Because I Love You

Because I Love You

Episode 1 Lamaran

Hermawan segera membuka pintu apartemennya saat mendengar suara bel berbunyi "Ada yang bisa saya bantu?" ucap Hermawan pada gadis muda yang berdiri di hadapannya.

Gadis itu mengenakan kaus berwarna putih berlengan panjang dan sebuah celana jens selutut berwarna hitam, lengkap dengan tas ransel kecil yang mengantung di punggungnya.

Gadis itu tersenyum lembut, membuat wajahnya terlihat cantik, bukan tapi sangat cantik. Dengan kulit putih, rambut kecoklatan sepunggung yang sengaja di gerai dan agak bergelombang dan terlihat sangat indah. Mata gadis itu berwarna coklat, hidung mancung, alis cukup tebal, pipinya sedikit berisi dan bibirnya yang merah, serta sedikit belah di bagian dagunya.

Laki-laki itu bisa tahu kalau gadis itu adalah anak yang terlahir dari keluarga campuran, tapi ia tidak tahu dari negara mana pastinya.

"Apa benar ini kediamam Hermawan?" tanya gadis itu, yang langsung di jawab anggukan Hermawan "Apa saya boleh masuk? Saya akan menyampaikan sesuatu yang penting." Ucap sang gadis sekali lagi kemudian menerobos masuk tanpa permisi.

Hermawan menatap gadis yang langsung duduk di ruang tamu apartemenya, gadis itu seperti seorang remaja, tepatnya mungkin baru lulus SMA?

"Maaf nona saya tidak mengenal anda, silakan sampaikan apa yang ingin anda sampaikan."

Hermawan berdiri tepat di hadapan gadis yang terlihat sedang menilai apartemenya, laki-laki itu tidak suka dengan tingkah gadis itu, masuk seenaknya dan kemudian menatap semua sudut apartemenya seakan apartemennya sangat buruk.

"Apartemenmu lumayan bagus." Ucap sang gadis sambil mengetukan jari telunjuk tepat di dagunya dan mengigit bibir bawahnya.

Laki-laki itu menaikan sebelah alisnya, 'Apa lumayan? apa maksud gadis ini?’ Hermawan

menatap tajam gadis itu. Memang apartemen itu kecil tapi Hermawan selalu menjaga dan merapikanya setiap minggu, bahkan teman-teman-nya memuji jika aparten itu rapi dan unik untuk takaran tempat tinggal seorang bujangan.

"Baiklah saya langsung saja, saya Dean D umur sembilan belas tahun, saya cerdas dan cantik, saya juga orang yang setia." gadis itu memperkenalkan dirinya sambil tersenyum lembut dan suara yang mantap. Hermawan mengangguk sembil menahan senyumnya karena gadis itu sangat percaya diri.

'Apa hubungannya denganku?' pikir Hermawan, mencoba bersikap biasa saja, walau sebenarnya dirinya ingin tertawa sekeras-kerasnya, gadis kecil itu sangat mengemaskan.

"Saya datang kesini untuk melamar anda Hermawan, untuk menjadi suami saya." gadis itu tersenyum setelah mengatakan hal itu, senyum yang sangat lembut.

Hening sesaat...

'Apa aku di lamar gadis ini?' Hermawan melongo sesaat kemudian tertawa lepas.

"Hahahah, anda salah orang nona, saya tidak mengenal anda, dan saya tidak tertarik pada anda." Jawab Hermawan sambil tertawa bahkan memenggangi perutnya yang mulai terasa sakit, beberapa cairan keristal mulai muncul di sudut mata Hermawan, laki-laki itu tertawa sambil mengelap air matanya.

Gadis itu menarik napas dalam sejenak, ia tidak perduli dengan tawaan Hermawan yang mengejeknya dan menganggap ia sedang bercanda. Ingin sekali dirinya menendang laki-laki ini, seumur hidup dirinya tidak pernah di tertawakan seperti ini. Dean mencobah menahan amarahnya, dia harus tenang, ya tetap tenang.

"Saya hanya butuh jawaban anda Hermawan, dan saya paling tidak suka di kecewakan." Jelas Dean menatap tajam laki-laki di hadapannya.

"Saya menolak!" Jawab laki-laki itu tegas sambil menghentikan tawanya, pagi-pagi ia sudah mendapat lelucon yang sangat lucu dari gadis bernama Dean itu. "Jika tidak ada yang ingin anda bicarakan lagi silakan keluar!" Hermawan menunjuk ke arah pintu apartemennya.

Gadis itu terlihat tenang, ia masih tidak bergerak dari tempat duduknya. Dean bahkan melipat kedua tanganya di dada lalu menatap mata Hermawan lekat-lekat, seakan di sana terdapat teks yang terpampang jelas saat dirinya berbicara.

"Hermawan, umur tiga puluh tahun, lahir tanggal dua februari, kedua orang tua anda telah meninggal saat anda berumur sebelas tahun, hobi main basket, lari, karate dengan sabuk hitam, bekerja di perusahaan Demitri Compeni sejak sebelas tahun silam, sekarang menjabat sebagai kepala bagian, dengan sedikit prestasi dan masih menunggu cinta pertamanya gadis yang bernama Aulia yang sekarang juga bekerja di Demitri Compeni sejak dua tahun silam." Dean tersenyum sinis.

"Dasar bodoh." gumam gadis itu menyepelekan.

'Tunggu bagaimana gadis ini tahu? Semua yang di katakan gadis ini semuanya benar, bahkan untuk urusan cinta pertamaku.' Seingat Hermawan ia tidak pernah menceritakan urusan pribadinya pada siapapun. 'Tadi ia bilang prestasiku sedikit, apa gadis ini gila aku bahkan mendapatkan tiga puluh satu penghargaan atas semua kerja kerasku itu.' Hermawan merasa sangat kesal mendengarnya. Harga dirinya di jatuhkan begitu saja oleh gadis kecil yang tidak dia kenal, gadis kecil yang baru saja mengganggu hari liburnya dan gadis kecil yang baru saja melamarnya.

Sebelas tahun bukan waktu yang sebentar terlebih dirinya harus bekerja di sana sambil bersekolah, Ia ingat saat itu umurnya baru menginjak sembilan belas tahun.

Itu bermula saat dirinya melakukan magang dari sekolah sebagai syarat kelulusan. Perusaaan itu meminta Hermawan secara langsung untuk terus melanjutkan magangnya dan di catat sebagai staf tidak tetap disana, dengan gaji yang lumayan besar untuk takaran orang seperti dirinya. Ia harus bekerja seperti staf biasa walau tidak setiap hari kekantor karena harus bersekolah, tapi Hermawan di tuntuk untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

"Suka semua jenis makanan, mempunyai sifat pekerja keras, taat beragama, baik, sopan, dan penyayang? kita lihat nanti." Dean mengangkat bahunya acuh, lalu tersenyum lembut pada orang yang baru saja di permalukan. Bukan maksud Dean mempermalukan Hermawan, dia cuma menjabarkan apa yang ia tahu tentang laki-laki itu.

"Cepat keluar dari apartemenku sekarang!" teriak Hermawan sambil mengepal kedua tanganya, mukanya merah padam menahan amara pada gadis yang masih duduk tenang bahkan tersenyum seakan mengejeknya.

"Tidak mau!" Dean menjawab dengan tegas dengan wajah yang berubah datar.

Laki-laki itu menarik tangan Dean dengan kuat, berusaha menyeretnya ke pintu keluar. Dean masih terlalu lemah, tubuhnya tidak bisa mengimbangi sosok laki-laki itu yang kekar dan tinggi, gadis itu hanya setinggi bahu Hermawan.

Sial andai saja dirinya punya sedikit tenaga lebih, mungkin dirinya sudah memberi

pelajaran pada Hermawan yang bersikap kurang ajar padanya.

“Lepaskan!" Dean berteriak, sambil menarik tangannya dari laki-laki yang terus menyeretnya. Kaki Dean tidak bisa mengimbangi tubuhnya yang tiba-tiba tersungkur karena di tarik paksa, hingga tubuh gadis itu tepat menyentuh lantai apartemen yang berwarna putih.

Hermawan bahkan masih menyeretnya tanpa menyadari posisi Dean. Hingga gadis itu berteriak, barulah Hermawan menyadari jika gadis itu sudah dalam posisi yang mengenaskan, dengan cepat Hermawan melepaskan tanganya.

"Aduh sakit." gadis itu melihat pergelangan tanganya yang tampak memerah karena tarikan laki-laki itu dan lututnya juga tampak memerah karena benturan saat ia terjatuh tadi.

"Astaga, maafkan aku." bisik Hermawan. Laki-laki itu merasa bersalah ia bisa melihat wajah Dean yang menahan sakit. Hermawan bersumpah tadi niat awalnya hanya ingin mengusir gadis kecil yang mengganggunya bukan menyakitinya, ia kemudian ikut berjongkok di hadapan Dean berniat membantunya berdiri.

"Kamu harus menikahiku jika ingin minta maaf." jawab Dean dengan sinis sambil mengusap lututnya yang terasa sakit, bahkan sangat sakit. Matanya hampir menangis karena menahan rasa sakit itu.

"Aku bilang keluar sekarang!" Hermawan kembali tersulut emosinya. Baru saja ia ingin bersikap baik, tapi gadis ini kembali membuatnya marah karena perkataan konyol yang memaksanya menikahinya.

Dean tidak mengindahkan apa yang di ucapkan Hermawan, gadis itu menatap wajah Hermawan selama tiga detik lalu tersenyum sinis.

"Apa yang kamu lakukan?" Hermawan tampak tidak percaya atas tindakan Dean, ia merobek kaosnya di bagian dadanya hingga memperlihatkan bagian terlarang walau tertutup bra berwarnah hitam, kemudian ia juga merobek bagian lengan bajunya. Hermawan segera memberhentikan tindakan gadis itu dengan cara memegangi tanganya.

Dean memberhentikan tindakanya sambil tersenyum puas atas tindakanya, seakan ia baru saja menang lotre dengan jumlah sangat besar, lalu berkata...

"Kamu akan menikah denganku!" Dean kemudian berlari keluar apartemen dengan keadaan kacau bahkan ia berjalan dengan sedikit pincang.

Hermawan tercengang atas kejadian yang baru ia alami tadi, bahkan gadis kecil itu mengancamnya, membuat dirinya sedikit bergidik ngeri. Hermawan yakin gadis itu gila. Lagi pula bagaimana mungkin dia menikahi gadis di bawah umur?

'Apa yang di rencanakan gadis itu tiba-tiba datang melamar?' Hermawan masih berpikir keras dalam diamnya. Entah ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, cepat-cepat Hermawan mengelengkan kepalanya berharap itu perasaanya salah.

"Aku tidak akan membiarkan gadis itu mengganggu hidupku, cukup hari ini ia datang menganggu istirahatku."

****

Sudah satu jam sejak kejadian aneh itu terjadi, Hermawan kembali menikmai sarapan-nya seperti biasa.

Aroma kopi sangat harum memenuhi dapur kecil itu membuat Hermawan tersenyum menghirup aroma khas itu, baginya secangkir kopi hitam dengan roti selai coklat, cukup untuk menganjal perut di pagi hari. Tenaganya sudah terkuras karena harus berdebat dengan gadis gila tadi, dia butuh tenaga sekarang. Bahkan Hermawan sudah menghabiskan roti ke duanya, ia mengunyahnya dengan sangat lahap.

Hingga suara ketukan terdengar lagi di pintu apartemenya, Hermawan segera memberhintikan ritual paginya. Ia berharap bukan gadis gila tadi yang datang untuk menganggu hidupnya.

”Mengapa banyak sekali orang yang mengangguku di hari libur?” Hermawan meletakan cangkir kopinya lalu berjalan menuju pintu apartemenya dengan malas. Laki-laki itu terdiam melihat sosok yang ia tahu jika berurusan dengan pihak mereka itu akan menjadi masalah besar.

Dua orang laki-laki berdiri disana dengan seragam coklat lengkap dengan pistol di pinggang mereka.

"Maaf ini benar kediaman bapak Hermawan?" tanya seorang laki-laki dengan seragam polisi lengkap. Hermawan terdiam sambil mengagguk lemah.

Terpopuler

Comments

Gita Risnawati

Gita Risnawati

baru baca 1 bab, kayaknya seru, jdi penasaran

2022-12-23

1

Sully

Sully

Bukan "compeni" tapi yang benar "company" thor

2022-02-08

1

Winda Nurmayani

Winda Nurmayani

menarik

2022-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Lamaran
2 Episode 2 Membelah ku?
3 Episode 3 Nikah Terpaksa
4 Episode 4 Dad
5 Episode 5 Mimpi Buruk
6 Episode 6 LAPAR
7 Episode 7 MAAF
8 Episode 8 Sehat Itu Mahal
9 Episode 9 Permintaan
10 Episode 10 Terkabul
11 Episode 11 Coklat Spesial
12 Episode 12 SEPIH
13 Episode 13 UPS !!!
14 Episode 14 Maaf (2)
15 Episode 15 Kuliah Lagi?
16 Episode 16 Menyeramkan
17 Episode 17 Cemas
18 Episode 18 Cemas (2)
19 Episode 19 Bukan Pacar
20 Episode 20 Mobil Baru
21 Episode 21 Kampus
22 Episode 22 Jadi Kapan Kita Akan Bercerai?
23 Episode 23 Om Bertahanlah
24 Episode 24 Aku suaminya
25 Episode 25 Aku Akan Menjagamu
26 Episode 26 Istriku- Suamiku
27 Episode 27 Cheef galak
28 Episode 28 Apa Aku Layak Jadi Istri yang Baik?
29 Episode 29 Ajari aku mengupas kentang
30 Episode 30 Taruhan
31 Episode 31 Saudara Jauh
32 Episode 32 Coklat atau Keju
33 Episode 33 Cincin
34 Episode 34 Mulai Jatuh Cinta
35 Episode 35 Kencan?
36 Episode 36 Ketahuan?
37 Episode 37 Semanis Lolipop
38 Episode 38 Dean Menolak
39 Episode 39 Rapat Mendadak
40 Episode 40 Aku Tidak Percaya
41 Episode 41 Super Ayam
42 Episode 42 Selingkuh?
43 Episode 43 Bunga untuk Istriku
44 Episode 44 Janji Masa Lalu
45 Episode 45 RIO
46 Episode 46 Kejutan Untuk Sahabat Suamiku
47 Episode 47 Bayi
48 Episode 48 Dede & Wawan
49 Episode 49 Interview Dean
50 Episode 50 Penghianatan
51 Episode 51 Kembali Pulang
52 Episode 52 Maafkan Aku Sayang
53 Episode 53 Istri Durhaka?
54 Episode 54 Merindukan Kalian
55 Episode 55 Jangan Pergi
56 Episode 56 Karena aku mencintai mu
57 Episode 57 Aku Sangat Mencintaimu Dean
58 Episode 58 Wisuda
59 Because I Love You 2
60 BILY 2 - Bab 1
61 BILY 2 - Bab 2
62 BILY 2 Bab 3
63 BILY 2 Bab 4
64 BILY 2 Bab 5
65 BILY 2 Bab 6
66 BILY 2 Bab 7
67 BILY 2 Bab 8
68 BILY 2 Bab 9
69 BILY 2 Bab 10
70 BILY 2 Bab 11
71 BILY 2 Bab 12
72 BILY 2 Bab 13
73 BILY 2 Bab 14
74 BILY 2 Bab 15
75 BILY 2 Bab 16
76 BILY 2 Bab 17
77 BILY 2 Bab 18
78 BILY 2 Bab 19
79 BILY 2 Bab 20
80 BILY 2 Bab 21
81 BILY 2 Bab 22
82 BILY 2 Bab 23
83 BILY 2 Bab 24
84 BILY 2 Bab 25
85 BILY 2 Bab 26
86 BILY 2 Bab 27
87 BILY 2 Bab 28
88 BILY 2 Bab 29
89 BILY 2 Bab 30
90 BILY 2 Bab 31
91 BILY 2 Bab 32
92 BILY 2 Bab 33
93 BILY 2 Bab 34
94 BILY 2 Bab 35
95 BILY 2 Bab 36
96 BILY 2 Bab 37
97 BILY 2 Bab 38
98 BILY 2 Bab 39
99 BILY 2 Bab 40
100 BILY Bab 41
101 BILY 2 Bab 42
102 BILY 2 Bab 43
103 BILY 2 Bab 44
104 BIY 2 Bab 45
105 BILY 2 Bab 46
106 BILY 2 Bab 47
107 BILY 2 Bab 48
108 BILY 2 Bab 49
109 BILY 2 Bab 50
110 BILY 2 Bab 51
111 BILY 2 Bab 52
112 BILY 2 Bab 53
113 BILY 2 Bab 54
114 BILY 2 Bab 55
115 BILY 2 Bab 56
116 BILY Bab 57 ( The And)
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Episode 1 Lamaran
2
Episode 2 Membelah ku?
3
Episode 3 Nikah Terpaksa
4
Episode 4 Dad
5
Episode 5 Mimpi Buruk
6
Episode 6 LAPAR
7
Episode 7 MAAF
8
Episode 8 Sehat Itu Mahal
9
Episode 9 Permintaan
10
Episode 10 Terkabul
11
Episode 11 Coklat Spesial
12
Episode 12 SEPIH
13
Episode 13 UPS !!!
14
Episode 14 Maaf (2)
15
Episode 15 Kuliah Lagi?
16
Episode 16 Menyeramkan
17
Episode 17 Cemas
18
Episode 18 Cemas (2)
19
Episode 19 Bukan Pacar
20
Episode 20 Mobil Baru
21
Episode 21 Kampus
22
Episode 22 Jadi Kapan Kita Akan Bercerai?
23
Episode 23 Om Bertahanlah
24
Episode 24 Aku suaminya
25
Episode 25 Aku Akan Menjagamu
26
Episode 26 Istriku- Suamiku
27
Episode 27 Cheef galak
28
Episode 28 Apa Aku Layak Jadi Istri yang Baik?
29
Episode 29 Ajari aku mengupas kentang
30
Episode 30 Taruhan
31
Episode 31 Saudara Jauh
32
Episode 32 Coklat atau Keju
33
Episode 33 Cincin
34
Episode 34 Mulai Jatuh Cinta
35
Episode 35 Kencan?
36
Episode 36 Ketahuan?
37
Episode 37 Semanis Lolipop
38
Episode 38 Dean Menolak
39
Episode 39 Rapat Mendadak
40
Episode 40 Aku Tidak Percaya
41
Episode 41 Super Ayam
42
Episode 42 Selingkuh?
43
Episode 43 Bunga untuk Istriku
44
Episode 44 Janji Masa Lalu
45
Episode 45 RIO
46
Episode 46 Kejutan Untuk Sahabat Suamiku
47
Episode 47 Bayi
48
Episode 48 Dede & Wawan
49
Episode 49 Interview Dean
50
Episode 50 Penghianatan
51
Episode 51 Kembali Pulang
52
Episode 52 Maafkan Aku Sayang
53
Episode 53 Istri Durhaka?
54
Episode 54 Merindukan Kalian
55
Episode 55 Jangan Pergi
56
Episode 56 Karena aku mencintai mu
57
Episode 57 Aku Sangat Mencintaimu Dean
58
Episode 58 Wisuda
59
Because I Love You 2
60
BILY 2 - Bab 1
61
BILY 2 - Bab 2
62
BILY 2 Bab 3
63
BILY 2 Bab 4
64
BILY 2 Bab 5
65
BILY 2 Bab 6
66
BILY 2 Bab 7
67
BILY 2 Bab 8
68
BILY 2 Bab 9
69
BILY 2 Bab 10
70
BILY 2 Bab 11
71
BILY 2 Bab 12
72
BILY 2 Bab 13
73
BILY 2 Bab 14
74
BILY 2 Bab 15
75
BILY 2 Bab 16
76
BILY 2 Bab 17
77
BILY 2 Bab 18
78
BILY 2 Bab 19
79
BILY 2 Bab 20
80
BILY 2 Bab 21
81
BILY 2 Bab 22
82
BILY 2 Bab 23
83
BILY 2 Bab 24
84
BILY 2 Bab 25
85
BILY 2 Bab 26
86
BILY 2 Bab 27
87
BILY 2 Bab 28
88
BILY 2 Bab 29
89
BILY 2 Bab 30
90
BILY 2 Bab 31
91
BILY 2 Bab 32
92
BILY 2 Bab 33
93
BILY 2 Bab 34
94
BILY 2 Bab 35
95
BILY 2 Bab 36
96
BILY 2 Bab 37
97
BILY 2 Bab 38
98
BILY 2 Bab 39
99
BILY 2 Bab 40
100
BILY Bab 41
101
BILY 2 Bab 42
102
BILY 2 Bab 43
103
BILY 2 Bab 44
104
BIY 2 Bab 45
105
BILY 2 Bab 46
106
BILY 2 Bab 47
107
BILY 2 Bab 48
108
BILY 2 Bab 49
109
BILY 2 Bab 50
110
BILY 2 Bab 51
111
BILY 2 Bab 52
112
BILY 2 Bab 53
113
BILY 2 Bab 54
114
BILY 2 Bab 55
115
BILY 2 Bab 56
116
BILY Bab 57 ( The And)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!