Aku Mencintaimu, Pak Kepsek
Dear diary,
Aku hari ini sudah naik kelas loh, yap sekarang aku ada di kelas sembilan dan sebentar lagi aku bakalan lulus deh dari sekolah ini!
Kadang aku ngerasa senang, tapi kadang juga aku merasa sedih. Kamu tahu gak kenapa, diary? Iya sama, aku juga gak tahu.
Entah kenapa belakangan ini aku pengen banget cepet-cepet lulus dari sekolah, soalnya banyak murid disana yang gak suka sama aku.
Iya, mereka itu selalu aja ledek aku mentang-mentang aku ini punya followers yang banyak di sosial media. Ya sepertinya mereka iri sama aku, diary.
Tapi, aku juga gak mau sih cepat-cepat keluar dari sekolah ini. Kamu pasti bingung ya kenapa aku plin-plan banget? Sama sih, aku juga.
Sebenarnya aku gak mau keluar dari sini sekarang, ya karena aku udah nyaman banget sama teman aku disana. Walau sedikit, tapi mereka selalu bisa bikin aku bahagia dan lupain ejekan dari murid-murid disana.
Yaudah ya diary, sekarang itu aja yang aku mau ceritain ke kamu. Aku harus berangkat sekolah dulu, bye diary!
•
Gadis cantik yang tengah duduk di kursi dengan rambut tergerai itu pun menutup buku hariannya sambil mengecupnya singkat dan menaruh buku itu di bawah tumpukan novel-novelnya.
Setelahnya, dia pun beranjak dari kursi lalu mengambil tas serta handphone nya.
"Oke Aileen, kamu harus semangat!"
Gadis itu menyemangati dirinya sendiri dengan mengepalkan satu tangannya ke atas.
Ia lalu melangkah keluar dari kamar yang cukup mewah itu dengan penuh keceriaan.
"Bye bye kamar!"
Dia juga seringkali mengucapkan itu, entah apa tujuannya. Setelahnya, dia pun mengunci pintu kamarnya dengan erat dan berbalik badan.
Deg!
Jantungnya langsung dibuat berdetak kencang saat sebuah lengan besar menghadang tubuhnya dan membuatnya kesulitan bergerak.
Ya, itu adalah Gabino Arthur Rajendra Mahatma. Panjang sekali memang, tapi memang itulah nama lengkap dari pria yang saat ini menghadang jalan Aileen, si gadis manis itu.
"Aih kakak? What are you doing here? Ngapain kakak halangin aku?" ucap Aileen.
Benar! Gabino adalah kakak laki-laki dari Aileen, dia memang selalu mengusili adiknya dan tak jarang juga membuat Aileen kesal.
"You look so beautiful this morning, i like that!" ucap Gabino tersenyum tipis.
"Kakak baru sadar apa gimana sih? Aku ini emang selalu cantik kali, makanya dibuka tuh matanya lebar-lebar!" ucap Aileen.
"No no no, biasanya kamu gak begini. Kenapa sih kamu?" ucap Gabino.
"Aku gak kenapa-napa, kakak gausah banyak tanya deh! Awas ah aku mau sekolah!" ucap Aileen berusaha menyingkirkan lengan kekar sang kakak darinya.
Namun, yang dia dapat justru cengkraman dari Gabino terhadap rahangnya.
"Awhh akh sakit!" Aileen meringis pelan.
"Hari ini kakak yang antar kamu ke sekolah, tidak ada penolakan!" tegas Gabino.
"Ta-tapi kak..."
"Kakak sudah bilang, gak ada penolakan! Jadi, ayo ikut sama kakak sekarang!" potong Gabino.
"I-i-iya kak iya.." ucap Aileen pasrah.
Gabino tersenyum tipis, kemudian beralih mencengkeram lengan adiknya yang mulus dan putih itu.
Pria itu pun membawa Aileen menuruni tangga dengan tergesa-gesa hingga Aileen harus bersusah payah mengikutinya.
•
•
Mereka saat ini sudah berada di dalam mobil, Aileen diam saja sambil sesekali memandangi wajah kakaknya dari samping.
Gabino yang sedang fokus menyetir juga mengabaikan lirikan adiknya itu, biarpun ia tahu bahwa ia tengah diperhatikan.
"Kak Gabi emang aneh banget! Dia bisa jadi sosok kakak yang manis, tapi kadang-kadang juga nyebelin. Aku heran deh sama dia, sebenarnya dia itu sayang sama aku apa enggak sih?" batin Aileen.
Drrttt..
Drrttt...
"Kak, ada telpon tuh." ucap Aileen.
"Iya, gue juga tahu." ucap Gabino ketus.
"Biasa aja kali, aku kan cuma kasih tahu." ucap Aileen cemberut.
Gabino hanya menggeleng pelan, lalu mengambil ponselnya dari dashboard dan mengangkat telepon tersebut.
📞"Ya halo! Ada apa?" ucap Gabino di telpon.
📞"Oke oke, saya kesana sekarang!" sambungnya.
Tuuutttt...
Setelahnya, Gabino langsung menutup telpon dan menaruh kembali ponselnya di tempat semula.
Tiba-tiba saja Gabino menghentikan mobilnya di pinggir jalan, membuat Aileen kebingungan.
"Kak, kok kakak berhenti? Kita kan belum sampai di sekolah aku," tanya Aileen keheranan.
"Kamu turun sekarang!" ucap Gabino dingin.
"Hah? Turun? Tapi kak, ini kan masih jauh dari sekolah. Masa kakak turunin aku disini sih?" ucap Aileen.
"Tadi kamu bilang gak mau diantar sama kakak kan? Yaudah, sekarang turun sana!" ucap Gabino.
"Ish, apa sih?! Kan kakak udah maksa aku, terus aku juga udah terlanjur ikut sama kakak. Pokoknya kakak harus antar aku sampai depan sekolah!" ucap Aileen.
"Gak bisa, kakak ada urusan penting. Kamu tolong ngertiin kakak ya, adek kakak yang paling cantik!" ucap Gabino dengan manis.
"Tapi kak—"
"Sssttt jangan kebanyakan tapi tapi! Udah, kamu turun aja sana! Nih, ongkos taksi buat kamu!" potong Gabino.
"What??" ucap Aileen sangat terkejut.
•
Aileen sudah turun dari mobil kakaknya, ia tampak cemberut dan kesal akibat ulah kakaknya itu.
"Kakak pergi ya sayang? Bye!" ucap Gabino tanpa rasa bersalah.
Ngeeengg...
Gabino langsung tancap gas dan pergi dari sana meninggalkan adiknya.
"Ih emang gak jelas tuh orang!" ucap Aileen kesal.
"Aku harus naik apa coba? Mana sepi gini jalanan, gak ada angkot ataupun taksi. Ini sebenarnya jalan raya apa kuburan sih?" gumamnya bingung.
Disaat Aileen tengah melangkah sambil menendang aspal, tiba-tiba sebuah mobil yang melaju cepat hampir saja menabraknya.
"Aaaaa!!" Aileen berteriak dan reflek membanting tubuhnya ke samping hingga terjatuh.
Bruuukkk...
"Duh, awhh sakit!!" ia meringis kesakitan.
Ciiitttt...
"Waduh! Saya nabrak orang lagi!"
Mobil itu berhenti, seseorang keluar dari dalam sana dengan mengenakan kacamata hitam.
Lalu, dia tampak menghampiri Aileen yang masih tergeletak disana.
"Kamu gapapa?" tanyanya pada Aileen.
"Akh sshh sakit.." Aileen menjawab dengan rintihan sembari memegangi lututnya yang terluka.
"Waduh! Lutut kamu berdarah tuh, kayaknya harus diobatin deh. Yuk ikut sama saya ke mobil!" ucap pria itu.
"Hah? Gak! Gak mau! Aku gak kenal siapa kamu, kata mama aku gak boleh sembarangan ikut sama orang asing! Nanti aku diculik!" ucap Aileen.
"Kamu gausah takut! Kamu sekolah di perwira bangsa kan?" ucap pria itu.
"Iya, kok kamu tau?" ucap Aileen keheranan.
"Saya kenal seragamnya, kebetulan saya juga mau pergi kesana. Kita bisa pergi bareng kesana nya, supaya kamu bisa cepat diobati." jelas pria itu.
"Ta-tapi..."
"Sudahlah, kamu ikut saja sama saya! Saya cuma mau tanggung jawab kok, kan saya yang bikin kamu terluka begitu." potongnya.
"I-i-iya sih, tapi kan..." ucapan Aileen terjeda saat pria itu tiba-tiba menggendongnya.
"Eh eh eh.." Aileen terkejut bukan main, ia berusaha melepaskan diri tetapi sudah terlambat.
Pria itu pun membawanya masuk ke dalam mobil dan mulai melaju pergi dari sana.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Dina Amirah Pratiwi
Kok creepy banget kakaknya samoe cengkram rahang? Kekerasan tuh
2022-11-08
2
baru mampir
2022-11-01
2
♀️
karya baru lg yah
2022-10-04
3