - Teman
42 Bab 42 - Pengakuan Arka
43 Bab 43 - Cinta Pertama
44 Bab 44 - Mempertegas
45 Bab 45 - Perhatian Arka
46 Bab 46 - Masih Pdkt
47 Bab 47 - Siapa Dia?
48 Bab 48 - Hampir Saja
49 Bab 49 - Ke Taman
50 Bab 50 - Percaya Padaku
51 Bab 51 - Genit
52 Bab 52 - Aku Merindukanmu
53 Bab 53 - Couple
54 Bab 54 - Butuh Waktu
55 Bab 55 - Pria Misterius
56 Bab 56 - Selalu Berdebar
57 Bab 57 - Selalu Menunggumu
58 Bab 58 - Siapa Adam?
59 Bab 59 - Pengakuan Nara
60 Bab 60 - Ketakutan Arka
61 Bab 61 - Memohon Restu
62 Bab 62 - Tukang Gombal
63 Bab 63 - Melamar
64 Bab 64 - Ingin Kembali
65 Bab 65 - Membuat Bekal
66 Bab 66 - Jujur
67 Bab 67 - Bertemu Mantan
68 Bab 68 - Bermain Api
69 Bab 69 - Bercerai
70 Bab 70 - Love Love
71 Bab 71 - Menggoda Nara
72 Bab 72 - Miss You
73 Bab 73 - Kenapa Sekarang
74 Bab 74 - Bukan Masalah
75 Bab 75 - Bujukan Arka
76 Bab 76 - Pungut
77 Bab 77 - Batal Pergi
78 Bab 78 - Kecemasan Arka
79 Bab 79 - Pesan Adam
80 Bab 80 - Hari Bahagia
81 Bab 81 - Malam Pertama
82 Bab 82 - Bulan Madu
83 Bab 83 - Doktrin Adam
84 Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85 Bab 85 - Shoping
86 Bab 86 - Lama Pulang
87 Bab 87 - Bukan Mandul
88 Bab 88 - Tidak Percaya
89 Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90 Bab 90 - Kembar?
91 Bab 91 - Mangga Muda
92 Bab 92 - Bertemu Mario
93 Bab 93 - Pasar Malam
94 Bab 94 - Berkelahi
95 Bab 95 - Kabar Gembira
96 Bab 96 - Bukan Anakmu
97 Bab 97 - Karma Yola
98 Bab 98 - Hasilnya
99 Bab 99 - Sumber Masalah
100 Bab 100 - Tamu
101 Bab 101 - Emosi Nara
102 Bab 102 - Kesedihan Nara
103 Bab 103 - Kelakukan Arka
104 Bab 104 - Mommy Dan Nara
105 Bab 105 - Kemping
106 Bab 106 - Mungkin Kualat
107 Bab 107 - Bertemu Mama
108 Bab 108 - Persiapan Mental
109 Bab 109 - Lahiran
110 Bab 110 - Papa Siaga
111 Bab 111 - Kembar Tiga
112 PROMO
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 - Undangan Pernikahan
2
Bab 2 - Tentang Nara
3
Bab 3 - Mendadak Duda
4
Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5
Bab 5 - Adam Keluar Kota
6
Bab 6 - Cek Kandungan
7
Bab 7 - Rambut Siapa?
8
Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9
Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10
Bab 10 - Kenyataan Ini
11
Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12
Bab12 - Menurutimu
13
Bab 13 - Keputusan Nara
14
Bab 14 - Setelah Perceraian
15
Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16
Bab 16 - Awal Baru
17
Bab 17 - Janda Pelamar
18
Bab 18 - Pesona Janda
19
Bab 19 - Hari Pertama
20
Bab 20 - Alasan Arka
21
Bab 21 - Memberi Kesempatan
22
Bab 22 - Kehidupan Adam
23
Bab 23 - Menjodohkan Arka
24
Bab 24 - Kekasih?
25
Bab 25 - Penawaran Arka
26
Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27
Bab 27 - Bertemu Mommy
28
Bab 28 - Kecurigaan Gio
29
Bab 29 - Puding Kenangan
30
Bab 30 - Kukis
31
Bab 31 - Kotak Makan
32
Bab 32 - Terpesona
33
Bab 33 - Nara Sakit
34
Bab 34 - Ngarep
35
Bab 35 - Tentang Nara
36
Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37
Bab 37 - Arka Penasaran
38
Bab 38 - Dari Saya
39
Bab 39 - Ikat Rambut
40
Bab 40 - Akal-akalan Arka
41
Bab 41 - Teman
42
Bab 42 - Pengakuan Arka
43
Bab 43 - Cinta Pertama
44
Bab 44 - Mempertegas
45
Bab 45 - Perhatian Arka
46
Bab 46 - Masih Pdkt
47
Bab 47 - Siapa Dia?
48
Bab 48 - Hampir Saja
49
Bab 49 - Ke Taman
50
Bab 50 - Percaya Padaku
51
Bab 51 - Genit
52
Bab 52 - Aku Merindukanmu
53
Bab 53 - Couple
54
Bab 54 - Butuh Waktu
55
Bab 55 - Pria Misterius
56
Bab 56 - Selalu Berdebar
57
Bab 57 - Selalu Menunggumu
58
Bab 58 - Siapa Adam?
59
Bab 59 - Pengakuan Nara
60
Bab 60 - Ketakutan Arka
61
Bab 61 - Memohon Restu
62
Bab 62 - Tukang Gombal
63
Bab 63 - Melamar
64
Bab 64 - Ingin Kembali
65
Bab 65 - Membuat Bekal
66
Bab 66 - Jujur
67
Bab 67 - Bertemu Mantan
68
Bab 68 - Bermain Api
69
Bab 69 - Bercerai
70
Bab 70 - Love Love
71
Bab 71 - Menggoda Nara
72
Bab 72 - Miss You
73
Bab 73 - Kenapa Sekarang
74
Bab 74 - Bukan Masalah
75
Bab 75 - Bujukan Arka
76
Bab 76 - Pungut
77
Bab 77 - Batal Pergi
78
Bab 78 - Kecemasan Arka
79
Bab 79 - Pesan Adam
80
Bab 80 - Hari Bahagia
81
Bab 81 - Malam Pertama
82
Bab 82 - Bulan Madu
83
Bab 83 - Doktrin Adam
84
Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85
Bab 85 - Shoping
86
Bab 86 - Lama Pulang
87
Bab 87 - Bukan Mandul
88
Bab 88 - Tidak Percaya
89
Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90
Bab 90 - Kembar?
91
Bab 91 - Mangga Muda
92
Bab 92 - Bertemu Mario
93
Bab 93 - Pasar Malam
94
Bab 94 - Berkelahi
95
Bab 95 - Kabar Gembira
96
Bab 96 - Bukan Anakmu
97
Bab 97 - Karma Yola
98
Bab 98 - Hasilnya
99
Bab 99 - Sumber Masalah
100
Bab 100 - Tamu
101
Bab 101 - Emosi Nara
102
Bab 102 - Kesedihan Nara
103
Bab 103 - Kelakukan Arka
104
Bab 104 - Mommy Dan Nara
105
Bab 105 - Kemping
106
Bab 106 - Mungkin Kualat
107
Bab 107 - Bertemu Mama
108
Bab 108 - Persiapan Mental
109
Bab 109 - Lahiran
110
Bab 110 - Papa Siaga
111
Bab 111 - Kembar Tiga
112
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!