NovelToon NovelToon

Cinta Untuk Lily

BAB 1. Hari Pertama Kerja

Bughh

"Maaf pak saya tidak sengaja" Lily membungkukkan badannya, lalu membantu laki-laki itu mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan di lantai.

"Ahh...tidak apa-apa Nona. Kamu karyawan baru disini ya?" tanya laki-laki yang barusan ditabrak Lily.

"Iya pak, ini hari pertama saya bekerja di sini" Lily berdiri dan menyerahkan kertas-kertas yang diambilnya kepada laki-laki yang ada di depannya.

"Perkenalkan nama saya Leon. Saya Asisten pimpinan di perusahaan ini" Leon mengulurkan tangannya kepada Lily.

"Saya Lily Pak Leon. Saya minta maaf pak, saya tidak sengaja menabrak bapak tadi. Saya takut terlambat, jadi saya lari dari halte sampai sini" ucap Lily

"Saya mengerti. Selamat bergabung di perusahaan kami Nona Lily" ucap Leon.

"Terima kasih Pak Leon" Lily membungkukkan badannya.

Leon lalu pergi ke lantai atas, sedangkan Lily pergi ke ruang ganti baju Cleaning Service.

"Lily sini" Bu Maria memanggil Lily. Lily lalu pergi menghampiri Bu Maria. "Kamu anak baru, yang hari ini baru bekerja kan? tanya Maria.

"Iya bu, maaf bu saya sedikit terlambat dihari pertama saya bekerja" ucap Lily menundukkan wajahnya.

"Tidak apa-apa, lain kali jangan terlambat lagi. Kalau pimpinan tahu, kamu bisa langsung dipecat. Mencari pekerjaan saat ini sangat sulit" Maria memberi nasehat kepada Lily.

"Iya Bu Maria. Terima kasih sudah diingatkan. Saya ganti baju dulu ya bu" Lily lalu pergi ke loker khusus pegawai.

"Lily kamu bersihin kaca depan ya, ini tugas pertama kamu" ucap Maria. Maria adalah penanggung jawab kebersihan kantor. Dia sudah 20 tahun bekerja di perusahaan Golden Group.

Lily lalu pergi ke depan kantor. Dia membawa seluruh alat kebersihan yang dibutuhkan. Karyawan yang bekerja di Golden Group belum pada datang ke kantor, baru beberapa orang saja.

Karyawan yang bertugas bersih-bersih memang datang lebih awal, supaya tidak mengganggu kerja karyawan lain.

Saat membersihkan kaca, Lily terjatuh dari tangga. "Ehh...ehhh..." Lily jatuh menimpa laki-laki yang baru saja datang ke kantor. Mereka berdua jatuh kelantai.

Lily menindih tangan laki-laki itu. "Auuuwww" tangan laki-laki itu di berada di bawah punggung Lily. Lily belum sadar kalau dia menindih tangan laki-laki dibawahnya.

saat dia berdiri dan mengusap-usap pantatnya dia menoleh kebelakang. "Astaga" Lily menangkupkan kedua telapak tangan ke mulutnya. Laki-laki itu masih bergeming di lantai, dia mencoba untuk berdiri. Tiba-tiba Leon datang dari arah lift. Leon berlari menghampiri laki-laki itu.

"Bapak kenapa bisa tiduran dilantai pak? tanya Leon. Laki-laki itu berdiri dibantu Leon. "Maafkan saya pak. Saya tidak sengaja" ucap Lily panik. "Nona Lily" Leon mencoba memahami situasi.

"Apa yang sebenarnya terjadi Nona?" tanya Leon. "Saya tadi membersihkan kaca pak, terus saya terpeleset saat akan turun dari anak tangga. Sepertinya bapak ini jatuh gara-gara saya Pak Leon. Maaf kan saya pak" Lily menjelaskan kejadian yang sebenarnya, dia menangkupkan tangannya di depan dada.

"Sepertinya Nona Lily suka nabrak orang ya hahahaaaa" Leon tertawa. Lily garuk-garuk kepala yang tidak gatal dengan tersenyum.

Apa yang dikatakan Leon memang benar, dia sudah dua kali menabrak orang. Yang pertama Leon dan yang kedua laki-laki disebelah Leon.

"Saya hanya bercanda Nona" Leon tersenyum kepada Lily.

Deg

Kenapa saat Leon tersenyum seperti itu hati Lily terasa hangat. Perasaan apa ini, Lily belum pernah merasakan perasaan seperti itu sebelumnya.

"Kita naik dulu Nona Lily" ucap Leon. Sedangkan Lily Masih terpesona dengan senyuman Leon kepadanya sehingga dia tidak sadar kalau Leon dan laki-laki tadi sudah pergi.

"Ooii" Lily dikagetkan dengan suara perempuan yang memakai seragam sama dengan dirinya. "Hahh" lamunan Lily buyar saat, perempuan itu menepuk pundak Lily.

"Karyawan baru ya" tanya parempuan itu. "Iya" jawab Lily. "Kenalin saya Bella" Bella mengulurkan tangannya. Lalu disambut uluran tangan Lily. "Saya Lily" ucap Lily.

"Kamu sudah selesai membersihkan kaca?" tanya Bella. "Belum" jawab Rania. "Sini saya bantu, biar cepat selesai" Bella mengambil pembersih kaca.

Akhirnya mereka membersihkan kaca depan bersama-sama. Tugas mereka telah selesai. mereka kembali ke ruangan khusus karyawan bersih-bersih.

Sedangkan diruangan CEO. Leon sedang memeriksa tangan laki-laki yang jatuh bersama Lily. "Kenapa kamu bisa jatuh dengan karyawan baru itu Edward? tanya Leon. "Mana saya tahu, saya lewat trus dia terjatuh dari tangga" ucap Edward.

Edward adalah CEO sekaligus sahabat Leon. Pria janggung dengan tinggi 183 dengan hidung mancung dan tubuh Atletis, siapapun yang melihatnya pasti jatuh cinta.

Sayangnya laki-laki berusia 28 tahu itu tidak pernah percaya dengan yang namanya cinta, apalagi pernikahan. Edward sangat anti yang namanya pernikahan.

"Sepertinya tanganku patah. Ini Rasanya sakit sekali" Edward mengerak-gerakkan tangannya. "Kita panggil dokter Luis saja. Supaya tanganmu di periksa dengan benar" ucap Leon.

"Nanti setelah Rapat kita ke rumah sakit, kita menemui dokter Luis" Leon merapikan dokumen untuk rapat hari ini.

"Bagaimana dengan tanganku ini masih sakit" Edward memegangi tangannya yang masih sakit. "Kamu saja yang menghadiri rapat, saya akan menunggumu di sini" ucap Edward.

"Baiklah Tuan besar, kamu duduk disini saja biar saya yang bekerja" Leon keluar ruangan CEO.

Edward tersenyum melihat asisten pribadinya sekaligus sahabatnya itu. "Apa mungkin tanganku patah" gumam Edward.

Edward mengambil ponselnya mencari nama dokter pribadi keluarga. Dia menekan lambang hijau diponsel pintarnya.

[Hallo dokter Luis, apa kamu di rumah sakit sekarang?]

[Hallo Edward, iya saya tugas di rumah sakit hari ini. Apa kamu sakit?]

[Tanganku sepertinya patah, sakit sekali rasanya]

[Apa kamu mengalami kecelakaan?]

[Iya, tadi ada kecelakaan kecil]

[Baiklah, saya tunggu kamu di rumah sakit]

[Ok, terima kasih dokter Luis]

[Sama-Sama Edward]

Edward menutup telponnya. Dia bersandar di kursi kebesarannya. Memutar-mutar ponselnya. Memikirkan kecelakaan kecil yang menimpa tangannya tersebut.

Setelah 1 jam menunggu Leon selesai meeting. Akhirnya mereka pergi ke rumah sakit. "Apa kamu sudah menghubungi dokter Luis?" tanya Leon fokus dengan jalan.

"Hu'um, sudah aku telpon tadi. Dia ada di rumah sakit" jawab Edward. Melihat Leon senyum-senyum sendiri, Edward mengeryitkan dahinya. "Kenapa kamu senyum-senyum seperti itu? tanya Edward penasaran.

"Tidak, aku merasa aneh pada gadis yang membuat tanganmu patah" ucap Leon. "Aneh kenapa?" Edward menatap Leon. "Sebelum dia membuat tanganmu patah, gadis itu tadi pagi menabrakku. Dia berlari dari halte ke kantor. Dia takut kalau terlambat dan dipecat. Hari ini adalah hari pertama dia bekerja" Leon menjelaskan kejadian tadi pagi.

Mereka sampai diparkiran rumah sakit. Saat turun dari mobil. "Edwaaarrrdd..." seorang perempuan berlari menuju Edward dan Leon.

...****************...

BAB 2. Rumah Sakit

"Edwaaaarrdd" perempuan cantik, tinggi bak seorang model, berjalan menghampiri Edward dan Leon.

Ashley

"Ashley, kamu ngapain disini?" tanya Edward. "Aku mau melakukan chek up rutin saja" ucap Ashley. "Kamu juga kenapa pagi-pagi ada disini? kamu sakit, Honey? Ashley mengkhawatirkan keadaan Edward. "Mau bertemu dengan dr.Luis, aku ingin memeriksa tanganku ini" Edward menunjuk tangannya. "Ayo masuk barengan saja" Ashley mengandeng tangan Edward.

"Aauuwww" Edward meringis menahan sakit. "Maaf aku tidak sengaja" ucap Ashley. "Its ok, Ashley" ucap Edward.

Mereka berjalan masuk rumah sakit bersama. "Aku ke ruangan dr. Luis dulu Ashley" Edward melepas tangan Ashley. " Ayo kita makan siang bareng setelah dari sini" ucap Ashley.

"Baiklah, kita makan di restoran biasa" ucap Edward. Mereka pisah jalan, Edward ke kanan dan Ashley ke kiri.

Tok ...Tokk ... Tookkk

"Masuk" ucap dr.Luis dari dalam ruangannya. Edward dan Leon masuk ke dalam. "Ahh..Edward. Tangan kamu kenapa kok bisa patah? tanya dr. Luis.

"Saya juga tidak tahu Dok. Waktu saya mau masuk ke dalam kantor, tiba-tiba saja karyawan yang membersihkan kaca jatuh dari tangga terus menimpa badan saya dan kita berdua terjatuh. Tangan saya ketindihan badan karyawan itu" Edward menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

Setelah melakukan beberapa tes pada tangan Edward. Tangan Edward menggunakan gips. "Kamu tidak boleh melakukan kegiatan yang bisa menambah retakan pada tanganmu Edward" ucap dr. Luis.

"Patah tanganmu tidak begitu serius. 2 minggu kedepan kamu kita check lagi. Ini obat yang harus kamu tebus. diminum secara rutin biar cepat sembuh" dr. Luis memberikan catatan resep kepada Leon.

"Kalau begitu kami permisi dulu dr. Luis. Terima kasih atas waktunya" ucap Edward. Mereka lalu keluar ruangan dr. Luis.

"Aku akan pergi ke Apotik, menebus obat dulu. Kamu tunggu di sini" Leon berjalan meninggalkan Edward.

"Sial banget hari ini. Kenapa aku bisa ceroboh seperti ini. 2 minggu ke depan aku harus menggunakan benda sialan ini" Raizel bicara sendiri, merutuki nasib apesnya hari ini.

"Ayo kita pulang, aku sudah mendapat obatmu" Leon memperlihatkan kantong plastik berisi obat-obat Edward.

"Kenapa kamu cepat sekali kembali Leon" Edward berdiri berjalan sejajar dengan Leon. "Kebetulan Apotiknya tidak terlalu Ramai" ucap Leon.

Mereka menuju ke tempat parkir. "Kita kembali ke kantor atau kamu mau langsung ke restoran?" Leon membukakan pintu mobil untuk Edward.

"Apa kita ada jadwal meeting setelah ini?" tanya Edward setelah Leon duduk di belakang setir mobil.

"Tidak ada, nanti pukul 2 ada meeting dengan Mr. Robert" ucap Leon. "Kalau begitu kita langsung ke restoran saja. Aku sudah lapar" Edward memegangi perutnya.

"Ok" jawaban singkat dari Leon. Leon lalu melajukan mobilnya ke alamat restoran yang di inginkan Edward.

Kali ini mereka makan di restoran prancis.

Suasanya sangat tenang, untuk makan siang bersama teman, kolega, dan kekasih.

"Apa perusahaan kita membutuhkan Karyawan baru?" Tanya Edward. Dia tidak tahu kalau ada penambahan karyawan.

"Ah...iya, aku belum memberitahumu. Minggu lalu salah satu karyawan bagian kebersihan keluar. Dia sudah disuruh berhenti bekerja oleh anaknya. Aku meminta bu Maria untuk mencari karyawan baru" Leon menjelaskan kepada Edward secara rinci.

"Emm...begitu. Tapi karyawan baru itu masih sangat muda. Apa dia tidak sekolah" ucap Edward.

"Aku belum melihat CV dari karyawan baru itu. mungkin dia butuh uang. Makanya dia bekerja, meskipun dia masih muda" ucap Leon.

"Jangan sampai kamu mempekerjakan anak dibawah umur" Edward memperingatkan Leon.

"Kita sudah sampai Tuan besar. Aku tahu mana mungkin perusahaan mempekerjakan anak dibawah umur, kita menggunakan aturan yang diberlakukan di negara kita. Leon membuka setbeltnya.

"Ayo turun" Leon membuka pintu mobil. Lalu dia membukan pintu untuk Edward. "Kamu sudah menghubungi Ashley?" tanya Leon.

"Belum, Kamu saja yang menghubungi Ashley" ucap Edward. Edward tahu kalau asistennya itu menaruh hati pada Ashley.

Leon lalu mengambil ponselnya di saku. Dia mencari nama Ashley di ponselnya. Setelah ketemu dia menekan lambang telpon berwarna hijau di ponselnya.

[Hallo Ashley]

[Hallo Leon]

[Kami sudah sampai di restoran]

[Oke, aku segera kesana. Setelah pemeriksaan berakhir]

[Oke, kita tunggu]

[Bye]

Belum sempat Leon menjawab sudah dimatikan telponnya oleh Ashley.

"Dimana dia?" tanya Edward. "Masih di rumah sakit sebentar lagi selesai" ucap Leon.

"Ayo kita cari tempat duduk" Leon mencari-cari tempat yang nyaman untuk mengobrol sambil makan siang.

"Duduk disana saja, dekat jendela besar" Edward menunjuk kursi di dekat kaca besar. Edward sangat suka pemandangan alam. Kalau dia didekat kaca, dia biasa melihat keluar dengan pemandangan bunga-bungan didekat kaca.

"Kita pesan makanan dulu atau nunggu Ashley? tanya Leon. "Kita pesan minuman dulu saja, pesan makanannya nunggu Ashley" ucap Edward.

Leon memanggil pelayan restoran. "Pesan apa Tuan? tanya sang pelayan. " Saya mau pesan Citron Presse 2 gelas. Sudah itu saja dulu, nanti kalau teman saya sudah datang, saya pesan lagi sekalian pesan makanannya juga" ucap Leon.

"Baik, Saya permisi Tuan. Mohon ditunggu sebentar pesanannya" ucap pelayan Restoran. "Baik" Jawab Leon dengan singkat.

Citron Presse

Citron Presse adalah Minuman yang terbuat dari campuran perasan lemon, gula, air dingin, dan sajian jus klasik khas Perancis.

"Ngomong- ngomong siapa nama karyawan baru itu Leon?

"Lily"

"Apa kamu sudah kenal dia sebelumnya?

"Ah, tidak. Aku baru tahu tadi pagi, waktu kita tidak sengaja bertabrakan"

"Ehmm...kenapa karyawan perempuan membersihkan kaca? bukankah itu kerjaan karyawan laki-laki?"

"Kau benar Edward, nanti aku akan tanya sama bu Maria. Kenapa Lily membersihkan kaca pagi ini"

"Aku tidak ingin kejadian tadi pagi terulang lagi"

"Baiklah, Nanti aku selesaikan setelah kita kembali ke perusahaan"

"Permisi Tuan ini pesanan minumannya, 2 gelas Citron Presse" pelayan restoran meletakkan 2 gelas minuman dimeja.

"Terima kasih" ucap Leon. "Sama-sama Tuan, saya permisi tuan" pelayan itu meninggalkan meja Edward dan Leon.

Tak...takk...taakk

Suara high heels berjalan dilantai menuju meja Edward dan Leon. "Maaf lama menunggu teman-teman" ucap Ashley. Dia langsung duduk di sebelah Edward.

"Tidak masalah" ucap Edward.

"Bagaimana hasil check up kamu, Ashley?" Tanya Leon.

"Everything is good. Bisa kita pesan makanan sekarang? Aku sudah lapar" Ashley mencari pelayan restoran.

Leon memanggil pelayan untuk pesan makanan. pelayan yang dipanggil Leon langsung menghampiri meja Leon.

"Permisi Tuan dan Nona, ini menu makanan direstoran kami" pelayan itu memberikan buku menu makanan yang tersedia di restoran.

Mereka bertiga melihat menu makanan dan minuman yang tertulis di dalam buku menu restoran.

"Saya pesan Coq au Vin dan Crème brulee, Minumnya kir" ucap Edward.

"Saya pesan Soupe a L’oignon dan Crème brulee, minumnya pastis" ucap Ashley.

"Saya pesan confit de canard dan Farci poitevin, minumnya kir" ucap Leon.

Sang pelayan mencatat pesanan mereka dengan seksama. Lalu pelayan restoran membacakan kembali pesanan Edward, Ashley dan Leon, memastikan pesanan mereka dengan benar.

"Saya permisi dulu Tuan, Nona. Pesanan Anda akan segera diantar" pelayan itu lalu pergi dari meja Edward dan teman-temannya.

"Tuan Eugenio"

...****************...

Coq au Vin

Crème brulee

confit de canard

Soupe a L’oignon

Farci poitevin

BAB 3. Makan Siang

"Tuan Eugenio" sapa laki-laki setengah baya kepada Edward. Edward terkejut saat di sapa Peter white. Seorang pengusaha yang terkenal licik di kalangan pebisnis. Cara kotor akan dia lakukan kalau menyangkut uang.

"Selamat siang, Tuan Peter White" sapa Edward ramah. "Kebetulan sekali kita bertemu disini Tuan Edward" ucap peter.

"Ah iya, saya kebetulan ada janji makan siang dengan teman saya, Tuan Peter" Jawab Edward.

"Daddy cepatlah kemari" suara gadis muda sekitar usia 22, memanggil Pieter dari meja lain. Pieter menenggok kebelakang, lalu mengangguk.

"Tuan Edward, Tuan Leon saya permisi dulu" Peter berpamitan kepada Edward dan Leon. Peter lalu pergi ke meja gadis muda yang tadi memanggilnya.

"Dia masih ingin kerja sama dengan perusahaan kita Edward" ucap Leon. "Apa kau masih menyimpan proposal kerjasama perusahaan milik Tuan Peter? Edward bertanya kepada Leon.

"Sepertinya masih aku simpan di kantor. Nanti coba aku cari lagi proposalnya. Kau tertarik kerja sama dengan laki-laki licik itu? tanya Leon. Leon selalu menyeleksi perusahaan-perusahaan mana yang boleh kerja sama dengan perusahaan Edward.

Selama ini perusahaan Edward sangat bersih. Belum pernah terkena kasus sampai mengancam nama baik perusahaan. Peran Leon sangat penting dalam hidup Edward. Mereka saling melengkapi sebagai partner kerja ataupun sebagai sahabat.

Flashback On

Leon sangat berhutang budi kepada keluarga Edward. Leon dipunggut dari jalanan oleh kakeknya Edward. Saat itu kakek Edward sedang makan siang diluar bersama dengan sang sopir.

Saat di tengah jalan, Kakek Edward melihat Leon sedang menangis dipinggir jalan dengan pakaian lusuh dan sobek dimana-mana.

Melihat keadaan Leon sangat memperihatinkan, si kakek menyuruh sang sopir menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Saat itu usia Leon baru 7 tahun.

Si kakek teringat akan cucunya, Edward. Usia Edward dan Leon terpaut 2 tahun. Edward lebih tua 2 tahun Leon.

Si kakek menghampiri Leon yang sedang menangis. "Kamu kenapa nak? dimana orang tuamu" tanya kakek Edward kepada Leon.

"Huuuhuuuuu..."Leon menangis sesegukkan. "Ibu ku sudah meninggal dan ayahku mengusirku karena ada tante cantik dirumah" Leon bercerita dengan sesegukkan.

mendengar cerita Leon, kakek Edward sudah paham kalau ayah Leon sudah memiliki wanita lain. Mungkin wanita itu tidak menginginkan Leon jadi beban hidup mereka.

"Kamu mau ikut kakek? kakek juga punya cucu laki-laki seusia kamu. Kalian bisa jadi teman" ucap kakek Edward mengelus-elus punggung Leon.

Akhirnya Leon dibawa Kakek Edward ke rumah keluarga Edward. Sejak saat itu, kehidupan Leon ditanggung keluarga Edward. Mulai dari pakaian, makanan, sekolah dan kuliah, semua dibiayai keluarga Edward.

Leon berjanji kepada dirinya sendiri. Kalau dia akan membalas budi keluarga Edward dengan mengabdikan dirinya untuk keluarga Edward.

Flashback Off

"Permisi Tuan-tuan dan Nona ini makanan pesanan kalian" pelayan itu meletakkan semua pesanan Edward, Leon dan Ashley di atas meja.

"Heeemmmm...Yummy" Ashley mencium aroma makanan didepannya.

"Silahkan menikmati Tuan-tuan dan nona, saya permisi" pelayan itu pergi meninggalkan meja mereka. "Bisa kita makan sekarang?" ucap Ashley memegang sendok soup.

"Ayo kita makan" ucap Edward. Mereka bertiga menikmati makan siang dengan nyaman dan kenyang. Bahkan Edward lupa kalau tanganya sedang sakit.

"Apa kau bisa makan Edward? Mau aku suapin?" tanya Ashley khawatir. "Kau tenang saja Ashley, aku masih bisa makan, meskipun dengan tangan kiri" ucap Edward.

"Kenapa kau bisa terluka seperti itu Edward?" tanya Ashley penasaran. "Tadi pagi ada karyawan yang membersihkan kaca, mungkin dia terpelesat saat akan naik tangga, terus jatuh. Kebetulan aku lewat, ya sudah kita berdua jatuh dilantai" Edward bercerita kejadian tangannya bisa sampai patah.

"Ceroboh sekali karyawan itu" Ashley mencebik. "Apa dia tidak tahu kalau dia sudah mematahkan tangan bosnya" Ashley kesal.

"Dia karyawan baru, dan hari ini baru mulai kerja. Masih harus banyak belajar" ucap Leon.

"Benar kata Leon, karyawn baru masih butuh belajar dan adaptasi dengan lingkungan perusahaan" imbuh Edward.

Selesai makan Edward, Leon dan Ashley berpisah. Edward dan Leon kembali ke Perusahaan, sedangkan Ashley melakukan jadwal pemotretan.

Ashley adalah model papan atas di Jerman. Setiap hari jadwalnya padat. Sehingga Ashley sekarang jarang bertemu dengan Edward. Suatu kebetulan dia bisa bertemu dengan Edward dan Leon di Rumah Sakit, sehingga Ashley bisa sedikit temu kangen bersama mereka.

Ashley adalah teman masa kecil Edward. Ashley juga berteman dengan Leon. Semenjak Leon tinggal bersama Edward, teman Edward juga teman Leon. Karena kemanapun Edward pergi pasti disampingnya ada Leon. Kecuali Edward sendiri yang menyuruh Leon untuk tidak ikut bersama dia.

Setibanya di kantor Edward langsung ke ruangannya, sedangkan Leon memanggil Maria selaku penanggung jawab karyawan bagian bersih-bersih.

"Bu Maria, tolong datang keruangan saya" ucap Leon saat berada di ruang Maria.

"Iya pak Leon" Maria langsung mengikuti Leon menuju ruangan Leon.

"Pak Leon meeting dengan Mr. Kazuki minta waktunya dimajukan, beliau harus kembali ke Jepang sore ini. Sekarang Mr. Kazuki sudah di perjalanan" ucap Kimberly, Sekretaris Edward.

"Baiklah kalau begitu, aku akan memberi tahu Edward kalau sebentar lagi harus meeting dengan Mr. Kazuki" ucap Leon.

"Bu Maria, maaf saya harus segera pergi meeting. Nanti saya akan hubungi Bu Maria kembali, kalau meetingnya sudah selesai" ucap Leon

"Baik Pak Leon, saya akan menunggu Pak Leon di sini saja. Kebetulan semua pekerjaan sudah beres" ucap Maria.

"Baiklah kalau begitu Bu Maria, Saya pergi dulu. Bu Maria bisa santai di sini" Leon lalu pergi ke ruangan Edward, memberi tahu kalau rapat nanti sore dimajukan waktunya.

Tok...Tookk...Tokk

Leon mengetuk pintu Edward. "Masuk" suara Edward dari dalam mempersilahkan Leon masuk ke dalam ruangannya.

"Ada apa Leon? bukankah meeting masih nanti sore? tanya Edward menutup laptopnya.

"Meeting dengan Mr. Kazuki, dimajukan sekarang Edward. Kimberly tadi memberitahu kalau Mr. Kazuki sudah dalam perjalanan ke kantor. Beliau akan kembali ke Jepang nanti sore" Leon menjelaskan alasan Mr. Kazuki mempercepat waktu meeting mereka.

"Kamu sudah mempersiapkan kontrak kerja sama dengan Mr. Kazuki Leon?" tanya Edward.

"Sudah, kita tinggal ajukan kerjasama kerjasama seperti yang kita sepakati minggu lalu" ucap Leon.

"Ya sudah kalau begitu, kita langsung ke ruang meeting" Edward lalu berdiri dari kursi kebesarannya, Leon membereskan berkas-berkas yang akan mereka bawa dalam meeting kali ini.

Sekitar 1 jam meeting telah selesai. Leon menemui Bu Maria yang sedang menunggu di depan ruangannya.

"Maaf Bu Maria menunggu lama. Mari kita bicara di ruangan saya saja Bu Maria" Leon membuka pintu ruangannya dan mempersilahkan Bu Maria masuk.

"Silahkan duduk bu" Leon mempersilahkan Maria duduk di sofa. " Terima kasih, Pak Leon" Maria duduk didepan Leon.

"Ada apa Pak Leon memanggil saya? Apa ada kesalahan yang saya lakukan pak? Tanya Maria sedikit takut.

"Ah tidak Bu Maria. Saya hanya ingin tahu tentang CV karyawan baru yang kerja hari ini saya tidak menemukan CV karyawan baru itu di divisi SDM" ucap Leon.

"Maaf kan saya Pak Leon. Lily masuk kerja bukan dari seleksi resmi perusahaan. Saya yang mengajaknya bekerja disini Pak Leon. Kebetulan satu karyawan dibagian bersih-bersih keluar, jadi pekerjaan tidak terselesaikan tepat waktu" Maria menjelaskan situasi yang sebenarnya terjadi.

" Lalu Bu Maria bertemu Lily dimana? tanya Leon dengan serius. Karena dia tidak mau mempekerjakan karyawan yang tidak jelas. Leon tidak mau mengambil resiko kalau nanti Edward celaka, gara-gara kecerobohan dirinya.

"Saya bertemu Lily di.......

To be continue

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!