Harta Terindah
"Arian, aku ingin sekali makan mangga yang ranum tetapi dari pohonnya langsung." ucap Airin kepada sang suami.
"Sebentar akan aku cari terlebih dahulu posisi pohon mangga itu ada dimana sayang, saat ini belum musim mangga jadi sedikit susah, sabar ya sayang." jawab Arian dengan mengusap perut sang istri yang masih terlihat rata.
"Kau ini, aku ingin sekarang ya sekarang ! kerahkan semua anak buah dan orang kepercayaan mu, cari keseluruhan penjuru negeri elang ini !" jawab Airin dengan sedikit emosi.
"Iya sayang, ini juga sudah dikerjakan." jawab Arian dengan tersenyum.
Semenjak istrinya hamil, sifatnya sangat berubah. Sebelumnya Airin adalah adalah wanita yang lembut dan sangat bijaksana, semenjak ia hamil sifatnya sering berubah-ubah, membuat sang suami harus ekstra sabar.
"Selamat siang tuan, saya mendapatkan kabar bahwa dipinggir kota sebelah barat ada pohon mangga yang masih berbuah dan sangat lebat." ucap Deo melaporkan hasil pencariannya.
"Kalau begitu ayo kita ke lokasi. Aku sudah tidak sabar ingin memakannya, pasti sangat nikmat sekali." ucap Airin sambil membayangkan betapa segar dan nikmatnya mangga itu.
"Iya sayang, kita akan segera kesana tetapi tunggu sebentar lagi, kita siapkan segala sesuatu yang diperlukan." jawab Arian lagi.
"Ok ! aku tunggu di bawah." jawab Airin dan langsung beranjak pergi meninggalkan suaminya yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Airin jangan macam-macam, tunggu aku dan jangan kemana-mana, ok !" ucap Arian saat istrinya berlalu.
"Deo apakah Serli juga seperti itu ? meminta sesuatu yang kadang menguras kesabaran." tanya Arian.
"Serli lebih parah, ia ingin aku mencuri burung milik tetangga. Dan setelah susah payah aku mendapatkannya ia malah bilang hanya ingin menyentuh saja setelah itu aku harus mengembalikan kepada pemiliknya." jawab Deo sambil mengenang saat istrinya masih hamil
"Arian aku berangkat terlebih dahulu, segera kirimkan lokasinya ! aku sudah tidak bisa menunggu lagi sampai kau menyelesaikan pekerjaan mu itu." ucap Airin di telpon setelah Arian mengangkatnya.
"Airin jangan nekat tunggu aku sebentar aku segera turun !" jawab Arian yang langsung berdiri tanpa merapikan pekerjaannya.
Secepat kilat, Arian meluncur hendak menyusul Airin, namun ia harus menelan kekecewaannya karena mobil Airin telah meninggalkan perusahaan Dewantara beberapa menit sebelum ia sampai di lantai bawah.
"Airin apa yang kau lakukan, siapa yang mengantarkan mu dan atas ijin siapa kau mengemudikan mobil ?" tanya Arian dengan penuh kekhawatiran.
"Maaf Arian aku sungguh sangat ingin mangga itu, aku mengemudikan sendiri bukankah aku sudah terbiasa mengemudikan mobil sendiri."
"Sekarang cepat kiriman lokasi mangga itu, agar anakmu tidak ngeces dikemudian hari." jawab Airin dengan terus membayangkan mangga yang masih ranum dan begitu segar dari pohonnya langsung.
"Arian tak bisa berkata apa-apa lagi, selain mengirimkan lokasinya kepada Airin. Setelah itu ia segera mengambil menuju mobilnya untuk segera menyusul sang istri.
"Arian !" panggil Chika yang sedikit terburu-buru.
"Ada apa Chika ?" tanya Arian.
"Aku hanya ingin meminta ijin, besok aku tidak bisa masuk, adikku sakit begitu juga dengan Misel jadi aku harus membawanya ke dokter." ucap Chika.
"Ya lakukanlah yang terbaik, maaf Chika saat ini aku masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan." ucap Arian sambil membuka pintu mobilnya dan segera masuk.
Setelah Chika sedikit bergeser, Arian segera melajukan mobilnya untuk menyusun Airin.
"Terimakasih, dan berhati-hatilah dalam perjalanan." ucap Chika sambil tersenyum.
Setelah Arian pergi, Chika segera melanjutkan pekerjaannya. Karena besok ia harus ijin.
Sementara Deo yang hendak keluar, hampir saja menabrak Chika yang sedang mengepel lantai.
"Maaf Chika, aku hampir saja mengacaukan pekerjaan mu." ucap Deo dengan tulus.
"Tidak masalah, selesaikan tugasmu dan jangan berfikir yang lainnya." jawab Chika dengan tersenyum.
"Terimakasih." jawab Deo.
Kemudian ia segera mencari Arian, namun ia tidak bisa menemukan keberadaannya karena sudah berlalu untuk menyusul Airin.
"Mereka ternyata sudah berangkat, ya sudahlah lebih baik aku segera kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan. Agar aku bisa segera bertemu dengan buah cinta kami." ucap Deo.
Sementara Arian tidak dapat mengejar mobil yang dikendarai oleh Airin, hal itu membuat hatinya semakin gelisah, ia merasa sangat cemas, seakan-akan terjadi sesuatu yang sangat menyedihkan.
"Airin perlambat laju mobilmu dan tunggu aku sebentar lagi." ucap Arian didalam hati.
Untuk menghilangkan rasa gelisah di hatinya, Arian segera menghubungi Airin, agar ia lebih tenang saat mendengar suara sang istri.
"Airin kau berada di mana ? aku menyusul mu dan tolong perlambat laju mobil mu agar aku bisa segera menemukan mu." ucap Arian.
"Arian tolong aku, mobil ini sepertinya tidak beres bahkan remnya blong. Saat ini aku melajukan mobil ke jalan Y agar tidak banyak kendaraan." jawab Airin dengan panik.
"Airin apa yang terjadi, segera berhenti dan tunggu aku !" ucap Arian yang semakin mengkhawatirkan kondisi sang Istri.
"Arian bagaimana ini semuanya tidak bisa berfungsi, aku tidak bisa menghentikan mobil ini." jawab Airin.
"Tenang Airin kau harus tenang, aku akan berusaha mengejar mu. Bertahanlah sebentar lagi.' ucap Arian.
"Arian ! ah ! tidak !" ucap Airin disana dengan suara teriakan yang begitu kuat.
"Airin apa yang terjadi ? bertahanlah !" ucap Arian.
Namun sama sekali tidak ada jawaban. Bahkan panggilan tersebut tiba-tiba terputus bersamaan dengan teriakan dari Arian.
Hal itu sontak membuat Arian hampir gila dan putus asa. Dengan cepat ia menggunakan keahlian berkendaranya untuk menyusul Airin.
Setelah ia sampai di jalan Y, Arian sangat terkejut karena dijalan yang biasanya tampak sepi itu, kini dipenuhi oleh banyak orang dan ada juga mobil polisi dan juga ambulan.
Arian yang masih panik, ia semakin panik lagi. Ia tidak bisa menembus jalanan tersebut. Sehingga ia terpaksa harus sabar atau memilih untuk berjalan kaki.
Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Arian turun untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
"Tuan, sebenarnya apa yang terjadi, mengapa jalan ini begitu ramai sekali ?" tanya Arian kepada seseorang yang juga berada di situ.
"Ada sebuah kecelakaan tuan." jawab orang tersebut.
"Kecelakaan ? siapa korbannya ?" tanya Arian dengan nafas yang seakan berhenti sejenak.
"Tidak tau tuan, ini adalah kecelakaan tunggal yang dialami oleh mobil Lamborghini warna merah." jawab orang tersebut.
"Apa! apa yang baru saja kau katakan tadi ?" tanya Arian yang seakan disambar petir di siang bolong.
"Kecelakaan tunggal yang dialami oleh mobil Lamborghini berwarna merah, saat ini polisi sedang berusaha untuk mengevaluasi korban." jelas orang tersebut.
"Tidak, ini tidak mungkin ! istriku pasti baik-baik saja. Kau pasti sedang berbohong kepada ku." ucap Arian seakan tak percaya dengan apa yang baru ia dengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments