Om Doni, I Love You
Doni Sanjaya, laki-laki matang berusia tiga puluh enam tahun yang akhirnya bersedia kembali ke Jakarta dan menuruti keinginan sang papa untuk mengelola perusahaan milik keluarga Sanjaya, yaitu PT. SANJAYA GROUP.
Laki-laki matang yang pernah gagal dalam membina hubungan percintaan lantaran tidak mendapatkan restu dari orang tuanya tersebut, begitu sulit untuk melupakan kisah masa lalunya bersama sang mantan yang kini bahkan telah memiliki empat orang anak.
Ketika memutuskan pindah ke Jakarta, Doni bertekad akan membuka pintu hatinya untuk seorang wanita. Dia berharap, akan bisa menemukan pendamping hidup yang sederhana, bersikap dewasa dan berhati lembut seperti sang mantan, Seruni.
Hari pertama tiba di Jakarta, Doni yang langsung pulang ke rumah orang tuanya itu mendapatkan sambutan hangat dari sang papa dan juga kakak perempuan satu-satunya, Tanti Sanjaya.
Sang abang ipar yang dulu menjabat sebagai wakil direktur di PT. SANJAYA GROUP dan menjalankan perusahaan tersebut sebelum Doni bersedia kembali ke Jakarta, tidak bisa ikut menyambut kedatangan Doni karena sedang ada rapat dengan rekan bisnisnya.
"Om, makan malam dulu yuk. Kakak tadi masak makanan kesukaan kamu," ajak Tanti sambil mengambil Tania, putri bungsunya yang sedari tadi nemplok dalam pelukan Doni.
"Nanti dulu lah Kak, Doni belum lapar." balas Doni, "masih ingin ngobrol juga sama Papa," lanjutnya.
"Papa punya asam lambung lho Pa, jangan sampai telat makan." Tanti mengingatkan sang papa dengan penuh perhatian.
Laki-laki berusia enam puluh lima tahun itu mengangguk, "ayo Nak, kita makan malam dulu. Nanti bisa kita lanjutkan lagi ngobrolnya," ajak sang papa seraya beranjak, yang kemudian diikuti oleh Doni.
Mereka berjalan menuju meja makan dan kemudian mulai makan malam dengan tenang. Obrolan yang hangat pun tercipta di sana, diwarnai pula dengan celoteh lucu Tania yang mencari perhatian dari om-nya itu.
Usai makan malam, papa Sanjaya mengajak Doni menuju ruang kerja karena ada banyak hal yang hendak beliau sampaikan mengenai perusahaan milik keluarganya itu.
Papa Sanjaya menyerahkan setumpuk dokumen kepada Doni, yang saat ini sedang duduk berhadapan dengannya dan hanya di batasi oleh sebuah meja kerja.
"Nak, itu semua dokumen penting perusahaan. Pelajari dan simpan lah," titah papa Sanjaya pada sang putra, yang masih terdiam menatap setumpuk dokumen tersebut.
Tanpa kata, Doni mulai membuka lembar demi lembar dokumen dihadapannya.
"Bulan pertama, kakak mu, Adiputra yang akan membantu menjelaskan semua kepadamu sebelum dia mengurus perusahaannya yang baru," terang papa Sanjaya.
Doni mengangguk, pemuda matang itu netranya memang fokus tertuju pada dokumen yang dia buka namun telinga Doni tetap mendengarkan penuturan sang papa.
"Untuk selanjutnya nanti, pak Hardi yang akan membantumu mengelola perusahaan," lanjut papa Sanjaya.
Pemuda berahang kokoh dengan bulu-bulu kasar yang tumbuh di sana karena sudah satu minggu tidak dicukur itu, kembali menganggukkan kepala.
"Nanti jika ada yang belum kamu mengerti, bisa tanyakan langsung sama papa." Kembali papa Sanjaya berkata dan Doni membalasnya hanya dengan anggukan kepala seperti tadi.
"Doni," panggil papa Sanjaya seraya menatap sang putra yang masih menekuri dokumen ditangannya.
"Iya Pa," balas Doni yang kemudian mendongak membalas tatapan sang papa.
"Kenapa sedari tadi kamu hanya mengangguk saja Nak, seolah kamu tidak bersemangat untuk menjalankan perusahaan keluarga kita?" Sang papa bertanya dengan wajah yang nampak khawatir.
Putra bungsu keluarga Sanjaya itu tersenyum dan kemudian menggeleng, "Papa ini bicara apa sih? Doni sudah di sini Pa, Doni juga sudah melepas karir yang sudah lama Doni rintis? Jadi, mana mungkin Doni tidak serius?" bantah Doni.
"Kalau pun Doni sedari tadi diam dan hanya mengangguk, itu semata karena Doni ingin mendengarkan apa yang Papa sampaikan?" lanjutnya.
Papa Sanjaya mengangguk mengerti, "maafkan papa Nak, papa pikir kamu masih marah sama kami?" Wajah laki-laki tua itu tiba-tiba terlihat mendung, netra abu-abunya nampak berkaca-kaca.
Doni menggeser tumpukan dokumen dihadapannya kearah samping dan kemudian menggenggam tangan sang papa yang berada di atas meja kerja, "Doni tidak pernah marah Pa, maaf jika kemarin-kemarin Doni sempat kecewa sama Papa dan juga almarhumah mama."
Kembali papa Sanjaya mengangguk, laki-laki tua itu pun membalas genggaman tangan sang putra dengan erat.
"Besok malam, Papa sudah merencanakan untuk mengadakan pesta pengukuhan dirimu sebagai CEO yang baru di PT. SANJAYA GROUP. Papa mengundang semua rekan bisnis perusahaan kita, juga keluarga mereka. Yah, semacam undangan family gathering?" terang papa Sanjaya.
"Kenapa pakai acara pengukuhan segala, Pa? Doni pikir, cukup dengan mengundang mereka di kantor dan kemudian perkenalan biasa?" protes Doni. Pemuda itu sama sekali tidak menyangka, bahwa sang papa telah menyiapkan pesta untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh rekan bisnis SANJAYA GROUP.
"Tidak sesederhana itu Nak, semua rekan bisnis papa harus tahu bahwa kamu lah pengganti papa di perusahaan." balas papa Sanjaya, "Papa sangat berharap, kamu akan menemukan jodoh di sana," lanjutnya dengan penuh harap.
Doni menggelengkan kepala seraya menghela nafas panjang, "tidak semudah itu untuk mencari jodoh Pa," balas Doni.
"Kamu masih mencintai dia Nak?" Papa Sanjaya menatap sang putra dengan menyelidik.
Doni tersenyum, "dia baru saja melahirkan anak keempatnya Pa, cewek dan sangat cantik." Bukannya menjawab pertanyaan sang papa, Doni malah menceritakan tentang sang mantan.
Papa Sanjaya menarik nafas dalam dan kemudian menghembusnya perlahan, "dia memang cantik, pantas saja kalau putrinya juga cantik." Papa Sanjaya berbicara dengan lirih, nyaris seperti gumaman.
Doni mengangguk setuju, "benar Pa, Uun memang cantik tetapi Papa tidak perlu khawatir, karena Doni sudah bertekad akan membuka hati untuk wanita lain," ucap Doni sungguh-sungguh, membuat papa Sanjaya tersenyum lega.
"Syukurlah Nak, papa hanya bisa mendoakan semoga kamu mendapatkan istri yang baik dan bisa mengerti kamu nantinya," do'a tulus papa Sanjaya untuk sang putra.
"Istirahatlah Nak, besok kamu harus terlihat segar." titah ayah Doni tersebut, "besok malam, acaranya diselenggarakan di hotel kita," lanjut sang papa menginformasikan.
Doni mengangguk, ayah dan anak itu kemudian berjalan beriringan meninggalkan ruang kerja papa Sanjaya untuk menuju kamar masing-masing.
&&&&&
Doni beserta sang Papa, juga keluarga kecil sang kakak telah berada di ballroom DS Hotel & Resto, tempat diadakannya family gathering malam ini.
Sebagian besar tamu undangan juga telah hadir di sana dan memenuhi ballroom hotel bintang lima tersebut, papa Sanjaya menuntun Doni untuk menyalami tamu-tamunya yang baru saja datang.
Setelah semua undangan dipastikan telah hadir semua, MC mulai membuka acara yang dikemas santai tersebut.
Suara MC yang bersahaja, humoris serta pandai menghidupkan suasana itu menjadikan acara family gathering pada malam hari ini terasa sangat hangat dan penuh kekeluargaan.
Mereka saling bercanda antar sesama rekan bisnis, istri-istri mereka juga nampak akrab satu sama lain, begitu pula dengan anak-anak yang terlihat sangat menikmati acara tersebut.
Kini tiba acara inti, papa Sanjaya selaku pendiri sekaligus pemilik PT. SANJAYA GROUP didaulat untuk naik ke panggung kecil bersama sang putra. Laki-laki tua yang penuh wibawa itu mulai memperkenalkan putra bungsunya, Doni Sanjaya, sebagai CEO yang baru di PT. SANJAYA GROUP menggantikan dirinya yang telah pensiun.
Tepuk tangan terdengar sangat meriah ketika papa Sanjaya menyuruh sang putra untuk menyampaikan sepatah dua patah kata, sebagai kata sambutan atas pengukuhan dirinya pada malam hari ini.
Doni pun mulai memberikan sambutan sebagai awal perkenalan dirinya, yang akan mulai terjun ke dunia bisnis untuk menggantikan sang papa.
Pemuda matang yang masih saja melajang itu, malam ini nampak sangat bersinar. Dia yang sudah terbiasa berbicara di hadapan publik, serta sudah sering berhadapan dengan orang-orang dari kalangan atas, menyampaikan sambutan pendeknya dengan apik, lugas dan sangat bersahaja.
Semua tamu undangan yang mendengarkan sambutan Doni berdecak kagum dengan sosok baru di dunia bisnis tersebut, bahkan sebagian rekan bisnis papa Sanjaya mengacungkan jempol kepada Doni.
Usai memberikan sambutannya, Doni kemudian menggandeng sang papa untuk turun dari atas panggung dan bergabung kembali bersama keluarga kecil sang kakak dan beberapa petinggi di PT. SANJAYA GROUP.
Tiba-tiba seorang gadis belia datang menghampiri Doni, seraya menyodorkan setangkai bunga mawar merah yang baru saja dia petik dari salah satu Vas bunga. "Om Doni, I love you," seru gadis belia tersebut dengan cukup lantang, agar Doni bisa mendengar suaranya karena suasana di sekitar terdengar riuh oleh suara musik serta canda tawa anak-anak.
Doni mengernyitkan dahinya dengan begitu dalam, "hah, tidak salah? Gadis ingusan ini, nembak aku?" Gumam Doni tak percaya, seraya menyipitkan mata menatap sang gadis.
Gadis berhijab ungu tersebut tersenyum sangat manis, "mawar merahnya masih segar lho om, sesegar cintaku pada Om Doni," rayu gadis bermata bulat dengan bulu mata lentik itu, seraya mengerling
Doni menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, pemuda matang itu dibuat bingung dengan sikap gadis tersebut. Sementara orang-orang di sekitar Doni tersenyum seraya geleng-geleng kepala, berbeda dengan papa Sanjaya yang langsung mengedarkan pandangan mencari sosok orang tua si gadis.
Netra abu-abu papanya Doni itu menangkap sosok laki-laki paruh baya, yang tengah menepuk jidat lantaran ulah putrinya tersebut di salah satu sudut ballroom hotel.
"Lila! Apa yang dilakukan Lili di sana? Bikin malu aja tuh anak!"
Gadis yang dipanggil Lila, hanya mengedikkan bahunya.
"Hahaha,,, biarkan saja Dev, putri kesayanganmu sedang mengincar target baru itu?" celetuk om Alex sambil tertawa ngakak, yang diikuti oleh kedua sahabatnya.
tobe continue,,,
🍓🍓🍓🍓🍓
Hai bestie,,, aku kembali hadir di sini untuk menemani hari kalian, masukkan favorit dan kasih bintang ⭐ lima yah 😊🙏
Jangan lupa klik tombol like, kasih vote dan hadiah yang banyak serta jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak dengan berkomentar... 😄🤗
Biar nyambung bacanya, mampir dulu ke novel Seruni (Bertahan atau Lepaskan) sebagai masa lalu Doni & novel Ketulusan Cinta Nabila, dimana kisah ayah si gadis ada di sana 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Jodoh tuh om,, Jodohnkan dtg tanpa di duga 😆😆😆
2023-08-22
1
Qaisaa Nazarudin
Terus kenapa mereka gak merestuin hubungan Doni dgn Seruni? Apa Ortunya Doni memandang Kasta?? Noh liat swkarang Seruni bahagia dgn suami dan Anak2 nya, Liat anak mu Doni gimana kkehidupannya??🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-08-22
1
Ita rahmawati
oh in ankny om devan y...
2023-06-01
1