A Grandmother'S Time Travel
A Grandmother's Time Trevel•
...🐉🐉🐉...
HUTAN•
Bhuss ... Tap. Tap. Tap.
Gemercik air dari rintiknya hujan di tengah malam yang gelap, membuat dua wanita berbeda usia tengah menyelamatkan diri dari kejaran orang yang sedang mengejar mereka.
Bugh!
''Ahh ... hisk, hisk, Nenek aku sudah tidak bisa berlari.''
''Kau kuat sayang, ayo berdiri.'' Seorang Nenek yang bernama Chan Lya berusia 50 thn menyemangati sang cucu yang dia sayang.
''Kaki ku sakit Nenek.'' keluh sang cucu memegangi kakinya.
Nenek Chan merasa bimbang mau menggedong pun ia sudah tidak sanggup, lalu Nenek Chan pun memikirkan sebuah ide yang bisa menyelamatkan nyawa cucunya.
''Ayo, ayo sayang ... kau harus bersembunyi.'' Nenek Chan memapah sang cucu, dan menguburkan dedaunan yang sedikit basah hingga separuh tubuh sang cucu tidak terlihat di gelapnya malam.
''Nek, bagaimana dengan dirimu.''
''Jangan pikirkan aku, hidup mu masih panjang Nak. Dan ingat, jangan keluar dari persembunyian ini apapun yang akan terjadi.''
''Nek.''
''Berjanjilah, kau akan hidup dengan baik.''
Cup.
Nenek Chan mencium kening cucu kesayangan nya, lalu menutup seluruh tubuh sang cucu dan hanya membuka jalan pernapasan saja.
Nenek Chan pun segera berlari menjauh, agar orang yang mengejarnya tidak menemukan sang cucu yang sedang bersembunyi.
Tap. Tap. Tap.
''Ha.'' Nenek Chan berhenti berlari, menatap ke depan dengan rasa ketakutan dan jantung yang berdegub kencang.
''Ap-apa mau mu!''
''Serahkan cucu mu, maka nyawamu akan selamat!'' bentak seorang pria dengan mata merah dan berjalan sempoyongan.
Nenek Chan terdiam lalu berlari ke arah kanan dengan cepat, sedangkan pria itu berlari menyusul Nenek Chan dari arah belakang.
''Berhenti wanita Tua!'' Teriaknya.
Nenek Chan terus berlari sekuat yang dia bisa, hingga dia menemukan cahaya di depan lalu Nenek Chan melihat kebelakang di mana pria jahat itu masih mengejarnya.
''Ya Dewa ... tolonglah aku.''
Nenek Chan berhenti, ketika di depan nya ada jurang yang sangat dalam dan gelap.
''Mau lari ke mana kau Nenek tua!'' Pria itu tersenyum melihat mangsanya tidak memiliki jalan untuk berlari.
Nenek Chan berbalik badan lalu melihat jurang di belakangnya, degub jantung nya semakin cepat ketika pria jahat itu melangkah ke arahnya dengan perlahan.
Tap. Tap.
''Berhenti di situ!''
''Mengapa? apa kau takut mati Nenek? haha haha ... sudah aku bilang, jangan melawan dan biarkan cucu mu menjadi milik ku.''
''Tidak akan! Sampai kapan pun aku tidak sudi cucuku bersama mu!'' pekik Nenek Chan mundur perlahan ke belakang.
Srik!
Pria itu mengeluarkan pisau dari balik jaketnya, dan menodongkan pisau itu kedepan Nenek Chan.
''Cepat atau lambat aku akan menemukan cucu mu yang cantik itu! Dan dia akan menjadi budak ku! Jika kau penghalangnya, lebih baik aku lenyapkan saja dirimu.''
Hiyaaa ...
Jleb!
Pisau itu menusuk tepat di purut wanita tua berusia 50 thn, sedangkan pria itu tersenyum penuh kepuasan. ''Selamat jalan nenek.'' bisiknya pada Nenek Chan.
Bukannya takut, Nenek Chan terkekeh dan berbisik. ''Tidak akan aku biarkan dirimu memiliki cucuku! Jika aku mati, kau pun harus ikut mati bersamaku!''
Kedua mata pria itu melotot, saat tangan tua itu memeluknya dengan erat.
''Lepaskan! Apa yang mau kau lakukan!''
''Mati bersama!'' Bisiknya lalu menerjunkan diri bersama pria itu, hingga tubuh mereka melayang secara bersamaan ke jurang yang kelam.
Netra mata Nenek Chan melihat bulan di antara gelapnya malam dan rintiknya hujan, dalam hatinya berkata ... ''Ya Dewa, berikan aku kehidupan ke dua yang layak dan kuat, agar tidak ada yang bisa menggertak dan mengambil apa yang menjadi miliku! MeiMei hiduplah dengan tenang cucuku, aku sudah membawa pria yang selalu menggertakmu.''
Bruuuugh!!!
•
•
•
•
•
•
ABAD DINASTI SEBELUM MASEHI•
Pada abad dinasti sebelum masehi, terdapat banyak kekaisaran yang berdiri pada puncaknya. Seperti Dinasti Sui. Dinasti Tang. Dinasti Song. Dinasti Yuan dan Dinasti Ming.
Mereka tak kenal ampun jika siapa pun mengusik kerajaan mereka. Peperangan bagi kedua kubu untuk mempertahankan kerajaan mereka masing-masing sangatlah kuat, dan tidak ada yang akan mengalah sebelum salah satu dari kerajaan tumbang untuk mengibarkan bendera putih.
Namun...
Di kerajaan selatan terdapat kekaisaran yang maju dan damai serta tentram dari segala peperangan. setelah mereka memenang 'kan peperangan dengan kerajaan tetangga dan mengambil alih lalu menyatukan kerajaan mereka menjadi satu.
Terbentuklah Kekaisaran yang damai dan tenteram, di pimpin oleh Kaisar yang bernama Zhang Dai Lian dan seorang Permaisuri yang bernama Mei Jiang.
Kekaisaran Zhang memimpin lima kerajaan di bawah Kekaisaran mereka, kerajaan Lou, Seng, Yin dan Ming.
Kediaman Mawar•
Terdapat seorang gadis cantik yang sedang terbaring lemah dengan mata tertutup. Di periksa oleh tabib kerajaan yang sudah di percaya oleh Kaisar.
''Yang Mulia.''
''Bagaimana keadaan putri Guan Lien?'' tanya Kaisar Zhang Dai Lian, yang menyempatkan diri untuk melihat kondisi Putri kesayanganya.
''Mohon ampun yang Mulia, penyakit putri Guan Lien sangat parah hingga saya memprediksikan jika nyawa nya tidak akan lama.'' Ucapnya menunduk sedih.
Kaisar Zhang memejamkan kedua matanya dengan sedih, Putri sah yang sudah ia nobatkan sebagai Putri Mahkota tidak akan memiliki umur panjang.
''Hisk, yang Mulia ... malangnya nasib putri kita.'' Ucap permaisuri Mei Jiang dengan sedih, lalu duduk di sisi peraduan dan menggenggam tangan putri Guan Lien.
Namun berbeda dengan beberapa Selir di belakangnya yang senang akan kabar yang mereka dengar, namun naasnya di mana pun zaman nya, Selir pasti memiliki dua muka, dua hati, dan dua sifat.
Yaitu Munafik dan ingin unggul dari beberapa istri seorang Kaisar.
''Apakah ada obat yang bisa menyembuhkan Putri ku?''
Tabib itu terdiam dan mengingat sesuatu. ''Ada yang Mulia, tap-tapi ... obat hanya tumbuh sepuluh thn sekali dan berada di utara.''
''Temuilah Jenderal Bao Yu, bicarakan denganya.''
''Baik yang Mulia.'' Tabib itu membungkuk dan melangkah keluar.
Kaisar Zhang menatap putri kesayangan nya dan menghela nafas dengan berat. ''Sudahlah Permaisuri, jangan menangis lagi dan biarkan Putri Guan Lien istirahat.''
''Baik yang Mulia.''
Dengan berat hati, Permaisuri Mei Jiang berdiri dan melangkah ke luar kediaman Mawar bersama dayangnya, begitu pun semua orang.
Namun ada salah satu Selir yang menatap Guan Lien dengan tatapan puas. Dia adalah Selir kehormatan yang bernama Song Qian, dia memiliki seorang putri bersama Kaisar dan dia sangat benci dengan Song Qian karna putri nya selalu di abaikan oleh Kaisar.
Setelah puas menatap putri Guan Lien, Selir Song pun pergi.
Hening ...
Kediaman Mawar sepi di saat semua orang sudah meninggalkan Putri Guan Lien, hanya ada dua pengawal yang menjaga di depan kediaman Mawar.
''Haaaah! Hos ... Hos ...''
Putri Guan Lien terbangun dari koma nya dengan nafas naik turun tak beraturan.
''Aku masih hidup? Syukurlah Dewa menyelamatkan ku.'' Ucap Putri Guan Lien yang jiwanya sudah di gantikan oleh Nenek Chan.
''Cucuku! Dimana cucuku!'' Triak Putri Guan Lien, langsung turun dari atas peraduan dan berlari keluar dari kamar.
BRAK!!
Putri Guan Lien membuka pintu dengan kencang, membuat dua Penjaga terkejut hingga terjungkal secara bersamaan.
''Astaga!''
''Mana cucuku! MeiMei ...'' Teriak Nenek Chan, sambil berlari ke sana kemari mencari cucu kesayanganya.
•
...🐉🐉🐉...
...LIKE.KOMEN.VOTE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
im3ld4
mayan lah jadi muda lagi/Joyful//Joyful/
2024-10-27
0
im3ld4
kl jadi film, bakal mengandung bawang scene nya
2024-10-27
0
Fifid Dwi Ariyani
tryssemangst
2024-02-17
0