Rindu tak kunjung usai

Brukkk!!!

Shaka menekukan kedua kaki, berlutut dihadapan pintu surganya. Ia menunduk mengakui kesalahan yang diperbuat, hingga sang mama teramat murka padanya.

"Maafin aka, Ma. Aka salah," sesalnya. Kemudian pelan-pelan lelaki itu memegang kedua telinganya. Hukuman yang selalu sang mama lakukan sedari kecil, ketika ia melakukan kesalahan. "Maaf!"

Sungguh melihat sang mama yang terlihat murka sekaligus rapuh membuat lelaki berusia dua puluh satu tahun itu tersentil, hingga ia merutuki dirinya sendiri.

Mama Ay mendongak menatap sang putra yang tak melupakan hukuman yang sering ia berikan. Dengan wajah berantakan, ia merenatangakan tangan, berharap sang putra masuk kedalam pelukannya.

Shaka yang mengerti segera masuk kedalam pelukan sang mama, memeluk erat perutnya. "Maafin aka, Ma! Aka salah," sesalnya yang ikut terisak kala mendengar wanita tercintanya itu menangis lirih.

Tak ada yang menyangka, jika Shaka yang tampak garang. Ternyata begitu manja pada sang mama. Lelaki tampan itu paling tak kuasa kala melihat sang mama menangis. Ia akan berubah meow kala melihat keadaan sang mama seperti itu.

Dan hal itu terekam jelas oleh Edo yang tampak mengerjapkan mata berulang kali. Sungguh, benarkah itu ketua geng Black Wings yang ditakuti? Benarkah itu Shaka si badboy yang bermulut pedas mengalahkan bon cabe level tiga puluh? Pikirnya.

Ia yang baru melihat kedekatan teman dan mamanya itu, tentu dibuat geli akan tingkahnya yang sangat berbeda seratus delapan puluh derajat dari biasanya. Lelaki yang sebaya dengan shaka itu sudah melipat bibir, dan siap meledakkan tawanya.

Mama Ay melepaskan dekapannya, lalu meraih pipi sang putra. Melihat kulit putih itu memerah, membuat wanita paruh baya yang masih saja cantik diusianya itu ikut meringis.

"Sakit ya?" tanyanya, dan diangguki pelan oleh Shaka dengan gaya manjanya.

"Ck! Lagian kamu tuh ngeselin banget," ucap mama Ay yang kembali ke mode emak-emak garangnya.

Belum juga pipinya normal kembali, telinganya harus juga merasakan tarikan panas dari sang mama.

"A, a, ampun Ma, ampun!" pekik Shaka seraya hendak menghentikan tangan sang Mama.

"Kamu tuh ya, Mama bebasin kamu bukan berarti kamu bisa lakuin apapun sesukamu. Kamu tau apa yang kamu lakuin, itu bahaya buat keselamatan kamu. Kalo kamu kenapa-napa gimana?" cerocos mama Ay. Shaka hanya meringis merasakan panas yang teramat ditelinganya.

Pecah sudah tawa Edo melihat kegarangan emak-emak yang ia tak pernah tau itu. Di tengah tawanya, tiba-tiba saja lelaki itu memekik, kala telinganya juga tertarik sebuah tangan.

"Aw, aw, ampun, tante ampun! Sakit," ringisnya.

"Kamu juga, sama aja! Kalian berdua pokoknya harus dihukum," tegas mama Ay.

"A, a, iya, iya tante. Gak lagi-lagi," keluh Edo.

Mama Ay pun melepaskan tarikan pada daun telinga kedua lelaki itu. Dengan hembusan napas kasar, mama Ay meluapkan kekecewaan dan kekesalannya pada mereka. Kedua manusia itu hanya menggosok kuping mereka yang memerah sekaligus memanas, seraya tertunduk.

Papa Ar hanya terkekeh disertai gelengan kepala. Ia merangkul tubuh sang istri, untuk mencoba menenangkannya. Tentu saja pria kalem itu sudah tau sebelumnya. Banyak yang melaporkan atas kelakuan putra sulungnya itu. Namun ia tau jelas alasan sang putra melakukan hal itu. Bahkan ia tau, Shaka memiliki batasan dalam bergaul. Dan sekarang adalah waktu untuk bersikap lebih tegas pada putranya itu.

"Mulai besok, kunci motor sama credit card papa tahan," jelas papa Ar.

Seketika Shaka mendongak. "Lha gak bisa gitu dong Pa! Kalo Papa nahan si black, terus aku ngampus naik apa?"protes Shaka tak terima.

Soal credit card, tentu ia tak peduli. Toh, kartu itu sekarang juga ditangan sang adik. Mungkin maksud sang papa ingin menahan kartunya, karena pengeluarannya yang beberapa hari kian membenngkak. Padahal itu perbuatan princess kesayangnnya yang sudah membobol isi kartu tersebut.

"Jangan protes, masih ada mobil!" selak papa Ar seraya berlengeng menggiring sang istri.

"Tapi, Pa-"

"Kalian mau nginep disini?" selak papa Ar bertanya.

"Eh, nggak om! Nggak!" dengan cepat Edo mengikuti langkah kedua orang tua itu. Tentu saja ia tak ingin tidur diruangan yang digadang-gadang dingin tersebut. Meski dengan langkah gontai, Shaka pun juga mengikuti langkah mereka.

Dengan jaminan dari papa Ar, kedua lelaki itu hanya mendapat peringatan dari polisi dan menyuruh keduanya untuk tak mengulang perbuatan mereka.

**

Sementara itu, Jingga berbaring tengkurap diatas ranjang king size nya. Gadis itu tengah membaca novel online dari layar persegi dihadapannya. Tiba-tiba saja atensinya teralihkan pada suara notif, yang menggelitik. Berulang kalo benda itu mengeluarkan suara yang sama, hingga ia pun penasaran dan mulai membuka isi didalam sana.

Jingga membelakakan mata, merasa tak percaya akan apa yang ia lihat. Ini pertama kalinya, ia tau aktifitas Shaka, setelah mereka memilih putus. Bahkan sahabatnya, Sena pun tak memberitahu apa-apa padanya. Atau mungkin memang gadis itu tak mengetahui hal tersebut? Pikir Jingga.

Suara notif tersebut, ternyata berita dari forum kampus. Dikabarkan jika ketua geng motor tertangakap polisi. Banyak cuitan dari warga penghuni kampus yang men-judge kelakuan pria tampan itu.

"Jadi ini yang kamu lakuin selama ini Sha? Kenapa kamu harus masuk dunia hitam seperti ini?" tanyanya bermonolog sendiri.

Jingga membuka akun ig Shaka. Akun yang beberapa bulan ini tak dikunjungi penghuninya. Terlihat diakun tersebut, gambar moment kebersamaan bersama dirinya masih memenuhi layar linimasa akun itu. Bahkan foto profil pun masih menggunakan foto mereka berdua yang tampak bahagia.

Jingga tersenyum miris. Andai ia bisa diberi kesempatan, ingin sekali lagi saja ia hidup dengan lelaki yang sampai saat ini memenuhi hatinya. Satu bulir air terjatuh dari ujung matanya.

"Kenapa rindu ini tak kunjung usai? Apa hanya aku yang merasa seperti ini?" tanyanya bermonolog sendiri. Tangannya bergerak diatas dada, merasakan sesak yang menghimpit rongga paru-parunya.

**

Tidak jauh berbeda dengan kondisi Jingga. Shaka pun tengah mandangi wajah cantik gadis itu dari album galerinya. Setelah mendapat ceramah panjang kali lebar dari kedua orang tuanya. Kini lelaki tampan itu, tengah duduk disofa kamar. Beralaskan lengan sebagai bantal, Shaka terus memperhatikan wajah cantik Jingga yang tengah tersenyum manis.

"Maafin aku Jin. Aku memang bodoh," lirihnya. "Masih bisakah aku memperbaikinya?" tanyanya.

"Pantaskah aku melakukannya, setelah apa yang aku lakuin padamu?" tanyanya lagi seraya memejamkan mata, mengingat kembali perlakuan kasarnya pada sang gadis waktu itu.

Flash back on~

"Sha! Tunggu, kita harus bicara!" Jingga mencekal tangan Shaka yang berjalan didepannya, hingga ia menghentikan langkahnya. Dengan kasar Shaka menepis tangan sang gadis.

"Lepas!" bentaknya.

Jingga menghembuskan napas pelan. "Apa kamu gak bisa mempercayai aku sekali aja? Semua yang kamu tuduhkan itu salah. Aku gak pernah melakukan itu," jelas Jingga membela diri.

"Cih bulsyit. Kalo itu bukan kamu lalu siapa? Kamu keluar dari tempat itu dengan penampilan dan pakaian yang sama," papar Shaka dengan nada tegas.

"Aku emang keluar dari sana. Tapi aku gak lakuin itu," selak Jingga.

Shaka tersenyum sinis. "Gak usah mengelak lagi, aku cape,"

"Perlu kamu ingat! Kalo maling banyak yang ngaku, penjara penuh," lanjutnya menekankan hingga hendak berlenggang pergi. Namun suara Jingga menahannya.

"Dan harus kamu ingat, apa yang kamu lihat belum tentu apa yang terjadi. Dan aku gak pernah melakukan itu."

\*\*\*\*\*\*

Jangan lupa jejaknya gaiss😘😘😘

Terpopuler

Comments

unknown

unknown

kurang enak di baca Thor yg kata "Selak",seharunya "sela" aja

2022-10-26

0

Misda Cabina Aco

Misda Cabina Aco

jangan gampang luluh jinjin😂

2022-10-08

0

🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺

🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺

aka Sha emang anak mama...covernya aja yang garang🤭

2022-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 I'm the winner
2 Terlihat badgirl
3 Putus?
4 Tercyduk
5 Rindu tak kunjung usai
6 Cemburu
7 Kesialan
8 Kakak-Adek
9 Bukan persinggahan
10 Tetangga sebelah bikin resah
11 Jadi wasit
12 Flash back
13 Flash back 2
14 Penyesalan
15 Hal yang dirindukan
16 Markas Black wings
17 Berkunjung pagi
18 Siap dihalalkan
19 Bujangan malang
20 Duel
21 Bujuk rayuan
22 Lupa batasan
23 Menggenggam dua hal bersamaan?
24 Rencana B
25 Sejarah memalukan
26 Menjenguk
27 Dinner dadakan
28 Will you marry me?
29 Rencana nge-prank
30 Stempel bibir
31 Pertandingan
32 Firasat buruk
33 Melanggar janji
34 Penyelidikan
35 Sepi tanpa suaramu
36 Sadar
37 Memaksa pulang
38 SAH Dadakan
39 Cuma malam pertama 'kan?
40 Pagi pertama
41 Lemes tapi menikmati
42 Sejarah noda merah
43 Istirahat membakar karbohidrat
44 Hangeout dua sahabat
45 Gaun malam
46 Dijodohkan
47 Iklan sebentar
48 Kalah restu
49 Menekan ego diri
50 Bukan cowok tulen?
51 Membuktikan kejantanan
52 Menikah?
53 Adu mulut
54 Musuh jadi besan
55 Kamar pengantin
56 Trauma
57 Teori memaafkan
58 Sensasi baru
59 Kabar bahagia
60 Kapan tumbuh? End
61 Extra part- Ngidam bersama1
62 Extra part- Ngidam bersama2
63 Extra part- Ngidam bersama3
64 Extra part- Ngidam bersama4
65 Promosi Karya Baru "Jerat Cinta sang Playboy"
66 Promo Karya Baru "My Hot Uncle"
Episodes

Updated 66 Episodes

1
I'm the winner
2
Terlihat badgirl
3
Putus?
4
Tercyduk
5
Rindu tak kunjung usai
6
Cemburu
7
Kesialan
8
Kakak-Adek
9
Bukan persinggahan
10
Tetangga sebelah bikin resah
11
Jadi wasit
12
Flash back
13
Flash back 2
14
Penyesalan
15
Hal yang dirindukan
16
Markas Black wings
17
Berkunjung pagi
18
Siap dihalalkan
19
Bujangan malang
20
Duel
21
Bujuk rayuan
22
Lupa batasan
23
Menggenggam dua hal bersamaan?
24
Rencana B
25
Sejarah memalukan
26
Menjenguk
27
Dinner dadakan
28
Will you marry me?
29
Rencana nge-prank
30
Stempel bibir
31
Pertandingan
32
Firasat buruk
33
Melanggar janji
34
Penyelidikan
35
Sepi tanpa suaramu
36
Sadar
37
Memaksa pulang
38
SAH Dadakan
39
Cuma malam pertama 'kan?
40
Pagi pertama
41
Lemes tapi menikmati
42
Sejarah noda merah
43
Istirahat membakar karbohidrat
44
Hangeout dua sahabat
45
Gaun malam
46
Dijodohkan
47
Iklan sebentar
48
Kalah restu
49
Menekan ego diri
50
Bukan cowok tulen?
51
Membuktikan kejantanan
52
Menikah?
53
Adu mulut
54
Musuh jadi besan
55
Kamar pengantin
56
Trauma
57
Teori memaafkan
58
Sensasi baru
59
Kabar bahagia
60
Kapan tumbuh? End
61
Extra part- Ngidam bersama1
62
Extra part- Ngidam bersama2
63
Extra part- Ngidam bersama3
64
Extra part- Ngidam bersama4
65
Promosi Karya Baru "Jerat Cinta sang Playboy"
66
Promo Karya Baru "My Hot Uncle"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!