Cinta Untuk Lily
Bughh
"Maaf pak saya tidak sengaja" Lily membungkukkan badannya, lalu membantu laki-laki itu mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan di lantai.
"Ahh...tidak apa-apa Nona. Kamu karyawan baru disini ya?" tanya laki-laki yang barusan ditabrak Lily.
"Iya pak, ini hari pertama saya bekerja di sini" Lily berdiri dan menyerahkan kertas-kertas yang diambilnya kepada laki-laki yang ada di depannya.
"Perkenalkan nama saya Leon. Saya Asisten pimpinan di perusahaan ini" Leon mengulurkan tangannya kepada Lily.
"Saya Lily Pak Leon. Saya minta maaf pak, saya tidak sengaja menabrak bapak tadi. Saya takut terlambat, jadi saya lari dari halte sampai sini" ucap Lily
"Saya mengerti. Selamat bergabung di perusahaan kami Nona Lily" ucap Leon.
"Terima kasih Pak Leon" Lily membungkukkan badannya.
Leon lalu pergi ke lantai atas, sedangkan Lily pergi ke ruang ganti baju Cleaning Service.
"Lily sini" Bu Maria memanggil Lily. Lily lalu pergi menghampiri Bu Maria. "Kamu anak baru, yang hari ini baru bekerja kan? tanya Maria.
"Iya bu, maaf bu saya sedikit terlambat dihari pertama saya bekerja" ucap Lily menundukkan wajahnya.
"Tidak apa-apa, lain kali jangan terlambat lagi. Kalau pimpinan tahu, kamu bisa langsung dipecat. Mencari pekerjaan saat ini sangat sulit" Maria memberi nasehat kepada Lily.
"Iya Bu Maria. Terima kasih sudah diingatkan. Saya ganti baju dulu ya bu" Lily lalu pergi ke loker khusus pegawai.
"Lily kamu bersihin kaca depan ya, ini tugas pertama kamu" ucap Maria. Maria adalah penanggung jawab kebersihan kantor. Dia sudah 20 tahun bekerja di perusahaan Golden Group.
Lily lalu pergi ke depan kantor. Dia membawa seluruh alat kebersihan yang dibutuhkan. Karyawan yang bekerja di Golden Group belum pada datang ke kantor, baru beberapa orang saja.
Karyawan yang bertugas bersih-bersih memang datang lebih awal, supaya tidak mengganggu kerja karyawan lain.
Saat membersihkan kaca, Lily terjatuh dari tangga. "Ehh...ehhh..." Lily jatuh menimpa laki-laki yang baru saja datang ke kantor. Mereka berdua jatuh kelantai.
Lily menindih tangan laki-laki itu. "Auuuwww" tangan laki-laki itu di berada di bawah punggung Lily. Lily belum sadar kalau dia menindih tangan laki-laki dibawahnya.
saat dia berdiri dan mengusap-usap pantatnya dia menoleh kebelakang. "Astaga" Lily menangkupkan kedua telapak tangan ke mulutnya. Laki-laki itu masih bergeming di lantai, dia mencoba untuk berdiri. Tiba-tiba Leon datang dari arah lift. Leon berlari menghampiri laki-laki itu.
"Bapak kenapa bisa tiduran dilantai pak? tanya Leon. Laki-laki itu berdiri dibantu Leon. "Maafkan saya pak. Saya tidak sengaja" ucap Lily panik. "Nona Lily" Leon mencoba memahami situasi.
"Apa yang sebenarnya terjadi Nona?" tanya Leon. "Saya tadi membersihkan kaca pak, terus saya terpeleset saat akan turun dari anak tangga. Sepertinya bapak ini jatuh gara-gara saya Pak Leon. Maaf kan saya pak" Lily menjelaskan kejadian yang sebenarnya, dia menangkupkan tangannya di depan dada.
"Sepertinya Nona Lily suka nabrak orang ya hahahaaaa" Leon tertawa. Lily garuk-garuk kepala yang tidak gatal dengan tersenyum.
Apa yang dikatakan Leon memang benar, dia sudah dua kali menabrak orang. Yang pertama Leon dan yang kedua laki-laki disebelah Leon.
"Saya hanya bercanda Nona" Leon tersenyum kepada Lily.
Deg
Kenapa saat Leon tersenyum seperti itu hati Lily terasa hangat. Perasaan apa ini, Lily belum pernah merasakan perasaan seperti itu sebelumnya.
"Kita naik dulu Nona Lily" ucap Leon. Sedangkan Lily Masih terpesona dengan senyuman Leon kepadanya sehingga dia tidak sadar kalau Leon dan laki-laki tadi sudah pergi.
"Ooii" Lily dikagetkan dengan suara perempuan yang memakai seragam sama dengan dirinya. "Hahh" lamunan Lily buyar saat, perempuan itu menepuk pundak Lily.
"Karyawan baru ya" tanya parempuan itu. "Iya" jawab Lily. "Kenalin saya Bella" Bella mengulurkan tangannya. Lalu disambut uluran tangan Lily. "Saya Lily" ucap Lily.
"Kamu sudah selesai membersihkan kaca?" tanya Bella. "Belum" jawab Rania. "Sini saya bantu, biar cepat selesai" Bella mengambil pembersih kaca.
Akhirnya mereka membersihkan kaca depan bersama-sama. Tugas mereka telah selesai. mereka kembali ke ruangan khusus karyawan bersih-bersih.
Sedangkan diruangan CEO. Leon sedang memeriksa tangan laki-laki yang jatuh bersama Lily. "Kenapa kamu bisa jatuh dengan karyawan baru itu Edward? tanya Leon. "Mana saya tahu, saya lewat trus dia terjatuh dari tangga" ucap Edward.
Edward adalah CEO sekaligus sahabat Leon. Pria janggung dengan tinggi 183 dengan hidung mancung dan tubuh Atletis, siapapun yang melihatnya pasti jatuh cinta.
Sayangnya laki-laki berusia 28 tahu itu tidak pernah percaya dengan yang namanya cinta, apalagi pernikahan. Edward sangat anti yang namanya pernikahan.
"Sepertinya tanganku patah. Ini Rasanya sakit sekali" Edward mengerak-gerakkan tangannya. "Kita panggil dokter Luis saja. Supaya tanganmu di periksa dengan benar" ucap Leon.
"Nanti setelah Rapat kita ke rumah sakit, kita menemui dokter Luis" Leon merapikan dokumen untuk rapat hari ini.
"Bagaimana dengan tanganku ini masih sakit" Edward memegangi tangannya yang masih sakit. "Kamu saja yang menghadiri rapat, saya akan menunggumu di sini" ucap Edward.
"Baiklah Tuan besar, kamu duduk disini saja biar saya yang bekerja" Leon keluar ruangan CEO.
Edward tersenyum melihat asisten pribadinya sekaligus sahabatnya itu. "Apa mungkin tanganku patah" gumam Edward.
Edward mengambil ponselnya mencari nama dokter pribadi keluarga. Dia menekan lambang hijau diponsel pintarnya.
[Hallo dokter Luis, apa kamu di rumah sakit sekarang?]
[Hallo Edward, iya saya tugas di rumah sakit hari ini. Apa kamu sakit?]
[Tanganku sepertinya patah, sakit sekali rasanya]
[Apa kamu mengalami kecelakaan?]
[Iya, tadi ada kecelakaan kecil]
[Baiklah, saya tunggu kamu di rumah sakit]
[Ok, terima kasih dokter Luis]
[Sama-Sama Edward]
Edward menutup telponnya. Dia bersandar di kursi kebesarannya. Memutar-mutar ponselnya. Memikirkan kecelakaan kecil yang menimpa tangannya tersebut.
Setelah 1 jam menunggu Leon selesai meeting. Akhirnya mereka pergi ke rumah sakit. "Apa kamu sudah menghubungi dokter Luis?" tanya Leon fokus dengan jalan.
"Hu'um, sudah aku telpon tadi. Dia ada di rumah sakit" jawab Edward. Melihat Leon senyum-senyum sendiri, Edward mengeryitkan dahinya. "Kenapa kamu senyum-senyum seperti itu? tanya Edward penasaran.
"Tidak, aku merasa aneh pada gadis yang membuat tanganmu patah" ucap Leon. "Aneh kenapa?" Edward menatap Leon. "Sebelum dia membuat tanganmu patah, gadis itu tadi pagi menabrakku. Dia berlari dari halte ke kantor. Dia takut kalau terlambat dan dipecat. Hari ini adalah hari pertama dia bekerja" Leon menjelaskan kejadian tadi pagi.
Mereka sampai diparkiran rumah sakit. Saat turun dari mobil. "Edwaaarrrdd..." seorang perempuan berlari menuju Edward dan Leon.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments