Perkelahian antara Oregon dan naga Zeero masih berlangsung. Meskipun pisau kecil yang ditancapkan Oregon pada punggungnya, tidak bisa dia cabut sendiri.
Berrr...
Kruakk!
Berrr...
Semburan api dan suara yang memekakkan telinga, terus menerus keluar dari mulut naga Zeero. Untuk menyerang Oregon.
Tapi dengan lincah, Oregon bisa menghindari semua serangan tersebut.
Dia berlari, meloncat dan menendang naga Zeero. Jika ada kesempatan bagus saat berada pada posisi yang menguntungkan.
"Arghhhh..."
Oregon berteriak kesakitan, saat ekor naga Zeero menyabet kakinya yang sedang melompat.
Sebenarnya dia ingin naik ke punggung naga Zeero lagi, supaya bisa menancapkan pisau kecil miliknya di sisik punggung naga Zeero. Yang lebih mirip dengan benjolan-benjolan keras. Mirip dengan paku payung dengan ukuran yang besar.
Kini dia terjatuh dan tepat di bawah kaki naga Zeero yang terikat dengan rantai.
Di saat naga memutar tubuhnya, mau menginjak tubuh Oregon dengan satu kakinya yang lain, Oregon memotong rantai tersebut dengan pisau kecil yang dia pegang.
Trenggg!
Blasss!
Rantai tersebut putus dan lepas dari kaki naga Zeero. Padahal pada awalnya, Oregon juga tidak yakin, jika pisau kecilnya itu bisa memutuskan rantai besar yang mengikat kaki naga Zeero.
Ber-ber...
Naga Zeero melompat-lompat kegirangan, dengan mengepak-ngepakkan sayapnya karena kakinya sudah bebas.
Tapi dia tidak bisa terbang tinggi, sebab sayapnya mengecil dengan sendirinya. Sejak dia di kurung di kawah gunung berapi ini.
Jika dalam keadaan normal, sayapnya itu bisa mengembang dengan sempurna. Bisa dia gunakan untuk terbang setinggi-tingginya. Membawanya kemanapun dia mau.
Oregon masih waspada, karena saat ini, apa yang dia lakukan justru bisa membahayakan keselamatan dirinya sendiri. Sebab, naga Zeero bisa dengan leluasa menyerangnya. Karena kakinya tidak lagi terikat dengan rantai yang kuat seperti tadi.
Siapa dia? bagaimana bisa dia dengan mudahnya memotong rantai yang kuat dari klan naga?
Naga Zeero membatin, saat dia terbang rendah mengitari kawah gunung berapi yang meletup-letup. Dia juga mengawasi Oregon dari atas. Dan dilihatnya, Oregon masih waspada. Dengan melihat ke atas, di mana dirinya berada.
Itu pisau apa? kenapa bisa mudah menancap di sisik punggungku yang kuat seperti baja? Dan pisau itu juga bisa memotong rantai itu!
Berrr...
Naga Zeero kembali menyemburkan api dari mulutnya, ke arah Oregon yang ada di bawahnya.
"Hap!"
Dengan cepat, Oregon melesat ke arah lain, yang dirasa aman. Agar dia tidak terkena semburan api tersebut.
"Anak kecil! Meskipun Kamu sudah membebaskan Aku dari rantai tersebut. Pertarungan ini tetap belum bisa dikatakan selesai. Kita belum ada yang menang maupun kalah."
"Ya, Aku tahu. Mari kita lanjutkan dengan kesatria. Karena Aku juga tidak mau memanfaatkan kesempatan bertarung, dengan keadaan kakimu yang terikat."
Ternyata dia berjiwa kesatria juga! batin naga Zeero, mengangumi lawannya.
"Baiklah. Keluarkan semua kemampuan mu, agar Aku bisa mengalahkan mu juga. Hahaha..."
Suara tawa naga Zeero, membahana. Membuat dinding-dinding kawah bergetar hebat. Dan banyak stalaktit dan stalakmit jatuh karena getarannya tadi.
Hiattt...
Berrr...
Kruakk... kruakk!
Blasss!
"Ahhh..."
Berrr...
Oregon mengerahkan seluruh kemampuannya, untuk melawan naga Zeero.
Dia terpelanting setelah mendapatkan sabetan ekor naga Zeero yang kuat.
Meskipun naga Zeero sudah tidak memiliki kekuatan yang besar, tapi dia tetaplah seekor naga yang tidak bisa diremehkan begitu saja oleh manusia. Apalagi hanya anak kecil seperti Oregon.
"Huhfff... hahhh... hahhh..."
Nafas Oregon memburu, kembang kempis dan tidak teratur. Tenaganya banyak terkuras, meladeni pergerakan naga Zeero yang semakin lincah.
Untungnya, Oregon berhasil menancapkan pisau kecil miliknya ke sisik punggung naga Zeero. Sama seperti tadi.
Naga Zeero juga semakin kewalahan. Dia sama seperti Oregon, yang kehabisan tenaga. Karena bersemangat sekali untuk bisa mengalahkan anak kecil yang mengantarkan nyawanya sendiri ke hadapannya.
Siapa sebenarnya anak kecil ini?
Pertanyaan yang sama, terus menerus ada di dalam pikiran naga Zeero.
Dug dug dug!
Naga Zeero melangkah mendekat ke tempat Oregon berada.
Sedangkan Oregon, bersiap dengan kuda-kudanya. Menunggu jika naga Zeero melakukan serangan secara mendadak.
"Bagaimana anak kecil? Apakah Kamu mengakui jika Kamu kalah?" tanya naga Zeero, sambil menatap tajam ke arah Oregon.
"Apa Kamu sudah tidak kuat lagi?" tanya Oregon balik. Dengan nada mengejek.
"Hai! Sialll Kamu! Aku, naga Zeero. Tidak mungkin bisa Kamu kalahkan!"
Naga Zeero murka, karena mendengar ejekan tersebut. Dia merasa diremehkan oleh manusia yang lemah dan tidak punya kekuatan apa-apa. Jika dibandingkan dengan dirinya sendiri, yang merupakan salah satu pewaris kerajaan klan naga.
"Hahaha..."
Bukannya merasa takut, Oregon justru tertawa terbahak-bahak. Mendengar makian dari naga Zeero.
Kini keduanya sama-sama saling beradu, dengan tatapan mata yang tajam gan mengintimidasi.
Berrr...
Tiba-tiba naga Zeero kembali menyemburkan api dari mulutnya. Yang membuat Oregon kewalahan menghadapinya.
Dia terlambat untuk melompat, sehingga api tersebut mengenai celana yang dia kenakan.
"Aduhhh..."
Oregon mengaduh, karena kulit kakinya merasakan panas, akibat celananya yang terbakar.
Kini, naga Zeero tersenyum mengejek Oregon yang sedang berusaha memadamkan api.
Berrrr...
"Hap!"
Ternyata Oregon masih cukup waspada, sehingga dengan cepat melompat dari tempatnya berada. Dia tidak mau ikut terbakar, sama seperti celananya juga.
Kini, keadaannya tidak jauh lebih baik daripada tadi.
Dengan nafas memburu, dan keadaan tubuhnya yang banyak luka, dia berusaha untuk bisa naik ke punggung naga Zeero lagi. Agar bisa menancapkan pisau-pisau dari sisik ular cobra.
'Mungkin jumlah pisau ini sama dengan jumlah sisik yang ada di punggung naga Zeero. Berarti, tinggal dua pisau lagi.'
Oregon menghitung jumlah pisau yang masih tersisa, sambil melirik ke arah punggung naga Zeero.
Berrr...
Tak dug bug blasss...
Kesempatan itu datang, di saat Oregon sudah sangat lemah. Dia akhirnya bisa menancapkan dua pisau terakhirnya ke dua sisik yang ada di punggung naga Zeero. Setelah berusaha dengan susah payah memanjat ke punggung naga Zeero.
Kruakkk... kruakkk...
Naga Zeero terkulai ke tanah. Terbaring tanpa daya, tapi tidak mati.
Oregon juga jatuh dari punggung naga Zeero, dan terbaring tanpa daya di sisi sayap ya melemah.
"Anak kecil. Siapa Kamu sebenarnya?" tanya naga Zeero dengan suara yang lemah.
"Aku Oregon."
"Bukan namamu. Tapi asal usul mu?" tanya Oregon lagi, karena dia merasa jika ada yang berbeda dengan anak kecil ini.
"Aku tidak tahu. Aku hanya hidup bersama dengan ibuku di pinggir hutan."
"Ayahmu?"
"Tidak tahu."
"Kamu tidak punya ayah, atau dia bukan manusia?" tanya naga Zeero, yang berpikir bahwa, Oregon bukan keturunan manusia biasa.
"Tidak tahu juga."
"Siapa nama ibumu?"
"Ellie."
Ellie? apakah itu nama yang sama dengan Ellie...
"Ellie? Di mana Kamu tinggal?"
Oregon bangkit dari tempatnya, karena tadi dia memang terjatuh dari punggung naga Zeero dalam keadaan tertelungkup.
"Buat apa Kamu tahu? Itu bukan urusanmu. Yang penting, Aku sudah menang!"
Naga Zeero tersenyum mengejek, meskipun dia mengakui kekalahannya. Dan kini, dia harus mau mengikuti kemauan Oregon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
iya, harus mau
2023-07-13
1
Harman LokeST
akhirnya memenangkan pertarungan dengan naga
2022-10-30
2
Stanalise (Deep)🖌️
Dia adalah oeregon sekelas syifaa, Jan panggil aku anak kecil paman
2022-10-21
2