"Edwaaaarrdd" perempuan cantik, tinggi bak seorang model, berjalan menghampiri Edward dan Leon.
Ashley
"Ashley, kamu ngapain disini?" tanya Edward. "Aku mau melakukan chek up rutin saja" ucap Ashley. "Kamu juga kenapa pagi-pagi ada disini? kamu sakit, Honey? Ashley mengkhawatirkan keadaan Edward. "Mau bertemu dengan dr.Luis, aku ingin memeriksa tanganku ini" Edward menunjuk tangannya. "Ayo masuk barengan saja" Ashley mengandeng tangan Edward.
"Aauuwww" Edward meringis menahan sakit. "Maaf aku tidak sengaja" ucap Ashley. "Its ok, Ashley" ucap Edward.
Mereka berjalan masuk rumah sakit bersama. "Aku ke ruangan dr. Luis dulu Ashley" Edward melepas tangan Ashley. " Ayo kita makan siang bareng setelah dari sini" ucap Ashley.
"Baiklah, kita makan di restoran biasa" ucap Edward. Mereka pisah jalan, Edward ke kanan dan Ashley ke kiri.
Tok ...Tokk ... Tookkk
"Masuk" ucap dr.Luis dari dalam ruangannya. Edward dan Leon masuk ke dalam. "Ahh..Edward. Tangan kamu kenapa kok bisa patah? tanya dr. Luis.
"Saya juga tidak tahu Dok. Waktu saya mau masuk ke dalam kantor, tiba-tiba saja karyawan yang membersihkan kaca jatuh dari tangga terus menimpa badan saya dan kita berdua terjatuh. Tangan saya ketindihan badan karyawan itu" Edward menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
Setelah melakukan beberapa tes pada tangan Edward. Tangan Edward menggunakan gips. "Kamu tidak boleh melakukan kegiatan yang bisa menambah retakan pada tanganmu Edward" ucap dr. Luis.
"Patah tanganmu tidak begitu serius. 2 minggu kedepan kamu kita check lagi. Ini obat yang harus kamu tebus. diminum secara rutin biar cepat sembuh" dr. Luis memberikan catatan resep kepada Leon.
"Kalau begitu kami permisi dulu dr. Luis. Terima kasih atas waktunya" ucap Edward. Mereka lalu keluar ruangan dr. Luis.
"Aku akan pergi ke Apotik, menebus obat dulu. Kamu tunggu di sini" Leon berjalan meninggalkan Edward.
"Sial banget hari ini. Kenapa aku bisa ceroboh seperti ini. 2 minggu ke depan aku harus menggunakan benda sialan ini" Raizel bicara sendiri, merutuki nasib apesnya hari ini.
"Ayo kita pulang, aku sudah mendapat obatmu" Leon memperlihatkan kantong plastik berisi obat-obat Edward.
"Kenapa kamu cepat sekali kembali Leon" Edward berdiri berjalan sejajar dengan Leon. "Kebetulan Apotiknya tidak terlalu Ramai" ucap Leon.
Mereka menuju ke tempat parkir. "Kita kembali ke kantor atau kamu mau langsung ke restoran?" Leon membukakan pintu mobil untuk Edward.
"Apa kita ada jadwal meeting setelah ini?" tanya Edward setelah Leon duduk di belakang setir mobil.
"Tidak ada, nanti pukul 2 ada meeting dengan Mr. Robert" ucap Leon. "Kalau begitu kita langsung ke restoran saja. Aku sudah lapar" Edward memegangi perutnya.
"Ok" jawaban singkat dari Leon. Leon lalu melajukan mobilnya ke alamat restoran yang di inginkan Edward.
Kali ini mereka makan di restoran prancis.
Suasanya sangat tenang, untuk makan siang bersama teman, kolega, dan kekasih.
"Apa perusahaan kita membutuhkan Karyawan baru?" Tanya Edward. Dia tidak tahu kalau ada penambahan karyawan.
"Ah...iya, aku belum memberitahumu. Minggu lalu salah satu karyawan bagian kebersihan keluar. Dia sudah disuruh berhenti bekerja oleh anaknya. Aku meminta bu Maria untuk mencari karyawan baru" Leon menjelaskan kepada Edward secara rinci.
"Emm...begitu. Tapi karyawan baru itu masih sangat muda. Apa dia tidak sekolah" ucap Edward.
"Aku belum melihat CV dari karyawan baru itu. mungkin dia butuh uang. Makanya dia bekerja, meskipun dia masih muda" ucap Leon.
"Jangan sampai kamu mempekerjakan anak dibawah umur" Edward memperingatkan Leon.
"Kita sudah sampai Tuan besar. Aku tahu mana mungkin perusahaan mempekerjakan anak dibawah umur, kita menggunakan aturan yang diberlakukan di negara kita. Leon membuka setbeltnya.
"Ayo turun" Leon membuka pintu mobil. Lalu dia membukan pintu untuk Edward. "Kamu sudah menghubungi Ashley?" tanya Leon.
"Belum, Kamu saja yang menghubungi Ashley" ucap Edward. Edward tahu kalau asistennya itu menaruh hati pada Ashley.
Leon lalu mengambil ponselnya di saku. Dia mencari nama Ashley di ponselnya. Setelah ketemu dia menekan lambang telpon berwarna hijau di ponselnya.
[Hallo Ashley]
[Hallo Leon]
[Kami sudah sampai di restoran]
[Oke, aku segera kesana. Setelah pemeriksaan berakhir]
[Oke, kita tunggu]
[Bye]
Belum sempat Leon menjawab sudah dimatikan telponnya oleh Ashley.
"Dimana dia?" tanya Edward. "Masih di rumah sakit sebentar lagi selesai" ucap Leon.
"Ayo kita cari tempat duduk" Leon mencari-cari tempat yang nyaman untuk mengobrol sambil makan siang.
"Duduk disana saja, dekat jendela besar" Edward menunjuk kursi di dekat kaca besar. Edward sangat suka pemandangan alam. Kalau dia didekat kaca, dia biasa melihat keluar dengan pemandangan bunga-bungan didekat kaca.
"Kita pesan makanan dulu atau nunggu Ashley? tanya Leon. "Kita pesan minuman dulu saja, pesan makanannya nunggu Ashley" ucap Edward.
Leon memanggil pelayan restoran. "Pesan apa Tuan? tanya sang pelayan. " Saya mau pesan Citron Presse 2 gelas. Sudah itu saja dulu, nanti kalau teman saya sudah datang, saya pesan lagi sekalian pesan makanannya juga" ucap Leon.
"Baik, Saya permisi Tuan. Mohon ditunggu sebentar pesanannya" ucap pelayan Restoran. "Baik" Jawab Leon dengan singkat.
Citron Presse
Citron Presse adalah Minuman yang terbuat dari campuran perasan lemon, gula, air dingin, dan sajian jus klasik khas Perancis.
"Ngomong- ngomong siapa nama karyawan baru itu Leon?
"Lily"
"Apa kamu sudah kenal dia sebelumnya?
"Ah, tidak. Aku baru tahu tadi pagi, waktu kita tidak sengaja bertabrakan"
"Ehmm...kenapa karyawan perempuan membersihkan kaca? bukankah itu kerjaan karyawan laki-laki?"
"Kau benar Edward, nanti aku akan tanya sama bu Maria. Kenapa Lily membersihkan kaca pagi ini"
"Aku tidak ingin kejadian tadi pagi terulang lagi"
"Baiklah, Nanti aku selesaikan setelah kita kembali ke perusahaan"
"Permisi Tuan ini pesanan minumannya, 2 gelas Citron Presse" pelayan restoran meletakkan 2 gelas minuman dimeja.
"Terima kasih" ucap Leon. "Sama-sama Tuan, saya permisi tuan" pelayan itu meninggalkan meja Edward dan Leon.
Tak...takk...taakk
Suara high heels berjalan dilantai menuju meja Edward dan Leon. "Maaf lama menunggu teman-teman" ucap Ashley. Dia langsung duduk di sebelah Edward.
"Tidak masalah" ucap Edward.
"Bagaimana hasil check up kamu, Ashley?" Tanya Leon.
"Everything is good. Bisa kita pesan makanan sekarang? Aku sudah lapar" Ashley mencari pelayan restoran.
Leon memanggil pelayan untuk pesan makanan. pelayan yang dipanggil Leon langsung menghampiri meja Leon.
"Permisi Tuan dan Nona, ini menu makanan direstoran kami" pelayan itu memberikan buku menu makanan yang tersedia di restoran.
Mereka bertiga melihat menu makanan dan minuman yang tertulis di dalam buku menu restoran.
"Saya pesan Coq au Vin dan Crème brulee, Minumnya kir" ucap Edward.
"Saya pesan Soupe a L’oignon dan Crème brulee, minumnya pastis" ucap Ashley.
"Saya pesan confit de canard dan Farci poitevin, minumnya kir" ucap Leon.
Sang pelayan mencatat pesanan mereka dengan seksama. Lalu pelayan restoran membacakan kembali pesanan Edward, Ashley dan Leon, memastikan pesanan mereka dengan benar.
"Saya permisi dulu Tuan, Nona. Pesanan Anda akan segera diantar" pelayan itu lalu pergi dari meja Edward dan teman-temannya.
"Tuan Eugenio"
...****************...
Coq au Vin
Crème brulee
confit de canard
Soupe a L’oignon
Farci poitevin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments