Istri Yang Tersakiti

Istri Yang Tersakiti

1. Hari Bahagia

Hana Saraswati Handoko, gadis berparas ayu dan sangat pintar. Salah satu mahasiswi lulusan terbaik di kampusnya. Dirinya memiliki kekasih bernama Alex Mahendra yang sudah memacari dirinya sejak mereka masuk bersama di awal kuliah.

Hana dan Alex sudah menjalin hubungan selama empat tahun lebih. Sejak mereka masuk kuliah, hingga akhirnya mereka lulus bersama dari universitas tempat meraka.

Banyak yang iri dengan hubungan Hana dan Alex. Secara, Alex adalah lelaki tampan dan tajir. Sedangkan Hana, hanya perempuan yang dianggap biasa oleh para mahasiswa di kampusnya. Bukan berarti Hana jelek. Hanya saja, Hana lebih nyaman berdandan apa adanya. Toh, selama ini Hana juga tidak pernah mempermasalahkan caranya berpakaian atau berpenampilan.

Tanpa terasa, ini masuk tahun ke 5 hubungan Hana dan juga Alex. Pak Handoko, Papanya Hana, selalu mendesak Alex untuk segera menikahi putrinya. Pekerjaan sudah mapan, mereka juga saling cinta, apa alasan untuk selalu menunda pernikahan ini. Pikirnya.

Akhirnya malam ini, Alex memenuhi permintaan Pak Handoko. Ia datang bersama kedua orang tuanya dengan tujuan melamar Hana.

Mimik bahagia terpancar di keluarga Handoko. Tanpa berpikir panjang, Pak Handoko, Hana dan keluarga besar lainnya langsung menerima lamaran Alex dan keluarganya.

Hari demi hari mulai berlalu. Hari ini tepat hari pernikahan Hana dan Alex digelar. Bukan pesta pernikahan mewah, hanya acara akad yang hanya dihadiri kerabat dan keluarga dekat saja. Semua ini atas permintaan dari Alex yang tidak mau mengekspos pernikahannya dengan Hana. Apalagi, karir Alex tengah berada di puncak popularitas sebagai pengusaha muda yang sukses. Baru saja dirinya dipercaya menjadi seorang CEO di perusahaan milik keluarganya, menggantikan posisi Papanya. Alex memilih untuk tidak meliput pernikahannya di beberapa media, itu semua karena Alex mulai merasa malu memiliki calon Istri berparas biasa.

Entah mengapa, Alex mulai sedikit bermasalah dengan cara dandan Hana. Beruntungnya, Hana tidak pernah keberatan dengan permintaan calon Suaminya. Hana bukan tipe cewek matre yang menikah dengan Alex karena dia anak orang kaya. Namun, sikap lembut Alex yang selalu memperlakukan dia seperti ratu, yang membuat Hana sangat mencintai kekasihnya itu.

Dibalik jendela kamarnya, Hana sudah mengenakan kebaya berwarna gold. Menatap langit di luar sambil melamun.

'Andai saja Mama ada di sini,' batin Hana yang kembali teringat dengan mendiang Mamanya yang sudah tenang dan damai di surga.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Hana segera menyeka air yang baru saja menetes dari ekor matanya.

"Na, ini Mama," ucap Nyonya Leni, Mama tiri Hana.

"Masuk, Mah," jawab Hana sambil mengusap air matanya.

Pintu terbuka. Nyonya Leni menatap kagum putri tirinya yang nampak berbeda dari biasanya.

Aura kecantikan Hana sangat terlihat. Ternyata wajah Hana tidak kalah dari Caca, putri kandung dengan Suaminya dulu.

"Ini kamu, Han?" tanya Nyonya Leni sambil melihat Hana dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

"Ini ya aku dong, Mah. Masak Caca sih," cetus Hana sambil merangkul Mama tirinya itu yang sudah ia anggap seperti Mama kandungnya sendiri.

Nyonya Leni tertawa seraya mencubit lembut pipi Hana. "Kamu bisa saja, Sayang. Tapi, Mama benar-benar sangat takjub dengan kecantikan kamu loh, Nak. Biasanya kamu tampil apa adanya ,dan hari ini Mama sangat yakin, kalau Alex pasti terpesona melihat kamu nanti."

"Ish... Mama bisa saja," jawab Hana malu. Tidak pernah sebelumnya Nyonya Leni memuji dirinya berlebihan seperti ini. Ya, meskipun status Nyonya Leni hanyalah Mama tiri. Tapi, Nyonya Leni tidak pernah bersikap buruk pada dirinya. Hanya saja, kasih sayang Nyonya Leni memang lebih terlihat condong pada Caca.

"Ayo, sayang kita keluar. Calon Suami kamu pasti sudah menunggu," ajak Nyonya Leni.

"Iya, Mah."

Belum sempat Hana dan Nyonya Leni melangkah, suara ketukan pintu kembali terdengar.

"Siapa?" seru Nyonya Leni

"Aku, Mah," jawab Caca, Adik tiri Hana yang cantik dan idola para kaum adam yang melihatnya. Sekilas, Caca memang terlihat lebih cantik dari Hana. Itu semua karena Chika selalu memakai skin care dan modis.

"Eh kamu, Sayang. Ada apa datang ke mari?" tanya Nyonya Leni kembali.

"Itu loh, Mah. Tadi, Caca disuruh Papa buat memanggil Kak Hana dan menyuruhnya buat cepat turun ke bawah," ujar Caca sembari menatap Hana dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Oh iya, Dek. Makasih ya," jawab Hana seraya menyunggingkan senyum manisnya.

"Sama-sama, Mbak."

Kini, Hana berjalan menuruni anak tangga diapit oleh Mama dan Adik tirinya. Tidak sedikit orang yang merasa kagum dengan kecantikan Hana.

Kakak beradik tak sedarah itu sudah berhasil membuat banyak pasang mata di sana tidak bisa berkedip melihat pesona keduanya.

Sekarang, Caca dan Nyonya Leni sudah mengantar Nayra ke kursi, di mana sudah ada Alex, Pak Handoko, Pak penghulu dan juga dia orang yang akan menjadi saksi pernikahan mereka.

"Apa kita bisa mulai akad nikahnya sekarang?" tanya Pak penghulu.

"Bisa, Pak," jawab Alex dengan suara yang lantang.

Tangan Pak Handoko mulai menjabat tangan Alex. Tidak tampak ketegangan di wajahnya. Malah Alex terlihat santai. Berbeda dengan Hana yang detak jantungnya dari tadi terus berdegup sangat kencang. Dengan kedua telapak tangan yang mulai berkeringat, dan bibir yang tak berhenti mengucap doa agar sang calon Suaminya tak salah berucap saat ijab qobul nanti.

"Alex Kurniawan Bin Fajar Permana. Saya nikahkan engkau dengan Putri kandung saya, Hana Saraswati binti Handoko Saputra, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 25 gram dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Hana Saraswati binti Handoko Saputra dengan mas kawin tersebut di bayar tunai," ucap Alan dengan suara yang lantang dan tanpa terkendala.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah."

Suara riuh terdengar memenuhi isi ruangan.

Setelah memanjatkan doa. Alex mengecup kening Hana, yang di balas oleh sikap Hana dengan sebuah kecupan di punggung tangan Alan.

Selepas itu, baik Hana dan Alex langsung duduk bersimpuh, di kaki kedua orang tua mereka untuk meminta restu.

Dari kursi seberang, Caca memandangi rona kebahagian di wajah Hana dan Alex. Bibirnya menyeringai, namun ada rasa cemburu karena melihat Kakaknya menikah dengan seorang pria yang sempurna di mata kaum hawa.

Entah karena merasa iri atau memang lelah berada di sana, Caca beranjak dari kursinya dan melangkah pergi. Hana dan Alex menoleh, memandang bingung kepergian Caca.

"Adikmu mau ke mana?" Alex berbisik sekilas ke telinga Hana, sambil memandangi punggung Caca yang mulai pergi menjauh.

"Nggak tahu, Mas. Mungkin pergi ke toilet," lirih Hana.

Alex mengangguk lalu membantu Hana bangkit berdiri. Keduanya lalu melakukan sesi foto sambil memperlihatkan cincin yang melingkar pada jari manis mereka masing-masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!