Bab 2 - Tentang Nara

"Mas Adam." Setelah dari toilet Nara menghampiri suaminya.

"Kamu sudah selesai?" Tanya Adam segera memasukkan kembali ponsel ke dalam sakunya.

"Telepon dari siapa, Mas?"

"Biasa rekan kerjaku." Adam pun menggandeng Nara menuju parkiran.

Adam membukakan pintu mobil untuk Nara. Perhatian kecil itu membuat Nara sangat bahagia.

"Kamu mau ke mana lagi, Na?" Tanya Adam setelah mereka berada di dalam mobil.

"Pulang saja deh, Mas. Tadi di rumah aku sudah membuat puding."

"Hmm... kalau begitu kita pulang saja. Enak nih, makan puding sambil mandangi wajah cantik kamu."

"Mas Adam, ih... Gombal!!!" Nara memukul dada Adam dengan manja. Selalu saja ucapan Adam membuatnya baper. Ia memang mudah baperan.

Tak berapa lama, mobil menepi di teras rumah mereka. Nara segera turun dan masuk rumah. Tadi selama di perjalanan, Adam terus menggombali nya dengan pujian dan tatapan, yang membuat hati Nara meleleh.

Adam yang masih di dalam mobil tersenyum puas, setelah menggoda Nara sampai wajah cantik itu memerah seperti kepiting rebus.

Pria itu lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Nomorku dalam kontaknya.

"Halo, Mas Adam!!!" Pekik suara wanita menjawab dari seberang sana. Dari suaranya terdengar wanita itu sangat kesal.

"Harus berapa kali aku mengingatkanmu, jangan menghubungiku jika aku tidak menghubungimu!!!" Ucap Adam dengan nada marah.

"Ta-tapi," Jawab gugup di sana.

"Ada apa?" Tanya Adam menurunkan nada bicaranya. Ia melihat-lihat sekelilingnya.

"Uang bulananku sudah habis, Mas. Aku-"

"Aku akan kirimkan!" Sela Adam segera dan mengakhiri panggilan tersebut.

Pria itu menekan-nekan benda pipih, lalu mentransfer sejumlah uang dari internet bankingnya.

Ia juga menghapus riwayat panggilan di ponselnya. Setelah itu Adam turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Nara." Panggil Adam begitu masuk rumah. Ia tidak melihat Nara di dapur, jadi ia berjalan menuju kamar mereka.

"Nara, kamu di dalam, sayang?" Tanya Adam mengetuk pintu kamar mandi.

"Iya, Mas. Aku lagi mandi. Sebentar lagi akan selesai." Jawab Nara dari dalam kamar mandi. Suara gemericik air kembali terdengar.

"Na, aku mau masuk. Aku mau mandi juga!"

Suara air sudah tidak terdengar dan tak lama pintu kamar mandi pun terbuka.

Dengan senyum mengambang, Adam masuk ke dalam mandi tersebut.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Gimana, Mas?" Tanya Nara.

"Enak, Na. Ini sangat enak. Aku mau tambah!" Adam menyodorkan mangkuk kosong untuk Nara isi kembali dengan puding.

Dengan sigap, Nara mengisi mangkuk kosong tersebut. Hatinya merasa sangat senang, melihat Adam yang begitu lahap memakan puding buatannya.

Adam sangat menyukai puding buatan Nara. Ia tidak bisa berhenti untuk memakannya. Ini saja sudah setengah isi cetakan puding yang telah masuk ke dalam perutnya.

"Na, uang bulanan kamu masih ada?" Tanya Adam disela-sela makannya.

"Masih, Mas."

"Hmm... Aku kirim lagi ya." Adam meraih ponsel.

"Lagi banyak uang ya, Mas?" Dikasih tambahan uang bulanan, mana mungkin Nara menolak. Uangnya bisa disimpan untuk hal-hal mendadak nantinya.

"Aku banyak dapat bonus, Na." Jawab Adam santai.

Nara mengangguk. "Mas, sudah bayar cicilan rumah?"

"Bulan ini sudah. Yang bulan depan, tunggu gajian saja. Itu sudah aku transfer ke rekening kamu!" Adam memberitahu.

Nara mengecek ponselnya. Adam selalu mentransfer uang bulanan ke rekeningnya.

Untuk uang cicilan rumah, listrik, air dan keamanan Adam yang langsung membayar saat gajian. Jadi uang bulanan yang diberikan Adam, khusus untuk kebutuhan sehari-hari mereka saja.

"Mas, aku kirim sebagian sama Mama ya!" Ucap Nara. Ia berniat mengirimkan sebagian pada mertuanya.

"Mama nanti saat gajian saja." Tiap gajian Adam akan mentransfer uang bulanan untuk Mamanya juga.

"Sudah aku kirim, Mas!" Nara menunjukkan bukti transfer.

Adam tersenyum pada Nara. Istrinya itu tidak pernah perhitungan pada Mamanya. Nara bisa membaur dengan keluarganya.

Begitulah sikap Nara yang membuatnya jatuh cinta.

Sebelum menikah, Adam sudah menceritakan kondisi keluarganya pada Nara, tanpa ada yang ditutupi. Agar Nara nantinya, bukan hanya dapat menerima dirinya, tapi juga keluarganya.

Adam adalah anak pertama dari 4 bersaudara. 3 anak laki-laki dan satu perempuan yang paling bontot.

Ayahnya sudah meninggal saat Adam tamat SMA.

Adam bisa berkuliah, pasti karena perjuangan Mamanya. Padahal saat itu Adam ingin bekerja saja untuk membantu sang Mama. Tapi Mama memaksanya agar tetap berkuliah. Walau Adam mendapat beasiswa, tetap saja untuk kebutuhan sehari-hari ia dan adik-adiknya, sang Mamalah yang membanting tulang.

Hingga setelah tamat kuliah, Adam mendapat pekerjaan yang bagus dengan gaji yang lumayan.

Dari situlah, Adam tidak membiarkan Mamanya bekerja lagi. Ia menggantikan sang Mama, mengambil alih menjadi menjadi tulang punggung keluarganya.

"Terima kasih, sayang. Kamu bisa menerima keluargaku." Adam memeluk erat tubuh Nara yang berada di pangkuannya.

Adam sangat beruntung memiliki Nara. Wanita yang sangat perhatian dan pengertian.

Nara itu tidak membuatnya memilih pilihan sulit. Memilih antara Mama atau istrinya?

Seperti banyak pasangan lain, yang sering bertengkar dengan alasan orang tua mereka.

Nara dapat mengerti posisi Adam dalam keluarganya.

"Aku yang seharusnya berterima kasih, Mas. Keluarga kamu mau menerima aku."

Yang Nara tahu, saat ia telah menikah. Segala tanggung jawab Ayahnya akan berpindah pada Adam.

Pria itu akan menambah tanggung jawab baru dengan menikahinya, Selain tanggung jawab kepada Ibu dan adik-adiknya juga.

Nara berusaha dekat, agar ia bisa menerima dan diterima di keluarga suaminya. Terutama diterima mertuanya, wanita yang sudah melahirkan suami tercintanya. Bahkan membuat Adam menjadi pria sukses yang sangat bertanggung jawab.

Tidak terbayang bagaimana berada di posisi Mama saat membesarkan 4 orang anak seorang diri.

Sudah semestinya, ia sebagai istri menyayangi mertuanya dan tidak membuat Adam jadi durhaka pada Mamanya.

"Mas, besok sebelum pergi kerja. Aku mau ke rumah Mama. Sudah lama tidak ketemu Mama."

"Iya, besok aku akan antar kamu ke sana. Tapi sorenya kita harus pulang." Adam mengingatkan. Mamanya jika sudah bertemu Nara, pasti akan disuruh menginap. Dan istrinya ini menurut saja, karena tidak tega menolak permintaan Mertuanya.

Ya, sesayang itulah Mama pada istrinya. Hubungan mereka sudah seperti ibu dan anak kandung pada umumnya.

"Aku akan membuat bolu. Mama sangat suka bolu buatanku, Mas!" Nara akan bangkit dari pangkuannya.

"Kamu mau buat sekarang?" Tanya Adam tak rela melepaskan wanitanya.

"Iya dong, Mas. Besok pagi-pagi kita harus sampai sana."

"Beli saja!" Adam masih menahan Nara.

"Mana ada toko roti yang buka pagi-pagi."

"Tidak usah bawalah."

"Masa datang nggak bawa buah tangan?"

"Beli yang lain saja, sayang."

"Beli apa, Mas?" Tanya Nara bingung. Biasanya jika berkunjung, ia akan membawa buah tangan yang dibuatnya sendiri.

Adam tampak berpikir. "Mie balap."

"Pakai helm dong, Mas!"

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

pandai betul si Adam bersandiwara.... kasian nara

2024-06-27

1

Perempuan Kekasih

Perempuan Kekasih

telpon dari selingku

2024-03-25

1

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

dari kelewatan baperan jdi bodoh hhhh

2024-01-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Undangan Pernikahan
2 Bab 2 - Tentang Nara
3 Bab 3 - Mendadak Duda
4 Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5 Bab 5 - Adam Keluar Kota
6 Bab 6 - Cek Kandungan
7 Bab 7 - Rambut Siapa?
8 Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9 Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10 Bab 10 - Kenyataan Ini
11 Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12 Bab12 - Menurutimu
13 Bab 13 - Keputusan Nara
14 Bab 14 - Setelah Perceraian
15 Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16 Bab 16 - Awal Baru
17 Bab 17 - Janda Pelamar
18 Bab 18 - Pesona Janda
19 Bab 19 - Hari Pertama
20 Bab 20 - Alasan Arka
21 Bab 21 - Memberi Kesempatan
22 Bab 22 - Kehidupan Adam
23 Bab 23 - Menjodohkan Arka
24 Bab 24 - Kekasih?
25 Bab 25 - Penawaran Arka
26 Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27 Bab 27 - Bertemu Mommy
28 Bab 28 - Kecurigaan Gio
29 Bab 29 - Puding Kenangan
30 Bab 30 - Kukis
31 Bab 31 - Kotak Makan
32 Bab 32 - Terpesona
33 Bab 33 - Nara Sakit
34 Bab 34 - Ngarep
35 Bab 35 - Tentang Nara
36 Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37 Bab 37 - Arka Penasaran
38 Bab 38 - Dari Saya
39 Bab 39 - Ikat Rambut
40 Bab 40 - Akal-akalan Arka
41 Bab 41 - Teman
42 Bab 42 - Pengakuan Arka
43 Bab 43 - Cinta Pertama
44 Bab 44 - Mempertegas
45 Bab 45 - Perhatian Arka
46 Bab 46 - Masih Pdkt
47 Bab 47 - Siapa Dia?
48 Bab 48 - Hampir Saja
49 Bab 49 - Ke Taman
50 Bab 50 - Percaya Padaku
51 Bab 51 - Genit
52 Bab 52 - Aku Merindukanmu
53 Bab 53 - Couple
54 Bab 54 - Butuh Waktu
55 Bab 55 - Pria Misterius
56 Bab 56 - Selalu Berdebar
57 Bab 57 - Selalu Menunggumu
58 Bab 58 - Siapa Adam?
59 Bab 59 - Pengakuan Nara
60 Bab 60 - Ketakutan Arka
61 Bab 61 - Memohon Restu
62 Bab 62 - Tukang Gombal
63 Bab 63 - Melamar
64 Bab 64 - Ingin Kembali
65 Bab 65 - Membuat Bekal
66 Bab 66 - Jujur
67 Bab 67 - Bertemu Mantan
68 Bab 68 - Bermain Api
69 Bab 69 - Bercerai
70 Bab 70 - Love Love
71 Bab 71 - Menggoda Nara
72 Bab 72 - Miss You
73 Bab 73 - Kenapa Sekarang
74 Bab 74 - Bukan Masalah
75 Bab 75 - Bujukan Arka
76 Bab 76 - Pungut
77 Bab 77 - Batal Pergi
78 Bab 78 - Kecemasan Arka
79 Bab 79 - Pesan Adam
80 Bab 80 - Hari Bahagia
81 Bab 81 - Malam Pertama
82 Bab 82 - Bulan Madu
83 Bab 83 - Doktrin Adam
84 Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85 Bab 85 - Shoping
86 Bab 86 - Lama Pulang
87 Bab 87 - Bukan Mandul
88 Bab 88 - Tidak Percaya
89 Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90 Bab 90 - Kembar?
91 Bab 91 - Mangga Muda
92 Bab 92 - Bertemu Mario
93 Bab 93 - Pasar Malam
94 Bab 94 - Berkelahi
95 Bab 95 - Kabar Gembira
96 Bab 96 - Bukan Anakmu
97 Bab 97 - Karma Yola
98 Bab 98 - Hasilnya
99 Bab 99 - Sumber Masalah
100 Bab 100 - Tamu
101 Bab 101 - Emosi Nara
102 Bab 102 - Kesedihan Nara
103 Bab 103 - Kelakukan Arka
104 Bab 104 - Mommy Dan Nara
105 Bab 105 - Kemping
106 Bab 106 - Mungkin Kualat
107 Bab 107 - Bertemu Mama
108 Bab 108 - Persiapan Mental
109 Bab 109 - Lahiran
110 Bab 110 - Papa Siaga
111 Bab 111 - Kembar Tiga
112 PROMO
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Bab 1 - Undangan Pernikahan
2
Bab 2 - Tentang Nara
3
Bab 3 - Mendadak Duda
4
Bab 4 - Nara Yang Pengertian
5
Bab 5 - Adam Keluar Kota
6
Bab 6 - Cek Kandungan
7
Bab 7 - Rambut Siapa?
8
Bab 8 - Bingung Harus Jujur
9
Bab 9 - Perihal Rambut Pirang
10
Bab 10 - Kenyataan Ini
11
Bab 11 - Pulang Ke Rumah
12
Bab12 - Menurutimu
13
Bab 13 - Keputusan Nara
14
Bab 14 - Setelah Perceraian
15
Bab 15 - Menata Hidup Kembali
16
Bab 16 - Awal Baru
17
Bab 17 - Janda Pelamar
18
Bab 18 - Pesona Janda
19
Bab 19 - Hari Pertama
20
Bab 20 - Alasan Arka
21
Bab 21 - Memberi Kesempatan
22
Bab 22 - Kehidupan Adam
23
Bab 23 - Menjodohkan Arka
24
Bab 24 - Kekasih?
25
Bab 25 - Penawaran Arka
26
Bab 26 - Mengenalkan kekasih
27
Bab 27 - Bertemu Mommy
28
Bab 28 - Kecurigaan Gio
29
Bab 29 - Puding Kenangan
30
Bab 30 - Kukis
31
Bab 31 - Kotak Makan
32
Bab 32 - Terpesona
33
Bab 33 - Nara Sakit
34
Bab 34 - Ngarep
35
Bab 35 - Tentang Nara
36
Bab 36 -Mengakhiri Hubungan
37
Bab 37 - Arka Penasaran
38
Bab 38 - Dari Saya
39
Bab 39 - Ikat Rambut
40
Bab 40 - Akal-akalan Arka
41
Bab 41 - Teman
42
Bab 42 - Pengakuan Arka
43
Bab 43 - Cinta Pertama
44
Bab 44 - Mempertegas
45
Bab 45 - Perhatian Arka
46
Bab 46 - Masih Pdkt
47
Bab 47 - Siapa Dia?
48
Bab 48 - Hampir Saja
49
Bab 49 - Ke Taman
50
Bab 50 - Percaya Padaku
51
Bab 51 - Genit
52
Bab 52 - Aku Merindukanmu
53
Bab 53 - Couple
54
Bab 54 - Butuh Waktu
55
Bab 55 - Pria Misterius
56
Bab 56 - Selalu Berdebar
57
Bab 57 - Selalu Menunggumu
58
Bab 58 - Siapa Adam?
59
Bab 59 - Pengakuan Nara
60
Bab 60 - Ketakutan Arka
61
Bab 61 - Memohon Restu
62
Bab 62 - Tukang Gombal
63
Bab 63 - Melamar
64
Bab 64 - Ingin Kembali
65
Bab 65 - Membuat Bekal
66
Bab 66 - Jujur
67
Bab 67 - Bertemu Mantan
68
Bab 68 - Bermain Api
69
Bab 69 - Bercerai
70
Bab 70 - Love Love
71
Bab 71 - Menggoda Nara
72
Bab 72 - Miss You
73
Bab 73 - Kenapa Sekarang
74
Bab 74 - Bukan Masalah
75
Bab 75 - Bujukan Arka
76
Bab 76 - Pungut
77
Bab 77 - Batal Pergi
78
Bab 78 - Kecemasan Arka
79
Bab 79 - Pesan Adam
80
Bab 80 - Hari Bahagia
81
Bab 81 - Malam Pertama
82
Bab 82 - Bulan Madu
83
Bab 83 - Doktrin Adam
84
Bab 84 - Istri Saya Sudah Menunggu
85
Bab 85 - Shoping
86
Bab 86 - Lama Pulang
87
Bab 87 - Bukan Mandul
88
Bab 88 - Tidak Percaya
89
Bab 89 - Bertemu Si Pirang
90
Bab 90 - Kembar?
91
Bab 91 - Mangga Muda
92
Bab 92 - Bertemu Mario
93
Bab 93 - Pasar Malam
94
Bab 94 - Berkelahi
95
Bab 95 - Kabar Gembira
96
Bab 96 - Bukan Anakmu
97
Bab 97 - Karma Yola
98
Bab 98 - Hasilnya
99
Bab 99 - Sumber Masalah
100
Bab 100 - Tamu
101
Bab 101 - Emosi Nara
102
Bab 102 - Kesedihan Nara
103
Bab 103 - Kelakukan Arka
104
Bab 104 - Mommy Dan Nara
105
Bab 105 - Kemping
106
Bab 106 - Mungkin Kualat
107
Bab 107 - Bertemu Mama
108
Bab 108 - Persiapan Mental
109
Bab 109 - Lahiran
110
Bab 110 - Papa Siaga
111
Bab 111 - Kembar Tiga
112
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!