Kriiiinggg kriiiinggg...
Bel berbunyi, seorang guru naik ke atas mimbar dan mulai berbicara di depan murid-muridnya.
"Oke anak-anak! Baiklah, kita langsung saja ke intinya ya! Hari ini atau tepatnya pagi ini, kita akan menyambut kedatangan kepala sekolah baru kita, sekaligus berpisah dengan pak Broto karena masa jabatannya disini sudah selesai." ucap pak Teguh.
"Wah! Kira-kira siapa ya kepsek baru kita?" para murid disana terlihat penasaran dan saling berbisik menebak-nebak siapa kepala sekolah baru mereka.
"Nah, langsung saja kita sama-sama menyambut kepala sekolah baru kita, pak Ardiaz! Silahkan maju pak! Semuanya mari beri tepuk tangan untuk pak Ardiaz!" ucap pak Teguh.
Prok prok prok...
Semuanya bertepuk tangan, sembari mengarahkan pandangan ke depan untuk melihat wajah kepala sekolah baru mereka.
"Ih ganteng banget!"
"Sumpah gantengnya maksimal!"
"Asli deh!"
Shanum langsung tercengang melihat sosok kepala sekolah barunya itu.
"Eh eh Lin, kamu lihat deh ke depan!" ucap Shanum menarik-narik baju seragam Aileen yang tengah fokus dengan hp nya.
"Ih kamu apa sih? Aku lagi bikin status tau, jangan ganggu deh!" ujar Aileen.
"Bentar dulu Aileen, itu lihat dulu!" pinta Shanum.
"Ah males! Gak penting juga buat aku! Mau siapapun kepsek nya, yang penting dia gak suka bikin kebijakan gak jelas kayak pak Broto!" ucap Aileen.
"Hadeh, ini beda Aileen. Lu lihat dulu dong ke depan itu!" ujar Shanum.
"Sssttt jangan berisik ah!" ucap Aileen.
Aileen tetap fokus pada ponselnya dan lanjut membuat story di sosial media miliknya.
"Halo anak-anak! Selamat pagi semua!"
Mendengar suara itu, Aileen langsung mengalihkan pandangannya ke depan karena merasa tidak asing dengan suara tersebut.
"Hah? I-itu kan..." Aileen menganga lebar saat menyadari siapa yang ada di depan sana.
"Nah kan, kamu kaget juga kan? Suruh lihat daritadi gak mau sih!" ujar Shanum.
"Ih ya ampun my prince kesayanganku! Kamu kenapa gak bilang daritadi sih Shanum kalau yang jadi kepsek baru kita itu pangeran aku?" ucap Aileen.
"Terus aja terus, salahin aku terus!" cibir Shanum.
"Ya emang salah kamu kan! Tapi untung aja aku gak terlambat menyadari keberadaan pangeran aku di depan sana, uhh gantengnya!" ujar Aileen.
Shanum menepuk jidat dan geleng-geleng kepala dengan tingkah Aileen itu.
"Baiklah, itu saja yang ingin saya sampaikan. Terimakasih buat semuanya yang sudah menyambut saya disini! Semoga saya bisa meneruskan kerja pak Broto dan menjadikan sekolah ini lebih baik ke depannya!" ucap Ardiaz.
Pidato Ardiaz akhirnya berakhir, membuat Aileen merengut kecewa.
"Yah kok udahan sih? Padahal aku masih pengen dengar dia ngomong tau, suaranya itu loh khas banget dan bikin aku makin cinta!" ucap Aileen.
"Kamu udah gak waras ya Lin? Sejak kapan kamu suka berdiri lama-lama buat dengerin pidato kepala sekolah? Kalau upacara aja baru sepuluh menit kamu udah ngedemprok di UKS," ucap Shanum.
"Kalau pak Ardiaz yang pidato, mau dua puluh empat jam pun aku jabanin kok!" ucap Aileen sambil senyum-senyum sendiri.
"Udah konslet nih anak kayaknya!" ujar Shanum.
Aileen terus memandangi wajah Ardiaz dari posisinya saat ini sambil membayangkan bagaimana jika ia memiliki hubungan dengannya.
"Aileen, kamu mau gak jadi pacar saya?"
"Hah? Pacar pak? Bapak serius?"
"Iya Aileen, saya cinta sama kamu. Kamu mau kan terima saya jadi pacar kamu?"
"Mau dong pak! Mau banget malah!"
"Makasih ya Aileen!"
Lamunan Aileen itu buyar saat Shanum mengusap wajahnya dengan telapak tangan yang basah.
"Heh sadar woi!" tegur Shanum.
"Ih apa sih Shanum?! Kamu gak tahu apa kalo aku lagi ditembak sama pak Ardiaz? Jangan ganggu aku deh!" ucap Aileen keras.
"Hah? What? Jadi, lu suka sama kepsek baru kita Aileen?" Bintang si teman sekelasnya itu tak sengaja mendengar ucapannya.
"Duh, mampus aku! Kenapa sih pake didengar segala sama dia?" batin Aileen.
"Hahaha, aneh ya si Aileen! Masa sukanya sama bapak-bapak kayak gitu?" ledek Jatuk yang juga teman kelas Aileen.
Merasa terpojok, akhirnya Aileen memutuskan pergi dari kerumunan itu.
Shanum pun mengejar Aileen dengan ekspresi paniknya.
"Aileen tunggu!" teriak Shanum.
•
•
"Hiks hiks.."
Aileen menangis di dalam toilet sekolahnya, ia terus membasuh mukanya dengan air untuk menenangkan dirinya.
"Kenapa sih mereka selalu begitu sama aku? Lagian apa salahnya coba kalau aku jatuh cinta sama pak Ardiaz? Perasaan itu wajar-wajar aja kok, kenapa mereka sampe ledekin aku begitu?" ucap Aileen.
"Lin, Aileen!!" Shanum berusaha mencari Aileen yang tadi kabur begitu saja.
Shanum pun menemukan keberadaan sahabatnya, ia langsung menghampiri gadis yang tengah menangis di depan cermin kamar mandi itu.
"Aileen!!" Shanum berteriak keras dan langsung menepuk pundak Aileen. "Lin, kamu kenapa Lin? Kok nangis begini? Apa gara-gara ucapan si Bintang sama Jatuk tadi?" tanyanya.
"Kamu ngapain susul aku kesini? Aku cuma mau cuci muka, aku gak nangis." elak Aileen.
"Ah bohong! Kamu pasti lagi nangis! Orang aku dengar sendiri kok tadi," ucap Shanum.
"Iya deh iya, aku emang nangis tadi. Aku kesel aja sama orang-orang yang ledekin aku itu, kenapa coba mereka kayak gitu? Emang apa salahnya kalau aku suka sama pak Ardiaz?" ucap Aileen.
"Sabar Aileen! Mereka kan emang gitu orangnya, mereka gak suka sama kamu, karena kamu lebih baik dari mereka." bujuk Shanum.
"Huh!" Aileen hanya bisa mendengus pasrah.
"Guys, nanti istirahat kita ke kantin bareng ya! Gue yang traktir kalian semua!" Aileen dan Shanum terkejut mendengar suara wanita yang hendak masuk ke toilet itu.
"Gawat Lin! Kayaknya itu suara kak Grace deh, mending kamu ngumpet!" ucap Shanum.
"Ngapain sih? Males ah!" Aileen menolak usulan Shanum untuk bersembunyi.
Akhirnya Aileen berpapasan langsung dengan Grace, seniornya yang selalu saja mengganggu Aileen.
Sekolah perwira bangsa memang memiliki tingkat SMP dan SMA dalam satu tempat, namun tentunya berbeda gedung.
Entah apa alasan Grace dan teman-temannya itu selalu datang ke area SMP, mungkin saja dia sengaja ingin membully Aileen.
"Wah wah wah! Ketemu lagi kita sama cewek sok ngartis ini guys!" cibir Grace.
"Kalian mau apa lagi sih datang ke area SMP? Emang di SMA gak ada toilet ya?" ujar Shanum.
"Heh lu diem deh! Suka-suka kita dong mau ke toilet SMP atau SMA, lagian gak ada larangannya juga. Lu mending diem aja, gausah ikut campur!" ucap Grace.
"Gimana bisa gue diem aja? Yang kalian hina-hina itu sahabat gue! Jelas lah gue harus bela!" ucap Shanum.
"Wih keren juga ya lu! Berani lu sama kita?" ujar Grace melangkah mendekati Shanum.
Glekk..
Shanum menelan saliva nya dengan susah payah saat didekati oleh Grace.
"Be-berani.." jawab Shanum terbata-bata.
"Halah! Mending lu pergi sana!" Grace langsung menarik seragam Shanum dan mendorong tubuh gadis itu menjauh darinya.
Kini Grace hanya berhadapan dengan Aileen, karena Shanum tak dapat kembali setelah dipegangi oleh teman-teman Grace.
"Dengar ya si paling seleb, lu itu bukan apa-apa disini! Paham?" ucap Grace.
Aileen hanya terdiam tak menggubris ucapan Grace, ia memalingkan wajahnya merasa malas untuk meladeni wanita itu.
Namun, Grace yang kesal justru menjambak rambut Aileen dengan kasar.
"Kurang ajar lu ya! Lu dengar omongan gue gak, ha?!" Grace semakin emosi dan terus menjambak rambut Aileen.
"Awhh akh sa-sakit!" Aileen meringis menahan sakit sembari berusaha melawan, tetapi gagal karena tenaganya kalah dari Grace.
"Aileen!" Shanum berteriak cemas, kedua tangannya terus dipegangi oleh teman-teman Grace sehingga ia tak dapat berbuat apa-apa.
"Hey! Apa-apaan ini?!" mereka semua terkejut mendengar suara berat datang kesana.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Drew 1
pasti suara babang kepsek tu.. 🤭🤭
2022-10-02
1