Tujuh Naga
Srakkk....
Klek!
"Auwwwhhhh!"
Bughhh...
Brakkk...
"Aughhh..."
Seorang anak laki-laki terjatuh dari atas tebing di pinggiran sungai. Tak jauh dari hutan yang cukup lebat, di perbukitan menuju ke gunung berapi yang menjulang tinggi di depan sana.
Tubuh anak laki-laki tersebut mengenai ranting pohon dan bebatuan, saat tubuhnya terjatuh dari atas tebing tinggi itu.
"Aduh... Huhuhu... ihsss..."
Anak kecil itu menangis, sambil mengaduh karena merasakan kesakitan pada tubuhnya. Yang saat ini masih dalam keadaan tertelungkup di tanah. Akibat terjatuh dari atas tebing tinggi di belakangnya itu.
Sebenarnya, bukan kali pertama ini saja dia mengalami hal serupa. Karena sejauh ini, perjalanan yang sudah dilakukannya, bukan hanya tebing ini satu-satunya yang membuat tubuhnya kesakitan akibat terjatuh.
Rintangan yang dihadapi anak tersebut ada banyak sekali macamnya.
Seperti hutan yang belum pernah dia ketahui bagaimana keadaan di dalamnya. Sungai dengan alirannya yang deras dan berbatu karang yang tajam menggores telapak kaki. Bahkan ada banyak binatang buas yang mematikan, karena binatang tersebut adalah pemangsa daging. Ada juga ular-ular yang tentunya berbahaya, karena berbisa dan hewan beracun lainnya. Yang tentunya bisa dijumpai dengan mudah di dalam hutan dan alam bebas seperti ini.
Dan semua itu harus di hadapi oleh Oregon seorang diri.
*****
Oregon adalah nama anak laki-laki tersebut.
Dia masih berumur sekitar enam atau tujuh tahun. Dengan perawakan tubuhnya yang tinggi kurus, dan wajahnya yang tampak selalu bersih dan tampan. Meskipun banyak debu dan luka disekitar wajah dan anggota tubuhnya yang lain.
Oregon sudah satu bulan lamanya, berjalan dari kampung halamannya menuju ke tempat yang akan dia tuju. Yaitu puncak gunung berapi, yang terlihat jelas sedang mengeluarkan asap tebal menutupi puncaknya di kejauhan sana.
Kata para tetua di dunia manusia, gunung berapi tersebut sedang digunakan untuk bertapa seekor naga. Yang menjalani hukuman, atas kesalahan yang sudah dilakukan oleh naga tersebut.
Sebenarnya Oregon tidak tahu, apa alasan yang pasti, yang diberikan oleh para tetua di dunia manusia, tempat Oregon berasal. Sehingga memberikan tugas berat ini kepada dirinya, yang jelas-jelas masih anak-anak di bawah umur. Dibandingkan dengan mereka-mereka yang sudah tua dan berpengalaman dalam keadaan apapun.
Sebulan yang lalu, rumah Oregon yang ada di pinggiran hutan, didatangi oleh beberapa orang. Yang ternyata adalah para tetua di dunia manusia.
Para tetua tersebut menemui ibunya, Ellie. Mereka berasalan jika, ada sesuatu yang penting, yang akan mereka bicarakan dengan Ellie sekarang juga.
"Para Tetua yakin, jika anak Saya ini bisa memikul tanggung jawab. Untuk meredakan emosi naga yang ada di puncak gunung berapi tersebut?" tanya ibunya Oregon, saat para tetua datang ke rumahnya. Dan mengutarakan maksud dari kedatangan mereka hari itu.
Oregon yang tidak sengaja mendengar pertanyaan yang diajukan oleh ibunya, mencoba untuk menajamkan pendengaran.
Sebab pada saat itu, Oregon baru saja selesai mandi di sungai. Sehingga dia tidak tahu, jika ada tamu yang datang ke rumahnya.
"Ibu. Ada apa ini?" tanya Oregon, yang langsung masuk ke dalam rumah.
Tatapan matanya tajam, menatap satu persatu dari mereka, para tetua yang ada di rumahnya saat ini.
"Ada apa mereka ke sini Bu?" tanya Oregon lagi, karena ibunya, Ellie, tidak segera menjawab pertanyaan darinya tadi.
"Emhhh... itu, mereka sedang meminta bantuan Kamu Sayang."
Mendengar perkataan ibunya, Oregon menyipitkan matanya, melihat kebenaran pada pancaran mata Ellie.
Dan ternyata ibunya itu tidak sedang berbohong. Sehingga Oregon kembali menatap ke arah tamu-tamu yang merupakan orang-orang penting di dunia manusia.
"Apa yang bisa Saya lakukan? Saya hanya anak kecil Tuan?" Oregon bertanya pada tamunya itu. Meminta penjelasan tentang bantuan yang bisa dia berikan.
Para tetua saling pandang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka menjawab pertanyaan tersebut. "Kami meminta kesediaan dirimu, untuk pergi ke puncak gunung berapi di sana Oregon!"
Jari telunjuk tetua tersebut, menunjuk ke arah gunung berapi. Yang tampak jauh dari jangkauan matanya.
Gunung berapi tersebut tampak menjulang tinggi, dengan kepulan asap tebal yang menutupi area puncaknya.
Dari arah gunung berapi tersebut, sesekali juga terdengar letusan. Yang kata orang, letusan itu akibat dari luapan amarah seekor naga, yang sedang di kurung. Karena harus menjalani hukumannya, di kawah gunung berapi tersebut.
Oregon memperhatikan bagaimana kondisi gunung berapi yang ditunjukkan oleh tetua tadi. Karena dia juga tahu, jika gunung berapi tersebut sering mengeluarkan suara mengelegar, dengan getaran yang terasa sampai di rumahnya.
Tapi selama ini dia tidak tahu, jika di dalam kawah gunung berapi tersebut ada seekor naga nya.
Bukan tanpa sebab, jika Oregon tidak mengetahuinya. Karena selama ini, Oregon hidup bersama dengan ibunya sendiri. Menjauh dari perkampungan manusia, karena dianggap sebagai manusia terkutuk. Yang menyebabkan banyak bencana alam.
Tapi selama ini Oregon tidak pernah mengeluh tentang keadaan dirinya, pada ibunya, Ellie.
Dia justru sering membantu ibunya itu, dengan berburu ke hutan. Untuk bisa mendapatkan hewan buruan, yang bisa mereka jadikan makanan mereka sehari-hari.
Jika tidak mendapatkan hewan buruan, Oregon akan mencari buah-buahan yang ada di sekitar hutan. Untuk dia bawa pulang, kemudian dinikmati bersama dengan ibunya.
"Bagaimana Oregon? Kamu mau kan melaksanakan tugas ini?"
Pertanyaan tersebut membuat Ellie bersedih hati. Matanya berkaca-kaca, karena merasa keberatan, atas tugas yang diberikan para tetua kepada anaknya.
Ellie merasa jika, tugas tersebut sangatlah berat untuk seorang anak kecil seperti Oregon.
"Apa tidak ada orang lain yang bisa dimintai tolong untuk ke sana Tuan?" tanya Ellie, yang berusaha menolak permintaan tersebut.
"Tidak ada Ellie. Hanya anakmu yang sanggup mengemban tugas ini."
Jawaban tersebut tentu saja membuat banyak pertanyaan hadir di kepala Ellie dan juga Oregon.
"Kenapa harus Saya Tuan?" tanya Oregon, yang sesungguhnya ingin tahu. Apa alasan para tetua ini menginginkan dirinya pergi.
"Iya, apa alasannya Tuan?" ganti Ellie yang bertanya kepada para tetua.
Akhirnya para tetua memberikan penjelasan kepada Oregon dan Ellie juga. Jika ini adalah hasil dari pertapaan mereka semua.
Gunung berapi tersebut sudah hampir enam tahun lamanya, mengalami kejadian aneh seperti ini.
Selalu mengeluarkan asap tebal di puncak gunungnya, dan suara-suara aneh yang mengakibatkan getaran gempa. Sehingga sering mendatangkan bencana alam.
Para tetua akhirnya pergi bertapa, meminta petunjuk bagaimana caranya mengatasi keadaan gunung tersebut. Dan pada akhirnya, Dewa di kayangan memberikan sebuah petunjuk. Jika mereka harus mengutus seorang anak laki-laki yang saat ini hidup berdua saja dengan ibunya.
Petunjuk tersebut, tentunya juga dengan beberapa ciri-ciri. Yang pada akhirnya mengarah kepada Oregon.
"Tapi Saya masih kecil Tuan! Apa yang bisa Saya lakukan untuk bisa mengalahkan naga yang sedang dalam keadaan marah, di kawah gunung berapi sana?" tanya Oregon bingung. Mendengar penjelasan para tetua yang menemuinya di rumah.
"Karena Kamu adalah anak yang terpilih."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
keren banget 😍 langsung like and favorit ❤️
2023-07-12
0
Niken Oktavia
keren..
2023-01-29
1
sasip
mantab Oregon.. 👍🏻👍🏻👍🏻 semangat berjuang ya Oregon.. 💪🏻💪🏻💪🏻
2022-12-16
2