Setelah mendengar penjelasan dari orang itu, Arian segera menerobos kerumunan orang-orang di jalan itu. Tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, Arian dengan paksa membuat jalan agar ia bisa segera berlalu.
Arian dapat melihat, mobil yang dikendarai oleh Airin menabrak sebuah pohon sehingga pohon itu hampir roboh ke dalam jurang yang sangat curam. Arian segera berlari mendekati mobil tersebut.
"Airin, apakah kau mendengar ku ?" teriak Arian seperti orang gila.
"Tuan tolong tenangkan dirimu, kami sedang mencoba mengevakuasi korban." ucap seorang polisi yang mencoba menahan Arian.
"Dia istriku dan sedang mengandung anakku, bagaimana bisa kau memintaku untuk tenang." jawab Arian dengan penuh emosi.
"Kami paham tuan, tetapi tolong jangan membuat kami kesulitan dalam menjalankan tugas kami." ucap Polisi tersebut.
"Semuanya segera menyingkir ! ada sebuah bom yang tinggal menunggu waktu untuk meledak." ucap salah seorang Polisi yang segera berlari di ikuti oleh rekannya yang lain.
Orang-orang yang melihat hal itu dengan cepat berlari menjauh dari tempat itu, Arian yang masih bingung dipaksa meninggalkan tempat itu namun dengan sekuat tenaga mencoba melawannya.
Akhirnya seorang Polisi meluncurkan bogem mentah ke arah Arian sehingga ia jatuh tersungkur di tanah, bersamaan dengan suara dentuman yang sangat kuat.
Suara ledakan yang begitu besar membuat Arian seakan kehilangan seluruh hidupnya. Mobil yang dikendarai oleh Airin meledak dan hangus terbakar. Api yang begitu besar menghanguskan seluruh mobil beserta isinya.
"Airin !!!". Teriak Arian dengan sekuat tenaga.
Arian seperti orang gila, ia berlari dan berteriak memanggil Airin. Hingga tubuhnya terjatuh kembali ke tanah dengan habisnya mobil Lamborghini merah yang telah membawa istri dan bayinya.
Pandangan Arian berubah menjadi gelap, seakan tertimpa oleh beban yang sangat berat tubuh Arian jatuh tak berdaya dengan mata yang terpejam.
Polisi segera menghubungi ambulan untuk menolong Arian, sedangkan masyarakat yang berkumpul perlahan meninggalkan tempat itu satu persatu.
Arian segera dilarikan ke RS terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Sementara Polisi mengevakuasi sisa mobil Lamborghini itu. Dan segera menghubungi keluarga korban.
Ibu Nina langsung datang ke lokasi kejadian setelah mendapat kabar kecelakaan yang dialami oleh putrinya. Setelah sampai tuan Arga segera menanyakan kronologi kejadian.
"Maaf tuan, saat kami datang mobil yang dikendarai oleh putri anda sudah berhenti karena menabrak sebuah pohon dan hampir saja jatuh ke jurang."
" Kami mencoba menyelamatkan korban, yang pingsan di dalam, namun belum sempat kami mengeluarkan korban dari dalam, terdengar sebuah suara dengan hitungan mundur dan setelah kami lihat itu adalah sebuah bom."
"Kami segera keluar dan baru saja kami keluar mobil itu langsung meledak dengan sangat keras. Hal itu membuktikan bahwa kecelakaan ini murni karena pembunuhan berencana tuan."
"Tetapi kami tidak mempunyai bukti yang kuat, untuk menyelidiki lebih lanjut. Karena semuanya telah terbakar." jelas Polisi tersebut.
"Kurang ajar ! siapa yang berani bermain kotor seperti itu. Aku harus membalasnya dengan caraku sendiri." ucap tuan Arga dengan suara lirih.
Ia tidak menyangka bahwa putrinya yang mempunyai hati yang begitu baik dan selalu memaafkan orang menjadi target pembunuhan disaat ia sedang mengandung cucunya.
"Dan saat ini menantu anda tuan Arian sedang pingsan dan sedang dirawat di rumah sakit, mungkin kerena shock melihat mobil yang membawa istrinya meledak." ucap polisi itu sebelum meninggalkan tempat itu.
"Deo, cari siapa yang telah mensabotase mobil yang digunakan oleh putriku. Lihat seluruh cctv di perusahan Dewantara. Aku ingin secepatnya pelakunya di temukan !" ucap tuan Arga kepada Deo.
"Baik tuan, akan saya laksanakan segera." jawab Deo dengan tegas.
Setelah itu tuan Arga dan istrinya segera menuju ke rumah sakit umum untuk melihat kondisi Arian.
Sedangkan Arian mulai membuka kedua matanya, ia langsung duduk dan segera mencabut jarum infus yang ada di tangannya. Darah mengalir dari tangannya namun tidak ia pedulikan ia hanya ingin segera melihat kondisi Airin.
"Arian ! tanganmu ?" tanya ibu Nina dengan khawatir.
"Tidak masalah ma, ini hanya luka kecil. Aku harus segera menolong Airin." ucap Arian.
"Arian kami baru saja dari lokasi kejadian, tetapi Airin tidak ditemukan ia telah hangus terbakar bersama mobil yang ia kendarai." ucap tuan Arga.
"Tidak mungkin ! ini tidak mungkin !" teriak Arian.
Arian merasa putus asa sekali, ia duduk di lantai dengan menundukkan kepalanya. Air matanya mengalir tak bisa dibendung.
Tubuhnya kembali jatuh ke lantai, ia kembali pingsan. Kemudian para perawat membawanya kembali ke ruang rawat.
"Kasihan Arian pa, dia langsung kehilangan istri dan bayinya yang belum sempat lahir, Ia sudah kehilangan semua keluarganya dan kini ia harus kehilangan lagi orang-orang yang disayanginya."
"Pa segera lakukan sesuatu, tangkap pelaku pembunuh Airin dan bawa ia hidup-hidup kehadapan mama. Ia harus bertanggung jawab atas kematian Airin." ucap ibu Nina sambil menghapus air matanya.
"Mama tenang saja, selain memerintahkan Deo, papa juga akan bergerak bersama orang-orang kepercayaan papa. Papa akan balas pembunuh itu beserta seluruh keluarganya untuk bertanggung jawab atas kepergian Airin dan juga cucuku. " jawab tuan Arga.
"Itu harus pa, mama ingin mereka merasakan akibat dari kejahatannya." ucap ibu Nina.
Sementara berita meninggalnya Airin karena kecelakaan tunggal dan membunuh berenca. Mengherankan seluruh negara Elang.
Seorang gadis cantik yang telah merajai dunia bisnis itu berakhir di tangan seorang pembunuh.
Deo segera memeriksa rekaman cctv yang ada di perusahan Dewantara. Namun ia tidak menemukan apa-apa. Semuanya terlihat baik-baik saja. Namun ia tetap menyimpan salinan rekaman cctv itu untuk diserahkan kepada Arian setelah ia kembali ke kantor lagi.
Seluruh karyawan Perusahan Dewantara dan juga Golden A&H berduka karena kepergian Airin dan meninggalkan duka yang sangat besar terhadap keluarga yang ditinggalkan terutama bagi Arian.
Hampir satu bulan Arian tidak datang ke kantor, ia mengurung diri dirumahnya, ia sangat kehilangan atas kepergian Airin.
"Arian boleh mama duduk ?" tanya ibu Nina.
"Silakan ma, mengapa mama harus meminta ijin untuk hal seperti ini." jawab Arian dengan dinding.
"Arian, apakah kau mencintai Airin putri tunggal mama ?" tanya ibu Nina sambil duduk di samping Arian.
"Apakah Mama meragukan cinta dan kesetiaan Arian terhadap Airin ?" tanya Arian seakan tak percaya.
"Kalau memang kau sangat menyayangi Airin, pasti kau akan menemukan pelaku pembunuhan Airin dan kau tak akan diam saja seperti ini."
"Dan kau tentu tidak akan rela Golden A&H yang didirikan oleh Airin hancur tanpa sisa karena tidak ada yang mengurus lagi."
"Kalau kau memang mencintai dan menyayangi putri tunggal mama, bawa pembunuh itu hidup-hidup kehadapan mama." ucap ibu Nina sambil berlalu meninggalkan Arian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments