Chika terpana mendengar perkataan Arian, selama ini Arian tidak pernah bersifat seperti itu kepada semua karyawannya terutama teman-temannya.
"Apa yang terjadi ? bukankah biasanya memang ruangan ini aku yang membersihkan ?" tanya Chika penasaran.
"Apakah kau tidak mendengar ucapan ku barusan ?" tanya Arian dengan sorot mata yang begitu dingin.
"Aku aku ... ." Chika tak mampu menjawabnya.
"Chika sebaiknya kau keluar dan kerjakanlah perkejaan yang lainnya." ucap Deo yang sudah masuk keruangan Arian.
"Tuan ini yang anda minta " ucap Deo dengan sedikit membungkuk dan memberikan sesuatu kepada Arian.
Arian menerima benda itu dan menatap Chika yang masih tetap berdiri di tempatnya. Ada kilatan kebencian Dimata Chika dan itupun dapat ditangkap oleh Arian.
"Chika jika kau tersinggung dengan perkataan ku, silakan buat surat pengunduran diri dan segera serahkan kepada personalia." ucap Arian tanpa memandang Chika.
Dengan gerakan tangan Deo meminta Chika untuk segera keluar dari ruangan itu.
"Maaf." cuma itu yang Chika ucapkan sebelum keluar meninggalkan tempat tersebut dengan sejuta tanya.
Setelah Arian memperhatikan rekaman cctv yang diberikan oleh Deo, Arian mengerutkan keningnya.
"Deo, mengapa rekaman ini ada sebagian yang terhapus ?" tanya Arian.
"Maaf tuan saya akan mencari tau terkait masalah itu." jawab Deo.
"Artinya ada seseorang yang sengaja ingin melenyapkan Istriku sehingga untuk menghilangkan barang bukti ia menghapus jejaknya."
"Ternyata kebaikan ku dan Airin selama ini hanya dianggap angin lalu. Mulai hari ini Aku akan merubah sifat ku." ucap Arian sambil mengepalkan tangannya dengan kuat.
Ada duka, kerinduan dan kebencian dimatanya. Ia mulai membenarkan ucapan ibu Nina bahwa ia harus segera menemukan pembunuh istri dan juga bayinya.
"Deo sampaikan kepada seluruh pemegang saham dan dewan direksi besok pagi pukul 8 aku akan mengadakan rapat penting !" ucap Arian.
"Baik tuan akan saya laksanakan." ucap Deo.
Setelah itu ia segera keluar dan kembali ke ruangannya. Ia segera menyampaikan pesan Arian kepada seluruh pemegang saham. Tak lupa ia juga menyampaikan kepada seluruh karyawan Perusahaan bahwa mulai hari ini akan banyak perubahan yang terjadi di perusahan terutama ketertiban pekerjaan.
Setelah selesai, Deo segera melaporkan kepada Arian bahwa semua yang ia minta telah selesai ia kerjakan.
Desas desus tentang perubahan sifat Arian menyebar ke seluruh penjuru perusahaan Dewantara.
"Deo coba ceritakan apa sebenarnya yang terjadi ?" tanya Chika saat makan siang bersama.
"Aku juga tidak bisa menjelaskan semuanya. Saat Arian memeriksa rekaman cctv perusahaan ditemukan bahwa ada yang sengaja menghapus kejadian sebelum Airin mengalami kecelakaan."
"Hal itu yang membuat Arian berubah lebih dingin. Karena selama ini ia dan Airin begitu baik kepada siapapun. Tetapi nyatanya ada seseorang yang berkhianat dibelakangnya, bahkan hal itu sampai menghilangkan nyawa istri dan calon anak mereka." jelas Deo.
"Aku bisa memahami perasaan Arian, seandainya aku diposisi Arian aku pasti akan berbuat demikian atau mungkin bisa lebih dari ini."
"Siapa yang terima jika istri dan anaknya dibunuh oleh orang yang dekat dengan dirinya, sedangkan ia selama ini telah berbuat baik terhadap kita semua."
"Bahkan selama ini kita bekerja seperti sebuah keluarga tanpa ada perbedaan posisi, hanya pekerjaan yang setiap hari kita lakukan itu yang membedakan kita semua." jawab Serli ikut merasakan kesedihan dan kekecewaan Arian.
"Kau benar Serli, semoga Airin bisa tenang di surga." ucap Chika.
Kemudian mereka melanjutkan makan siang mereka dan segera beristirahat sebelum melanjutkan pekerjaannya masing-masing.
Sejak saat itu, perubahan besar terjadi pada perusahaan Dewantara. Deo yang merupakan sekertaris pribadi Arian sekarang bisa memahami perubahan sifat Arian.
Arian benar-benar telah menjadi pemimpin yang begitu dingin dan arogan, tak ada lagi belas kasih seperti sebelumnya.
Ia tidak akan ragu menghukum siapapun yang bersalah dan menyinggungnya. Arian juga setiap hari akan mengunjungi tempat dimana mobil yang dikendarai oleh Airin hangus terbakar.
Hal itu ia lakukan sampai saat ini meskipun hal itu sudah berlangsung selama lima tahun. Namun Arian tetap percaya bahwa selama jasad Airin tidak di temukan artinya Airin masih hidup.
Meskipun semua orang mengatakan bahwa Airin sudah meninggal bersama dengan bayi dalam kandungannya.
Perusahan Dewantara dan juga Golden A&H yang didirikan oleh Airin saat ini sudah semakin berkembang dibawah pimpinan Arian yang begitu dingin.
Bahkan kekayaan yang dimilikinya tak akan habis untuk tujuh keturunan. Namun Arian sama sekali tidak menggunakan sepeserpun uang dari Golden A&H milik Airin.
Ia ingin suatu saat Airin kembali bersama buah hatinya, mereka berdua bisa menggunakannya untuk mereka berdua ditambah kekayaan yang ia miliki dari keluarga Dewantara.
"Deo, tolong cek perusahaan kita yang berada di cabang kota L, aku akan melakukan kunjungan ke kota itu." ucap Arian.
"Baik tuan, saya akan mengecek setiap laporan di perusahan cabang di kota L, dan saya akan menyampaikan kepada pemimpinnya untuk melakukan persiapan untuk menyambut kedatangan tuan." jawab Arian.
"Aku akan mengunjungi perusahaan ku sendiri tanpa perlu disambut oleh siapapun. Aku ingin mengetahui mengapa perusahaan itu sangat sulit berkembang." ucap Arian.
"Baik tuan, seperti perintah anda." jawab Deo.
Setelah itu ia segera memeriksa laporan keuangan perusahan cabang yang dimaksud dan segera menyerahkannya kepada Arian.
"Benar dugaan ku, ada yang tidak beres dengan perusahaan itu." ucap Arian setelah membaca laporan yang diberikan oleh Deo.
Setelah menyiapkan segalanya Arian dan juga Deo langsung menuju ke kota L, Deo memesan kamar hotel untuk menginap beberapa hari di kota itu.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya mereka sampai di kota tujuan. Mereka segera beristirahat dan melepaskan lelah selama dalam perjalanan.
Arian menatap kota L, yang masih begitu asri. Keindahan dimalam hari membuat siapapun akan betah untuk tinggal di sana.
"Airin dimana kamu sekarang sayang ?" ucap Arian lirih.
Setelah puas menikmati pemandangan dari tempat ia menginap, akhirnya Arian memilih untuk merebahkan dirinya dengan kerinduan kepada sang istri yang selama ini tak kunjung datang.
Hingga saat pagi menjelang Arian terbangun lagi dengan harapan akan segera bertemu dengan pujaan hatinya selama ini.
Setelah selesai bersiap Arian dan Deo segera sarapan sebelum mengunjungi perusahan cabang untuk memeriksa kejanggalan yang terjadi di perusahaan tersebut.
"Deo, kau berangkatlah terlebih dahulu, aku ingin menikmati pemandangan kota yang indah ini sebelum pergi ke sana." ucap Arian setelah selesai makan.
"Baik tuan, saya akan menyewa mobil agar anda bisa lebih puas untuk menikmati keindahan kota ini." jawab Deo.
Setelah itu mereka berangkat bersama dengan tujuan yang berbeda. Deo menuju ke perusahaan cabang Dewantara sedangkan Arian menuju ke arah lain untuk menikmati pemandangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments