Bab 5 : Beraninya Kau!

A Grandmother's Time Trevel•

...🐉🐉🐉...

''Ahh ...''

''Ya Dewa Putri! Anda tidak apa-apa?''

''Aku tidak apa-apa, hanya dadaku saja yang sakit.'' Nenek Chan merasa aneh karna tiba-tiba dadanya sakit.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan tubuh ini." Gumam Nenek Chan dalam hati.

''Ayo Putri, kita kembali ke kediaman Mawar.''

''Ahh ... baiklah.'' Jawab Nenek Chan menganggukan kepalanya, lalu mereka berjalan menuju kediaman Mawar.

Namun ketika mereka sedang berjalan di lorong istana ... netra mata Nenek Chan tidak sengaja melihat ada beberapa anak kecil yang sedang bermain, di temani beberapa wanita yang cukup cantik namun tidak secantik Permaisuri. Ibu dari si pemilik tubuh yang saat ini ia tempati.

''Siapa mereka?'' tanya Nenek Chan pada kedua dayangnya.

''Mereka adalah Gundik Kaisar, Putri. Dan mereka adalah anak-anaknya.''

''Aaahhh ... kenapa mereka tinggal jauh di sana? kenapa mereka tidak tinggal di istana saja.''

''Tidak bisa Putri. Gundik Kaisar atau anaknya di larang keras masuk ke wilayah istana, terkecuali jika kerajaan sedang mengadakan pesta, atau sang Gundik akan datang jika Kaisar menginginkan mereka.''

''Ahh ... setahu ku, Gundik bisa naik jabatan menjadi seorang Selir jika Kaisar merasa puas dan menyukainya bukan?''

''Betul Putri, tapi Kaisar sudah berjanji jika di istana ini hanya di perbolehkan mempunyai satu istri sah dan hanya boleh memiliki satu selir saja.''

''Ck! Sungguh aneh, bukankah itu sama saja.'' Nenek Chan menggelengkan kepalanya, lalu melangkah ingin menghampiri mereka.

''Putri, anda mau kemana?''

''Ikutlah dan jangan banyak bicara.''

Kedua dayang setianya berlari mengejar Junjungan mereka yang ingin menghampiri Gundik Kaisar yang sedang melakukan aktivitas mereka masing-masing.

Ketika Nenek Chan berjalan ke arah para Gundik, langkah nya terhenti ketika sesuatu jatuh di bawah kakinya.

"Eh ..."

Hingga tak berapa lama ... seorang anak kecil datang mengambil boneka kayu itu dan berkata, "MeiMei ... jangan melemparkan barangmu ke sembarang arah ." Ucap bocah laki-laki yang usianya kisaran sepuluh tahunan.

Bocah laki-laki itu mendongkakan kepalanya melihat Nenek Chan yang berdiri di depan nya. Kedua bola mata bocah itu membulat sempurna, lalu ia berlutut dan berkata.

"Sa-salam, Putri Mahkota Guan Lien."

Semua Gundik dan semua anak-anaknya langsung menoleh dan berdiri dari tempatnya, memberi salam pada orang yang lebih tinggi derajatnya di bandingkan mereka.

"Berdirilah."

Semua orang menuruti perkataan Nenek chan, namun kepala mereka tetap mendunduk. Mereka sedikit takut dan aneh, mengapa seorang Putri Mahkota mau menginjak kediaman para Gundik yang di cap kotor oleh anggota istana.

"Sebelumnya mohon ampun Putri, ada apa gerangan anda berkunjung ke kediaman kami."

Nenek Chan berjalan dengan dagu terangkat, kedua tanganya melipat ke belakang dengan angkuh. "Apakah aku salah jika aku ingin melihat keadaan kalian?" tanya Nenek Chan mengintimidasi salah satu Gundik yang bertanya.

Brugh!

Salah satu gundik yang bertanya itu langsung berlutut dan bersujud. "Ma-maafkan hamba Putri, hamba sudah lancang! Hamba pantas mati."

Kening Nenek Chan mengkerut. "Ehh... hanya di gertak seperti itu saja sudah takut? Ya Dewa... hidup mereka penuh ketakutan."

"Berdirilah, tidak perlu berlebihan."

"Terima kasih Putri."

''Tidak perlu takut jika aku datang kemari, ak-."

Ucapan Nenek Chan terhenti ketika ada seorang anak kecil yang sedang di kejar oleh beberapa pelayan.

''Berhenti! Dasar pencuri.''

''Ibu ... tolong aku." Teriak nya berlari dan bersembunyi di balik punggung sang Ibu.''

''Kau! Jangan lari kau pencuri!''

''Ada apa ini?'' tanya Nenek Chan.

Pelayan itu tidak menjawab, malah berjalan ke arah anak kecil itu lalu mencengkram nya dengan kuat, hingga anak itu meringis kesakitan.

''Tidak, jangan pukul aku ... aku hanya ingin makan." anak kecil itu enggan untuk lepas dari sang Ibu

''Kemarilah! Dasar pencuri kecil!''

''Pelayan Boa, mohon lepaskan putraku.'' Sang Ibu mencoba untuk menyelatkan anaknya.

Sedangkan Nenek Chan yang melihat pelayan angkuh di depannya hanya diam, ia ingin melihat sampai mana pelayan di depan nya ini akan bersikap angkuh.

''Anak mu sudah mencuri makanan di dapur! Dan dia harus di hukum karna mencuri.''

Pelayan Boa mengeluarkan pecut dari balik hanfunya, lalu mengangkat pecut itu dengan kuat dan...

Cetar!!!

Ujung cambuk itu tidak mengenai tubuh anak itu, karna Nenek Chan menahanya dengan sekuat tenaga.

''Lepas! Siapa kau berani menghalangiku. Apa kau gundik Kaisar yang baru!''

Sreet!

Nenek Chan merebut cambuk itu dari tangan pelayan Boa, ''Dasar lancang! Beraninya kau berteriak padaku!'' Sentak Nenek Chan, dengan kedua mata melotot sempurna.

''Kenapa aku tidak berani! Kau hanya seorang Gu-."

Plak!

Nenek Chan mencengkram rahang pelayan Boa dengan sangat kencang, hingga sang pelayan meringis kesakitan. ''Beraninya kau menghinaku!''

''Aku adalah Putri Guan Lien! Putri Mahkota di Kekaisaran ini!'' Teriak Nenek Chan, yang membuat pelayan Boa terkejut setengah mampus.

''K-k-kau, aaahh.''

''Ya! Kenapa kau tergagap Hah! Apa kau takut? Akan aku laporkan kelancangan mu pada Ayahanda Kaisar.''

Srrett!! Nenek Chan menepis wajah Pelayan Boa dengan sangat kencang. Sedangkan pelayan Boa memejamkan kedua matanya dan merutuki kecerobohan yang dia lakukan, ia tidak menyangka jika Putri Guan akan berkunjung kemari.

''Maaf Putri, hamba sudah lancang." Pelayan Boa berlutut memohon ampunan.

"Cih! Lihatlah cara dia meminta maaf sangatlah angkuh, bahkan dia lebih sombong di bandingkan dengan kedua dayang ku."

''Kali ini aku maafkan! Tapi lain waktu ... tidak!''

''Terima kasih Putri Guan.''

''Dan yaa ... biarkan anak-anak mengambil apapun dari dapur! Jangan pernah melarangnya apa lagi sampai memukulnya, bagaimana pun mereka masih ada darah kerajaan dan mereka masih terhormat di bandingkan dirimu. Apa kau mengerti!''

''Mengerti Putri ''

Nenek Chan melangkah pergi, namun ia menoleh ke belakang dan berkata. "Jika kalian dalam kesusahan atau kesulitan, datanglah padaku."

Para Gundik itu menganguk dan memberi salam ketika Putri Mahkota pergi, sedangkan pelayan Boa mencibikan bibirnya.

"Lihat saja! Putri penyakitan seperti mu pasti akan mati!" Gumam Pelayan Boa.

Malam hari•

Para pelayan sudah menyiapkan air hangat untuk Putri Guan berendam, hingga tak berapa lama Putri Guan yang tidak lain adalah Nenek Chan datang.

''Tinggalkan aku.''

''Tap-''

''Aku bisa mandi sendiri dan menggosok tubuhku, jika aku memerlukan sesuatu pasti akan memanggil kalian.''

Kedua dayangnya mengangguk patuh lalu keluar meninggalkan Junjungan mereka untuk berendam.

''Ahhh ... Nikmatnya menjadi orang kaya, walau di zaman kuno.'' Gumam Nenek Chan, memejamkan kedua matanya untuk menikmati kemewahan yang ada.

Namun baru saja Nenek Chan rilex, telinganya mendengar jika di atap ada seseorang dengan langkah kaki pelan.

Kedua bola mata Nenek Chan langsung terbuka saat menyadari jika ada yang mengintainya.

''Rupanya ada tikus kecil.'' Nenek Chan tersenyum, lalu memanggil dayang Niyu.

''Putri.''

''Kemarilah, ada yang harus kau lakukan.''Nenek chan membisikan sesuatu di telinga dayang Niyu yang langsung di angguki oleh sang empu.

...🐉🐉🐉...

...LIKE.KOMEN.VOTE ...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-02-17

0

yudi

yudi

💐💐

2023-02-14

0

nyebelline♋❗❗❗🤪

nyebelline♋❗❗❗🤪

kayaknya si nenek akan jadi penegak keadilan,,,,,💪💪💪😘😘😘

2023-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kehidupan Ke Dua.
2 Bab 2 : Tidak Mungkin.
3 Bab 3 : Buat Mereka Bungkam.
4 Bab 4 : Memberitahu.
5 Bab 5 : Beraninya Kau!
6 Bab 6 : Menanganinya.
7 Bab 7 :Menyelinap.
8 Bab 8 : Berjalan di Kota.
9 Bab 9 : Pria itu.
10 Bab 10 : Musuh berkedok Sodara.
11 Bab 11 : Kepulangan Putra Mahkota.
12 Bab 12 : Meminta dirinya.
13 Bab 13 : Racun.
14 Bab 14 : Mendisiplinkan.
15 Bab 15 : Ejekan tanpa batas.
16 Bab 16 : Pintar membuat Drama.
17 Bab 17 : Kerajaan Ning.
18 Bab 18 : Terpukau.
19 Bab 19 : Kelakuanya.
20 Bab 20 : Para perampok.
21 Bab 21 : Utusan kerajaan Barat.
22 Bab 22 : Pernikahan.
23 Bab 23 : Menggodanya.
24 Bab 24 : Hukuman.
25 Bab 25 : Istana baru.
26 Bab 26 : Kau Pikir Aku Takut?
27 Bab 27 :Bau-Bau kesombongan.
28 Bab 28 : Itu ... dengan artian yang berada.
29 Bab 29 : Hati bak dewi
30 Bab 30 : Rencana.
31 Bab 31 : Satu tersingkir.
32 Bab 32 : Jatuhnya harga diri.
33 Bab 33 : Korban selanjutnya.
34 Mampir Kuy.
35 Bab 34 : Nasib yang sama.
36 Bab 35 : Pangeran Lagi?
37 Bab 36 : Kau salah menilai ku.
38 Bab 37 : Lingliang.
39 Bab 38 : Tidak di sangka.
40 Bab 39 : Kemarahan.
41 Bab 40 : Perdebatan.
42 Bab 41. Kenyataan.
43 Bab 43 : Apa yang di rencakan.
44 Bab 44 : Kehilangan.
45 Bab 45 : Tahun Berlalu.
46 Bab 46 : Tentu saja mengenalimu.
47 Bab 47 : Bersatu.
48 Bab 48 : Malam yang panjang.
49 Bab 49 : Kebahagiaan.
50 Bab 50 : Bahagia.
51 TIME TREVEL FUWEI
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Bab 1 : Kehidupan Ke Dua.
2
Bab 2 : Tidak Mungkin.
3
Bab 3 : Buat Mereka Bungkam.
4
Bab 4 : Memberitahu.
5
Bab 5 : Beraninya Kau!
6
Bab 6 : Menanganinya.
7
Bab 7 :Menyelinap.
8
Bab 8 : Berjalan di Kota.
9
Bab 9 : Pria itu.
10
Bab 10 : Musuh berkedok Sodara.
11
Bab 11 : Kepulangan Putra Mahkota.
12
Bab 12 : Meminta dirinya.
13
Bab 13 : Racun.
14
Bab 14 : Mendisiplinkan.
15
Bab 15 : Ejekan tanpa batas.
16
Bab 16 : Pintar membuat Drama.
17
Bab 17 : Kerajaan Ning.
18
Bab 18 : Terpukau.
19
Bab 19 : Kelakuanya.
20
Bab 20 : Para perampok.
21
Bab 21 : Utusan kerajaan Barat.
22
Bab 22 : Pernikahan.
23
Bab 23 : Menggodanya.
24
Bab 24 : Hukuman.
25
Bab 25 : Istana baru.
26
Bab 26 : Kau Pikir Aku Takut?
27
Bab 27 :Bau-Bau kesombongan.
28
Bab 28 : Itu ... dengan artian yang berada.
29
Bab 29 : Hati bak dewi
30
Bab 30 : Rencana.
31
Bab 31 : Satu tersingkir.
32
Bab 32 : Jatuhnya harga diri.
33
Bab 33 : Korban selanjutnya.
34
Mampir Kuy.
35
Bab 34 : Nasib yang sama.
36
Bab 35 : Pangeran Lagi?
37
Bab 36 : Kau salah menilai ku.
38
Bab 37 : Lingliang.
39
Bab 38 : Tidak di sangka.
40
Bab 39 : Kemarahan.
41
Bab 40 : Perdebatan.
42
Bab 41. Kenyataan.
43
Bab 43 : Apa yang di rencakan.
44
Bab 44 : Kehilangan.
45
Bab 45 : Tahun Berlalu.
46
Bab 46 : Tentu saja mengenalimu.
47
Bab 47 : Bersatu.
48
Bab 48 : Malam yang panjang.
49
Bab 49 : Kebahagiaan.
50
Bab 50 : Bahagia.
51
TIME TREVEL FUWEI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!