Episode 4 Dad

“Dean kamu tidak harus melakukan ini,” Ucap Zulfar memeluk Dean, ia benar-benar tidak percaya bahwa anak angkat sekaligus keponakanya ini akan menikahi Hermawan, jelas-jelas laki-laki itu tidak menyukai Dean.

“Aku harus melakukannya, ini permintaan terakhir Dad sebelum meninggal.” Dean tersenyum pada Zulfar, berusaha menenangkan pamanya.

***

Flas back On

“Selamat ulang tahun sayang,” ucap seorang laki-laki paruh baya dengan mata coklat dan rambut coklat, hidung mancung dengan rahang yang tegas, kulit putih bersih dan tubuh yang tinggi dan gagah. Bahkan di usia tua, laki-laki itu masih terlihat sangat tampan, wajahnya bukan seperti penduduk lokal, benar Edmond adalah orang Prancis yang menikah dengan wanita Indonesia, karena cintanya pada sang istri ia memutuskan untuk tinggal di Indonesia dan memilih mengikuti kepercayaan istrinya. Edmond kemudian mencium anaknya dengan sayang.

“Terimakasih Dad,” jawab Dean dengan lembut lalu mencium pipi ayahnya.

“Edmond apa yang kamu lakukan, kamu tidak membawa kuenya?” Zulfar sembaring mengeleng, ia tahu temanya yang satu ini sangat pelupa, bahkan di hari ulang tahun anaknya sendiri. Padahal tadi mereka sudah membeli kue di salah satu tokoh kue yang sangat terkenal. Sepertinya sahabatnya satu ini lupa membawa kue itu ke kamar Dean.

“Tidak apa-apa Paman, jangan merusak momen ini, aku mohon.” rengek Dean sambil memeluk tubuh ayahnya, ia sangat merindukan sosok laki-laki tua yang telah membesarkanya dengan penuh kasih sayang.

“Kalau saja ibumu masih ada, pasti ia akan senang melihatmu sebesar ini sekarang.” Edmond mengelus rambut anaknya dengan lembut.

Dean tidak pernah bertemu ibunya, karena menurut cerita Edmond, ibunya meninggal saat melahirkan Dean karena perdaharan hebat, sehingga menyebabkan wanita yang ia cintai koma selama sebulan sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

Edmond sangat menyayangi istri dan anaknya, ia akan melakukan apa saja untuk Dean, bahkan laki-laki itu memutuskan tidak menikah lagi dan lebih fokus membesarkan Dean. Walau awalnya sangat sulit baginya, tapi Edmond memastikan bahwa anak satu-satunya ini tidak akan kekurangan kasih sayang sedikitpun dalam hidupnya.

“Ini untukmu sayang,” Zulfar memberikan sebuah boneka beruang berukuran besar.

“Ayolah Paman, aku bukan anak kecil lagi, aku sudah tujuh belas tahun!” Dean protes, ia bahkan tidak mau menerima boneka beruang itu dan lebih memilih mempererat pelukanya pada ayahnya.

“Ku pikir kamu akan menyukainya.” Jawab Zalfar yang tampak binggung mengapa Dean tidak menyukai hadianya, selama ini Dean selalu senang jika dirinya memberikan boneka.

“Kamu salah Dean, kamu tetap Dean kecil untuk Dad selamanya, jika nanti Dad pergi, Dad ingin melihat mu menikah dengan Hermawan, ia laki-laki yang baik.“ ucap Edmond sambil tersenyum lalu kembali mecium pipi Dean yang mengembung tidak suka mendengar penyataan ayahnya sendiri.

“Dad aku masih kecil, aku tidak perlu menikah dengan siapapun, cukup ada Dad bersamaku, maka aku akan bahagia,. Lagi pula siapa Hermawan? Aku tidak kenal dia.” Dean kemudian menekuk wajahnya.

Edmond dan Zulfar tertawa lepas melihat gadis itu yang mudah sekali merajuk.

“Andai saja aku mempunyai anak, pasti aku akan menikahkannya dengan mu.” Zulfra mengelus kepala Dean dengan sayang.

Laki-laki itu sudah sebelas tahun menikah tapi ia belum memperoleh keturunan. Zulfar sangat mencintai istrinya. Mereka berencana mengadopsi anak saat itu, tapi niatnya di urungkan saat Edmond membawa Dean kecil yang berumur lima tahun ke kerumahnya. Zulfar dan istrinya meminta Dean untuk menjadi anak angkatnya, dan Edmond setuju, tapi Dean tetap saja memangil Zulfar dan Anisa Paman dan Bibi, ia tidak mau memanggil keduanya Papa dan Mama. Zulfar dan Anisa tidak pernah memaksa Dean, dengan Dean yang menerimah kasih sayang yang mereka berikan itu sudah membuat Zulfar dan Anisa bahagia.

“Ini hadiah untukmu,” Edmond memberikan sebuah kotak berukuran sedang “Cobalah Dad ingin melihatnya.” Dean sangat anatusias lalu segera berlari menuju ke kamar mandi mencobah mini dres selutut berwarna hitam dengan sedikit rendah bunga di sana.

****

“Katakan siapa Hermawan?” Zulfar menatap sahabatnya dengan serius, karena ia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya.

“Aku mengambilnya saat kedua orang tuanya meninggal, ia anak yang jujur, baik dan cerdas. Aku yakin jika nanti terjadi sesuatu padaku, Hermawan bisa menjaga Dean dengan baik.” jawab Edmond sambil menerawang.

“Aku dan Anisa akan menjaga Dean dengan baik, dan tidak akan terjadi apa-apa padamu.” Zulfar meyakinkan, ia mulai merasa aneh hari ini Edmond selalu berbicara yang tidak-tidak.

“Kamu tahu Zulfar, kolagenku banyak yang tidak suka padaku karena perusahaan ku maju pesat, banyak saingan yang ingin menghancurkanya, dan kita semakin lama semakin tua, aku juga tidak ingin merepotkan kamu terus menerus,” Edmond menarik napas sejenak.

“Manusia itu hanya bisa berharap, semua kendali ada pada sang pencipta, percayalah pada keputusan yang kita ambil karena semua adalah jalannya.”

“Dad lihat!” Dean berteriak sambil berputar ia terlihat cantik. Zulfar dan Edmond tersenyum puas.

“Kamu cantik sekali sayang.”

“Terimakasih Dad.” Dean memeluk ayahnya dengan penuh cinta.

“Ayo kita pergi, Anisa pasti sudah menunggu kita untuk makan malam.” Zulfar segera membawah kedua angota keluarga yang sangat ia sayangi.

****

Edmond segera menepikah mobilnya, rumah itu sangat besar tidak kalah dengan rumah yang mereka tempati saat ini, rumah berwarna putih gading, dengan taman yang cukup luas, serta beberapa bunga yang tumbuh dengan sangat baik.

Terdapat juga kolam ikan berukuran cukup besar, yang menjadi tempat favorit Dean untuk memancing, membuat Anisa berteriak, bahkan wanita itu segerah pulang jika ia mendapat kabar dari asisten rumah tangganya yang mengabarkan bahwa Dean memancing ikan koi kesayanganya, tetap saja Dean tidak mengindahkanya, ia selalu melakukan itu saat tiba di rumah Anisa. Tapi yang membuat Anisa sedikit heran Dean tidak pernah mau menyentuh ikan itu jika Dean berhasil mengkapnya, Dean akan meminta salah satu asisten rumah tangganya itu untuk melepaskan ikan itu.

Beberapa kali Zulfar dan Anisa mengajaknya mancing di laut dan cara itu berhasil, sejak dua tahun lalu Dean tidak pernah memencing di kolan ikan kesayangan Anisa.

“Bibi!” Dean berlari memeluk Anisa dengan erat.

“Selamat ulang tahun sayang.” Anisa kemudian mengajak mereka menyantap makan malam yang telah ia buat khusus untuk Dean dan Edmond, walau keluarga Edmond tidak memiliki hubungan darah, tapi mereka seperti saudara kandung. Terkadang hubungan darah tidak menjamin suatu keluarga menjadi akrab.

“Bibi pamam, Dean pamit ya,” Ucap gadis kecil itu setelah memeluk dan mencium dua orang di hadapanya “Ayo Dad!” Dean menarik ayahnya untuk pulang karena mereka sudah menghabiskan makan malamnya. Bahkan Dean sudah memberi makan ikan-ikan di kolam dengan makanan khusus, membuat Anisa berjaga-jaga takut-taku Dean berubah pikiran untuk

memancing ikan-ikanya yang mulai terlihat lebih besar.

“Hati-hati.“Ucap Zulfar bersamaan denga Anisa.

Dean melambaikan tanganya dari balik pintuh mobil mewah milik ayahnya, sambil mengucapkan selamat tinggal pada Zulfar dan Anisa begitu juga yang di lakukan Edmond.

“Dad aku sangat menyanyangimu, terimakasih telah menjaga dan membesarkan Dean dengan baik, Dean janji akan jadi anak yang baik, Dean akan selalu menuruti apapun yang Dad inginkan.” ucap gadis itu pada Edmond yang sedang mengendari mobilnya, Edmond tersenyum kearah anaknya, kemudian membelai rambut anak gadisnya.

Edmond selalu senang jika berada di dekat Dean, ia tahu gadis kecilnya sangat menyanginya sepenuh hati, begitu juga sebaliknya.

“Dad awas!” teriak Dean saat cahaya mobil menyilaukan matanya, dan benturan keras tidak bisa di hindari.

****

Dean membuka matanya ia menangkap sosok Zulfar dan Anisa berada disampinya. Ia merasakan kepalanya berdenyut sangat hebat, ia ingin bangun untuk menemui ayahnya. Dean mengingat betul kecelakaan yang menimpahnya dengan Edmond, Dean khawatir dengan kondisi ayahnya.

“Sayang kamu sudah bangun?” Anisa berucap sambil mencium kening Dean lembut, Zulfar segera menekan tombol merah di samping tempat tidur.

“Bibi, Dad mana?” Dean bertanya dengan suara pelan, Anisa menangis mendengarnya begitu juga Zulfar mereka tidak tega memberitahu semuanya. Gadis itu masih sangat lemah.

“Sebentar sayang, Dean di periksa dokter dulu ya.” suara Zulfar bergetar sambil berusaha tersenyum memenangkan Dean yang terlihat khawatir. Dokter dengan segera memeriksa Dean dan mulai melakukan beberapa tes untuk memastikan bahwa Dean sudah sadar sepenuhnya.

“Pak Zulfal dan ibu Anisa, keadaan Dean cukup stabil, tapi ini tetap harus di pantau.” Dokter juga menjelaskan kondisi cedera yang dialami Dean. ia mengalami patah kaki sebelah kanan dan retak pada tulang tangan kanan, Dean kemungkinan harus menjalani terapi selama beberapa bulan agar bisa berjalan dengan normal lagi.

“Paman, Dad mana?” Dean bertanya sekali lagi setelah memastikan dokter itu tidak akan masuk kamar itu lagi.

“Maafkan Paman sayang, nanti setelah Dean lebih baik kita akan menemui Dad kamu.” Zulfar tersenyum, lalu mengelus puncak kepala Dean yang terhalang perban, karena Dean juga mengalami luka cukup parah di bagian kepalanya beruntung tidak terjadi gegar otak berat.

“Dad di rawat di tempat lain?” Dean terlihat bingung dan berusaha mencerna setiap perkataan Zulfar.

“Iya sayang.” jawab Anisa menenangkan gadis itu.

***

Setiap hari Dean menyakan kondisi Edmond pada Zulfar dan Anisa, dengan sabar mereka menjawab semua pertanyaan Dean. Hari ini Dean sangat senang setelah tiga bulan ia menjalani terapi untuk berjalan sekarang ia bisa menggunakan tongkat untuk berjalan, selama tiga bulan ini ia harus menggunakan kursi roda itu membuat ia bosan. Sebenarnya bukan itu saja, yang membuatnya benar-benar senang adalah karena Zulfar dan Anisa berjaji akan membawanya keluar menemui Edmond. Dean sangat senang, ia yakin Edmond juga akan senang bertemu dengannya.

Dean sangat merindukan ayahnya walau dia sering terpisah tapi ini merupakan waktu yang lama bagi Dean, dulu saat ia masih kulia, Dean akan selalu pulang setiap bulan menemui Edmond, atau ayahnya yang datang untuk menemuinya, jika Dean terlalu sibuk dengan tugas-tugasnya, walau pertemuan itu sangat singat berlangsung hanya beberapa hari tapi itu sudah membuat Dean sangat bahagia.

“Bibi, Dad di rawat di rumah sakit mana?” Dean bertanya saat hampir satu jam Zulfar dan Anisa hanya diam selama dalam perjalanan.

“Sabar sayang sebentar lagi kita sampai.” Anisa menenangkan, Dean mengangguk cepat. Gadis itu tahu jalan yang mereka lewati, itu adalah jalan yang sangat ia hapal, ia dan ayahnya sering melewati jalan ini untuk berkunjung ke makam ibunya.

“Pamam kita akan ke makam Mom?” Dean semakin kebinggung.

”Iya sayang.” Zulfar menjawab dengan senyum yang dipaksakan. Hanya dalam sepuluh menit mereka telah sampai di makan ibu Dean, tertulis nama Sifa Fauzia, tampak di sebelahnya terdapat sebuah makam baru yang mulai di tumbuhi rumput hijau.

Dean langsung tersentak setelah membaca tulisan yang tertera di batu nisan Ahmad Edmon, dengan keterangan wafat di tanggal sehari setelah ulang tahun Dean. Gadis itu hanya diam, tidak ada jeritan histeris disana, hanya air matanya yang terus mengalis tiada henti.

”Maafkan Bibi dan Pamam tidak segera memberitahumu, karena kondisimu yang belum stabil waktu itu.” Zulfar berucap, Anisa segera memeluk gadis itu yang masih diam seperti patung. Dean tidak menjawab, ia hanya terus diam, ia bahkan tidak membalas pelukan Anisa.

Hampir satu jam semuanya diam membisu, sibuk dengan kesedihan karena ditinggalkan oleh orang yang mereka sayangi, dengan langkah tertati Dean mendekati nisan Edmond, lalu mengelus nisan itu dengan lembut, ia mencium nisan itu beberapa kali tanpa berucap apapun, hanya air mata yang terus mengalir, sesaat kemudian Dean menghapus air matanya dengan kasar, gadis itu terseyum lembut menatap dua nisan kedua orang tuanya, memalingkan wajahnya menatap sepasang paruh baya yang berdiri di belakangnya. Zulfar dan Anisa tampak masih menangis sedih melihat Dean, gadis itu tersenyum tulus.

“Ayo Pamam Bibi kita pulang, aku lapar.” ucap Dean dengan semangat, kedua orang paruh baya itu hanya mengangguk pelan, mereka tahu Dean berusaha menutupi kesedihanya.

Flas Back Of

****

Zulfar mencobah tersenyum menatap gadis di hadapanya, ia memeluk Dean dengan penuh kasih sayang, anak ini terlalu banyak menangis dan jika Hermawan membuatnya menangis Zurfar berjanji tidak akan membiarkan laki-laki itu hidup.

”Semoga kamu bahagia sayang, ingat sebuah pernikahan itu bukan permainan, ada sebuah ikhlar suci yang harus di jaga.” Zulfar berbisik, ia tidak tegah meninggalkan Dean disini, karena sejak kematian Edmond, Zulfar dan Anisalah yang merawatnya.

“Salam untuk Bibi, Paman. Aku akan sering mengunjungi kalian.”

Terpopuler

Comments

Jasreena

Jasreena

kolega.... kolagen buat awet muda... ceritanya bagus tp typo bertebaran.... ganggu sangat

2022-05-22

1

moemoe

moemoe

lah???klo bapaknya yg mngangkat s hermawan knp pas akad hermawan gk tau nama bapak tu????

blom nemu kliknya aku..tpi lanjut dlu laah

2021-07-19

0

Alfi Al Lina

Alfi Al Lina

hmmm kasian banget yah jd dean uadh ibuk gak ad ayah jg lh

2021-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Lamaran
2 Episode 2 Membelah ku?
3 Episode 3 Nikah Terpaksa
4 Episode 4 Dad
5 Episode 5 Mimpi Buruk
6 Episode 6 LAPAR
7 Episode 7 MAAF
8 Episode 8 Sehat Itu Mahal
9 Episode 9 Permintaan
10 Episode 10 Terkabul
11 Episode 11 Coklat Spesial
12 Episode 12 SEPIH
13 Episode 13 UPS !!!
14 Episode 14 Maaf (2)
15 Episode 15 Kuliah Lagi?
16 Episode 16 Menyeramkan
17 Episode 17 Cemas
18 Episode 18 Cemas (2)
19 Episode 19 Bukan Pacar
20 Episode 20 Mobil Baru
21 Episode 21 Kampus
22 Episode 22 Jadi Kapan Kita Akan Bercerai?
23 Episode 23 Om Bertahanlah
24 Episode 24 Aku suaminya
25 Episode 25 Aku Akan Menjagamu
26 Episode 26 Istriku- Suamiku
27 Episode 27 Cheef galak
28 Episode 28 Apa Aku Layak Jadi Istri yang Baik?
29 Episode 29 Ajari aku mengupas kentang
30 Episode 30 Taruhan
31 Episode 31 Saudara Jauh
32 Episode 32 Coklat atau Keju
33 Episode 33 Cincin
34 Episode 34 Mulai Jatuh Cinta
35 Episode 35 Kencan?
36 Episode 36 Ketahuan?
37 Episode 37 Semanis Lolipop
38 Episode 38 Dean Menolak
39 Episode 39 Rapat Mendadak
40 Episode 40 Aku Tidak Percaya
41 Episode 41 Super Ayam
42 Episode 42 Selingkuh?
43 Episode 43 Bunga untuk Istriku
44 Episode 44 Janji Masa Lalu
45 Episode 45 RIO
46 Episode 46 Kejutan Untuk Sahabat Suamiku
47 Episode 47 Bayi
48 Episode 48 Dede & Wawan
49 Episode 49 Interview Dean
50 Episode 50 Penghianatan
51 Episode 51 Kembali Pulang
52 Episode 52 Maafkan Aku Sayang
53 Episode 53 Istri Durhaka?
54 Episode 54 Merindukan Kalian
55 Episode 55 Jangan Pergi
56 Episode 56 Karena aku mencintai mu
57 Episode 57 Aku Sangat Mencintaimu Dean
58 Episode 58 Wisuda
59 Because I Love You 2
60 BILY 2 - Bab 1
61 BILY 2 - Bab 2
62 BILY 2 Bab 3
63 BILY 2 Bab 4
64 BILY 2 Bab 5
65 BILY 2 Bab 6
66 BILY 2 Bab 7
67 BILY 2 Bab 8
68 BILY 2 Bab 9
69 BILY 2 Bab 10
70 BILY 2 Bab 11
71 BILY 2 Bab 12
72 BILY 2 Bab 13
73 BILY 2 Bab 14
74 BILY 2 Bab 15
75 BILY 2 Bab 16
76 BILY 2 Bab 17
77 BILY 2 Bab 18
78 BILY 2 Bab 19
79 BILY 2 Bab 20
80 BILY 2 Bab 21
81 BILY 2 Bab 22
82 BILY 2 Bab 23
83 BILY 2 Bab 24
84 BILY 2 Bab 25
85 BILY 2 Bab 26
86 BILY 2 Bab 27
87 BILY 2 Bab 28
88 BILY 2 Bab 29
89 BILY 2 Bab 30
90 BILY 2 Bab 31
91 BILY 2 Bab 32
92 BILY 2 Bab 33
93 BILY 2 Bab 34
94 BILY 2 Bab 35
95 BILY 2 Bab 36
96 BILY 2 Bab 37
97 BILY 2 Bab 38
98 BILY 2 Bab 39
99 BILY 2 Bab 40
100 BILY Bab 41
101 BILY 2 Bab 42
102 BILY 2 Bab 43
103 BILY 2 Bab 44
104 BIY 2 Bab 45
105 BILY 2 Bab 46
106 BILY 2 Bab 47
107 BILY 2 Bab 48
108 BILY 2 Bab 49
109 BILY 2 Bab 50
110 BILY 2 Bab 51
111 BILY 2 Bab 52
112 BILY 2 Bab 53
113 BILY 2 Bab 54
114 BILY 2 Bab 55
115 BILY 2 Bab 56
116 BILY Bab 57 ( The And)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Episode 1 Lamaran
2
Episode 2 Membelah ku?
3
Episode 3 Nikah Terpaksa
4
Episode 4 Dad
5
Episode 5 Mimpi Buruk
6
Episode 6 LAPAR
7
Episode 7 MAAF
8
Episode 8 Sehat Itu Mahal
9
Episode 9 Permintaan
10
Episode 10 Terkabul
11
Episode 11 Coklat Spesial
12
Episode 12 SEPIH
13
Episode 13 UPS !!!
14
Episode 14 Maaf (2)
15
Episode 15 Kuliah Lagi?
16
Episode 16 Menyeramkan
17
Episode 17 Cemas
18
Episode 18 Cemas (2)
19
Episode 19 Bukan Pacar
20
Episode 20 Mobil Baru
21
Episode 21 Kampus
22
Episode 22 Jadi Kapan Kita Akan Bercerai?
23
Episode 23 Om Bertahanlah
24
Episode 24 Aku suaminya
25
Episode 25 Aku Akan Menjagamu
26
Episode 26 Istriku- Suamiku
27
Episode 27 Cheef galak
28
Episode 28 Apa Aku Layak Jadi Istri yang Baik?
29
Episode 29 Ajari aku mengupas kentang
30
Episode 30 Taruhan
31
Episode 31 Saudara Jauh
32
Episode 32 Coklat atau Keju
33
Episode 33 Cincin
34
Episode 34 Mulai Jatuh Cinta
35
Episode 35 Kencan?
36
Episode 36 Ketahuan?
37
Episode 37 Semanis Lolipop
38
Episode 38 Dean Menolak
39
Episode 39 Rapat Mendadak
40
Episode 40 Aku Tidak Percaya
41
Episode 41 Super Ayam
42
Episode 42 Selingkuh?
43
Episode 43 Bunga untuk Istriku
44
Episode 44 Janji Masa Lalu
45
Episode 45 RIO
46
Episode 46 Kejutan Untuk Sahabat Suamiku
47
Episode 47 Bayi
48
Episode 48 Dede & Wawan
49
Episode 49 Interview Dean
50
Episode 50 Penghianatan
51
Episode 51 Kembali Pulang
52
Episode 52 Maafkan Aku Sayang
53
Episode 53 Istri Durhaka?
54
Episode 54 Merindukan Kalian
55
Episode 55 Jangan Pergi
56
Episode 56 Karena aku mencintai mu
57
Episode 57 Aku Sangat Mencintaimu Dean
58
Episode 58 Wisuda
59
Because I Love You 2
60
BILY 2 - Bab 1
61
BILY 2 - Bab 2
62
BILY 2 Bab 3
63
BILY 2 Bab 4
64
BILY 2 Bab 5
65
BILY 2 Bab 6
66
BILY 2 Bab 7
67
BILY 2 Bab 8
68
BILY 2 Bab 9
69
BILY 2 Bab 10
70
BILY 2 Bab 11
71
BILY 2 Bab 12
72
BILY 2 Bab 13
73
BILY 2 Bab 14
74
BILY 2 Bab 15
75
BILY 2 Bab 16
76
BILY 2 Bab 17
77
BILY 2 Bab 18
78
BILY 2 Bab 19
79
BILY 2 Bab 20
80
BILY 2 Bab 21
81
BILY 2 Bab 22
82
BILY 2 Bab 23
83
BILY 2 Bab 24
84
BILY 2 Bab 25
85
BILY 2 Bab 26
86
BILY 2 Bab 27
87
BILY 2 Bab 28
88
BILY 2 Bab 29
89
BILY 2 Bab 30
90
BILY 2 Bab 31
91
BILY 2 Bab 32
92
BILY 2 Bab 33
93
BILY 2 Bab 34
94
BILY 2 Bab 35
95
BILY 2 Bab 36
96
BILY 2 Bab 37
97
BILY 2 Bab 38
98
BILY 2 Bab 39
99
BILY 2 Bab 40
100
BILY Bab 41
101
BILY 2 Bab 42
102
BILY 2 Bab 43
103
BILY 2 Bab 44
104
BIY 2 Bab 45
105
BILY 2 Bab 46
106
BILY 2 Bab 47
107
BILY 2 Bab 48
108
BILY 2 Bab 49
109
BILY 2 Bab 50
110
BILY 2 Bab 51
111
BILY 2 Bab 52
112
BILY 2 Bab 53
113
BILY 2 Bab 54
114
BILY 2 Bab 55
115
BILY 2 Bab 56
116
BILY Bab 57 ( The And)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!